Langsung ke konten utama

Just US

Just us

Beer garden. Kemang.

Beberapa hari yang lalu.

Tomtom mengirim pesan singkat.

"Kang, kangeeen. Ketemuan yuks. Nge beer dulu nyooong. Place biaso yo"

Ketika saya menerima pesan itu, saya masih praktek. Saya masih mempertimbangkan ikut ngga ya? Karna 3x24 jam ini waktu yang lumayan nyiksa loh..okeeey, demi sesuap nasi hahhaha...

Kangen juga, ngobrol ga jelas, gosipin hal bodoh, nyeritain dan dengerin nada-nada sumbang tentang sesuatu sampe curhat tentang hal prinsipil.

Selesai praktek jam 21.30.

Saya meluncur kesana. Inilah nyamannya hidup dikota besar. DiIKOTA BESAR. Kenapa? Kemanapun lo mau melangkah ada kendaraan. Yup, kendaraan pribadi! MY Rasco, atau setidaknya adalah Taksi.

Dan tempat nongkrong. Tempat ngumpul yang berisikan manusia-manusia dengan cap »"Im not a morning person", drinken ampe subuh,ngebahas hal-hal gapenting yang dipenting2in, skedar melepas lelah dan jenuh dengan macetnya ibukota, ngebut pas balik, thats metropolitan's style.

Ketika saya sampai, tomtom dan gembul sudah ada. Mereka melambai kearah saya.

"Abis jaga lo?"
Saya mengangguk sambil mengambil minuman tomtom.

"Kusut amat tu muka. Pantesan pada banyak yang kabur"
Saya tertawa mendengarnya.

"Yang lain mana?"
"Blom muncul. Rong2 pasti telat. Rasta bentar lagi nyampe.katanya sih udh.deket."
"Ladies?"
"Lagi pada pms"
Saya tertawa lagi.

"Eset gimana,kang?"
"Better than past."
Gembul menawari saya rokoknya. Setelah berpikir cukup panjang, saya menolak. Percaya ngga kalo saya bilang, saya lagi pengen merokok. Entah kenapa rasanya saya mulai percaya bahwa nikotin ini bisa mengendurkan syaraf yang sedikit.tegang akibat lelah. Ah apa sih! Jangan rokok!

"Ayolah satu aja,nyed! Ga dosa sih. Muka lo jelek abis. Lo kayak abis make,.tuh kantong mata lo terpampang nyata, mana mata panda lo kemana-mana lagi" ucap gembul sambil membakar rokoknya

"Gue emang capek. Tapi seneng. At least, adalah yang g pelajarin. Hows life nyong?"

"Corona 1 lagi ya," ucap tomtom pada pelayan, saya melirik kearahnya. Dia nyengir dan ngedip seolah bilang "itu buat lo"

"Lime squashnya satu, sama potato wedges aja. Jangan pake mayonase kebanyakan ya. Extra cheese."

"Lasagna ngga,kang? Makanan lo banget tuh. Atau ravioli?"ucap rasta yang tiba-tiba.memelukku dari belakang.

"Kemana aja sih kukaaaaang? Udah jarang ngumpul." ucapnya sambil mengacak rambutku

"Nyebarin undangan married" ucapku, diikuti cibiran gembul dan gelak tawa rasta

"Kenapa sih kalian ngga percaya?" tanyaku sebal

"Bukan ngga pecaya, artemesia, cumaaaan... manusia kayak lo kalo dipercaya artinya paus berteman sama remora?"
"Siapa? rafa? Gerald?"
Saya semakin geli. Rasta menatap saya dngan menyelidik.

"Kalian duluan lah. Gue mah nanti-nanti aja"
"Nanti tu kapan. Selalu ada deadline and deal didalam kata nanti"
Saya melirik rasta dengan tatapan "sok tau lo"

"Ta, gue denger mbak nana, research tempat buat second honeymoon?"
Rasta mengangguk sambil membakar rokoknya. Saya sibuk makan dan mendengarkan. Second honeymoon? Sounds good. Berasa asik aja, ngeliat couple yang udah beberapa tahun married dan tetep semesra biasanya. Trus mau nikmatin second honeymoon.

"Mereka mau ke Greece. Santorini. Menikmati wine sambil ngeliatin laut teduh itu. Katanya sih sunset view di Sakros keren. Paslah buat yang second honeymoon."
"How sweet."
"Gue seneng deh dengerin cerita kayak gini. Semacam heart orgasm? Mean, asik aja ngedengerin orang yg udah married, stayed together, and mau second honeymoon. Long live everlasting felt!" tambahku
Tidak ada yang menaggapi. Semua diam.

"Second honeymoon, katanya biar ngembaliin rasa itu lagi." ucap Rasta dengan nada mengambang. Tidak sinis hanya saja terasa tawar ditelinga saya.
Tomtom mengamati Rasta. Saya terdiam. Baiklah, semua punya persepsi. Semua selalu ada alasan. Makanya pertanyaan kenapa dan mengapa selalu menjadi momok menakutkan! Kenapa? Pasti ada alasan. Mengapa? Selalu ada kisah.

"Kadang kita butuh refreshing,ta. Liat aja rossi, dia puluhan taon di yamaha tapikan dia keluar juga bentar ke honda. Ujung2nya apa? Kembali lagikan. So its not big deal" terang tomtom sambil menyikutku
"Awalnya hilang rasa. Lama2 ga sejalan. Lalu alasan ga cocok. Taik. Gue pikir kadang, orang dewasa ga pernah bisa dewasa dalam permasalahan mereka swndiri. Mbak gue, gitu. Ga belajar dari bonyok." Rasta menghembuskan asap rokoknya. Berat. Tidak perlu ditanya kenapa. Karna dia lebih paham tentang ini. Karna dia pwrnah berada dipihak yang dikorbankan.

"Lebih sakit mana, terlihat harmonis, atau terlihat berantakan tapi bahagia?" tanyaku
"Ga tau,nyed. Terlihat bagaimanapun, gue pikir kita harus bener2 belajar tentang menjadi dewasa dan bijak. Karna saat kita mengambil keputusan untuk pergi, banyak hal yang harus dikorbankan. Im serious about it. No matter what, this is my concern!"
Tomtom mengangguk.

"Tiap manusia punya kisah sendiri,ta. Doain aja yang terbaik. Kadang yangbterbaik itu yang perlu diperbaiki. Cinta itu rasa,nyong. Suatu hari lo bakalan bosen makan nasi, but its about taste. Same like love. Kadang lo perlu menepi untuk melihat kembali, bukan untuk pergi. Hanya menata bagian mana yang perlu sedikit touch up. Biar kembali BERASA."

"Kalo pada akhirnya cinta itu pergi bahkan pudar. Lalu apa alasan orang bertahan dalam sebuah pernikahan?"

"Gue setubuh sama lo,kang!"

"Mungkin, dalam hidup dan cinta, kadang drama emang dibutuhin! Menghadirkan orang lain mungkin. Supaya lo lebih menghargai dia. Well, im not yet getting married. But, the truth of marriage are stayed together for better or worse, maybe up and down, we deal it, but its not come and go. Everybodyhas their reason. We dont judges why their story rude. Its not your shoes they take. Not ur life they borrow."
"Abis ikut toefl lo? Lancar bener." ucapku geli

Rasta terdiam. Tomtom menekukkan bibirnya. Hal yang selalu dia buat saat selesai berpidato panjang lebar.

"Well, dia kaka gue,nyong. Yang terbaik buat dia, itu yang gue mau. Tapi suaminya tuh salah satu laki2 paling bener dan asli baik yang gue tau. Pas kemaren dia cerita ke gue tentang swcond honeymoon and why? Itulah gue pikir, kadang cewe mesti lebih banyak pake logic ketimbang heartgicnya. But thats woman do!"

Saya tertawa mwndengarnya.

"Make it simply,dude! Lo pulang kerumah dan ngeliat ada celana dalam lain dibawah tempat tidur lo? Apa yang lo pikir pertama kali? Oh...semalam we have sex and i drop it? Or? Anybody else in here? Or what? Kita selalu berekspektasi ga penting. Hey, bukan cuman cewe yang punya heartgic tapi cowo juga..bedanya, cowo gengsi untuk terlihatnkayak gitu. Why? Karna buat cowo, main perasaan itu kodrat cewek. Padahal you did it. Makanya kalo cowo diselingkuhin dia pasti sulit maafin. Kenapa? Ya karna heartgic lo itu. Sedangkan cewe susah lupain, dengan alasan yang sama. we did it,broh. Tapi dengan cara yang berbeda!"

"Bukan nyet. Sok paham. Pernah jadi cowo?"
"Gue hidup dikelilingin makhluk sok rasio itu. Jadi sedikit-dikitnya g paham kok. Im not man but thing like a man, ill do it."
Rasta mendengus sebal. Saya tersenyum senang sambil mengangkat gelas beer.

"Act like a man as usual!" ucapku senang

"Makanya lo blom married!" ucap tomtom kampreeeeet
Rasta tertawa medengarnya. Okeh kita 1-1.

Kami kembali terdiam. Rasta sibuk dengan notenya. Tomtom memperlihatkan desain barunya. Gembul fokus pada makanannya, padahal sudah habis sejak beberapa menit yang lalu.

"Trauma." ucap gembul

Saya mengalihkan tatapan dari gambar2 tomtom ke wajah gembul. Yup, ada rasa kecewa disana. Rasa yang lama disimpan, terlalu takut untuk dikuak.

"Siapa dia?" tanyaku sambil menggodanya
"Kapan sih lo jadi dewasa,kang?" tanyanya
"Kadang. Disaat gue ngerasa ketawa aja ga cukup nyelesain masalah. Dewasa. Bijak. Berpikir positif. Menempatkan posisi lo pada posisi netral."

Rasta menatapku. "Gue benci jadi dewasa. Dewasa tuh hanya topeng yang lo buat untuk nutupin sakit yang sebenere ada! Pura-pura bisa nerima sebuah kekalahan yang lo tau, bahwa lo ga layak buat kalah. Trus diem-diem janji dalam hati, ga akan ngulangin hal yang sama. Kenapa? Karna sebenere kedewasaan yang kita buat hanya sebuah topeng kita. Bahwa kita ga siap buat nerima segala hal berubah."

"Wew"
"Lo napa,bul? Udah nyebar undangan juga sama kayak kukang?" goda tom2
"Apa iya nikah buat lo bahagia? Okey, apa pernah lo pikir setelah nikah trus apa? Apa memang hanya dengan nikah, orang jadi bahagia? Apa sih ukurannya bahwa pernikahan akan bahagia? Lo liat aja tuh pefect couple bradjolie, mereka bhkan butuh waktu lama loh hanya untuk mengucapkan janji setia. So? Gue pikir, mindset kita harus diubah. Sebenere, yang membuat kita mengambil keputusan juga karena kita terlalu mikirin cara pandang orang lain terhadap kita. Let be simply, lo ga bahagia dengan pernikahan lo, tapi lo tajut buat cerai. Karna lo tau bener, bahwa dunia hari ini ga bersahat dengan janda. Dan semua orang yang cerai selalu dianggap dosa. Padahal, apa mereka tau, apa yang dialami dia selama pernikahan? Beraapa banyak sih orang yang gunain topeng untuk ngejalanin pernikahannya? Well, gue tau ada kok yang beneran bahagia. Tapi, yang gue pastiin ga dikit yang sbeenere gagal buat nemuin arti "happily ever after" setelah selsai pemberkatan ataupun ijab kabul. How patethic!!!!"

Saya menggangguk mendengar pidato singkat gembul. Bener, kadang keputusan yang kita ambil, dipengaruhi juga tentang "nanti gimana ya kata orang", padahal ini hidup lo. Ini cerita lo. Peduli setan dengan kata orang. Lo hidup, lo bahagia, dosanya lo tanggung, jadi apa hak mereka untuj ngejudge!

Kami terdiam. Gembul sibuk dengan iga bakarnya. Tomtom terdiam saja. Saya sibuk melihat gambar tom2. Rasta sedang mencari sesuatu dihpnya.

"Tom, kapan lo married?"tnya Rasta tiba2
"Belom mikir. Kalian bakalan disinikan? Baiklah, nanti kalo gue pikir, kalian terlalu sibuk buat gue. Gue mikir buat nyari perem"
"Gue bakalan ada kok,tom. Ada. Selalu ada."ucapku menyender kebahunya.
"Deal. Gue ga married"
Aku tertawa mendengarnya. Begitulah tom2. I love him. Seriuosly. Pemanently. Not frequently. But, everlasting.

"Lo kapan?" balas gembul
Rasta menggeleng. Sambil menatapku. Namun, aku duluan menjawabnya "Stop bilang, kalo kukang duluan deh. Jawaban paling basiiiiik! Gih, nikah gih...."
Rasta trtawa dan melemparku dengan bungkus rokoknya.

"Menikah ga semenarik yang gue liat. Ga sehebat COC yang gue maenin. Gue bahkan ga punya target kapan. Lo kang?"
"Bisa ga kita ga bahas ini. Dalam minggu ini, udah 6 orang yang nanyain. 4 lagi aja, gue tuker celengan kucing."
"Celengan kucing?"
"Biar bantu nabung buat acara married gue"
Mereka tertawa. Kampretkan.

02.30

Selesai. Kami harus pulang. Sudah malam. Bukan sudah subuh. Sbeentar lagi, sudah ada bunyi kokok ayam tetangga sebelah. Sudah bunyi motor dan mbil.

Percakapan kami terhenti. Tentang pernikahan. Selain Nita dan Rara. Belum ada yang beranjak lebih jauh. Semua masih fokus pada kesenangan dan kerjaan. Atau mungkin saja ada banyak pertimbangan tentang hal sakral itu.

Kami berjalan kekendaraan masing2.

"Kang,tom, kuatkan lo?"tanya gembul
Aku mengangguk. Rasta tertawa mendengarnya.
"Tom2kan nyetirnya cantik. Bajaj aja menang. Hahahahahaha.... kang, jangan kalap yak! Bae2 lo. Kabarin nyed klo udah stay." nasehat rasta
"Cerewet! Bye. Kalian ati2. Bul, lo jangan balap. Eh, salam buat nyokap yaaaak. Makasih kirimannya. Mama suka banget loh. Lain kali lagi yak."
Gembul memakai jaketnya.

Lalu kami berpisah. Setelah puas bercerita. Ngalor ngidul sambil menikmati malam.

Terima kasih, karena selalu ada.
Saudara dari lain ibu.

Benyada Remals "dyzcabz"

Percaya ngga, pas kita udah siap mau jalan. Tom2, masuk dan suruh kita tungguin dia. Karna, dia mau ke toilet hahahahahahhaahahhaa.... kentuuuuut!!!!!
Lalu, 02.45 kita resmi balik ke rumah masing-masing....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...