Rasanya
menuliskan tentang berbagai kehebatan Noke dimata saya, dinilai tidak adil.
Sebab tidak mungkin ada manusia yang sempurna seperti yang saya tulis. Iyakan?
Jadi, saya
akan menulis sisi jelek dari seorang Noke. Sisi yang selalu ditampilkan di
depan umum. Sisi yang membuat sebagian besar orang selalu menjatuhkannya dan
memakainya sebagai alat untuk melawannya.
Sisi yang lain, yang membuat Noke selalu dinilai
dengan sangat negatif.
Noke adalah
manusia yang sangat perfeksionis. Dalam segala hal. Apapun itu. Kesalahan
kecil, bahkan sekecil apapun akan meledakkan emosinya. Noke tidak bisa menerima
sebuah kesalahan kecil menjadi bagian dari sebuah kehidupan. Takut ya?
Seumur hidup
saya, Noke membentuk karakter kami mengikuti caranya berpikir dan bertindaknya.
Noke menanamkan ke-perfeksionis-an itu didalam kehidupan kami. Walaupun kami jauh lebih baik dalam menghadapi sebuah
kesalahan.
Noke adalah
seorang teolog biblica. Beliau mengambil tesisnya dan skripsinya mengenai
perjanjian lama. Sehingga noke sangat oldtestament. Manusia yang tidak berkompromi dengan kejahatan dan tidak menerima
sebuah kesalahan.
Bila kamu
berpikir bahwa hanya kalian yang ditunjukkan keras dan tegasnya beliau. Kalian
salah. Didalam rumah, Noke mendidik kami dengan
ketegasan, kekerasan, kedisiplinan yang bahkan tidak akan pernah bisa kamu
bayangkan. Caranya mendidik kami, bukan sesuatu hal yang bisa dikatakan
"pada umumnya". Noke memilki cara yang bahkan tidak bisa kamu terima.
Motto Noke
itu didalam rumah saya tidak boleh ada orang
goblok! Jadi, kalian tau kan, kenapa kami lebih mementingkan sekolah
dulu, ketimbang nyebar undangan?
Peraturan dasar didalam rumah kami, hanya orang yang
BEROTAK yang boleh mengemukakan pendapatnya dan mendebat noke. Sebab, untuk
bisa berdebat dengan Noke kamu perlu menguasai banyak hal supaya dalam
"berbicara" dengan beliau, kamu tidak terlihat sangat bodoh. Didalam
rumah kami, ini aturan baku kalo kamu ingin "melawan" noke.
Sejak saya
kecil, papa tidak pernah menerima bila nilai 7 ada dirapor. Beliau akan ngamuk
dan marah bila saya mendapat nilai 7. nilai yang bagi sebagian orang sudah
sangat cukup. Tapi tidak bagi seorang Noke,
sudah saya bilangkan beliau itu PERFEKSIONIS?
Kenapa saya
bilang didikan Noke sangat "tidak pada umumnya"? Pernah saya pulang sekolah dan nilai saya jelek, saya
mendapat nilai 7 untuk matematika. Kamu tau apa yang beliau buat? Saya
hanya boleh makan nasi, garam dan kerupuk selama beberapa hari. Karna bagi
Noke, dia tidak pernah melahirkan anak yang goblok. Kembali pada motto tadi, didalam rumahnya tidak boleh ada orang goblok!
Di kali
lain, saat kita pindah di surabaya dan saya masuk SD PETRA XI. Saya baru saja
menjadi siswa baru, hingga nilai saya dari palembang jatuh. Mau tau apa yang
Noke buat? Beliau mengusir saya dari rumah.
Beliau menyuruh saya keluar dari rumah, dan saat itu saya baru berumur 7 tahun
kelas 4 SD. Mau kemana coba, anak umur 7 tahun. Oh iya, kalo ada yang
bertanya kok bisa 7 tahun kelas 4 SD? Karena saya mulai sekolah umur 4 tahun
kurang. Sehingga saya adalah siswa termuda di SD Xaverius 9 D di Palembang. Kok
boleh masuk umur segitu? Karena ketika di tes
oleh kepala sekolahnya, saya sudah bisa menghafal huruf dengan lengkap,
membaca, berhitung, dan menulis dengan baik. Coba tebak karena siapa?
NOKE!
Noke
benar-benar memeras otak saya untuk menjadi yang terbaik. Beliau mendidik saya
dengan sangat keras. Amat keras, bahkan semua yang pernah ada dirumahpun
mengakui. Bagaimana gilanya Noke mendidik kita!
Lalu lo
diusir terus? Saya berjalan kaki disepanjang monginsidi lalu lanjut kearah
kantor gereja Eben Haezer Surabaya. Saya berteduh ditaman samping gereja dekat
Siola Swalayan. Saya pasrah aja sama Tuhan Yesus. Mau papa cari atau tidak. Tapi, saya menyadari satu hal saat itu, saya salah.
Seharusnya saya belajar dengan baik. Bukan hanya bermain. Tiba-tiba, Om
Mess Syaranamual melihat saya dan membawa saya ke rumahnya. Thanks GOD. Sore
nya, Om Veki datang dan memastikan bahwa saya disana. Malamnya, Papa menjemput
saya. Walaupun papa dimarahin oleh Om Mess, karena mengusir saya. OM Mess itu
masih sodara dekat dengan papa. Dan sampai hari ini, beliau masih ada dan
hidup.
Kenapa lo ga
benci sama Noke? Ngga, ngga pernah ada alasan
untuk benci sama Noke. Yang saya tau saat itu, saya mengecewakan papa. Yang
saya pahami saat itu, papa selalu memberikan yang terbaik untuk saya. Jadi,
sebagai imbalannya sudah seharusnya saya menyenangkan beliau dengan prestasi saya.
Benci? Gimana caranya saya membenci, orang yang menyayangi saya begitu besar
dan hebat. Dia, papa saya, dan saya tau, semua didikanya untuk menjadikan saya
lebih baik dan lebih hebat dari kemaren.
Tidak
selesai sampai disitu. Noke semakin ekstrim. Setiap pulang sekolah harus tidur
siang, tidak ada keluar dan bermain. Bangun sore, mandi dan belajar. Malamnya
noke atau sinsi yang akan tentir belajar. Jadi
kalian benar-benar anak rumahan ya? Ga pernah bergaul? Yup, Noke
menyediakan segala sesuatu dirumah. Mulai dari jajanan, hometheater, segala
permainan dan buku cerita. Siapa yang membuat
kami tergila-gila pada buku? NOKE! Noke meletakkan dasar untuk harus
mencintai buku. Dimulai dengan buku-buku komic dan cerita. Langganan majalah
bobo dan donald bebek.
Dulu di
Makasar, setiap kali Noke pulang pembinaan, beliau akan mampir ke Gramed dan
borong komic berseri, mulai dari conan, the legend of condor, slam dunk dan
banyak lagi. Sampai pegawai Gramed itu kenal dan hafal dengan papa. Setiap kali
kita ke gramed dengan Noke, mereka pasti menunjukkan komic dan buku bacaan
terbaru. Beliau membelinya, agar kami tidak bosan dirumah. Noke membatasi pergaulan kami dengan mencukupkan
semua kebutuhan kami. Kami tidak boleh bermain diluar rumah sembarangan,
kecuali sekali-kali beliau menginjinkan. Dengan patokan waktu dan diawasi oleh
Mbak.
Noke memang
mengunci kami didalam rumah dengan aturan-aturannya. Namun, disisi lain, beliau
menumbuhkan kebiasaan lain yang melekat, kami
adalah anak rumahan, sejauh apapun kami berjalan dan melangkah, kami selalu
merindukan rumah. Beliau membuat kami mencintai membaca. Beliau
menyediakan hal-hal yang menghibur kami didalam rumah. Dan, bila kami sudah selesai belajar lalu noke dan sinsi
sudah selesai pelayanan, kami akan keluar untuk menikmati kota diwaktu malam.
Noke selalu menyeimbangkan segala hal didalam hidup kami. Beliau tau bagaimana
mendidik kami dengan keras dan tegas. Namun beliau tidak lupa memanjakan kami
dengan kasih sayang dan perhatian.
Amor?
Hhahahahahhahahahaaaa.... Kerasnya Noke itu rata. Atau mungkin, terlalu keras
untuk saya dan mulai melunak untuk amor eset. Pernah sekali, saat kita lagi
jalan-jalan, Noke bertanya sama amor tentang perkalian. Lalu amor menjawab
dengan kocaknya "Perkalian mana,pa? Surabaya atau Ujung pandang?" dan saya sukses menahan ketawa dibangku
belakang. Dan mau tau
selanjutnya? Amor diturunin disitu, di jalan gunung nona.
Hahahahahahhahahaaaa... Kalian pasti mikir,
dimana lucunya sampe lo harus ketawa,nyet? Kalo dulu memang ga lucu, tapi kalo diceritain
ulang itu sangat menggelikan! Kita putar balik lagi dan amor kembali naik
mobil. Noke memang keras untuk kami, tapi dia
tidak akan pernah membunuh kami.
Keras,
disiplin dan tegasnya Noke semakin menjadi saat saya diterima di FK. Saat itu tabungan noke dan sinsi tidak cukup untuk
uang masuk. Sehingga saya berpikir untuk mencari kuliah lain. Tapi, Yesus
mendengar doa saya, ada seorang donatur yang menyumbang. Tau ga, apa
yang Noke bilang pada saya dihari pertama saya kuliah? Kaka, harus tekun dan selesai tepat pada waktunya. Kamu adalah contoh
bagi amor eset. Kalau kamu berhasil mereka akan berhasil. Kaka harus tau, uang
yang kamu gunakan untuk sekolah adalah uang jemaat. Uang persembahan dan
perpuluhan yang masuk dengan berbagai pergumulan mereka pada Yesus. Jangan
main-main kuliahnya, ingat sampai sejauh ini, Yesus sudah menolong kamu. Papa
akan bekerja lebih keras untuk kalian. Tapi ingat, yang paling utama, ucaplah
syukur atas segala hal dan dasar dari ilmu yang kaka pelajari adalah Takut
akan Tuhan. Kata-kata ini beliau
bilang 13 tahun yang lalu, saat itu saya 16 tahun, saya adalah mahasiswa baru
yang baru akan memulai kuliah. Papa mengantarkan saya dipelataran parkir.
Ketika saya
mencari kosan, tau ga apa yang papa bilang? Cari
kosan yang murah, ga usah kebanyakan gaya. Kamu bukan anak orang kaya! Cukup
400 rb ya! Kalo tidak ada, ya udah ga usah ngekos. Saya terdiam saja
ketika mendengar papa bilang begitu. Akhirnya, dapat... Kosan saya 350 rb,
tanpa AC, kamar mandi luar, ukurannya 3x4. sangat sederhana. Saat papa datang
untuk pindahan, papa liat keadaan kamarnya lalu bilang bertahan disini, bukan kosan bagus yang membuat orang berhasil! Tapi
kemauan, ketekunan dan passion. Mau tinggal ditempat sehebat apapun, kalo
dasarnya kamu bodoh dan bermain, kamu tidak akan jadi apa2.
See? Saya
anaknya sendiri aja, digembleng segitu hebatnya. Segitu kerasnya. Saya diajar
untuk tidak mengeluh atau menyerah pada keadaan.
Dan, 6 tahun
kemudian, saya memberikan undangan itu, undangan pelantikan dokter. Dan untuk pertama kalinya, papa menangis. FYI, papa
tidak pernah menangis untuk hal-hal sentimentil. Atau bahkan ketika beliau
dimaki-maki. Beliau menangis, kalo anak-anaknya menunjukkan nilai dan hasil
yang baik. 21 Desember 2011, papa berdiri dan menghadiri pelantikan
saya. Ketika saya membacakan sumpah dokter, beliau menangis ditempat duduknya.
Saat saya maju keatas podium untuk menerima piagam dan ijazah, beliau keluar.
Karna beliau tidak tahan melihatnya. Akhirnya
ada dokter dirumah ya,bang, ucap papa begitu acara selesai.
Sampai saat ini, saya masih mengingat dengan jelas
raut wajah papa ketika melihat saya berdiri melafalkan sumpah dokter itu. Wajah
bangga, haru, terima kasih. Keringatnya, airmatanya, perjuangannya semua
terbayarkan dengan lunas hari itu. Hari dimana saya menganggakat muka papa
dengan bangga dihadapan banyak orang, bahwa anaknya seorang dokter. Saat
itu papa bertugas di Medan, dan keadaan disana sedang tidak aman apalagi
nyaman. Dan, keberhasilan saya setidaknya menyejukkan papa. Ketika saya keluar
dari ruangan, saya belari dan memeluk papa. Papa menangis sambil berucap
"makasih ya,non. Papa bangga." kata-kata
itu lebih dari cukup. Melihat papa bangga, sudah lebih dari cukup. Ketimbang
apapun yang bisa saya dapatkan. Itu penghargaan tertinggi untuk saya.
Kebanggaan papa.
Sejak itu,
Noke jauh lebih melunak. Tidak sekeras dulu. Tidak se-strike dulu. Walaupun
masih tetap tegas dan disiplin. Hanya saja, dengan amor, Noke selalu merasa
berat. Dari awal amor kuliah teologi, Noke
adalah penentang terberat. Walaupun cita-cita amor dari dia kecil adalah
menjadi seperti papa seutuhnya. Seutuh-utuhnya. Amor mulai menyadari
panggilannya menjadi pendeta saat dia berumur 7 tahun di Makassar. Sore itu dia
berdoa di meja makan dan dia meminta itu pada Yesus. Dia mengidolakan Noke.
Segala hal tentang Noke. Hanya saja, Noke membenci cita-cita itu. Amor dan Noke
seperti dua sisi yang bertolak belakang. Saya memahami mengapa Noke tidak mau
amor menjadi seperti dia. Tapi, bagaimana mencegah hal yang sudah mengalir
didalam aliran darah dan sulit disangkal? Untuk menjadi pendeta, amor melewati
berbagai kekerasan dan kekasaran Noke. Noke mati-matian menolak amor mengikuti
jejaknya. Mungkin karena dia sudah tau apa yang terjadi didalam gereja. Hingga
meloloskan cita-cita amor mengikuti jejaknya, bukan salah satu mimpi Noke.
Biarpun dimarahin, dipukul, ditampar bahkan diusir. Amor tidak gentar.
Tujuannya satu menjadi pendeta seperti papa.
Hingga suatu
malam, saya mendengar papa berbicara dengan amor. Berdua. Diruang kerja papa.
Amor menunjukkan papa, bahwa IP-nya bagus. Amor juga berkeras pada papa, kalau
papa tidak mau membiayai, dia akan mencari beasiswa sendiri. Setelah hari itu, papa tidak lagi menentangnya.
Mereka justru sering bertukar pikiran. Mereka sering bercerita dan berdebat
dengan tempo yang lambat dan suasana bersahabat. Dan sekarang, amor sedang
mengambil S2 seperti yang papa mau. Dia ingin menjadi saingan papa. Idola masa
kecilnya dan saingan masa depannya. Sejauh yang saya tau, amor selalu mau
menjadi papa, bukan hanya bayang-bayang papa.
Eset? Noke
jauh lebih lunak dengan bungsu. Noke selalu memaafkan kenakalan-kenakalan bodoh
dari eset. Noke tidak lagi sekeras dulu, seperti yang dia buat untuk saya dan
amor. Eset sedang di Teknik Mesin. Memperjuangkan mimpinya yang tertundda
sebagai pilot. Saat saya dan amor selesai S1, Noke memanggil kita ber3, beliau
menitipkan eset pada kami. Eset butuh kalian
untuk mengawasi dan mensupportnya. Kalian tidak perlu khawatir tentang apapun.
Papa sudah menyiapkan segalanya. Kalian hanya perlu belajar dengan tekun. Nama
baik papa, ada pada kalian. Kesuksessan kalian adalah keberhasilan papa. Melangkah
dengan benar, kalian bukan lagi anak kecil. Kalian sudah dewasa, arahkan
pandangan kalian untuk melihat masa depan bersama Yesus. Kemanapun kalian
diutus, lakukanlah dengan tulus dan bertanggung jawab. Ingat, ada nama Ihalauw
yang kalian harus jaga, dan lebih dari itu, ada nama Yesus yang harus kalian
muliakan.
Noke itu
PERFEKSIONIS. Saya sudah pernah menuliskan hal ini. Kekerasan dan kedisiplinan
yang muncul dalam dirinya karna dia tidak bisa menerima sebuah kesalahan
sekecil apapun itu. Bagi NOKE, ketidak teraturan dalam sebuah aturan adalah
sebuah bencana. Dan itu yang berlaku didalam rumah kita. Sehingga kami mengenal
NOKE yang selalu kamu bilang kasar dan keras itu. Noke memegang teguh
aturan-aturan baku yang dia buat dan menjalani sama baiknya dengan dia
bernafas. Noke sangat teliti. Sangat detail. Dirumah, kami sangat tau, ketika
kami melanggar aturan main NOKE, kami akan berhadapan langsung dengan amarahnya
yang meluap. Kesalahan kecil dimata orang normal, bisa menjadi boomerang dan
genderang perang bagi NOKE. Untuk itu, kamu jangan terkejut bila menemuka NOKE
sedang membentak, memaki, atau memarahi kami didepan umum. Caranya tidak sebiasa yang kalian bisa terima, namun
kami memahami maksudnya adalah benar.
Jadi, bila
ada orang diluar rumah kita, yang merasa sangat mengenal NOKE hanya karena
berpapasan muka, bercdrita asal bunyi atau bersamanya melayani lebih dari 3
tahun, saya pikir kamu hanya mengenal kulit
luarnya. Tempramen, kasar, ga tau mau, keras, disiplin, tegas, jujur dan yang
pasti pintar. Kalian hanya memahami apa yang kalian ingin pahami. Namun saya tidak akan memungkiri, NOKE memang begitu.
Pernah
disuatu kali, saya duduk berdua dengan beliau, menunggu mama rapat di sinode.
NOKE bercerita tentang banyak hal, hingga kesalahan-kesalahan yang membuat
darahnya mendidih. Saya menatap kearahnya, "pa,
tidak semua orang bisa menangkap arah dan pola pikir papa yang jauh 1 langkah
didepan mereka. Papa bisa membaca keadaan dengan benar. Papa bisa memilah dan
memilih situasi dengan tepat. Papa bisa mengendalikan medan yang berat. Tapi,
kadang papa lupa, orang-orang yang disekitar papa harus mengerti dulu maksud
papa. Kalo ngga, papa pasti kesusahan untuk menyamakan langkah dengan
mereka,pa."
"saya memang tidak bisa kerja dengan manusia
goblok!"
Seeee? Thats
MY NOKE. Ketika dia merasa pola pikir orang lain terlalu lamban dan lama,
bahkan cenderung kearah yang salah. NOKE akan memeteraikan orang itu dengan
label GOBLOK!
Saya pernah
mendapati salah seorang junior pendeta yang begitu takut dan gugup saat melihat
papa. Akhirnya saya bertanya pada salah seorang teman pendeta papa yang
sama-sama senior. Mau tau Oom itu bilang apa? Dalam suatu debat dipersidangan
beberapa tahun lalu, si junior ini mengemukakan pendapatnya tapi sayangnya itu
melenceng dari permasalahan yang dibahas saat itu. Satu kali papa biarkan. Dua
kali papa belum bereaksi. Mungkin karena dia merasa "bener", dia
lanjut terus padahal pembahasannya tidak
membuahkan appaun. Dan tidak menghasilkan apapun, hanya membuang waktu. NOKE?
Tiba-tiba berdiri dan memotong pembicaraannya "KAMU BARU JADI PENDETA?
KALO KAMU MASIH ANAK KEMAREN SORE, DUDUK DIAM. JANGAN BICARA SOK TAU SEOLAH-OLAH KAMU PALING TAU. BELAJAR DULU
YANG BANYAK BARU BICARA." lalu NOKE melanjutkan dengan kajian teologi
berdasarkan tata gereja yang ada. Oh, satu lagi.... Kalo kamu mau debat sama NOKE tentang TEOLOGI dan
GPIB, tolong baca dulu semua buku-buku aturan TATA GEREJA dan PEMAHAMAN IMAN
GPIB, dan tolong kamu harus "BERISI" untuk bisa sampai pada tahap
"PENDAPATMU DIDENGARKAN OLEH SEORANG NOKE".
Sama seperti
kita dirumah. Untuk bisa duduk dan bercerita dengan santai dengan NOKE, kami
harus memiliki TITEL dulu. Itu harga matinya papa. KALO KAMU MAU SAYA DENGARKAN
PENDAPATMU, DUDUK DENGAN SAYA SEBAGAI SEORANG SARJANA. SAYA TIDAK MENDENGARKAN
PENDAPAT ANAK INGUSAN! Itu kata-kata wajibnya NOKE, setiap kali saya, amor dan
eset beragumen dengan dia. Horor amat bokap lo?
Ngga, bagi saya apa yang NOKE lakukan itu membentuk karakter dan watak kami,
kami tidak mudah tunduk sekalipun dibentak. Kami tidak mundur sekalipun
diancam. Kami diajar untuk mengeluarkan pendapat berdasarkan logikan dan fakta
bukan hanya opini dan rengekan cengeng anak manja.
Kedisplinan
NOKE tidak sampai pada tahap itu saja. Dia selalu mendisiplinkan kita untuk tidak menghambur-hamburkan uang. Setiap kali
gajian, NOKE dan SINSI akan memanggil kita ke kamar, dan menghitung semua uang
gaji mereka. Semuanya tanpa terkecuali. Setelah itu beliau akan membaginya
dengan rata dan adil. Sisanya ditabung.
"Bulan ini, jangan ada jajan2 diluar dulu ya.
Uangnya udah dipake buat tabungan kalian dan uang sekolah. Nanti, kalo TUHAN
YESUS kasih papa pembinaan atau pelayanan diluar, baru kalian boleh minta. Pake
uang hati-hati. Ingat, perjalanan kalian masi panjang"
Nasehat NOKE
setiap bulan ketika menerima gaji. Jadi, kita tau, kapan papa ada uang. Kapan
kita boleh minta. Kapan papa bisa membelikan keperluan mendadak kita. Walaupun, berkat itu ada aja. Kalian tidak
akan pernah, menemukan masa kecil kita merengek untuk meminta mainan
dijalan-jalan atau di mall. Karena, papa sudah bilang dari rumah, KITA PERGI UNTUK MAKAN ICE CREAM ya? Dan
itulah yang kita lakukan.
Noke itu BOSSY. Mungkin ini bawaan dari lahir ya, anak sulung!
Sehingga tangan-kakinya NOKE itu seperti pensiun, untuk ambil ini dan
itu harus ada SINSI. Untuk buatin ini dan itu harus ada SINSI. Kalo nanti SINSI marah dan protes, jawabannya singkat
dan konyol "Soalnya nona selalu manjain saya." geli ya? Geli
kearah jijik ya? Hahhhahahahahhahahhaa... Tapi itu beneran, seandainya kamu ada
disebuah acara-acara penting, dan menemukan
mereka berdua, kamu akan melihat bahwa SINSI-lah yang menimba makanan buat
NOKE. NOKE hanya duduk diam kayak balita. Hahahahhahahahahahaa... Karena SINSI
tau, selera NOKE. SELALU TAU.
The EVIL
SIDE of NOKE.
Semua
kekerasan, ketegasan, kejujuran, didikan, kedisiplinan dan kasih sayang NOKE, membentuk kami yang kalian temui
hari ini.
Pernah suatu
waktu kita ikut papa PEMBINAAN di MALANG, tiba-tiba papa marahin AMOR didepan
pendeta-pendeta. Lalu seorang pendeta datang ke
papa pada malamnya...
"Bung NOKE janganlah kasar ke anak-anak, kasian
masih kecil mereka."
"itu bukan kasar, itu tegas! Kalo salah harus
dimarahi, kalo dari kecil kamu didik mereka dengan manja dan lembek. Ketika
besar mereka tidak akan kuat menghadapi tantangan,"
"gimana kalo mereka malah lari dari Bung
NOKE?"
NOKE tertawa. "Sejauh apapun mereka pergi,
mereka kenal bapaknya dengan baik. Saya mendidik bukan membunuh. Anak selamanya
anak, mereka boleh menjauh tapi tidak akan hilang."
Dan benar,
memasuki usia dewasa, perdebatan demi perdebatan muncul, perselisihan tentang
cara papa memperlakukan kita-pun selalu ada, hingga pergi dari rumah-pun ada. Tapi kenapa kita selalu kembali? Karena tidak ada
tempat ternyaman selain RUMAH. Bagaimanapun menjengkelkannya NOKE dan
omelan-omelan pedesnya beliau, anak adalah anak. Kami tidak akan hilang dan
mengasingkan diri, hanya karena NOKE memaki kami. NOKE membentak kami, tidak.
Kami tidak diajar seperti itu. Kami menjauh untuk menenangkan amarah dan
mengaburkan ego yang tersulut. Kami berpaling untuk melihat lebih jauh, kenapa
NOKE marah. Selalu ada alasan dibalik itu. Saat segalanya tenang, RUMAH selalu
menjadi tempat menyenangkan untuk kembali. Pelukan PAPA adalah hal yang
dinantikan diakhir hari yang berat. NOKE tidak membentuk kami dengan
"kesenangan" dan memanjakan kami dengan "uang", tapi NOKE
menghadiahkan kami hal yang selamanya hidup didalam kami. WATAK dan
KARAKTERNYA. Watak tidak mudah menyerah, karakter yang pantang dianggap lemah.
Ketika malam
itu kami makan sate di SABANG, tiba-tiba NOKE berbicara untuk kami.
"papa tidak bisa mewariskan apa-apa yang berharga
untuk kalian. Warisan papa untuk kalian adalah pendidikan kalian. Gelar yang
kalian perjuangkan untuk masa depan. Jangan bangga dengan harta, karena untuk
apa harta tanpa talenta? Tuhan memberkati orang yang tekun dan rajin mengolah
talentanya menjadi berkat. Bukan orang yang mengandalkan hartanya. Kalo papa
sudah tidak ada nanti, kalian harus buat papa bangga dengan mengembangkan apa
yang kalian punya. Bukan untuk nama papa, tapi untuk YESUS yang menitipkan
kalian untuk papa dan mama."
Hari itu,
JUMAT 23 MARET, beberapa tahun lalu. NOKE
tidak pernah mengenal tempat untuk menasehati kita. Dalam setiap jalan2
denganNYA, NOKE selalu membahas banyak hal tentang hidup. NOKE selalu
mengingatkan kita tentang banyak hal. NOKE
adalah sosok yang selalu membuat jalan-jalan terasa seperti KULIAH PARUH WAKTU.
Seiring
berjalannya waktu, NOKE tidak lagi setajam dulu. Walaupun pada beberapa hal
NOKE masih seperti yang dulu. NOKE tidak lagi
sekeras dulu, walaupun untuk masalah pencurian KERASNYA tidak luntur
sedikitpun. NOKE tidak lagi se-perfeksionis dulu, walaupun ADA BEBERAPA HAL
yang MENYANGKUT ATURAN GEREJA yang kalo dilanggar, SINGANYA LANGSUNG BANGUN! NOKE
sudah banyak berubah, mungkin gulanya membuat
dia mengalahkan egonya sendiri. Walaupun tetap aja, kalo dipersidangan2 besar
GPIB, kalo NOKE belum bicara artinya SEGALA
SESUATU MASIH LURUS. Atau KALO NOKE UDAH BERDIRI, artinya SIAP-SIAP DIKOREKSI!
Kadang,
orang tidak bisa memahami caranya. Cara yang NOKE buat untuk menyampaikan
pendapat terlalu ekstrem. Emosinya kadang sulit terkontrol. Saya pikir
satu-satunya pendeta GPIB yang berani mengeluarkan kata2 OTAKMU BELUM ADA SEJENGKEL dari TELAPAK KAKI SAYA
dengan "gaya sombong"nya cuman NOKE.
Hahahhahahahahhahaaaaa.... Memang pendeta itu salah, DIA menjelek-jelekkan
teman pendeta lain supaya ditolak masuk ke jemaatnya. Tapi, NOK... Serius, harus segitunya? NOKE bukan manusia
"ngomong belakang", dia jujur, transparan dan apa adanya. Ketika dia
tidak suka seseorang dia akan lugas mengatakan itu. Dia tidak pendendam. DIA
MARAH DETIK ITU, didetik lain dia selesai dan
tertawa. Orang tidak bisa membaca NOKE dengan baik. Karena NOKE SANGAT SITUASIONAL.
Contohnya
nih, ketika NOKE berhasil membuka pintu GPIB
IMANUEL GAMBIR, dia duduk bersama majelis jemaatnya dan ibu2 PKP, duduk
makan gogos, panada dan tertawa denganNYA. Padahal
pendeta-pendeta yang lain bingung dan bertanya pada mama "Usi Sin, bung
noke ngapain disana?", mama hanya tertawa saja. "BIARIN AJA NOKE-kan
memang begitu."
Kenapa lo membuat THE EVILS SIDE of NOKE?
Supaya
berimbang. Supaya orang tau, bahwa karakter dan watak NOKE yang selalu saya
tulis tidak sesempurna itu. Dia manusia biasa
yang memilki kekurangan. Bukankah sudah saya bilang, dia memiliki banyak
kekurangan. Sangat banyak. Ini adalah salah satu dari sekian banyak.
Kita bertiga tidak membencinya. Justru apa yang NOKE
lakukan dan ajarkan memberikan kita pembelajaran yang benar dan baik dalam
hidup. Mungkin dulu sebagai anak kecil, liat NOKE marah dan ngamuk karena
kesalahan kita. Kita menganggapnya sebagai monster. Kita berusaha menghindar.
Tapi, lambat laun... Kita sadar, papa membentuk kita dengan cara yang tidak
biasa. Papa membuat kkita menemukan "DIRI KITA" dengan cara yang luar
biasa.
Bila saya dibesarkan dengan "cara yang
biasa" rasanya saya tidak akan bisa menaklukkan hutannya PAPUA saat PTT
dulu. Saya akan berlari pulang dan meninggalkan tanggung jawab saya. Saya akan
menangis dan mengadu, bila setiap kami pusling selalu harus naik GETEK ditengah
laut lepas. Bertemu buaya dihutan bakau. Saya akan jiper menghadapi
pasien-pasien yang "ganas"nya luar biasa. Namun, karena saya
dibesarkan dengan CARANYA NOKE, saya menghadapi badai dengan tertawa. Saya
sudah terlatih. Bentakkan tidak membuat saya tunduk. Teriakkan tidak
memundurkan saya. Cacian tidak menghentikan saya.
Seperti yang selalu saya bilang sejauh yang saya tau,
semua kebaikkan yang ada didalam diri saya berasal dari didikan NOKE dan
kelemah lembutan SINSI.
"saya buat anak dan bertanggung jawab. Sebab ada
masa dimana anak-anak tidak bisa
diperlakukan sebagai anak2 lagi. Mereka akan duduk bersama sebagai sahabat.
Kita bukan lagi membicarakan hal-hal sepele, namun orang yang memiliki logika
dan pertimbangan yang sama matangnya untuk membicarakan masa depan
bersama."
Sampai saya
membuat note ini, saya selalu mensyukuri
kehadiran saya ditengah hidup NOKE dan SINSI. Yesus telah menitipkan saya pada
tangan yang benar. Tangan yang membentuk saya menjadi pribadi yang sekarang.
Tangan yang memeluk saya dengan doanya. Tangan yang menenangkan saya disaat
kesedihan menerpa. Tangan yang
melindungi mimpi-mimpi saya. Tangan yang menengadah untuk YESUS, agar berkat
dikaruniakan untuk saya. Tangan yang menggendong saya pertama kali setelah
keluar dari perut SINSI, dan menyebut saya "BENNU BEKHORAH JEDIJAH"
Terima kasih
karna menjadi papa-nya saya seumur hidup saya.
14 OCTOBER
The EVILS SIDE of NOKE.
Bahkan dalam
sisi gelapnya, NOKE tetap ayah terbaik untuk
kita.
Bahkan dalam sisi terburuknya, NOKE tetap ayah
terhebat untuk kita.
Bahkan dalam semua kekurangannya, NOKE adalah tangan
yang tepat untuk KITA.
Dear,dad...
Maaf pa, saya harus membuka "sdikit" kisah
kita. Nostalgila kita. Tentang cara papa mendidik. Sebab, beberapa dari mereka
tidak percaya bila saya bilang papa itu hebat. Mereka terbiasa mendengar cerita
papa yang negatif dan menghakimi papa berdasrkan hal itu.
Ngga papa ya,pa? Dikit doang kok. Dikiiiit doang.
Ini kepanjangan nyed. Karena menceritakan
keunikkan karakter NOKE tidak akan ada habisnya. Mengenangnyapun tidak akan ada
matinya. Seperti merindukannya yang selalu dan
terus saya lakukan.
Nok, you're secrets are safe with me!
Saya kaget banget papa kamu mendidik anaknya seperti itu...diusir!! Papa kamu memang tahu persis apa yang harus dia lakukan untuk membuat anak anaknya " berhasil " sebab semakin kesana dunia ini semakin "keras". Beliau memang orang tua yang cerdas.
BalasHapusSaya kira Amor bakal menjadi pengganti papa kamu yang lebih hebat dari beliau. Kemampuan dan minat yang begitu kuat krn dari kecil bermimpi menjadi seperti papanya itu karena dia sangat mengidolakan papanya. Sayang banget papa kamu ngga sempat menyaksikan yg kedua kalinya anak yang membanggakan beliau saat diteguhkan sebagai pdt yang sudah master. Tapi saat nanti Amor berkarier di GPIB orang akan segan dengan dia walaupun dia masih muda karena Amor adalah copy nya papa kamu tapi dengan kualitas yang lebih baik dan mungkin lebih tenang. Saya yakin. Buktinya kamu bilang "belum apa-apa Amor sudah dipanggil sinode" padahal dia kan masih mhs dan belum jadi pegawai GPIB walaupun sesungguhnya saya kesel banget tahu Amor dipanggil sinode untuk kepentingan mereka. Mereka lupa ya... telah memperlakukan papa kamu "habis manis sepah dibuang". Itu bikin saya kesel.
Saya doakan Amor sukses mengukir prestasi dan membuat papa kamu bangga agar orang orang yang sok suci sok pintar sok hebat itu bungkam.
Btw... saya pernah loh ngerasain dibentak dan dimaki papa kamu (kasssar sekali) karena saya berbuat sesuatu yang salah dimatanya walaupun maksud saya baik tapi beliau ngga bisa terima. Tapi hal itu tidak mengurangi rasa hormat dan kagum saya pada beliau.