Keselarasan sebuah harmoni untuk keharmonisan.
Saat saya menulis note ini, saya sudah mendengar dan membaca media elektronik juga media sosial.
Pembakaran Gereja di Singkil, Aceh.
Berita yang terdengar mengenai pembakaran yang terjadi, memang simpang siur, ada salah satu media elektronik yang menyebutkan bahwa pembakaran alasannya Gereja-gereja tersebut tidak memiliki izin bangunan. Lalu, yang lain menyebutkan adanya peraturan dari kepala daerah tersebut yang melarang pendirian gereja disana.
Baiklah, Aceh adalah serambi mekahnya Indonesia. Muslim sebagai agama yang mayoritas disana. Tapi, apa salah bila ada gereja disana? Apa perlu memberikan peringatan tentang izin pembangunan dengan cara membakar dan menutup puluhan gereja yang lain?
Saya sangat kecewa dengan Negara ini, juga aparatur negaranya. Bukankah beribadah adalah Hak Asasi Manusia? Kalau memang izin pembangunannya tidak ada, apa tidak bisa dibicarakan dengan benar dan baik? Apa sih yang tidak dipersulit di negara ini?
Bukankah negara ini mengakui adanya keberagaman?
Dan agama di negara ini ada 5 kan?
Lalu, kenapa harus dipersulit umat lain yang ingin beribadah?
Katakanlah, kalian bilang bahwa memang tidak berizin jadi wajib dihancurkan. Wajib ditutup. Lalu, dimana mereka harus beribadah? Okeh, semisal mereka beribadah didalam rumah mereka. Ibadah rutin, setiap minggu, bukankah nanti alasannya lain lagi? Kalian pasti mencari cara dengan sejuta alasan untuk menutup dan menghentikan ibadah itu. Kenapa harus seperti ini?
Pembakaran gereja, bukan baru kali ini terjadi. Sudah banyak kali terjadi. Tapi rasanya hanya hilang ditelan angin. Apa karna mereka kaum minoritas? Sbenci itukah anda pada si minoritas ini? Bahkan untuk memberikan HAKnya saja, anda tidak mau. Kenapa?
Indonesia kita adalah Bhineka Tunggal Ika. Kita berbeda cara beribadah, tapi pada hakikatnya Kita menyebah Tuhan Yang Maha Esa. Lalu, kenapa harus kekerasan terjadi lagi? Beberapa bulan lalu, masjid yang dibakar di Tolikara,Papua. Hari ini, Gereja yang dibakar di Aceh.
Siapa yang kita korbankan?
untuk apa kita melakukan ini?
Kita adalah Indonesia. Apapun agama, suku, warna kulit, ras, bahkan tipe rambut. Kita semua Tumpah Darah Indonesia. Bukankah ketika kita melukai mereka, kita juga terluka? Karna kita semua tumpah darah bangsa ini.
Saya tidak akan melihat ini, sebagai konflik umat beragama. Rasanya terlalu kerdil untuk melakukannya. Apa yang saya lihat?
Saudara yang tidak menghargai HAK SAUDARAnya.
Kita sama2 terlahir di negara ini, dibawah naungan merah putih, sbagai anak-anak ibu pertiwi.
Bila hari ini, kita saling melukai dan menyakiti,
Hanya karna masalah IZIN untuk PENDIRIAN TEMPAT BERIBADAH ataupun PERATURAN DAERAH yang dirasakan begitu menekan pihak lain,
Artinya sebagian dari bangsa ini BELUM MERDEKA!
Ayolah,Indonesia...
Tidak benar rasanya melihat kita saling menyakiti sesama.
Masalah bangsa ini masih banyak,
Masalah Kabut Asap belum selesai.
Saya memohon agar masalah ini diselesaikan dengan benar,
Siapapun yang dengan sengaja menyerang dan melakukan tindakan anarkis untuk tempat peribadatan dan umat didalamnya,
Harus ditindak dengan ADIL.
Negara kita adalah negara hukum.
Bila memang tidak sesuai dengan aturan main yang berlaku, ajukanlah pada hukum, bukan main hakim sendiri.
Dan untuk pimpinan-pimpinan daerah,
Anda dipilih untuk kesejahteraan masyarakat,
Entah itu umat muslim, kristen, hindu, budha, katolik,
Anda adalah wakil mereka dalam pemerintahan,
Bila anda benar-benar concern dengan daerah yang anda pimpin,
Maka jangan memihak. Suarakanlah kebenaran. Tegakkanlah keadilan. Apa yang benar, itulah yang harus dijalankan. Sebab, memakai kekuasaan untuk menyakiti orang lain yang tidak sepaham adalah kejahatan.
Saya pikir, semua agama adalah baik dan benar.
Tidak ada agama yang mengajarkan untuk saling membenci dan menyakiti sesamanya.
Bila ada oknum dari agama tersebut yang melakukan kekerasan dan kekasaran, bukan agamanya yang kita salahkan. Tapi ORANG ITU YANG KITA PERTANYAKAN!
Karna bisa saja pemahaman yang keliru tentang sebuah ajaran agama, membuat kita khilaf dan kalap dalam bertindak, karna kita merasa diri paling benar.
Berdialog antar agama adalah jalan keluar yang paling baik. Bukan untuk mencari siapa yang paling hebat dan menjatuhkan yang lain. Atau mencari pembenaran ajaran mana yang paling benar. Tapi, duduk bersama sebagai anak-anak bangsa Indonesia, untuk memikirkan kemajuan bangsa ini. Dimulai dari rasa persaudaraan dan saling toleransi diantara KITA.
Indonesia punya kita.
Kalau hari ini, hanya karena hal-hal sepele kita bisa terpecah belah.
Bukankah mungkim saja, kita akan dijajah lagi?
Bukan oleh oranf lain, tapi oleh bangsa sendiri.
Kemerdekaan adalah hak segala bangsa.
Jadikanlah, setiap orang di seluruh bagian Indonesia memiliki hak merdeka yang utuh.
Merdeka untuk berpendapat dengan cara yang baik, untuk beribadah pada Tuhan yang mereka sembah serta untuk menjalankan keyakinannya sesuai dengan semboyan kita bhineka tunggal ika.
Semoga, cerita tentang Kejadian Pilu di Singkil bisa diatasi dengan baik.
Untuk para korban dan keluarga yanf ditinggalkan,
Semoga Tuhan memberikan kekuatan serta penghiburan untuk melewatinya.
Untuk para penyerang dan provokatornya,
Semoga Tuhan melihat apa yang terjadi disana.
Dan Hukum dapat berlaku seadil mungkin terhadap kalian.
Untuk para aparatur negara,
Jalankan pemerintahan secara jujur dan adil.
Jangan memihak siapapun.
Jangan membenci sesamamu, yang bukan dari kaummu.
Kita terlahir sebagai makhluk sosial.
Dan tugas kita untuk bersosialisasi dengan cara yang baik.
Jangan merapas hak-hak asasi orang dalam hal apapun itu. Bila dalam kepercayaan kalian, ada hukum karma.
Di ajaran saya, apa yang kamu tabur, itulah yang kamu tuai. Serupa bukan?
Saya menuliskan ini, sebagai seorang anak bangsa indonesia. Tanpa tendensi apapun. Tanpa memihak pihak manapun. Demi kemanusiaan yang adil dan beradab. Untuk sebuah persatuan indonesia. Dan, kemerdekaan tiap manusia untuk memeluk agama dan beribadah sesuai dengan kepercayaannya itu.
Kita adalah sebuah nada, dimainkan oleh sang pencipta. Dalam memainkannya anda yang mayor dan minor, saat segalanya berjalan dengan seimbang, pasti menghasilkan harmoni yang indah.
Keindahan sebuah harmoni, akan menciptakan sebuah keharmonisan dalam setiap sentuhannya.
Kau membuatku mengerti hidup ini,
Kita terlahir bagai selembar kertas putih,
Tinggal kulukis dengan tinta pesan damai,
Kan terwujud HARMONY.
God bless Indonesia.
Benyada Remals "dyzcabz"
Beberapa link berita media elektronik yang saya baca:
http://www.beritasatu.com/nasional/314154-bupati-aceh-singkil-dituding-restui-pembakaran-gereja.html
http://beritagar.id/artikel/berita/kronologi-pembakaran-gereja-di-singkil-aceh
http://www.cnnindonesia.com/nasional/20151013193712-20-84801/pbnu-pembakaran-gereja-di-aceh-singkil-bukan-syariat-islam/
http://m.okezone.com/read/2015/10/13/340/1231383/pgi-benarkan-pembakaran-gereja-di-aceh-singkil
Komentar
Posting Komentar