Langsung ke konten utama

Nikah gih...

Nikah gih...

Masih awal oktoberkan?
(*ngga nanya aja,sapa tau udah akhirkan?)
Baiklah.

Beberapa teman baik saya yang berteman dengan papa disalah satu medsos. Mengirimkan MMS yang berisi foto ini. Ah,bukan. Lebih lengkapnya, tentang postingan papa di salah satu medsos. Menjadi pembicaraan hangat dikalangan terdekat. Ngga begitu terkejut sih. Karna, yah memang apa yang diposting ini adalah kisah nyata, adik kesayangan kami. Cumaaaan, yang bikin geli itu kalimat penjelasnya "Ya Tuhan berkati hubungan kedua anak kami ini"

Kesannya, El sedang merencanakan pernikahan (*well thats goal relationship,isnt it?) atau sudah menikah lalu sedang diterpa badai. Hahahahhahahahaha...

El, memang cowo setia. Setidaknya itu yang saya tau. Mereka pacaran sejak kelas 2 SMA sampai sekarang. Kalo ditotalin, sudah hampir 6 tahun. Kerenkan? Tetap sama orang yang sama. Bahkan saya saja, menyerah pada orang yang sama. Ketika, saya menyeleksi, El justru konsisten. Bahkan saat, cerita Amor masuk dalam babak penuh drama, El masih tetap sama. How sweet!

Yolanda, anak yang baik. Klise ya? Tidak, dia benar2 baik. Karna, dia masuk ke dalam rumah KITA sebagai ANAK. Bukan seorang tamu. Sehingga, kita bisa tertawa bersama. Bercerita bersama. Dia diterima dengan baik. Kenapa? Karna, cara pacaran mereka adalah cara yang baik. Saling mendorong untuk maju. Bukan hanya drama bodoh dan kisah-kisah picisan yang memuakkan. Atau tangisan cengeng atas nama cinta, lalu pergi agar dikejar hingga balik karna dibujuk. Bukan. Saya mengagumi mereka. Karna, Yolanda bisa begitu marah dan menasehati El, saat nilai smesternya jelek. FYI, yolanda sudah sarjana ekonomi di USU. Sekarang dia sedang kerja di salah satu perusahaan kalimantan.

Saat El, kecelakaan kebetulan dia sedang keJakarta untuk tes kerja.. Jadi, dia bisa sekalian menjenguk El. Senang rasanya, melihat monet2 kecil saya menemukan orang yang bisa menyamankan mereka. Orang yang bisa melihat mereka nantinya. Menjaga. Menemani. Teman berbagi. Semoga semesta merestui kisah yang mereka perjuangkan dan jalani. Saya bahkan tidak tahu, kapan kisah ini akan menyentuh akhir yang indah, untuk memulai tahap yang baru.

Nikah gih...

Bila saat kalian sudah merasa siap untuk berjalan bersama.
Silahkan maju duluan.
Saya menghargai kalian.
Tidak ada yang akan menghalangi kalian.
Melangkahlah dengan baik dan bijak.

Semoga suatu hari nanti, beberapa tahun mendatang...
Saya bisa mendengar berita baik itu.
Semoga hubungan yang diawali dengan niat baik, untuk bertumbuh dan berkembang bersama,
Bisa diakhiri dengan bahagia.

Walaupun, belum resmi masuk dalam keluarga besar kami.
Selamat datang, calon adik ipar.
Selamat mempelajari berbagai hal tentang keluarga kami.
Nyamankanlah dirimu dengan kami.
Sesederhana itu saja.

Di bagian bawah pesan itu, si kampret nulis...
"Lo ga akan dilangkahin'kan?"
Hahahahhahahahahahahaa...

Langkah melangkahi bukanlah sebuah pertarungan.
Pernikahan juga bukan sebuah perlombaan, siapa lebih cepat.
Bagi saya, siapapun dari kami yang akan melangkah lebih dulu.

Pastikanlah satu hal, bahwa segala sesuatunya sudah dipersiapkan dengan matang dan baik.
Bukan hanya tentang materi, tapi hati.
Benarkah ini yang terakhir?
Sudahkah saya berhenti mencari yang terbaik?
Selamanya. Seterusnya. Seumur hidup.

Jadi, bukan tentang siapa yang duluan.
Saya percaya, semesta sudah menentukan waktu untuk masing-masing orang.
Kita hanya memerankan apa yang dituliskan oleh Sang Maha Kuasa.
Dan, sebagai pemeran, apa yang lebih membahagiakan selain bermain dengan benar dan baik, seturut kehendaknya?

Bukankah manusia berencana, tapi Tuhan yang menentukan?

Semoga, semesta mendengar setiap doa yang terucap secara lantang maupun dalam diam.
Lalu, mengabulkannya tepat dengan waktu yang sudah ditentukan.

Segala sesuatu akan indah pada waktunya.(*coba bilang AMIN!)

Benyada Remals "dyzcabz"

Kebahagiaan terbesar bagi seorang saudara adalah melihat saudaranya bahagia dengan pilihan yang dia buat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...