Saya tidak
terkejut menerima beberapa email, dengan pengirim yang tidak begitu familiar.
Entah gimana
caranya dia bisa menemukan email saya yang aktif.
Tulisan kamu bagus. Kenapa tidak membuat sebuah buku?
Ini bukan
kali pertama seseorang mengemukakan ide itu. Bukan juga kali pertama saya
bergeming,
Tentang
tawaran itu. Dulu, saat di FB lama, beberapa
orang senior saya mengatakan seperti ini. Teman-teman saya juga
menawarkan supaya dibukukan.
Tapi saya tidak tertarik.
Diam, salah satu caramu berbicara
pada sekitar, kamu tidak ingin bersuara dan diganggu.
Diam, salah satu cerita yang tidak
dilantunkan dengan lantang. Bahasanya adalah sepi.
Jadi jelas
ya, kenapa saya menolaknya? Atau selalu menangguhkannya?
Saya menulis
karena saya menyukainya. Saya bercerita karna saya ingin membaginya untuk orang
lain. Saya tidak suka menyuarakannya dengan
lantang. Saya jauh lebih menyukai ketenangan. Dan menulis di blog ini, adalah
candu sendiri bagi saya. Saya tidak perduli, ini akan dibaca atau tidak.
Dilihat atau tidak. Yang penting, disini, inilah dunia saya. Dunia saya
berpendapat dengan bebas dan lepas.
BUKU? Tidak. Saya pikir, saya tidak sejago itu. Saya
juga tidak berpikir sampai kesana. BUKU? Itu bukan keinginan saya. Katakanlah
saya begitu sombong, sok nolak buat BUKU. Katakanlah saya sok okeh, karna
berpikir akan terkenal. Katakanlah katakan. Tapi
pada dasarnya, menulis di BLOG ini adalah kenyamanan dan keistimewaan
tersendiri untuk saya. Kemewahan yang tidak bisa dijual untuk khalayak.
Cerpen lo
"mencintai si brengsek" lumayan lo
viewernya. Biarin aja. Saya hanya menulisnya. Membuatnya dengan
imajinasi liar saya. Bila disukai, artinya selera kita sejalan. Bila tidak
dilihat, ya udah. Bila dilihat dan tidak
sependapat, terima kasih sudah membaca walaupun kita berbeda pandang, anggap
saja ini tulisan bodoh. Sesederhana itu kok.
Cerpen-cerpen
bahkan cerpan dan cerdom yang saya buat, hanya
untuk diri saya. Untuk saya baca kembali ketika rutinitas di Rumah Sakit terasa
pengap dan sangat membosankan. Blog ini dibuat, bukan untuk umum. Untuk saya. Saya sendiri. Semacam diarynya saya. Yang
selalu dan pasti saya buka untuk membaca kembali. Mengingatkan kembali apa yang
terlewat. Dan tersenyum sendiri ini pernah singgah dalam hidup saya.
Bahasanya adalah SEPI.
Saya bukan orang yang suka dengan keramaian. Saya
mencintai gelap dan memuja sepi. Saya menghindari kebisingan. Dan berteman pada
keremangan senja. Sesekali saya memanggil pagi datang untuk menjenguk apa yang
terlewat ketika gelap merundungi. Namun kadang saya menyisihkan pagi dari
agenda saya. Pagi, terlalu terang dan jelas untuk orang-orang yang penuh tanya.
Malam dan gelap, adalah teman bagi si pemimpi dan pemikir.
Jangan menawari lagi. Simpan saja untuk orang lain. Ini
adalah sekumpulan tulisan bodoh dari manusia yang tidak selalu menyuarakan
suaranya. Sesekali dia menggunakan fungsi
mulutnya untuk berteriak dalam dunia nyata. Namun kadang suaranya hanya
memantul pada dinding kosong dan gemanya hilang ditelan waktu. Menulisnya
adalah bentuk keabadian dari suara yang tidak tersampaikan dan gema kosong yang
memilukan.
Tidak semua
EGO harus dimenangkan. Sama seperti tidak semua MIMPI bisa diwujudkan. Ada kalanya kita mundur sejenak, bukan untuk
mengalah. Tapi untuk melihat seberapa jauh kita melangkah dari tujuan awal.
MIMPI? Bukan hanya bunga tidur. Kalau mau terwujud, kamu harus membuka matamu
dan mewujudkannya. Sayangnya, didalam MIMPI besar saya, menjadi PENULIS sudah
lama saya kotakkan. Saya lempar pada sudut terjauh dalam cita-cita saya.
Saya jatuh cinta pada dunia menulis jauh sebelum saya
jatuh hati pada dunia kedokteran. Saya menulis sejak SD, SMP dan SMA, hingga
hari ini. Noke tau itu. Namun, ketika hidup membawa saya pada pilihan, saya
mementahkan hobby saya. Saya memilih dunia medis. Kedokteran. Dalam diam, dunia
yang saya cintai itu menjadi pelipur lara saya, ketika saya benar-benar
"sesak" dengan rutinitas gila dunia kedokteran. Menulis menyelamatkan
saya dari setiap kegelisahan-kegelisahan yang tidak terkatakan.
Dan, saya berterima kasih bila ada yang menghargai
tulisan-tulisan bodoh ini. Cukup sampai disitu saja.
Kamu boleh membacanya dengan bebas, tapi tidak
mengatas-namakannya sebagai milikmu. Itu pencuri.
Karna menulis tidak semudah itu, menemukan sebuah
ide, juga bukan sebercanda itu.
Untuk
pemiliki email ini, terima kasih sudah menawarkan ide brilian itu. Tapi saya tidak mau.
Benyada Remals "dyzcabz"
Apa yang paling menyenangkan buat lo,nyed?
Duduk di sudut cafe, ditemani hot chocolate dan
menuliskan sebuah cerita.
Didalam diam-nya saya, ada banyak tanya yang
terpecahkan. Dibalik diam-nya saya, saya bisa membunuh ratusan kali daripada
yang kamu tau. Diam adalah bahasa sederhana, dari kata tolong tinggalkan saya
sendiri.
Bila kamu mengerti, sebaiknya jangan datang dan
bertanya hal yang sama.
Karna DIAMnya saya, selalu memiliki banyak arti.
Diam adalah cara sederhana untuk meredam segala hal
tidak sederhana, membiaskan setiap tanya, dan memecahkan sebuah seru. Bila kamu
memahami, sebaiknya jangan kembali dengan ide yang sama.
Komentar
Posting Komentar