Langsung ke konten utama

Selamat 9 dekade, sesepuh ihalauw.

Selamat 9 dekade, sesepuh ihalauw.

Pdt. Jusuf Ihalauw.

12 Oktober, berusia 90 tahun.

Beliau adalah OPA saya.
OPA Ucu, begitu kami memanggilnya.
Beliau seorang pendeta GPM. Suami dari Judith Tamaela.

Sebagai cucu pertama,
Saya dekat dengan OPA. Saya sempat tinggal dengan OPA - OMA di Bandung. Opa sangat memanjakan saya. Beliau orang yang begitu mendukung cita-cita kecil saya menjadi seorang dokter. Beliau mendoakan hal itu setiap hari disaat doa malam bersama.

Bagaimana sosok opa ucu?

Bila mendengar sebagian cerita orang, beliau adalah cerminan papa. Keras, disiplin, tegas, prinsipil, konsisten.

Ketika, papa pergi untuk kuliah di jawa. Oma memutuskan untuk ikut dengan anak lelaki kesayangannya. Opa juga begitu. Akhirnya, Opa pensiun dini. Dan gaji pensiunnya disumbangkan untuk pendeta-pendeta yang berada di Pos Pelkes di Maluku sana. Bukankah sangat mengagumkan?

Sosok Opa dimata cucunya, Opa itu orang yang humoris, selalu lucuk, kocak, pembela kita dari omelan oma, suka jajanin kita dengan jajanan yang menurut oma "kotor", opa selalu memanjakan kita.

Opa dan Oma tinggal diBandung. Oma mengajar disalah satu SD didaerah Kiara Condong. Sesekali setiap bulan, mereka akan turun dan mengunjungi kita di Jakarta. Atau kita yang nginap disana. Pergi ke Bandung adalah hal menyenangkan saat saya kecil. Artinya ketemu dengan pembela saya yaitu Opa Ucu. Dari kecil opa slalu berada di pihak saya.

Ketika Oma meninggal tahun 2006,
Opa begitu terpukul. Opa sangat mencintai Oma. Bahkan hari-hari setelah Oma meninggalpun, Opa tetap saja pergi dan membersihkan makam oma. Duduk dan bercerita disana. Oma dimakamkan di Ambon. Opa tidak sampai depresi hebat. Hanya saja beliau snagat kehilangan. Akhirnya, Opa tinggal di Noloth, Opa saya jago nyelam untuk tangkap ikan-ikan. Hingga akhirnya hobbynya berimbas pada pendengarannya. Opa menjadi kurang dengar. Opa cukup lama tinggal dinoloth.

Opa juga sempat tinggal dengan kita dijakarta. Hanya saja, opa tidak betah. Karna Opa hanya tinggal sendirian dirumah. Tidak ada yang ajak bicara. Semua sibuk. Akhirnya Opa kembali ke Ambon dengan Tante Ita. Hingga hari ini.

Betapa baiknya Tuhan, menganugrahi Opa 90 tahun
Umur yang sangat banyak. Bahkan opa sudah melewati 9 dekade dalam hidup. Kerenkan?

Opa tidak ada sakit serius. Hanya katarak. Dan demensia saja. Selebihnya Opa adalah Opa yang biasa. Palingan hanya penyakit geriatri instabilitas, inkontinensia, tapi selain itu segalanya stabil. Bahkan opa masih makan dengan baik.

Opa sudah melewati banyak peristiwa penting, Kepergian Oma, Om Buce juga Om Lucky. Orang-orang yang penting untuknya.

Apa permintaan terbesar opa?
Beliau ingin melihat Amor diteguhkam menjadi Pendeta.

3 generasi dengan panggilan yang sama. Salut saya untuk mereka!

Opa Ucu, selamat panjang umur. Selamat memasuki 9?dekade. Terima kasih, karena telah menjadi contoh yang baik untuk kita. Terima kasih masih tetap ada untuk kita. Sehat selalu opa. Semoga doa yang Opa naikkan setiap saat untuk keberhasilan kita, didengar oleh Tuhan Yesus.
Semoga Tuhan Yesus mengabulkan permintaan dan penantian Opa tentang cucu2 dan anak2nya.

Have a blessing year,Senior!

Walaupun kita tidak bertatapan muka dan tidak ada didekat Opa. Doa kami memelukmu dari jauh. Kamipun mensyukuri anugrah Tuhan untuk Opa.

9 dekade. Bukan waktu sebentar. Tuhan, boleh ngga Opa diberi 1 dekade lagi? Setidaknya, Opa bisa melihat cicitnya? (*colek El dan amor) hahahhahahaha.... di-amin-kan!!!!!

Saya mengucap syukur untuk Opa, karena beliau adalah satu-satunya Opa yang masih saya miliki.
I love you,grandpa...

Benyada Remals "dyzcabz"

12 oktober 2015

Hari dimana Senior Ihalauw memasuki 9 dekade dalam hidupnya. Hidup harus hebat, tapi sikap tetap sederhana. Opa mencontohkan banyak hal tentang hidup. Kesederhanaan. Keramah tamahan. Pengertian. Kesabaran. Kesetiaan. Pengabdian. Iman yang kuat. Ketegasan. Cara mencintai yang tulus. Bahkan hingga maut memisahkan mereka, Opa tetap setia pada Oma. Hati seorang hamba.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...