Ini tentang
aku yang tiba-tiba saja merindukanmu.
Tentang aku
yang menginginkanmu ada disini.
Crybaby? Yes, i am.
Aku yang
gelisah tanpa suara dengkuranmu. Walaupun
annoying, tetap saja dengkuranmu adalah teman mimpiku. Aku yang menahan
diriku untuk masak, karna tidak ada lagi
kritikmu tentang rasa pada masakanku. Tidak ada perdebatan bodoh tentang
mana yang lebih pedas merica atau lada?
Mana yang
lebih menaikkan gula darah, gula merah atau
madu? Kita akan mendebatnya dalam suasana bercanda. Dan kini? Aku hanya
duduk makan ditemani fotomu. Makanan seenak
apapun yang mereka bawa, rasanya tawar. Aku yang terbiasa merawat
anggrek-anggrek kita, berbicara pada mereka, sekarang aku malas melihat mereka.
Bahkan perlahan bunga mereka layu dan
menguning. Ketiadaanmu disini, membuat
mereka kehilangan juga. Biasanya setiap pagi, kamu akan bangun membaca
koran diteras, ditemani secangkir teh manis dan sagu. Kamu akan berbicara pada
mereka, sama seperti yang biasa aku lakukan. Mungkin
sama seperti, mereka juga kehilangan suaramu dan teman bercerita.
Aku selalu
terbangun pada subuh hari, waktumu bertekuk lutut pada semesta. Menatap
kesebelahku dan kekosongan yang menyakitkan akan menyapaku diam-diam.
Menghadirkan kerinduan yang tidak bisa kubendung. Kamu
pergi dan tidak akan kembali. Aku tidur dengan tidak nyenyak, karna
biasanya kamu ada disisi. Memelukku dan membangunkanku pada waktunya. Kamu tidak ada disini.
Sarapan
pagipun, terasa lengang tanpamu. Biasanya kamu akan berbagi ceritamu, tentang
banyak hal. Atau kamu akan berangkat kantor jauh lebih pagi dari biasanya, hingga aktivitas pagiku diisi dengan memasak dan
mempersiapkan masakan untukmu. Hal yang begitu ku jalani dengan syukur selama
ini. Nyatanya, pagi ini aku duduk sendiri di meja makan. Anak-anak sudah
pergi dan belum pulang. Kekosongan tanpamu
selalu mengejutkanku diwakti-waktu yang terbiasa ada kamu.
Pergi ke
kantor adalah keharusan dan hiburan lain untuk menghilangkan sedih yang kadang
mampir. Biasanya kamu akan minta ditemani
kekantormu, atau kita naik kepuncak sekedar membeli anggrek dan jalan-jalan
berdua. Sama spertiku, kamu sangat mencintai tanaman dan bunga. Kamu
adalah orang yang selalu tau bagaimana caranya menghias rumah dan tman. Disetiap rumah yang pernah kita tinggali, kamu
membuat karya disana. Kamu selalu tau caranya "membuat" sesuatu untuk
dikagumi.
Perlahan aku
harus belajar untuk tetap hidup tanpa
keberadaanmu. Dengkuran bodohmu yang biasanya aku protes, kini sangat
kurindukan. Karna dengan mendengarnya, aku tau
kamu hidup. Aku tau, kamu ada disisiku. Hidup dengan mu, puluhan tahun
ini, adalah keputusan terbaik dalam hidupku.
Bersamamu melayani dan memenuhi panggilan kita sebagai hamba Tuhan, adalah
waktu yang selalu kunikmati.
Bahkan ketika, kamu lebih menginginkan pulang ke
penciptamu, aku bisa apa? Melawannya? Menentangnya? Bukankah kamu tau, bahwa
dalam setiap keputusanmu, aku selalu ada disana untuk mendukungmu. Aku akan ada
disana untuk melihatmu dan menjalaninya bersamamu. Sayangnya, kali ini aku
mendukungmu, walau hatiku hancur. Aku menjalaninya tanpamu, walau aku tidak
sekuat yang kamu kira.
Kamu selalu bilang aku lebih kuat. Aku lebih hebat.
Nyatanya, aku butuh kamu. Aku butuh kamu disini, untuk mendiskusikan banyak
hal. Pemikiranmu dalam banyak hal menuntunku menjadi pribadi yang jauh lebih
baik. Kerasmu dalam memegang prinsip telah menulariku bagaimana caranya
mempertahankan kebenaran, sekalipun untuk itu harga diri kita dipertaruhkan.
Keteguhan dan ketegaran hatimu untuk
memperjuangkan hak orang lain, mengajarkanku bahwa keadilan didalam hidup ini bukanlah
sebuah hadiah. Hidupmu menghadirkan banyak cerita juga syukur yang sekaligus
naik karena aku-lah orang yang Tuhan diizinkan mendampingimu. Kamu adalah sosok
yang selamanya aku butuhkan disampingku.
Tidak ada orang yang mengenalmu, sebaik aku
mengenalmu, Nok.
Tuhan sudah
mengalamatkanmu dengan benar atas namaku. Atas hidupku. Dan untuk itu, aku tidak bernah berhenti mengucap syukur setiap kali
aku mengingatmu.
Perjuanganku
dan anak-anak belum usai,Nok. Aku akan
melanjutkan pelayanan-pelayananmu untuk Tuhan, gererja dan keluarga kita.
Tuhan akan menguatkanku, untuk mengantar anak-anak
kita mencapai masa depannya.
Tenanglah disana,Noke. Cintaku tidak akan berkurang
sedikitpun.
Kerinduanku selamanya hidup didalam kenangan
tentangmu.
Aku akan
selamanya begini, hingga Tuhan mempertemukan kita kembali.
Dariku, belahan jiwamu.
Perempuan yang kamu pilih, untuk mendampingimu
Dan menghadirkan anak-anakmu.
Tenanglah sayang, yang dengan cinta, aku memanggilmu NOKE.
yang dengan bangga, mereka menyebutmu Pdt. A.R Ihalauw.
Maaf ya.... Saya tersedu sedu membacanya .... Sedih banget ...���� kamu sama seperti papa kamu... sangat berbakat dalam menulis hingga yang membacanya ikut hanyut menangis atau tertawa. Setahun persis sebelum meninggal papa kamu menaikkan doa minta pulang dan minta kekuatan serta perlindungan buat mama kamu dan kamu ber3. Papa kamu seorang pendoa. Jadi saya yakin doa nya pasti di dengar dan dikabulkan. Apapun kondisinya mama kamu pasti bisa melewatinya begitu juga kamu ber3. Sebagaimana dulu saya mendoakan papa kamu sekarang saya mendoakan mama kamu agar kuat dan mampu menjalani hidup terutama tugas pelayanan sebab saya tahu melayani jemaat itu tidak mudah. Walaupun saya kurang kenal mama kamu karena kita baru bertemu 2x tapi saya sayang beliau. Saya selalu mendoakan beliau sehat dan panjang umur agar bisa mengantar kamu ber3 sukses dalam karier dan memasuki rumah tangga masing-masing yang mana papa kamu tidak sempat menyaksikannya. Ini karena saya mengidolakan papa kamu sangat mengagumi dan menghormati beliau. Semoga suatu saat saya berkesempatan ngobrol banyak dengan mama kamu.
BalasHapus