Cerita tentang sebuah pengorbanan...
Bila senja menjemput,
Dan malam menyapa.
Akankah kau disini, menemaniku?
Bersamaku menghadapi hidup.
Mengarungi badai.
Menari didalam hujan.
Bila malam kian pekat.
Bahkan bintang malu untuk keluar.
Tetapkah kau menjadi, manusia yang aku sayang?
Tinggal disisiku.
Menua denganku.
Menggandeng lenganku selalu dan selamanya.
Bila fajar menyingsing.
Membawa berita tentang datangnya,
Hari baru.
Namun, mentari terlalu pengecut untuk terlihat.
Mampukah kita bertahan?
Bisakah kau mempertahankan kita?
Menguatkan kakimu untuk tetap berjalan disisiku.
Mendamaikan masa sulit yang masih terngiang.
Meluapkan sejumput sesal yang kian meradang.
Melupakan alasan untuk saling meninggalkan.
Seharusnya, bila hari sudah berganti.
Badai telah menepi.
Fajar kian terbit dan mempesona.
Mentari terkuak, diiringi nyanyian semesta raya...
Maukah, kau disini selamanya?
Selamanya denganku.
Berbagi rasa. Tentang hidup.
Saling melengkapi. Tentang cinta.
Teori egois tentang hati yang didengungkan para pujangga.
Bersediakah, kau ada untukku?
Merekam setiap jejak yang kita tinggalkan dibelakang.
Untuk direnungkan dihari tua,
Saat mentari kekuatan kita hampir sirna?
Aku memintamu,
Tolonglah, berdiam disini selamanya.
Karna selain kamu, aku tidak mengenal nama lain.
Aku bahkan mematikan inderaku,
Untuk menghadirkan nama lain. Rasa lain. Denyut lain.
Aku memintamu,
Diantara keperkasaan dan kehebatanku,
Disamping pesona dan keberadaanku,
Aku mohon,
Tinggallah, lalu menua bersamaku.
Jadilah cinta yang melengkapi cinta dalam hidupku.
Aku yang memintamu,
Adalah aku yang sama,
Dengan aku yang menunggumu.
Dengan aku yang mengagumimu.
Dengan aku yang mencintaimu.
Mencintaimu, adalah candu.
Menikmati sketsamu dalam temaram malam, adalah surga dunia bagiku.
Menyentuh ragamu saat terik mentari, adalah syukur yang tak lekang.
Aku ingin lebih dari itu.
Aku ingin sebuah pengakuan.
Selamat sore, awal oktober...
Begini caraku menyapamu.
Bulan penting untuk beberapa orang.
Semoga oktober membawa kejutan manis diakhirnya.
Selamat sore, 6 oktober...
Jakarta sore ini terasa begitu lengang,
Jalan-jalan sore ini dengan rasco, terasa begitu menyenangkan!
Ditemani ice chocolate caramel plus choki2,
Saya ingin menyapamu.
Setelah segala hal pahit yang kami lewati, bolehkah kau menyediakan sedikit kejutan manis?
Hei,okt...
Bisakaah kau pelankah lajumu, saat aku menikmati waktuku dengan mereka yang aku sayangi?
Bisakah kau percepat langkahmu, saat aku merasa hari itu begitu hectic?
Bolehkah aku memintamu, menjadi bulan yang menyenangkan untuk dilewati?
Come on,yed...
Jangan hiraukan, igau-anku okt...
Jadilah seperti apa yang ditetapkan semesta.
Aku akan menjalani apapun cerita yang kau sediakan.
Semoga apapun yang terjadi nanti, kau akan menjadi salah satu bulan favoritku...
(*natal semakin dekat)
Okt, bisakah kau mendengar sayup-sayup lonceng natal berdentang?
(*Desember will have been coming!!!!)
Hei,okt...
Tapi bolehkan aku memintamu, agak sedikit mempercepat langkahmu?
Hahahahahahahaha... kidding! (*jadilah seperti yang seharusnya)
Hei,okt...
Wish us luck!
Benyada Remals "dyzcabz"
Komentar
Posting Komentar