Langsung ke konten utama

Tentang kamu dan hujan


Hari ini, hujan turun.
Deras. Lebat.
Membuatku sedikit bergidik akan dingin yang perlahan menyapa.

Aku menyukai wangi petrichor.
Wangi yang tercipta saat tetesannya mencium tanah,
Harumnya,menyiratkan kerinduan yang menganga disana.

Aku mencintai hujan.
Hampir serupa dengan kekagumanku atasMu.
Kekaguman yang dulu kupahami sebagai cinta.
Seberapa hebatpun, petir dan badai yang menyertai,
Sang hujan.
Aku akan tetap menari bersukacita menyambutnya.

Aku mengartikan hujan,
Sebagai air mata dari Tuan Langit,
Entah hatinya sedang sakit, atau mungkin dia sedang terharu.
Hujan selalu punya makna.
Dalam tiap tetes yang jatuh, ada sebait cerita yang terlantun.

Aku menyukai hujan.
Disana ada bayangmu, yang selalu aku lukis.
Dalam kelembaban udara, aku mampu menulis hadirmu dimataku.
Menghadirkanmu saat hujan tiba,
Setara dengan menyeruput chocolate panas sebagai penawar dingin yang merambat.

Aku tidak akan mati karna dingin yang dibawa oleh Sang Hujan.
Aku menyukai suhu dimana dingin menyapa,
Sebagai penyelimut hatiku,
Juga pelapis panas kulitku.

Aku tidak akan pernah berlindung bila Hujan turun,
Sederas, atau selebat apapun itu.
Menari didalam hujan adalah kenangan yang selalu aku hidupkan.
Karna disana ada kamu.
Kamu yang aku simpan dalam sudut terjauh hatiku.
Hanya hujan yang mampu memanggilmu kembali.

Lupakah kau, akan wangi hujan pertama KITA,
Saat tangan kita bersentuhan,
Kau membetulkan kacamatamu, membungkusku dengan jaket, berlari menerobos hujan.
Aku berhenti disana dan tertawa.
Hujan bukan untuk ditakuti,
Tapi untuk dinikmati.

Tetesannya tidak melukai kita.
Justru membingkai kenangan tentang kita.
Dihari, kita tidak saling memiliki lagi.
Hujan tau, bagaimana caranya aku menemukanmu dalam balutan kenangan KITA,
Menghadirkan sketsa dirimu dalam temaram langit mendung tak berawan,
Perlahan aku tegak, dan memanggil pulang rasa yang dulu ADA, saat HUJAN menemani langkah KITA.

Sebutlah aku, pluviophile...
Aku pengagum sang  hujan.
Mencintai hujan bukanlah sebuah kesalahan.
Bila akhirnya hujan menyakitipun,
Itu adalah pilihan yang aku buat.

Tapi, sore ini...
Aku hanya menatap derai hujan dari balik kaca.
Bukan tidak ingin, menyapanya seperti biasa.
Bukan berarti kekagumanku padanya luntur.
Hanya saja, seiring berjalannya waktu...
Aku mulai mengenal hal-hal lain,
Yang harus aku pertimbangkan keberadaannya.

Hujan sore ini,
Aku berdiri dan hanya menatapnya.
Rintik yang jatuh, seolah mengajakku pulang pada KITA yang dulu.
Aku bahkan tidak mencium wangi petrichor itu.
Hanya saja,
Aku sedang ingin menatapnya bukan menikmati basahnya.

Hujan sore ini,
Mengajarkan rasa lain padaKU,
Bila selama ini, HUJAN hanya menghadirkanMU,
Tapi sore ini,
HUJAN menghadirkan dia untukku.

Cerita yang berbeda, pemeran utama yang berbeda,
Sekalipun latarnya tetap sama.

Semoga HUJAN yang aku tatap sore ini,
Mengenalkan rasa lain juga padaMU.
Menghadirkan dia, yang mengajarkanMU cara menikmati HUJAN dari sudut yang berbeda...
Mungkin dengan berteduh pada payung.

KITA tau ada berbagai cara menikmati HUJAN,
Kali ini aku memilih menatapnya dari kejauhan.

Benyada Remals "dyzcabz"

Kamu dan Hujan, adalah 2 hal yang aku sukai namun tidak bisa aku inginkan(*untuk selalu ada) disini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...