Menikmati hidup
Mc-d Sarinah Thamrin
01.45
Saya baru saja selesai urusan dijakarta pusat. Lalu dalam perjalanan pulang, saya melewati Mc-D ini. Sekilas info aja sih, Mc-D ini dulunya salah satu tempat hang out terhits dikawasan jakarta pusat. Sarinah juga salah satu Mall yang sangat terkenal, mungkin sebelum muncul senayan, FX, Plangi, dan banyak lagi kawasan Mall.
Mulai dari umur 1 tahun lebih, setiap papa dan mama ada waktu dimalam minggu, pasti kita bakalan kesini. Sekedar makan french friesnya. Atau es krimnya. Dulu, hanya ada Es Krim Vanila. Diatapnya ada boneka Si Mc-Donald besar sekali dikelilingi lampu kerlap-kerlip yang dirangkai mengikuti tulisan Mc-Donald. Security yang menjaga Mc-D itu namanya Om Guntur (*seorang preman yang snagat baik) dan Om Yapson Gunena (*kalo saya ngga salah). Mereka berdua kenal dekat dengan papa dan mama. Jadi, kalo kita datang suka makan gratis. Hahahahahahah
Mc-D dulu, ada ruang bermainnya dipojok kanan dari pintu masuknya. Makanya, kenapa setiap malam minggu Mc-D selalu ramai dengan anak-anak, ya karna identik dengan Family Time. Dulu, Mc-D identik dengan restoran keluarga. But, time flies... Mc-D hari ini sudah lebih bergeser menjadi tempat tongkrongan sebagian anak muda, eks mud sampe abg tua.
Tiba-tiba saya kangen makan Mc-Sundae Coklat. Diantara sekian banyak Ice Cream yang dipasarkan oleh beberapa Restoran Fast Food, saya lebih suka Mc-Sundae. Clokatnya berasa pas aja dimulut dan lidah saya. Tidak terlalu manis, tidak pahit,pas. Karna ada dibeberapa resto fast food yang rasanya seperti Sirup Eritromysin. (*serius)
Saya membelokkan mobil saya kearah pintu masuk Sarinah. Makan Ice Cream tengah malam, dosa ngga sih? Nggalah. Cuman 1 cup kok. Hahaha... diet selalu dimulai nanti dan besok!
Saya melihat antrian beberapa orang dibaris pertama, lalu ada seorang... agak sulit menjelaskannya. Bisa jadi dia (*maaf) Pemulung. Gelandangan. Yang pasti dia antri dibaris ketiga, dan tidak ada lagi orang dibelakangnya. Saya memilih mengantri dibelakangnya. Saya mengamati dengan seksama, dia memesan Panas 2, lalu dia menunjuk gambar Mc Flurry disebelah kanan atas, lalu dimenunjuk gambar kentang goreng pada menu yang berada didekat si mas2 kasier itu.
Dia terlihat sangat semerawut, rambutnya gondrong, mukanya sangat kumal, tangan dan kuku jari tangannya sangat hitam serta kotor, pakaiannya lusuh, celana panjang kain biru yang dia kenakan robek pada pinggirannya, kurang lebih 5 cm diatas lutut. Celananya terlihat sangat kedodoran karena ng robek itu menyapu lantai. Menjuntai kebawah dan terlihat berserakan benangnya.
Awalnya saya cukup ragu, mungkinkah dia pincang? Karna cara berdirinya tidak sempurna, dia menyederkan badan kanannya pada dinding marmer tempat kasier. Beberapa kali, dia mencoba "mencari keseimbangan" agar tetap berdiri dengan baik.
Setelah selesai memesan, dan akan membayar, dia mengeluarkan setumpuk uang 2000 ribuan yang lumayan banyak, disertai uang receh yang cukup menggunung. Dia meletakkannya diatas baki makanannya. Dengan seksama dia mulaibmenghitung. Saya masih berdiri mengantri dibelakangnya. Saya melihat beberapa orang disamping saya, mulai berbisik-bisik. Selesai membayar, dia meminta tolong pada OB yang sedang mengepel didekat kami, untukbmembantunya membawa makanan ke lantai dua. Tebak.... dia jalannya dengan lompat! Karna kaki kirinya (*maaf) mungkin saja tidak ada. Sebab, saat dia melompat kaki celana kirinya melambai dengan ringan, seolah tidak ada tahanan apapun didalamnya.
Saya maju dan memesan Mc-Sunday. Saya dilayani oleh Mas yang sama dengan dia tadi. Tanpa saya tanya, dia berucap sambil me-lap bekas "tempat taruh" tangan si anak tadi.
"Maaf tadi itu Anak2 diblakang disctara. Pengemis. Kasian, nabung buat makan disini."
Saya tersenyum dan mengangguk.
Apa hak saya untuk melarangnya masuk dan menikmati Mc-D. Ataupun merasa risih karena kehadirannya. Toh, yang saya dan dia lakukan adalah hal yang sama, MENIKMATI HIDUP.
Dia menabung untuk menikmati makannan Mc-D, yang bisa jadi sangat biasa saja bagi para penikmat Fast Food. Saya juga, mampir untuk membeli segelas Mc-Sundae, MENIKMATI HIDUP.
Menikmati kekinian jakarta hari ini. Disalah satu Fast Food terlama yang ada dipusat Ibu Kota. Menikmati hidup,bukanlah sebuah dosakan?
Bagi sebagian orang, tidak perlu bekerja begitu keras untuk mendapatkan apa yang diperjuangkan oleh orang lain. Seperti kedudukan, popularitas, pengakuan, jabatan, makanan, kemewahan, dan hidup yang layak.
Seperti anak itu, siapapun namanya.
Sekalipun ada yang memandangmu rendah dan aneh,
Saya melihatmu sebagai manusia yang sama.
Sama-sama berhak penuh untuk HIDUP.
Entah bagaimana caramu berjuang untuk MENIKMATI HIDUPMU,
Saya hanya ingin, kamu paham...
Lebih terhormat orang yang berjerih lelah untuk mencapai semua cita-citanya,
Daripada sebagian orang yang menerimanya sebagai Anugerah namun tidak cukup bijak untuk mensyukurinya!
Berjuanglah. Karna itulah esensi hidup.
Berpikirlah. Karna itulah kamu ada.
Bertahanlah. Karna hanya yang kuat yang hidup.
Bersyukurlah. Karna semesta hanya menginginkan hal sesederhana itu, ucapan syukur.
Untukmu,
Semoga lain kali, kamu bisa membawa keluargamu kesini.
Semoga semesta mendengarkan apa doa yang terlantun dalam diam.
Untuk saya,
Menikmati hidup dengan berkendara diwaktu malam terasa begitu menyenangkan.
Kerlap kerlip lampu metropolitan, kemewahan gedung-gedung bertingkat menghiasi jalan protokol ini, beberapa pasukan kuning yang membersihkan jalan, hingga pembangunan jalan yang masih dikerjakan, para pedagang kaki lima yang berjejer dibunderan HI, hingga anak-anak fotografi yang mengabadikan jakarta diwaktu malam.
Setiap orang punya mimpi untuk metropolitan.
My wish...
Semoga penduduk jakarta yang belum telelap,
Bisa menikmati hidup mereka di metropolitan!
Terima kasih, Mc-D.
Selalu menemani disaat lapar.
Selalu berhasil membuat saya gagal diet.
Hahahhaha
Mari, menikmati hidup...
Dengan cara kita masing-masing.
Benyada Remals "dyzcabz"
Komentar
Posting Komentar