Langsung ke konten utama

Cuman rindu


Astaga saya sudah DEWASA. Ah, lebih tepatnya sudah tua. Sudah hampir 26 tahun ternyata, nanti 6 desember. Sudah tuakah saya? (*butuh penegasan) *ops

Beberapa hari yang lalu, saya mampir ke kosan El. Kenapa? Ada beberapa buku yang mau saya ambil disana. Rak kayu itu masih tetap disudut itu. El memang tidak merubah letaknya. Dia masih membisu disana.

Selesai mengambil beberapa buku. Saya membuka laci dibawa TV. Duaaar....saya ketemu diary syaa! Hahhahahaha... berasak manusia jadul banget gua. Yup, diary tempat saya menuliskan banyak hal. Mulai dari galau sampe sneng, ngejengkelin ampe nervous. Hahaha... saya tersenyum geli saat memegangnya. Saya lupa kalau menaruhnya disitu. Dibagian ujung lemari P3K. Ditempat yang semua tidak tau. Bahkan el aja ngga tau kalo ada buku disitu. Memang isinya hanya hecting set, alat-alat praktikum saya yang udah ga kepake.

Dan, inilah yang akan saya tulis. Puisi yang saya buat 9 thun lalu...

Stengah hidupku, kuhabiskan untuk mencintaimu
Stengah hatiku, ku persembahkan untuk merindumu
Stengah pikiranku, ku bagi untuk memikirkanmu
Stengah jantungku, ku belah untuk memendammu disana
Stengah cintaku, ku relakan untuk mengikuti arahmu
Stengah mimpiku, ku selami untuk menemukanmu
Stengah diriku, ku biarkan padam untuk mengartikan hadirmu
Stengah harapanku, ku beri untuk namamu

Namun....
Kenapa untuk setetes cinta yang mungkin kurang dari setengah, tak bisa kau hadiahkan untukku?
Aku tidak pernah meminta lebih.
Setidaknya, 1 detik dalam tiap hembusan nafasmu,
Kau pernah mengingatku!

Jangan anggap aku angin. Aku manusia yang hatinya buat dari daging, yang sakit bila digores.
Seandainya, kau pernah melihat kebelakang.
Diantara kabut warna-warni
Kau akan menemukan sesosok wanita
Yang selalu mencintaimu.

Cintanya tak lekang dimakan waktu.
Bahkan ketika kau memutuskan untuk membagi cintamu dengan yang lain!
Ia tetap berdiri disana dan meyakini cintanya

Untuk cinta sebesar itu...
Tidak bisakah...kau hadiahkan padanya seuntai senyum manis, yang kau obral untuk bunga yang lain?
Dia berdiri dan menantimu,
Dia duduk dan merenungimu,
Dia tiarap dab menunggumu,

Tapi kau? Kau terlalu asik berkelana, entah kemana hingga saat ini...
Ia tetap menanti engkau dengan cintanya!

Kalau kau tidak mencintainya,
Hampiri dia dan tampat wajahnya,
Agar ia sadar.... bahwa selama ini ia bermimpi.
Namun, jika kau mencintainya...
Bawalah setangkai mawar, berlututlah dan ucapkanlah...
"Penantianmu telah usai"

Maafkan, kejadulan saya. Saya memang terlahir dari jaman 90'an. Dna menulis diary adalah kegemaran saya. Karena pada masa saya, gadget belum secanggih hari ini. Tuker-tukeran kertas file masih jadi trend kita saat itu. Lalu, ngisi biodata di file temen adalah salah satu cara bertukar "info dan no telp" hahahahhahaha.... masih jarang,brooh yang punya hp siemens, nokia 3310, dan motorolla. Benda-benda langka yang ga mudah saya dapatkan, kalo saya tidak "pintar disekolah"

Saya masih akan menuliskan beberapa tulisan usang dari diary saya. Sekedar bernostalgila, dan memanggil kenangan untuk kembali.

Saya cuman rindu. Itu saja. Rindu pada cerita dibalik "kenapa" bisa muncul puisi ini. Rindu masa putih abu-abu. Terjebak nostalgi? Bisa jadi.

Semoga orang-orang yang sedang saya rindukan, sudah berbahagia dengan apa yang mereka perjuangkan.

Sekali lagi, saya cuman rindu. (*senyum lebar)

Benyada Remals "dyzcabz"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...