Kesempatan
Saya menyukai kata ini. Setiap kali menyebutnya, selalu ada harapan yang terbit, doa yang naik, mimpi yang diusahakan juga Doa yang didengarkan.
Kesempatan.
Hampir setiap orang selalu mendengarkan nasehat ini "Kesempatan ngga datang 2 kali" Pada setiap kejadian yang kadang kita lewatkan, kata-kata ajaib ini muncul. Kadang sebagai bahan pertimbangan. Apakah saya perlu mengambilnya? Atau membiarkannya? Ada juga sebagai kalimat penyesalan. Seandainya, saya lebih berani memutuskan. Lebih berani melangkah untuk mencoba. Hidup tidak akan bergerak, bila kita berada pada tempat dan langkah yang sama. Perubahan selalu terjadi saat kita keluar dari zona nyaman kita.
Kesempatan.
Tidak banyak orang yang memilikinya. Bahkan sekian orang berusaha mengejarkan. Sekiannya lagi, berusaha memutat kembali waktu agar menemukannya. Kita sama2 tau, sekali kesempatan pergi, dia tidak akan kembali. Sama seperti waktu. Takut mencoba adalah kesalahan tak termaafkan!
Kesempatan.
Bila, saya mengatakan ini, apa yang kamu pikirkan. Kesempatan dalam hal apa?
Banyak pastinya, twrgantung dari sudut mana kita berada. Setiap sudut punya pandangan yang berbeda!
Kesempatan untuk sekolah lagi.
Ada berapa banyak orang yang memimpikan kesempatan langka ini. Tapi, ada juga beberapa manusia BEROTAK tapi TIDAK BERAKAL, yang menyia-nyiakannya. Iya, saya serius. Beberapa orang yang saya tau, justru meninggalkan bangku sekolahnya atau kuliahnya, lalu menyia-nyiakan masa depannya. Dengan alasan belajar hidup mandiri. Bosan dengan dunia pendidikan. Malas belajar. Lebih enak kerja. Akhirnya? Percuma, biaya yang lumayan itu dibuang2 saja. Katakanlah saya sangat kepo, atau sok bijak. Tapi pesan saya, kalau memang kalian merasa tidak akan mampu untuk melanjutkan kuliah maupun sekolah, sebaiknya jujur dari awal dengan orang tua. Bukannya berhenti ditengah jalan. Lalu berusaha cari kerja, yang akhirnya Luntang-lantung ga jelas. Baguslah, kalo orang tua kalian cukup berada, sehingga sebanyak apapun uang mereka yang kalian habiskan, mungkin ga akan ngaruh. Coba bayangin, kalo orang tua kalian, dari keluarga sederhana? Bukankah itu lebih menyusahkan? Apalagi, kalo gaya hidup kalian BORJUIS, akhirnya? Ah sudahlah. Kesempatan yang baik, bila tidak dipergunakan dengan benar. Akhirnya sia-sia. Hendaklah,kamu yang berakal mendengarnya!
Kesempatan untuk hidup.
Berapa banyak sih, orang yang perduli dengan sekitarnya? Berapa banyak sih manusia yang manusiawi terhadap makhluk hidup lain? Pembunuhan terhadap binatang terjadi dimana-mana. Dengan berbagai alasan. Mulai dari konsumsi, sampai pernak-pernik. Miris mendengarnya. Bukankah bumi diciptakan Tuhan untuk semua makhluk hidup? Hewan dan tumbuhan juga termasuk didalamnya. Tapi, belakangan ini apa yang saya liat, pembakaran hutan, pembunuhan hewan, penangkapan hiu, dan penebangan hutan. Oh, satu lagi...pemanfaatan lahan untuk pembangunan gedung, real estate dan masih banyak lagi. Lalu, kita kehilangan tempat untuk menghirup udara segar. Kita hidup dalam kotak-kotak yang dikelilingi gedung-gedung dan mal-mal mewah. Kita menikmati hal ini bahkan bangga tentangnya. Ironisnya, ketika banjir kita protes. Daerah resapan air berkurang. Polusi udara dimana-mana. Daerah hijau nyaris punah. Digantikan oleh dinding beton dan kaca beraneka rupa dari sang pencakar langit. Kita bangga?
Kesempatan untuk berbicara.
Dijaman modern,hari ini. Kesempatan berbicara baik secara lisan dan tulisan, sudah terbuka luas dan lebar. Bahkan, terkadang malah "mbleber" (*abaikan istilah saya) Iya, kebebasan berbicara di medsos,kadang membuat saya berdecak heran bukan kagum. Kenapa? Kemanakah budaya sopan santun yang selama ini diajarkan. Lupakah kita, bagaimana santun dan budi pekerti begitu kental dalam darah BANGSA INI? Lihat saja, bagaimana yang tua tidak memberi contoh pada yang muda. Lalu, yang muda tidak menghormati yang tua. Sehebat apapun saya, saya selalu diajarkan untuk hormat pada yang lebih tua. Berbicara dengan tutur bahasa yang baik. Tidak menyanggah apa yang mereka bicaranya. Dan, memanggil yang lebih tua dengan sebutan yang layak. Bukannya "heh kamu", "Si bangsat", "si botak". Saya terlalu kolot? Iya, katakanlah saya begitu. Setidaknya, saya masih menghormati adat istiadat ketimuran kita. Dan menghormati yang lebih tua, bukanlah hal lucu dan mengherankan. Apa kalian bisa menerima bila orang tua kalian dipanggil dengan tifak hormat oleh orang lain?
Yang saya tau, medsos adalah sarana informasi dan berbagi ilmu pengetahuan. Yang saya tidak tau, ternyata bagi sebagian orang, medsos adalah ajang menunjukkan bakat caci mencaci, maki memaki, hina menghina, bahkan ketika orang itu lebih tua dari dia. Okeh, itu hak anda, untuk menuliskan apapun di medsos. Bahkan untuk menghakimi, sekalipun. Hanya, mengingatkan KITA BOLEH MENEGUR DENGAN KAPASITAS KITA SEBAGAI MANUSIA YANG SAMA2 BERDOSA, JANGAN AMBIL HAK TUHAN UNTUK MENGHAKIMI. Biasanya, orang yang suka menghakimi, perbuatannya tidak lebih baik dari yang dihakimi.
Kesempatan untuk mencintai.
Bukan hanya tentang pasangan yang saling mencintai. Bila cintamu berbalas, bersyukurlah, pertahankanlah jika memang layak. Ingat, kesempatan tidak datang dua kali. Bila cintamu tidak berbalas. Perjuangkan sehebat yang kamu mampu. Cinta ga bisa lo paksa. Serius. Lepasin aja, bila memang ga bisa dimiliki. Buat apa, mengejar orang yang tidak mau berhenti berlari?
Bila anda seorang ibu, yang sedang berpikir untuk menggugurkan kandungan. Dengan penuh kerendahan hati saya mohon, peetimbangkan lagi. Setiap janin yang timbuh dan bwrkembang, tidak perduli bagaimana cara dia dihadirkan, dia memiliki kesempatan untuk tumbuh dan hidup. Kesempatan untuk dicintai. Apapun alasannya, sengaja menggugurkan kandungan adalah dosa tak terampuni. Apalagi, saat anda melakukannya tanpa ikatan yang benar. (*saya terdengar seperti Tuhan ya?) Saya hanya mengingatkan. Lakukanlah apa yang benar menurut anda. (*begini terdengar lebih baikkan?) setidaknya gunakan logika anda, dengan benar sebelum memutuskan dan melakukan segala sesuatu. (*begini juga terdengar lebih bijakkan?)
Kesempatan kedua.
Apa yang terpikir bila mendengar 2 kata diatas?
Memperbaiki kesalahan. Memperjuangkannya sekali lagi. Berusaha sekali lagi. Peluang yang terbuka sekali lagi. Kemenangan yang tertunda. Mempersiapkan diri dengan baik. Melayakkan diri sebaik mungkin. Dipercaya sekali lagi. Dicintai lagi. Dimaafkan, mungkin belum dilupakan.
Apapun yang terpikir, saat anda mendengarkan 2 kata ini.
Saya hanya mau bilang, bila anda mendapatkan kesempatan kedua. Dalam hal apapun itu. Pergunakanlah dengan baik. Seriuslah dalam memakai kesempatan itu.
Karna, tidak semua orang mendapat kesempatan kedua. Kesempatan untuk memperbaiki kembali.
Memang, kesempatan kedua belum tentu tentang hal yang sama lalu ditawarkan kembali. Mungkin, hal serupa tapi tidak sama. Apapun itu, bila suatu hari nanti, ada hal yang terlewatkan, lalu hidup menawarkan cerita lain dan memberi kita kesempatan kedua. Bijaklah dan berjuanglah.
Karna selama nafas masih ada, segala hal layak untuk diperjuangkan. Sekalipun, dalam sebuah kesempatan kedua.
Kesempatan.
Semoga saya bisa melihat setiap kesempatan yang Tuhan sediakan didepan mata saya. Bila saya melewatkannya, semoga Tuhan masih mengijinkan kesempatan kedua ada. Bila tidak ada kesempatan, semoga Tuhan menguatkan saya melewati dan menghadapi apa yang ada dihadapan saya.
Karna hidup bukan hanya tentang melihat kesempatan, tapi juga menciptakn kesempatan.
Benyada Remals "dyzcabz"
Komentar
Posting Komentar