Langsung ke konten utama

Hidup adalah karya.

Hidup adalah karya.

"Kenapa sih lo harus jaga terus?"
"Ngejar setoran apa sih?"
"Gilaaaak lo kerja rodi?"

Pertanyaan kocak ini muncul dari beberapa teman baik saya.

Ini penjelasan saya.

1. Saya kuliah 6 tahun, ilmu yang saya dapat memang sudah semestinya di"amal"kan. Bukan hanya buat dijadiin "pengalaman pernah kuliah". Learning by doing, lebih baik.

2. Saya tidak terlahir dengan "terlanjur kaya", sehingga dengan sulap saya bisa memenuhi semua yang saya mau. Saya dari keluarga berkecukupan saja. Bukan mewah dan berlimpah. Didalam keluarga saya, semua harus bergerak dan berkarya. Itu selalu nasehat papa saya setiap pagi, ketika masih sekolah. Bukan menjadi orang kaya, tapi menjadi orang hebat. Orang pintar dan cerdas. Karna buat apa hanya kaya, tapi tidak pintar. Gimana mau mengelola kekayaannya? Jadi, bagi saya kerja adalah karya.

3. Saya bosan hanya duduk-duduk dirumah. Bukankah point no.2 diatas sudah jelas? Saya bukan anak orang kaya yang tinggal tunggu hujan uang dari langit. Papa-Mama saya sudah memasuki usia pensiun. Dimana mereka sudah saatnya istirahat. Sekarang saatnya,kita sebagai anak yang kerja. Wlwpun, papa saya cukup sombong untuk menerima hadiah kita, dengan alasan "saya masih sanggup beli sendiri". Setidaknya, saya tidak merepotkan mereka dengan segala kebutuhan dasar saya. Untuk jalan2. Untuk belanja2. Untuk jajan. Bahkan saya, bisa sesekali mentraktir mereka semua.

4. Bagi seorang dokter, kerja adalah sebuah panggilan. Dengan jaga klinik atau ugd, kita melatih skill kita. Untuk mendiagnosis sebuah penyakit dengan tepat. Membuktikan penelitian dari journal tentang terapi terkini. Dokter itu long live study. Dimanapun kita, belajar itu sebuah kewajiban. Kerja = Belajar. Setiap hari selalu ada pasien yang menarik untuk dipelajari. (*penyakitnya loh ya)

5. Mimpi besar saya masih menggantung diatas sana. Menjadi seorang spesialis. Untuk mewujudkan hal itu, saya perlu melatih skill saya. Saya wajib bertemu dengan pasien2 sebanyak mungkin untuk mengasah kemampuan meng-anamnesa dan pemeriksaan fisik. Sebab penyakit2 yang saya pelajari berkembang dan tidak berhenti hanya pada teori yang diajarkan oleh textbook. Seperti yang dibilang salah satu prof saya, pasien adalah ilmu hidup. Menyentuh pasien setiap hari berarti kita berilmu, untuk mengetahui apa yang dulu kita tidak tahu.

6. Saya pikir, saya seorang workaholic. Dan saya pikir juga, ini diturunkan secara genetik. Hahahahahaa... dalam batas yang masih sangat wajar kok. Saya akan berhenti sejenak bila lelah. Setiap orang punya limit yang berbeda.

7. Sekian dan terima kasih.

Saya berusaha menjelaskan, alasan saya. Jawaban dari pertanyaan kenapa.

Semoga anda memahami,
Jam kerja seorang dokter tidak seperti jam kerja kantoran pada umumnya.

Bagi saya, bekerja adalah petualangan tersendiri.

Hidup adalah karya, karena itu setiap gerakan harus bermakna. (*terima kasih untuk kata-kata bijak ini)

Benyada Remals "dyzcabz"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...