Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2015

Sesempurna drama korea

Korea oh korea. Sore tadi, saya minta tolong dengan mbak2 OB diklinik untuk dibelikan rujak. Well, saya lagi pengen buah. Mangga dengan cabai garamnya. Tapi, mas2 OB dan ADMINnya bilang gini "lagi dibelakang nonton korea,dok" Saya tersenyum mendengarnya. Lalu si Bapak OB ini melanjutkan lagi "Aneh, orang kok seneng banget nontonin pilem yang matanya segaris." "Namanya hobby,pak. Saya juga suka kok" Mereka berdua terdiam. "Apa sih bagusnya nonton korea,dok? Yaelah cakepan juga artis india,dok. Korea mah aneh,dok. Keputihan orangnya. India tuh cakep. Manis." ucap si Admin yang didukung oleh anggukan si Bapak OB. Gimana ya, cara bilangnya. Bahwa saya suka nonton Drama Korea juga karena "kepeleset", ya waktu PTT ga ada yang dikerjain banget-banget, waktu santai diajakinlah sama perawat, bidan dan dokter PTT yang lain untuk nonton korea. Awalnya saya ngga tertarik pada Drama dari negeri ginseng ini. Saya tipe manusia cepet bosan, sehin...

Bila dia, mungkin kamu, bisa saja kita...

Bila dia, bisa meninggalkan kamu untuk yang lain. Mungkin kamu, akan ditinggalkan juga karena yang lain. Bisa saja kita bertahan pada orang yang salah, karena kita sama-sama buta pada cinta yang semu. Bila dia, mempermainkanmu sesukanya. Mungkin kamu, tidak menyadari apa yang terjadi. Bisa saja kita terbuai pada setiap rayuan gombal khas playboy, atau terpesona pada suasana romantis yang dia ciptakan. Bila dia, menganggapmu persinggahan yang dia datangi hanya bila dia butuh. Mungkin kamu, harus cukup pintar untuk berlalu darinya. Bisa saja kita menemukan orang yang tepat disaat kita berhenti "mengharapkan" orang yang salah. Bila dia, benar-benar mencintaimu dengan tulus. Mungkin kamu tidak "senelangsa" hari ini. Bisa saja KITA dalam versi KALIAN sedang mempersiapkan janji suci yang diimpikan setiap pasangan. Bila dia, adalah perhentian terakhirmu setelah begitu banyak perhentian bahkan perubahan rencana yang menyapa. Mungkin kamu, harus benar-benar ber...

Selamat memasuki Advent I

Selamat memasuki Advent I Selamat datang didalam masa menyonsong lahirnya Yesus Kristus, Sang Bayi Natal. Semoga dalam masa-masa advent ini, Saya benar-benar mampu untuk memaknai kelahiran Yesus ke dunia ini... Sebab Natal sudah didepan mata. Gema loncengnya bertalu-talu memanggil kita, Iringan simfoni merdu lagu natal menyambut kita, Sukacita Natal, mulai terasa dimana-mana. Yesus sudah mau ulang tahun. (*siapin kado apa ya?) Natal, bukan hanya sebuah perayaan. Bukan juga segala hal kemeriahan duniawi. Bukan baju baru, sepatu baru. Natal lebih dari sekedar hal-hal sesepele itu. Natal itu hatimu, hatiku, hati kita yang dipersiapkan untuk menjadi tempat ternyaman bagi Sang Bayi Natal tinggal dan tidur dengan tenang. Bahkan Yesus saja, lahir disebuah kandang domba, sekalipun perayaan Natal dilaksanakan dengan gegap gempita, tolong jangan hilangkan "makna dari Natal", sebuah makna sederhana "sudahkah yang terbaik kau berikan untuk Yesus, TuhanMu?" Memasuki...

Seperti SINSI

Seperti SINSI Saya ingin menjadi seperti SINSI. Tahun lalu, saat saya libur kejakarta. Saya menemani mama ke sebuah acara, di acara itu ada sebuah talkshow interaktif. Mama salah satu pembicaranya. Acara ini dalam ruang lingkup gereja. Membahas tentang peran Ibu dalam keluarga. Pembawa acaranya, seorang Ibu Muda. Sangat komunikatif dengan peserta yang hadir. Setelah mama menjelaskan pandangannya mengenai peran Ibu dari sudut pandang kristen dan Alkitab. Dibukalah sesi tanya jawab. Ada beberapa penanya. Saya juga tidak begitu memperhatikannya. Sampai tiba2, si pembawa acaranya, menyodorkan mic ke arah saya. Dengan senyum manis mengejutkan, dia bertanya "kalo menurut "adek", sperti apa IBU yang ideal?" Saya kaget. Saya tidak siap. Saya sedang main game. Saya gelagapan. Saya ber-"em-em" cukup lama, sampai otak saya pulih dari kekagetannya. Let me said this. (*ini jawaban saya dalam versi lancar ketika kekagetan saya berhasil dihandle) " Ibu yang i...

Di buang sayang...(*Unforgetable 3 years)

(*Ini cerita tentang PTT saya) PTT. Kab Sorong, Kriteria Sangat Terpencil, Puskesmas Klafdalim, puskesmas induk yang membawahi 7 pustu, Pustu Wonosobo, Pustu Klasari, Pustu Ninjemor, Pustu Klasof, Pustu Klawoton,Pustu Sakamerin dan Pustu Klaforo. Saya menemukan foto2 saat PTT. Damn, I miss that place! Saya belum pernah cerita ya tentang "bagaimana serunya PTT saya?" Puskesmas Klafdalim letaknya 2,5 jam dari kota Sorong. Bisa pake kendaraan pribadi atau taksi dengan jarak tempuh 150 km, dan memakan waktu lebih sedikit. Kalo naik motor, sampe PKM seluruh pantat dan paha kram.  Atau naik "taksi rakyat" disambung ojek, atau bisa juga naik TRUK SAPI. Okeh saya jelasin "taksi rakyat" yang dimaksud, taksi yang sudah reot sejenis kijang lama atau mini bus dimana setiap kali masuk jalan rusak bunyinya "ngik-ngik". Rasanya baut2nya udah tinggal lepas aja. Saya pertama kali dijemput sama Kapusnya naik motor. Duuuaaarrrr... jalannya licin, berlumpur, debu...

200!!!

200!!! Whooops. Whooops. Whoooops. Ngga nyangka, ternyata saya bisa menulis di blog ini dengan tema yang beragam, berdasarkan apa yang saya dengar, saya lihat, saya jalankan dan saya pikirkan. Dan sudah ada 200 note. Senaaaangnya bisa berbagi cerita dengan siapa saja. Terima kasih, semesta untuk inspirasinya. Terima kasih, teman untuk sharing ceritanya... Terima kasih,sahabat untuk kekonyolan yang bisa saya bagikan. Terima kasih, ke-lu-ar-ga untuk setiap inchi dari perjalanan bersama yang menambah dewasa langkah saya... Terima kasih, pasien2 untuk cerita baru yang unik, dan terima kasih sudah percaya pada ilmu yang saya punya. Terima kasih, musuh, lawan, dan bebrapa orang yang tidak begitu menyenangkan... sudah menyeimbangkan hidup saya. Membuatnya jadi nano nano. Terima kasih, untuk semua orang yang saya kenal, saya tau, bahkan yang secara langsung atau tidak langsung saya temui, yang menjadi sumber tulisan2 bodoh ini. Salut saya untuk kalian!!! Semoga apa yang saya tulisk...

One of the sexiest thing I've seen is The Jealousy MAN!!!

17.42 Rasta datang kerumah. Tanpa pemberitahuan sebelumnya. Surprise yang tidak menarik. Whoops. Saya kaget bangun, karena mama bilang Rasta tunggu diruang TV. Dengan jet-bed saya bangun, menemui dia diruang TV. Tampang inocent yang saya kenal itu, nyengir lebar dan bilang "temenin yuk,nyed"  Voilaaa.... duar! Saya berada disini, disalah satu Mallnya penduduk Tangerang. Mall yang cukup sering saya datangi. Saya kesini, mau nemenin Rasta "menghadiri ulang tahun" dari KEPONAKAN GEBETANNYA. Agak bingung sih, kenapa mesti saya yang diajak. Secara rasta hapal banget, saya tidak begitu suka anak kecil. Dan keponakan gebetannya itu berusia 5 tahun. Jegeer! Dan saya masih "jet-bed" dan langsit dan malas jalan dan berusaha terlihat ceria, padahal saya bingung setengah hidup. Ngapain saya disini. Oh,okey saya lupa Rasta adalah sahabat saya! Sampai ditempat acara. Saya berkenalan dengan gebetannya dan keluarganya. Sebenere agak ganjil sih, kenapa ga ngajak kepon...

Que Sera Sera

Que sera-sera When I was just a little girl I asked my mother, what will I be Will I be pretty, will I be rich Here's what she said to me. Que Sera, Sera, Whatever will be, will be The future's not ours, to see Que Sera, Sera What will be, will be. Lagu ini melantun indah dari anak-anak difable sebuah Yayasan tempat bakti sosial dilaksanakan. Damn! I melted. Mendengar mereka menyanyikan lagu itu dengan "jujur" terasa banget "melow"nya. Bila lagu ini, dinyanyikan oleh anak2 yang cerdas dan berprestasi serta tidak memiliki keterbelakangan mental, berasak beda bagusnya. Cuman, karena didepan saya ini tampil 12 orang anak difable yang berbaris dan ada yang duduk dikursi roda juga, sambil menyanyikannya, kok saya berasa merinding ya. Mereka tidak mengetahui bagaimana teknik yang baik untuk melagukan lagu ini, mereka hanya bernyanyi dengan tulus dan polosnya anak-anak. Dan lagu ini berhasil membuat sebagian dari kita "terharu". Bisa anda baya...

Lakukanlah dengan hati, maka segalanya akan "bernyawa"

Lakukanlah dengan hati, maka segalanya akan "bernyawa" Sore tadi, Saya diajak oleh papa dan mama, menemui salah seorang teman lama mereka. Dia salah satu seniman tempo doeloe yang masih eksis sampe detik ini. Beliau pencipta lagu ambon, pelatih vokal, teater coach, intinya hidupnya adalah seni. Kita datang ke salah satu gedung pertemuan, disalah satu GPIB didaerah Jakarta Selatan. Beliau sedang melatih drama natal. Saat,melihat papa beliau langsung berdiri dan "ber-high five", namanya juga teman lama. Teman yang sama-sama pernah nakal bareng ampe insaf bareng, sekarang tua bareng. Sambil ngobrol dengan papa dan mama, beliau tetap melatih drama. Drama ini ditulis oleh beliau sendiri. Lalu beliau diminta untuk melatihnya. Kita, memanggilnya Om Unu. Saya mengambil satu skrip yang masih tersisa, entah milik sapa. Saya hanya ingin tau, apa sih ceritanya. Cukup menarik, cerita drama khas Natal. Konflik disebuah keluarga menjelang natal, masalah yang biasa terjadi d...

Menjadi beda

Menjadi beda. Cantik. Menarik. Manis. Simpatik. Lucu. Menggemaskan. Menawan. Anggun. (*masih ada yang mau nambahin mungkin?) Perempuan. Kata yang selalu melekat dibenak siapa saja saat melihat mahluk berjenis kelamin perempuan. Untuk mendapatkan kata2 itu, sebagian dari perempuan mencoba berbagai macam cara. Mulai dari cara tradisional sampai modern. Mulai dari normal sampai abnormal. Mulai dari konsultasi dokter sampe dukun. Banyak cara yang ditempuh, hanya untuk mendapatka ke-8 kata diatas. Tidak salah sih. Itu hak mereka sebagai makhluk yang gemar bersolek dan mempecantik diri. Toh, naluri alamiah seorang perempuan adalah menjadi cantik, karna perempuan adalah keindahan yang Tuhan hadirkan. Jadi, silahkan saja menjadi ke-8 kata itu. 3 hari yang lalu, 17.20 Masuk seorang wanita, berumur 18 tahun. Mukanya setengah terkelupas, memerah, berair, sebagian melepuh, lalu kulit kelopak matanya terangkat. Saat saya tanya, ini kenapa? Jawabnya "habis setrika wajah dok" Lain l...

Berjalanlah maju

Berjalanlah maju. Aku mendengar banyak tentangmu, Walaupun rasa sudah bukan untukmu. Mereka bercerita tentang kebimbangan hatimu, Kamu terdiam pada sebuab dunia yang sulit kau jalani. Pernah disuatu masa dulu, Aku kagum pada setiap pemikiranmu tentang masa depan, Tentang mimpimu, tentang dunia yang akan kita bangun, tentang cerita masa tua yang ingin kau hidupi. Kini, semilir angin berbisik... Kau terdiam tak menentukan arah. Kau mendiamkan dia yang bersemayam lama disisimu, Kau bahkan belum tergerak untuk mengikrarkannya Ada apa denganmu? Gemerisik suara air, membawa secuil kisah... Kata mereka, hatimu masih disini. Kata mereka lagi, kau sulit menghapus kisah kelabu masa lalu, Bahkan saat langkahmu harus dilangkahipun, Kau bergeming. Jangkrik mengerik dan membawa berita. Kicau burung gereja pada atap kamarku, Tak mau ketinggalan... Mereka bilang kau akan datang untuk berjuang sekali lagi. Mereka meyakinkanku bahwa kamu akan kembali disisi, kali ini dalam bentuk s...

Selfie

Selfie Saya dan selfie. Saya tidak suka difoto. Semua foto saya selalu "terlihat aneh" dimata saya. Saya bukan "selfitor" terbaik dan handal. Bilapun, saya selfie akhirnya diedit dengan "gaya saya", bukan untuk mempercantik dan memperbagus, hanya saja dibuat selayaknya sketsa. Diblur-in, disketsa-in atau dicrayon-in. Dimata saya, itu terlihat lebih baik. Entah kenapa, tapi saya tidak suka difoto. Dan saya selalu bingung bila diminta foto untuk beberapa keperluan. Jangankan untuk selfie, foto yang formalpun saya tidak suka. Karna saya bukan fotogenik. Saya tidak suka kamera. Saya melihat tiruan diri saya dalam sebuah frame justru membuat saya bergidik "kok gitu ya muka gue?" Hahahahahahahahahaha Beberapa hari yang lalu, Nita meminta foto saya untuk membuat name tag pada bakti sosial yang akan diadain oleh KITA. Dan saya kelimpungan. Foto mana yang mesti saya kasih? Bahkan saya tidak pernah punya foto dengan "penampakan baik" seriu...

Pecinta nikotin dan pemuja coklat (*cara mereka memandang KITA)

Saya dan Dia. Dia yang saya tulis adalah sahabat ter-anjing saya. Begitulah saya menyebutnya, dan memaknainya. Bila ada yang bertanya kenapa "ter-anjing"? Karena anjing adalah teman setia dan karena saya penyayang anjing. Sore lalu, Saya dan dia duduk pada sebuah sudut jalan ibukota. Kami memutuskan menikmati jakarta sore itu dengan menaiki Transjakarta. (*tolong dong, namanya bukan BUSWAY itu lajur tempat dia berjalan, celetuknya) Penuh. Sesak. Pengap. Walaupun semilir AC yang saya dan dia benci, masih mampu meredam beberapa "wangi" yang cukup menampar indra penghidu kami. Kami berhenti disudut kota metropolitan. Menikmati gorengan, menyeduh kopi keliling, menghirup nikotin dan menikmati coklat. Rong2. Baru saja menyelesaikan proyek terbarunya. "Lokalisasi Pelangi" karya yang dulu pernah kami debat dengan santai. Pernah kami tuangkan dan uangkan dijalanan kota hujan itu. Setelah tom2 kampret pergi, rong2 adalah pelarian yang menyenangkan.  Pis...

Antara aku, kamu dan tuberkulose

Antara aku, kamu dan tuberkulose. Tulisan tolol ini, saya dedikasikan untuk semua yang berteman baik dengan TBC a.k.a KP, baik yang sudah dinyatakan sembuh total, atau dalam pengobatan atau putus obat karna alasan biaya dan bandel kalo dikasih tau. Tuberkulose. TB Paru. Flex Paru. Koch Pulmonal. Penyakit Batuk Darah. Sebagian menyebutnya Paru-paru basah. Atau Penyakit paru berobat 6 bulan. Mungkin akan terdengar lebih keren walaupun penyakit ini tidak keren, kita sebut saja KP. Sebab mendengar TBC kadang membuat orang menjadi lebih "berjarak" dari si sakit. Begitu banyak pasien yang saya temui di klinik, PKM atau UGD dengan penyakit KP. Keluhannya beragam, mulai dari batuk berdahak sudah lama, hilang timbul, kalo minum obat sembuh nanti kambuh lagi. Kalo ditanya tentang "pernah batuk darah ga?" selalu disangkal, walau ujung2nya ngaku juga. Sesak nafas. Nyeri dada. "Gringgingan" setelah mandi sore. Nafsu makan menurun. Berat Badan tidak naik bahkan sema...

Pernah disuatu masa

Pernah disuatu masa Pernah disuatu masa, disebuah tempat, Seseorang hampir menyerah pada sebuah rasa. Cerita tentang bertahan. Mempertahankan. Berjuang. Memperjuangkan. Selalu diakhiri dengan terlukanya sebuah hati. Pudarnya sebuah rasa. Retaknya sebuah harapan. Logika vs Hati. Bila itu tentang CINTA, rasanya logika pasti padam. CINTA adalah RASA. Untuk merasakan sesuatu, kita mematikan nalar untuk mau melihat segala "kemungkinan" yang ada. Setelah CINTA dijalani, dinikmati, sampai pada titik dimana RASA mulai memudar. Menghilang. RASA lelah tercipta karna segalanya terasa pahit, bila hanya satu sisi yang berjuang. Ada sebuah cerita, tentang sebuah rasa. Perempuan ini begitu mencintai Pria itu. Dalam setiap perdebatan hebat, perempuan ini mengalah. Apalagi yang mampu dia buat? Dengan ancaman si pria itu, akan meninggalkannya. Perempuan ini, tidak mauvkehikangan. Bukan, perempuan ini tidak siap kehilangan. Keterbiasaan bersama dengan Pria itu, membuatnya sulit untuk ...