Legowo
Akhirnya pemainan sudah selesai.
Setelah 2 kali putaran, papa kalah. Wlaupun dengan beda suara yang terlalu tipis.
Sudahlah. Namanya juga permainan.
Harus mengakui kekalahan.
Hari ini, kita menjemput papa ke bandara.
Papa langsung memeluk kita dan minta maaf.
Ada gemuruh kecil didalam suara beratnya.
Kenapa papa harus minta maaf?
Saya mengamati wajah tua yang sangat saya kagumi.
Guratan letih dan kecewa terlihat jelas disana.
Kecewa karna ternyata orang yang beliau percaya berkhianat. Setelah segala hal yang beliau buat untuk mereka, justru hanya abu yang beliau terima.
Ah, papa selalu melakukannya untuk gereja dan pelayananannya.
Sekuat apapun, kami mengingatkan untuk tidak menjadi naif dan bodoh.
Papa bergeming, beliau tidak mau terjadi perseteruan dan perpecahan. Bahkan untuk itu, mengorbankan nama baiknyapun akan dia lakukan.
Mungkin, sebagian orang akan menertawai papa. Mereka akan bilang bahwa gila hormat, gila kuasa, gila kedudukan, gila jabatan, tidak punya malu, tidak tahu diri. Berkatalah selagi anda bisa.
Tapi jauh dari semua yang anda katakan, anda tidak mengenal papa saya dengan baik.
Anda mungkin menemui dia sekitar beberapa tahun, bekerja bersamanya hanya sepersekian tahun dalam catatan hidupnya. Tapi,kami... kami lahir, hidup, bertumbuh, berkembang serta dididik dari beliau.
Kami lebih mengenal setiap inchi dari beliau.
Malam itu, saat papa mengajak kita malam mingguan bareng. Sekali lagi papa minta maaf. Terpantul jelas rasa kecewa dimata jernih itu. Rahangnya mengatup dengan keras, hal yang biasa papa buat saat dia menahan marah. Amor dan eset berbicara menguatkan beliau. Menenangkan beliau. Saya tidak tau mau berkata apa. Saya tidak sedih, karna papa kalah. Saya sedih, karna saya tau salah satu orang terbaik yang selalu berpikir untuk masa depan gereja ini, justru harus disingkirkan.
Saya mendukungnya bukan karena dia papa saya. Bukan karena saya berada dipihaknya. Tapi karena sepanjang hidupnya, beliau menunjukkan pada saya, kualitas seorang pelayan Tuhan. Tidak berkompromi dengan yang jahat. Selalu menyuarakan kebenaran. Selalu mempersatukan umat Tuhan yang bertikai. Membela kepentingan banyak orang. Mencetuskan ide2 briliant yang tidak dimiliki oleh orang lain. Membantu orang-orang yang tersisih agar maju dan berkembang. Memiliki visi dan misi untuk membangun gereja. Jujur dalam hal keuangan sekecil apapun itu. Papa tidak pernah membedakan si kaya dan si miskin. Dia memandang semua jemaat sama. Berteman dengan musuhnya dan berkawan dngan lawannya. Membela orang yang dihina. Mental setebal baja.
Kalian berpikir, mungkinkah ada manusia sesempurna ini?
Ada, dialah papa saya.
Dalam segala hal, papa tidak pernah takut untuk vokal.
Mereka menggunakan tenaga, pikiran dan idenya, setelah itu dia dibuang.
Setelah selesai makan malam, kami berkeliling bogor diwaktu malam. Sudah lama rasanya, tidak jalan-jalan sama2.
Akhirnya, saya bersuara memecah keheningan yang tercipta.
"Udahlah pa. Inilah permainan yang papa mau jalankan. Papa harus tau, bukan karena papa di Sinode lalu kami bangga punya papa. Tanpa duduk di Sinodepun, papa tetap membanggakan. Banyak orang diGPIB tau, bagaimana hebatnya papa. Mulai sekarang papa tidak perlu membantu mereka yang duduk sebagai FMS itu. Biarkan mereka bekerja sesuai kemampuannya. Bila ada masalah, biarkan saja. Itukan resiko menjadi seorang pimpinan. Mau jungkir balik, mau sesusah apapun juga, tolong jangan pernah bantu mereka. Selama ini,papa bantu mereka, papa pasang bdan untuk mereka, liat papa dihina, difitnah, direndahin, dipojokkin. Tapi papa tetap bantu mereka. Liat apa yang mereka buat? Mereka meninggalkan papa."
"Papa harus tau, papa terlalu keras dan tegas soal peraturan dan keuangan. Sementara mereka tidak,pa. Makanya sampe kapanpun, mereka tidak akan mau papa naik. Sudahlah, melayanilah dengan baik,pa. 6 tahun lagi pensiun. Masa papa sudah hampir selesai. Mungkin Tuhan Yesus ga mau papa di Sinode, bisa saja ada tempat lain yang Yesus siapin,pa. Papa jadi pendeta, untuk melayani dan memberitakan injil, bukan untuk jadi Sinode. Bahwa papa memiliki banyak pemikiran2 untuk mengembangkan GPIB kearah yang baik, lakukanlah itu didalam jemaat papa. Biarlah melalui lingkup jemaat yang papa layani, orang melihat kualitas seorang ihalauw dan Yesus yang mengutus papa."
"Jangan sedih,pa. Kalo papa susah, kita lebih susah. Kita ga mau papa sakit. Ga ada yang perlu dimaafkan dari kekalahan papa. Toh, papa'kan yang memilih untuk ikut. Sbagai anak, kami mendukung apapun yang baik untuk papa. Tapi kami tidak akan mundur untuk meninggalkan papa. Kami akan selalu ada disamping papa untuk mengingatkan papa, bahwa kami masih ada disini untuk papa. Kebanggaan kami sebagai Ihalauw tidak akan luntur oleh apapun juga. Papa harus tau, bahwa kami adalah orang yang tidak akan pernah berkhianat. Jangan sedih,pa. Untuk segala sesuatu dimuka bumi, ada waktunya."
Saya melihat papa tertunduk. Saya tau beliau berusaha keras terlihat biasa saja. Melihat orang yang paling saya banggakan terluka dan kecewa, setengah hati saya ikut hancur. Bukan karena airmata yang tidak mampu dia luapkan. Namun, karena perjuangan yang dia buat untuk gereja yang dia cintai, ternyata terbentur realita bahwa didalam gerejapun politik itu ada. Idealismenya tidak sekuat keinginan beberapa orang yang ingin duduk dan menguasai jabatan tinggi ini. Orang-orang yang pro pada idealisme papa, justru berbalik hanya karena lembaran merah yang terselip. Semoga saja saya salah...
Sudahlah. Regenerasi adalah bagian dari dongeng kehidupan. Dari regenerasi kita tau bahwa dalam hidup tidak ada yang abadi. Mati berganti lahir. Berkembang menua lalu layu. Itulah esensi hidup.
Selamat kepada seluruh Fungsionaris Majelis Sinode 20 yang telah terpilih,
Saya berharap, anda menunjukkan kualitas sebagai seorang pimpinan,
Bijaklah pada setiap putusan yang diambil,
Benarlah dalam mempertimbangkan setiap keputusan,
Takut akan Allah adalah permulaan segala hal.
Dan tolong, bila anda sudah dipilih dan terpilih, selesaikan masalah anda dengan kemampuan anda sendiri.
Tunjukkan pada kami, bahwa anda pantas dan kapabilitas anda memadai sebagai seorang pemimpin.
Jangan pernah datang lalu meminta pikiran orang lain saat anda terbentur masalah.
Jangan mengandalkan orang lain, saat kebuntuan terjadi dan anda tidak cukup pandai menanganinya.
Saat anda mengajukan diri sebagai pemimpin,
Layakkanlah diri anda untuk jabatan itu.
Sebab menjadi seorang pemimpin,
Bukan hanya tentang kekuasaan, jabatan, pendapatan yang berlimpah, atau popularitas.
Namun, menjadi pelayan bagi seluruh jemaat, rekan sepelayanan juga menjadi pengayom bagi generasi penerus.
Jadilah, pemimpin yang benar-benar diutus Allah, untuk menjadi garam dan terang dunia.
Semoga dimasa kepemimpinan FMS 20,
GPIB akan berkembang kearah lebih baik, menjadi gereja yang misioner, baik dalam hal organisasi gereja maupun perseketuan didalamnya.
Sebagai generasi penerus GPIB, saya berharap melihat kesalahan-kesalahan didalam GPIB dapat diperbaiki dengan baik.
Terima kasih Yesus,
Untuk jawaban atas doa kami, sekalipun itu TIDAK.
Yesus sedang mengajarkan kami,
Untuk menerima kekalahan dan kata tidak yang dihadiahkan,
Yesus sedang menempa kami,
Untuk sabar menghadapi kekecewaan dari idealisme yang tertunda,
Yesus sedang bekerja pada kami,
Menyiapkan hal yang lebih baik didepan sana.
Terima kasih Yesus,
Sekalipun airmata jatuh dan berderai,
Saya percaya.
Yesus tidak pernah gagal.
31 Oktober
Selamat ulang tahun GPIB.
Selamat atas terpilihnya FMS 20.
Selamat menikmati kekalahan,pa.
Mari kita rayakan kekalahan ini....
Nb : emang cuman keberhasilan yang boleh dirayain? Merayakan sebuah kekalahan artinya kamu cukup LEGOWO untuk menerima apa yang tidak menjadi hakmu sambil tetap bersyukur karena kebaikkan dari Sang Pencipta masih menyertai. (*mungkin ada kejutan taun depan) *peluknoke
Benyada Remals "dyzcabz"
Komentar
Posting Komentar