Sebuah sensasi...
Baru aja nonton sebuah penghargaan disalah satu stasiun TV Swasta yang cukup terkenal dinegara ini. Penghargaan sebagai ARTIST HOTTEST CELEBRITY NEWS AWARD . Dan yang memenangkannya adalah Mantan Pasangan Suami Istri. Kenapa saya bilang mantan?
Karna mereka baru saja cerai. Beberapa bulan lalu kalo saya ga salah. Padahal 3 tahun lalu, saat mereka menikah, pernikahannya sangat WOW dan Mewah. Kehidupannyapun diliput oleh berbagai media. Wlaupun agak bingung buat apa ya, harus diliput?
Okeh, mungkin ini tentang rating acara Infotaiment tersebut. Lihatlah betapa glamournya dan pastinya budgetnya ga sedikit untuk membuat Pesta Pernikahan sebegitu hebatnya. Setelah itu, keluarga seleb ini tertimpa musibah yang memprihatinkan karna anaknya diculik. Heboh, pastinya. Bagaimana tidak, si anak hilang sampai 3 hari. Sang artis dangdut ini, bertindak sebagai bapak dan suami yang baik. Benar-benar terlihat gentle.
Lalu, tiba-tiba 1 tahun lebih berlalu, dan berita tidak menyenangkan mulai ada. Mulai dari pisah ranjang, sampai penarikkan barang mewah yang digunakan. Drama sebabak ini diakhiri dengan Gugatan Cerai dipengadilan.
Mereka beda usia 10 tahunan.
Kenapa saya tiba-tiba menuliskan ini?
Karna saat pertama kali saya menonton dan mendengar kehebohan pernikahan mereka, saya salah satu orang yang sangat meragukan kelanggengannya. Okeh, bilang saja saya terlalu nyir-nyir. Atau saya sngat kepo. Atau saya sok tau dan sok tua.
Kenapa saya ragu?
Saat itu saya berpikir ini pasti sensasi lagi. Gimana ceritanya anak berumur 24 tahun saat itu, bisa mengambil tanggung jawab besar dengan menjadi Imam dan kepala keluarga dari (*maaf) seorang janda beranak 4? Bahkan, dilansir dari beberapa media cetak, si cowo tidak memiliki penghasilan tetap. Hanya beberapa job OFFRECORD itupun tidak sering. Lalu, si Ibu memang (*maaf lagi) Janda Kaya Raya karena usaha dan bisnis yang dibangun bersama Alm. Suaminya. Masih menurut media cetak, si cowo ini adalah anak angkat dari keluarga si ibu dan Alm Suaminya. Lalu, Si Cowo katanya diberi amanah oleh Alm. Suaminya untuk menjaga keluarganya.
Apakah menjaga berarti harus menikahi? (*silahkan dijawab masing-masing)
Ya sudahlah, sudah terjadi. Tapi, sejak pernikahan yang mewah bin heboh itu begitu banyak cibiran yang mampir. Tidak sedikit yang menghadiahkan kata "cari sensasi" atau "untuk populer aja" pada si cowo. Walaupun, semuanya ditepis oleh keduanya. Setiap kali ada infotaiment mereka menjadi topik utama, seperti reality show tentang keseharian mereka. Baik itu kegiatan outdoor maupun indoor. Lambat laun, si artis mulai naik pamor, menjadi bintang tamu sana-sini, hingga akhirnya host. Saya pikir, syukurlah bahwa pernikahan mendatangkan rejeki yang cukup untuk keluarganya.
Entah kapan pastinya, tiba-tiba perseteruan itu dimulai
Saya mulai mendengar bahwa Si Istri yang biasa mendampingi suaminya, justru alpa. Belakangan malah sudah tidak serumah. Eeh, akhirnya barang mewahnya ditarik oleh si istri. Entah apa yang terjadi dengan mereka?
lalu, terjadilah perceraian. Ending yang slalu dianggap membahagiakan untuk banyak pihak. Semoga memang begitu adanya.
Dan tadi, saat menerima Award itu, Si Mantan Suami dengan lantang (*dan terdengar sedikit menyindir) dia berkata "Ini untuk Artis Pendatang baru dunia entertaiment dan musik Indonesia. Semoga Artis2 pendatang baru di dunia entertaiment indonesia bisa menunjukkan bakatnya, bukan hanya karena sensasinya" teriak si artis sambil menyodorkan mic pada mantan istrinya
Terlihat seperti menyindirkan? (*okeh, lo sok tau yed. Mungkin juga skenario. Udah diatur.)
Katakanlah begitu. Hanya saja, saya agak bingung dan kasian dengan anak-anaknya (*liatlah saya mulai sok tau lagi). Ayah mereka baru meninggal, lalu si ibu mencari sosok Ayah Baru, pada orang yang diangkat menjadi anak mereka. Orang yang notabene beda 10 tahun dari beliau. Menghadirkan sosok ayah baru, bukan sebuah hal mudah. Bukan hanya sebuah status. Tapi siapkah mental seorang anak muda yang pada usia mudanya, masih ingin bebas, masih mencari jati diri dengan ego yang tinggi, bisa ngga menjadi Imam dan Ayah untuk anak2? Apalagi, ketika anak2 itu memiliki "ekspektasi" yang tinggi tentang seorang ayah. Karna, terbiasa dengan Ayah yang hebat sehingga melihat sosok baru yang dihadirkan, bukankah tidak mungkin bahwa perbandingan pasti ada?
Saya tidak bilang, bahwa usia muda lantas tidak pantas menjadi pendamping seorang (*maaf lagi) janda. Tapi, haruslah ada banyak pertimbangan. Apalagi ego seorang anak muda masih tinggi. Ke"aku"annya masih sulit untuk dikontrol. Ketika dia mengambil tanggungbjawab sebagai seorang Bapaak, dia harus benar-benar meredam egonya. Mematikan ke"aku"annya. Berusaha menjadi bijak. Dia juga harus bekerja, punya kerjaan yang halal, sehingga anak-anaknya menghargai dia sebagai seorang bapak. Iyakan? Dimanapun, ayah adalah pencari nafkah. Setidaknya, anak2 sudah memiliki figur ayah yang hebat dari Ayah Kandungnya, sehingga ketika anda ingin masuk dan mengambil hatinya sebagai Ayahnya, haruslah anda berusaha untuk setidaknya "sehebat" ayahnya. Tidak harus sama, tapi setidaknya tunjukkanlah anda bisa mereka andalkan. Buat anak2 anda bangga, dan berpikir bahwa Ayah mereka tidak salah menitipkan mereka pada anda. Bukan hanya (*maaf lagi) seolah-olah menginginkan kekayaan keluarga mereka. Walaupun sebagian orang pasti berpikir demikian.
Ketika, konflik si artis dan si ibuk ini dimulai. Saya masih PTT di Sorong. Sehingga saat itu saya menonton bersama bidan dan apoteker di PKM. Saat itu obrolannya begini.
"Ah, itulah artis2 sekarang ini, menikah cuman sebentar, buat pesta sampe mewah ujung-ujungnya juga cerai. Sbeelumnya liatin mesra, nanti diam-diam gugat cerai."
"Kira-kira kenapa ya, mereka cerai? Secara istrinyakan kaya raya. Ngga mungkinlah, karna kurang uang. Iya toh? Liat saja mereka pu rumah. Bagus apa lagi!"
Tiba-tiba saya menyimpulkan... (*bisa saja salah dan semoga saya salah)
"Kalo menurut saya tuh gini, Istrinyakan sudah terbiasa dengan suami yang dulu tuh pengusaha sibuk, mungkin sama-sama kerja, jadi waktu untuk bersama kurang. Ketika Suaminya meninggal dan menitipkan mereka ke artis ini. Menurut saya, istrinya memiliki pandangan lain. Maksudnya, mungkin saja istri berharap bahwa si artis ga perlu lagi cari duit, ataupun kalo punya job harus atas seizin dia, kenapa? Biar kualitas pertemuan selalu ada. Biar dia bisa mengontrol semua dengan baik, versi dia. Mungkin aja dulu, mungkin loh ya...alm suaminya yang mengontrol segala hal. Bisa jadi, si ibu ini sekarang ingin membalik keadaan. Masalahnya, si artis ini ka masih muda, melihat tawaran job yang lumayan serta popularitas yang menanjak, bagi dia ini kesempatan dong untuk ngembangin apa yang dia punya. Namanya juga anak muda, ego tinggi, prestisious tinggi, punya fans banyak, digandrungi saama cewe2, populer, uang banyak, pastilah dia jadi sangat selfish. Bagi si artis, ini untuk kariernya yang mungkin bisa kembali menanjak setelah menjadi finalis pencarian bakat. Tapikan si ibu mungkin ngeliatnya dari sudut berbeda. Mungkin saja, bagi si ibu, udahlah lo ga perlu capek kerja, kita udah sngat berkecukupan, lo cukup ada aja buat gue dan anak-anak. Udah gitu aja. Nah, bisa jadi, si artis ga mau dikekang dan dikontrol. Dia juga pengen punya kehidupan glamour ala artiskan? Boleh dong, aji mumpung? Lagipula, dia memang punya talenta yang bagus, hanya saja kebetulan terkenal lagi, pas married sama si ibuk. Mungkin ga, disini awal cekcok yang akhirnya pisah resmi di pengadilan. Bahkan tanpa ada usaha mediasi? Atau sudah ada usaha, tapi sama2 keras?"
Jelas saya panjang kali lebar. Lalu, mereka mengangguk2.
"Itulagi, dia kira jadi bapak tu gampang kali."
"Mungkin dia juga mau dihargai oleh anak-anaknya. Si artis juga merasa perlu bekerja dengan hasil keringat sendiri. Dan inilah cara yang dia punya, menjual talentanya. Berusaha mnjadi Artis lagi. Toh itu halal, walaupun memang waktunya mungkin lebih banyak diluar rumah. Menjadi bapak itu ga gampang,menurut saya. Menjadi bapak artinya menjadi pemimpin. Sosok pelindung. Sosok yang selalu menjadi tempat bertanya banyak hal. Orang yang selalu berusaha tentang apa yang kita butuhkan. Jadi, mungkin inilah usaha si artis yang bisa jadi dimata si ibu, disalah artikan. Lalu, keduanya menutup pintu untuk saling mengerti dan memahami. Ya udah, pernikahan akan berhenti saat komunikasi berhenti."
Apakah saya terlihat sangat sok tau? Iya,yed! Banget!
Apa saya trlihat menghakimi? Ga juga sih. Biasa aja.
Apa saya terlihat begitu berpengalaman? Hm, speertinya lo udah nikah puluhan tahun hahahhahaahhaha....
Well, pernikahan sudah usai. Segala cerita sudah habis. Tapi masih ada satu yang menghubungkan, ANAK. Bisakah kalian tetap menjalin silahturahmi dengan baik, demi ANAK?
Haruskah dia menjadi korban keegoisan orang tuanya?
Rasanya, kalian harus menjadi bijak agar ANAK tidak merasakan kehilangan kasih sayang.
Selamat untuk awardnya,
Semoga AWARDnya dapat menginspirasi banyak artis yang lain,
Bukan dari segi sensasinya.
Tapi motivasi semoga ceritanya berbeda, bisa lebih baik dari mereka.
Rasanya mencari sensasi agar terkenal, adalah hal bodoh yang masih dilakukan oleh beberapa orang tidak berbakat, agar dikenal secara instan.
Oh, Indonesia...
Please, be smart!!!!
Tulisan tolol ini tidak saya buat, untuk menjatuhkan siapapun atau menyudutkan pihak manapun. Murni saya membuat ini, karna miris saja melihat "lagi-lagi" pernikahan artis hanya bertahan seumur jagung. Saya memang tidak tau permasalahan apa yang terjadi didalam rumah kalian, tapi bisakah kalian menjadi contoh yang baik?
Dengan tidak saling sindir. Dengan menyelesaikan masalah secara dewasa. Dengan benar-benar berjuang untuk janji suci yang telafalkan secara sempurna? Dengan tidak menjadikan sensasi sebagai sebuah batu lompatan untuk menjadi tenar?
Abaikan tulisan ini, bila saya salah. Ataupun saya sok ngerti tentang kehidupan artis. Saya hanya sebatas penikmat dunia entertaiment dan infotaiment, dimana kalian adalah public figur yang tersorot didalamnya. Saya hanya berkomentar atas apa yang saya baca, saya lihat dan saya dengar.
Saya tidak menghakimi apa yang kalian putuskan.
Berkembanglah secara benar, lakukanlah yang terbaik bagi hidup kalian. Ambillah pelajaran dari kegagalan kali ini. Tidak semua kesalahan berarti kalah, kadang kita menemukan hikmah dalam sebuah kekalahan.
Benyada Remals "dyzcabz"
Maafkan kekepoan saya. Saya suka menulis, apa yang saya pikirkan. Bila ada yang tersungging, baguslah. Artinya anda masih bernafas.
Komentar
Posting Komentar