Namanya Ibu. Perempuan itu dipanggil Ibu. Bukan karena beliau melahirkan mereka, namun hatinya membalut luka mereka.
Namanya Ibu. Perempuan bergaun biru tua yang tampak lusuh itu, dia tidak pernah mendahulukan inginnya. Dia meniadakan maunya, demi pinta anak-anaknya.
Namanya Ibu. Perempuan yang berjalan tertatih memapah jualan dipunggungnya yang kadang nyeri itu. Melawan beban dunia, memanggul mimpi anak2nya dan membawa separuh ingin suaminya.
Namanya Ibu. Perempuan dengan kerutan diwajahnya, lipatan2 didahinya memeteraikan kehadirannya sebagai tiang doa dalam keluarga.
Namanya Ibu. Mungkin kamu memanggilnya mama, umi, amma, moms, dan sekian banyak nama yang kamu hadirkan untuk menamainya.
Tapi, dia tetap IBU.
Yang padanya kehidupan dimulai. Yang melaluinya keajaiban sebuah nafas kehidupan dianugrahkan.
Namanya IBU, yang ketika sakit kamu meneriakkan namanya. Ketika kehilangan sesuatu kamu memangilnya. Ketika hal buruk terjadi kamu tau dia selalu membelamu.
Namanya IBU. Yang dalam detakkan jantungnya ada doa untukmu. Yang demi tangismu, hirupan udara pertamamu, dia mempertaruhkan nyawanya. Pilihannya hidup dan mati, namun IBU memilihmu ada disini.
Namanya IBU. Jangan lupakan itu diantara kesibukanmu. Diantara hiruk pikuk duniamu. Diantara doa2 yang kamu panjatkan. Jangan abaikan suaranya, diantara file2 deadlinemu. Diantara hecticnya kegilaan kerjamu. Jangan meninggalkannya diantara semua kekacauan yang kamu hadirkan dalam jalanmu.
Kamu bertambah dewasa, IBU bertambah tua. Hingga suatu hari, kamu menyadari menjadi IBU adalah pintu menuju masa depan. Ibu membukakan pintu2 kehidupan untuk kamu masuki dan jalani. Ibu menyediakan jalan bagimu untuk menyelaraskan gerak dan hidupmu. Ibu adalah sebentuk anugerah yang diberikan oleh semesta untuk melengkapi duniamu.
Namanya IBU.
Aku hanya mengingatkan, agar kamu dan aku tidak lupa. Pada perempuan yang oleh nya, kita ada didunia ini. Pada perempuan yang olehnya kita menghirup dan menghidupi bumi ini. Pada perempuan yang olehnya kita mengenal cinta sejati.
Namanya IBU.
Aku mengingatkannya sekali lagi. Agar kamu dan aku tidak mengabaikannya.
Terima kasih IBU.
Aku mengucapkan ini, bukan karna IBU memberiku hal2 penting. Namun, IBU membuat segala sesuatu tentangku menjadi sangat penting.
Benyada Remals "dyzcabz"
Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau.
Karna Yesus tau, bagaimana aku hingga DIA menempatkanku pada perempuan yang kuat, tegar, lemah lembut dan tegas. Yang selalu kupanggil Mama. Yang dengan cinta disebut Nona oleh Noke. Yang panggilan kecilnya adalah Sinsi. Yang dikenal dengan Pdt. Fransien Ihalauw - Hukom.
Terimakasih Yesus, karena meletakkanku pada Sinsi. Menenunku didalam kandungannya dan melahirkanku dalam pelukannya.
Ada banyak hari yang harus dilewati, tapi beberapa diantara terlalu berat untuk dihadapi, namun Mama selalu menjaga kita, agar senyum dan syukur tidak pernah lepas dari mulut kita.
Bagaimanapun keadaannya menertawakan hari yang berat dengan mama adalah hal terbaik dalam hidup saya.
Sejauh yang saya tau, saya selalu ingin menjadi seperti Sinsi.
Komentar
Posting Komentar