Cerita yang sama.
Thursday, March 19, 2015
11:36 PM
Saya melihatnya menangis lagi. Tangisan yang sama. Dengan judul serta alasan yang sama. Cinta. Kesetiaan. Perselingkuhan. Kecuekkan. Egois.
Rasanya hampir basi untuk mendengar hal itu. nyatanya tema tangisan sebagian orang yang saya degar hanya berkisar tentang itu. entah sebagai pihak yang bersalah atau diopersalahkan.
Sore ini, sama seperti sore-sore kemaren. Sama seperti sore-sore bertahun yang berlalu. Kami duduk dengan segelas MOCCA LATTE, sehabis berjalan cukup jauh untuk membuang penah. Jenuh. Suntuk.
Diseberang sana, aku melihatnya terduduk dan mematung.
Kali ini, selesai. Tidak boleh begini lagi. Ucapnya pelan. Aku tersenyum mendengarnya. Ratusan kali kalimat itu terdengar, terucap dan meluncur sempurna, namun nyatanya? Sejarah selalu berulang. Kisah yang sama. Kesalahan yang sama. Tangisan dan cacian yang sama. Sumpah serapah yang sama.
Cinta katanya.
Gue beneran bakalan ngelepasin dia. Gue ga bisa diginiin terus. Harus ada yang mengalah dan benar-benar pergi'kan?
Aku menghirup lalu meneguk MOCCAku. Menerawang jauh kelangit sore itu. aku belum mendebatnya atau menjawab apapun. Dia hanya butuh didengarkan. Dia tidak butuh untuk didebat. Toh, dia sudah dewasa untuk tau mana yang harus dia pilih.
Cinta macam apa yang seperti ini. Cinta yang selalu buat gue kembali untuk dia. Setiap kali seperti ini. Cinta yang bodohkan?
Dia menoleh kearahku. Aku hanya mengangguk.
Sebuah keterbiasaan membuat kita sulit untuk menjadi tidak biasa lagi. Terasa begitu aneh, ketika seseorang muncul lalu tiba-tiba mundur dan menghilang. Mencintai seseorang itu seperti memegang bom, kuncinya kita kasi untuk dia. Kita hanya menunggu, kapan dia meledakkannya.
Kami terdiam cukup lama. Aku melihat cangkirnya telah kosong. Sementara kami masih dalam kebisuan yang sama. Namun aku sangat menikmatinya. Diam dan hening. Matahari telah terganti. Suasana menjadi remang. Aku dan dia, tenggelam dalam pemikiran kamu. Entah tentang apa.
Hidup gue bakalan baik-baik aja kok, tanpa dia. Sebab sebelum dia juga gue baik-baik aja.
Kali ini aku menoleh ke arahnya.
Mencintai adalah seniah komitmen yang dijalanin dengan semua kemungkinan yang bakalan terjadi. Salah satunya, dikhianati. Atau mencintai pribadi yang salah. tidak ada yang akan memaksa kita untuk melepaskan, sampai kita sendiri yang harus berpikir bahwa layakkah, manusia seperti itu dipertahankan? Memaafkan adalah bagian dari mencintai. Sama seperti pengertian. Tapi sampai kapan, kita harus dan mampu mengerti? Bukankah mencintai artinya SALING? Butuh 2 sisi yang sama, yang sama-sama mencintai dan berjuang untuk itu. keterbiasaan juga. Lebih baik kehilangan hari ini, dan menangis, daripada bertahan dan menangis seumur hidup. Cinta adalah harga diri, setidaknya buatlah diri lo berharga sebagai seorang manusia yang berpikir. Kalau bukan lo yang menghargai diri lo, lalu siapa lagi? Ga setiap orang bisa masuk dan seenaknya mempermainkan kita, sekalipun cinta kita sebesar bumi untuk dia. Cinta tidak senaif itu juga. Setidaknya, sisain sedikit logika untuk melihat dan berpikir jernih dalam setiap masalah. Bila dia pernah melakukan kesalahan, mungkin saja…dia akan melakukannya lagikan?
Mencintai tidak pernah semudah itu. jatuh cinta yang mudah. Karna saat jatuh cinta, semua hal terasa sempurna, semua pertimbangan dihilangkan, semua logika diruntuhkan, yang ada hanyalah rasa. Kekuatan sebuah rasa untuk memiliki. Berbeda saat mencintai, komitmen membuat kita harus memberikan prioritas tersendiri untuk inta. Komitmen mengikat kita untuk membuat aturan tidak tertulis yang kita jalani.
Dia tertawa. Kemudia mengangguk.
Besok gue masih bakalan nangis lagi. Besoknya juga. Besoknya masih. 1 minggu lagi juga masih.
Tidak ada yang salah dengan menangis. Setiap gagalnya sebuah komitmen, sedih itu pasti ada. Dan itu sangat manusiawi. Hanya saja jangan sampai terlalu berlebihan. Sebab dunia belum kiamat hanya karena dia ga dengan lo lagi. Justru, lo harus pintar untuk ngelupain dia. Seperti dia begitu bodoh, ngebuang lo. Jangan menangisi, orang yang salah.
Dia memainkan cangkir kosong itu ditangannya. Tertawa sumbang. Rasanya aneh sekali melihatnya seperti ini.
Bagaimana bisa dia melakukan ini lagi. Dia tahu apa aja yang gue korbanin untuk dia. Bagaimana bisa orang yang gue sayang ngelakuin ini ke gue?
Dia menengadah menatap langit malam. Butiran bening itu luruh perlahan.
Pernah ngga lo bener-bener cinta sama orang. Lo bener-bener memperjuangkan seseorang dengan begitu hebat. Lo bahkan meminta pada TUHAN, untuk menempatkan dia disamping lo selamanya. lalu tiba-tiba kebenarannya datang seperti petir. Tiba-tiba semua jadi kacau. Lo harus kehilangan dia. Setelah semua yang kalian lewati. Bulankah itu terlalu menyedihkan?
Bukankah untuk segala kemungkinan setidaknya kita juga harus siap terhadap KETIDAKMUNGKINAN? Percaya secukupnya, curigapun seperlunya, waspada sepenuhnya. Bukankah berkali-kali kita mengatakannya.
Dia menoleh kepadaku. Airmatanya masih berguguran. Isaknya perlahan mereda. Tapi belum cukup untuk memanggil pulang logika dan percaya dirinya.
Apa dia baik-baik saja tanpa gue? Apa dia ngga merasa kehilangan disana? Apa dia tau sehebat apa luka yang dia hadiahin ke gue? Apa dia tau gue benar-benar menginginkan dia selamanya disini. Gimana caranya orang yang gue cintai setengah gila, bahkan kewarasan gue kadang hilang untuk memahami setiap tindakan diluar batasnya. Gue berusaha memahami setiap khilaf yang dia lakukan atas nama cinta. Tapi nyatanya dia melukai gue lebih dalam dan lebih hebat lagi. Gimana gue bisa menyusun kepingan yang hancur, kalau pada setiap kepingan itu ada bayangannya.
Apa yang harus aku katakan pada dia. Dia yang hancur karena dikhianati. Dia yang pernah berjuang sekuat tenaga untuk bangkit dan melanjutkan hidupnya. Namun, cinta yang dia punya mengkhianati setia yang dia hadirkan. Meremukkan kekuatan terakhir yang dia punya untuk bertahan. Melepaskan yang tidak ingin tinggal, bukanlah sebuah kesalahan? Sekuat apa kita menggenggam, pada akhirnya akan lebih terasa sakit.
Hidup tidak akan baik-baik saja, pada awal kehilangan. Permulaan selalu lebih menyakitkan. Untukku, lebih baik sekarang aku menangis daripada esok aku lebih hancur. Kepingan yang berserakkan mungkin masih milik dia, tapi perlahan luka yang menganga itu butuh balutan lain. Nama lain. Orang lain. Hingga akhirnya, kepingan itu hilang dan pergi dengan utuh. Jika kita terus menangisi dia, artinya kita hanya mengulur waktu untuk melihat apa yang terbaik didepan kita. Bila dia cukup pintar untuk meninggalkan kita, kita juga harus pintar untuk melupakannya. Dan jangan bodoh untuk memungutnya kembali. Letakkan sampah pada tempatnya.
Kami berdua tertawa. Langiit sudah gelap. Segelap hati yang duduk disampingku. Airmatanya sudah mengerung. Tawanya sudah terrbit kembali. Mungkin sesekali dia masih menangisi manusia laknat itu. manusia yang sempat membuatnya terbuai akan janji setia pada satu cinta yang mereka yakini.
Jadi, siapa yang salah? dia yang percaya dan menyerahkan hatinya? Atau manusia yang dipercayai lalu ternyata mendua? Cinta tidak pernah salahkan?
Pilihan percaya dan mempercayakan selalu ada pada kita.
Salah memilihpun pada akhirnya menjadi tanggung jawab kita.
Hubungan yang baik, lahir karena dua orang yang sama-sama mengerti bagaimana susahnya saling mencari yang tepat versi mereka, lalu berhenti mencari yang sempurna, melanjutkan hidup mereka dengan sama-sama berjuang untuk masa depan.
Didalam hidup, terlalu banyak orang yang berlalu lalang,
Separuhnya adalah orang yang tidak tepat,
Separuhnya bisa jadi orang tepat yang terlewatkan.
Tapi, semesta selalu punya cara mempertemukan orang yang tepat pada waktu yang tepat sekalipun mungkin bukan ditempat yang tepat…
Suatu sore, disuatu hari. Pembicaraan yang terulang kembali. Semoga ini yang terakhir.
Benyada Remals "dyzcabz"
25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak! 5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...
Komentar
Posting Komentar