Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2015

Untukmu, yang kuhormati

Untukmu, yang kuhormati Kaka tau, papa pasti sangat nervous malam ini. Kaka mengerti, kegelisahan papa. Besok adalah hari besarmu. Hari dimana Tuhan akan memilih seorang pemimpin besar untuk gereja nasional, dimana kita lahir dan bertumbuh. Hari dimana, perjuangan papa mencapai titik tertinggi Hari yang menentukan, Idealisme papa tentang masa depan gereja ini. Harapan dan cita-cita papa untuk mengembangkan gereja, Serta membangun gereja yang misioner. Kaka tau, Apa yang papa perjuangkan sampai sejauh ini. Kaka sangat mengerti, Keinginan papa untuk memimpin gereja ini, Bukan untuk kepentingan pribadi papa, Tapi demi kemuliaan Yesus yang kita percaya. Sejauh ini, papalah yang terhebat. Papa sudah bergumul dan menunjukkan kualitas yang baik untuk menjadi seorang pemimpin, Tidak perlu diragukan lagi, Mental yang kuat, solidaritas, pemikiran yang benar dan baik, bertanggung jawab, teologi yang keren, bahkan papa mampu menekan ego untuk bekerja bersama orang yang tidak men...

Chit-chat with Melf

Chit-chat with Melf Cukup lama kami tidak saling mengabari. Jarang, bahkan bertanya tentang kabarpun tidak. Hanya hari-hari spesial saja, kami saling mengingat lalu mengucapkan lewat kecanggihan teknologi. Selebihnya biasa saja. Melf adalah kaka sepupu tertua didalam keluarga mama saya. Sepupu nomor satu. Kesayangan dan kebanggaan Opa. Anak yang baik. Penurut. Multitalent. Pemusik. Pencipta lagu. Pelawak terbaik. Kaka yang lumayan menyebalkan. Dokter yang handal. 26 Oktober, 18.35 Melf mengirimkan pesan singkat, dia ingin mengobrol. Yang saya tau, kami tidak pernah sebentar bila mengobrol. Selalu panjang bahkan kepanjangan. Selalu lama kalo dihitung kebablasan loh. Selalu lucu, sampe kadang saya "pee" dengan banyolan konyolnya. Membaca pesan singkat dari Melf. Membuat saya kangen rumah Oma. Pembicaraan tengah malam yang biasa kami lakukan. Ditemani sejumlah camilan ringan dan minuman dingin. Kadang melf sambil bermain musik dengan gitarnya. Pembicaraan tengah malam,...

Silahkan jalan...

Silahkan jalan... Saya tidak pandai menyebrang. Bahkan cenderung ketidakbisa. Trauma melihat pejalan kaki yang tertabrak didepan saya membuat ketakutan yang membekas. Boleh bila disebut fobia. Jadi, saya mengerti betul rasanya pejalan kaki yang ragu-ragu untuk menyebrang. Maju ngga ya? Kira2 mobil ini memelankan jalannya ga ya? Aduh tunggu aja dulu deh, biar sepi dulu. Selalu ada perkataan begini didalam hati masing2. Setiap kali saya menyetir, lalu saya melihat ada pejalan kaki yang mau menyebrang, saya akan berhenti. Lalu memberikan kesempatan mereka untuk menyebrang. Seburu-buru apapun saya, saya selalu melakukan itu. Apalagi bila saya melihat ekspresi bingung, ragu-ragu srta ketakutan yang tersirat jelas. Atau dari jauh saya sudah mlihatnya maju mundur tidak jelas, atau sudah menganggkat tangannya sebagai tanda agar kendaraan roda empat dan dua memberi jalan. Terlihat begitu sepele ya? Tapi buat saya ini sangat penting. Saya tau rasanya seprti mereka. Jadi, saya tidak mau meny...

Karna melawak (*bisa jadi) tidak sesederhana itu...

Karna melawak (*bisa jadi) tidak sesederhana itu... Saya salah satu penggemar STAND UP COMEDY, baik yang produk lokal maupun luar negara. Saya pertama kali mengenal STAND UP COMEDY, 4 tahun lalu, iseng-iseng bongkat You Tube, nyari video tontonan yang menarik. Lalu, beberapa teman saya merekomendasikan videonya Raditya Dika. Itu pecaaaaaah banget. Saya ingat sekali, sampe sekarang sih... saya mendownload 5 videonya, lumayan jadi pelipur stress pas ngerjain Penelitian - Stase Ikm. Itu tahun 2011, kalo saya bener (*mudah-mudahan ga salah) Kenapa saya menyukai Stand Up Comedy, yang pada saat itu saya liat baru Panji dan Raditya Dika. Lucu. Gokil. Kocak. Nyeleneh. Ada gitu orang yang dengan sukarela menghina dirinya dengan kejombloannya? Hahahhahaa.... eh maap. Tema-tema yang diangkat oleh Raditya Dika, bukanlah hal-hal berat yang memerah keringat. Atau menuntut otak lo harus menghabiskan energy buat mikir. Setidaknya sekalipun gyrus otaknya lempeng-lempeng aja, lo tetep nyangkut kok sa...

Menikmati Hidup

Menikmati hidup Mc-d Sarinah Thamrin 01.45 Saya baru saja selesai urusan dijakarta pusat. Lalu dalam perjalanan pulang, saya melewati Mc-D ini. Sekilas info aja sih, Mc-D ini dulunya salah satu tempat hang out terhits dikawasan jakarta pusat. Sarinah juga salah satu Mall yang sangat terkenal, mungkin sebelum muncul senayan, FX, Plangi, dan banyak lagi kawasan Mall. Mulai dari umur 1 tahun lebih, setiap papa dan mama ada waktu dimalam minggu, pasti kita bakalan kesini. Sekedar makan french friesnya. Atau es krimnya. Dulu, hanya ada Es Krim Vanila. Diatapnya ada boneka Si Mc-Donald besar sekali dikelilingi lampu kerlap-kerlip yang dirangkai mengikuti tulisan Mc-Donald. Security yang menjaga Mc-D itu namanya Om Guntur (*seorang preman yang snagat baik) dan Om Yapson Gunena (*kalo saya ngga salah). Mereka berdua kenal dekat dengan papa dan mama. Jadi, kalo kita datang suka makan gratis. Hahahahahahah Mc-D dulu, ada ruang bermainnya dipojok kanan dari pintu masuknya. Makanya, kenapa se...

Cuman rindu

Astaga saya sudah DEWASA. Ah, lebih tepatnya sudah tua. Sudah hampir 26 tahun ternyata, nanti 6 desember. Sudah tuakah saya? (*butuh penegasan) *ops Beberapa hari yang lalu, saya mampir ke kosan El. Kenapa? Ada beberapa buku yang mau saya ambil disana. Rak kayu itu masih tetap disudut itu. El memang tidak merubah letaknya. Dia masih membisu disana. Selesai mengambil beberapa buku. Saya membuka laci dibawa TV. Duaaar....saya ketemu diary syaa! Hahhahahaha... berasak manusia jadul banget gua. Yup, diary tempat saya menuliskan banyak hal. Mulai dari galau sampe sneng, ngejengkelin ampe nervous. Hahaha... saya tersenyum geli saat memegangnya. Saya lupa kalau menaruhnya disitu. Dibagian ujung lemari P3K. Ditempat yang semua tidak tau. Bahkan el aja ngga tau kalo ada buku disitu. Memang isinya hanya hecting set, alat-alat praktikum saya yang udah ga kepake. Dan, inilah yang akan saya tulis. Puisi yang saya buat 9 thun lalu... Stengah hidupku, kuhabiskan untuk mencintaimu Stengah hatiku...

Keselarasan sebuah harmoni untuk keharmonisan.

Keselarasan sebuah harmoni untuk keharmonisan. Saat saya menulis note ini, saya sudah mendengar dan membaca media elektronik juga media sosial. Pembakaran Gereja di Singkil, Aceh. Berita yang terdengar mengenai pembakaran yang terjadi, memang simpang siur, ada salah satu media elektronik yang menyebutkan bahwa pembakaran alasannya Gereja-gereja tersebut tidak memiliki izin bangunan. Lalu, yang lain menyebutkan adanya peraturan dari kepala daerah tersebut yang melarang pendirian gereja disana. Baiklah, Aceh adalah serambi mekahnya Indonesia. Muslim sebagai agama yang mayoritas disana. Tapi, apa salah bila ada gereja disana? Apa perlu memberikan peringatan tentang izin pembangunan dengan cara membakar dan menutup puluhan gereja yang lain? Saya sangat kecewa dengan Negara ini, juga aparatur negaranya. Bukankah beribadah adalah Hak Asasi Manusia? Kalau memang izin pembangunannya tidak ada, apa tidak bisa dibicarakan dengan benar dan baik? Apa sih yang tidak dipersulit di negara ini? ...

Selamat 9 dekade, sesepuh ihalauw.

Selamat 9 dekade, sesepuh ihalauw. Pdt. Jusuf Ihalauw. 12 Oktober, berusia 90 tahun. Beliau adalah OPA saya. OPA Ucu, begitu kami memanggilnya. Beliau seorang pendeta GPM. Suami dari Judith Tamaela. Sebagai cucu pertama, Saya dekat dengan OPA. Saya sempat tinggal dengan OPA - OMA di Bandung. Opa sangat memanjakan saya. Beliau orang yang begitu mendukung cita-cita kecil saya menjadi seorang dokter. Beliau mendoakan hal itu setiap hari disaat doa malam bersama. Bagaimana sosok opa ucu? Bila mendengar sebagian cerita orang, beliau adalah cerminan papa. Keras, disiplin, tegas, prinsipil, konsisten. Ketika, papa pergi untuk kuliah di jawa. Oma memutuskan untuk ikut dengan anak lelaki kesayangannya. Opa juga begitu. Akhirnya, Opa pensiun dini. Dan gaji pensiunnya disumbangkan untuk pendeta-pendeta yang berada di Pos Pelkes di Maluku sana. Bukankah sangat mengagumkan? Sosok Opa dimata cucunya, Opa itu orang yang humoris, selalu lucuk, kocak, pembela kita dari omelan oma, suka jajan...

Kita, hari ini... (*horays time)

Kita, hari ini... 11 Oktober Akhirnya, kita bisa ngumpul. Bisa cerita segala macam hal. Bisa ketawa ketiwi ngakak ampe begok. Bisa saling ngatain ampe bosen. Curhatin hal-hal spele sampe penting. Ngederin cerita konyol dari setiap KITA. Sapa yang bilang, kita tidak bisa tertawa dengan lelucon yang sama berkali-kali. Buktinya, kita bisa. Dan setiap kali kita bertemu, kita terjebak pada nostalgila yang dulu. Dan untuk kekonyolan yang terjadi...tawa itu masih meledak dengam kapasitas yang tidak pernah berkurang! Kita, hari ini... Minus, Kaka tertua bersama istri di Sorong, Si ganteng kiki di Atambua, Si Cantik di Makassar bersama keluarga kecilnya, Si cengeng yang sedang acara keluarga, si juteks lagi tugas di kudus bersama suami. Walaupun Horay versy lengkap agak sulit, kecuali dalam pesta-pesta penting yang wajib kami hadiri. Mungkin, tahun depan kita bakalan ada di Atambua, Kupang untuk menghadiri hari terpenting bagi si ganteng. Amin. Atau bisa jadi kita bakalan kumpul di Jakart...

Sebuah sensasi...

Sebuah sensasi... Baru aja nonton sebuah penghargaan disalah satu stasiun TV Swasta yang cukup terkenal dinegara ini. Penghargaan sebagai ARTIST HOTTEST CELEBRITY NEWS AWARD . Dan yang memenangkannya adalah Mantan Pasangan Suami Istri. Kenapa saya bilang mantan? Karna mereka baru saja cerai. Beberapa bulan lalu kalo saya ga salah. Padahal 3 tahun lalu, saat mereka menikah, pernikahannya sangat WOW dan Mewah. Kehidupannyapun diliput oleh berbagai media. Wlaupun agak bingung buat apa ya, harus diliput? Okeh, mungkin ini tentang rating acara Infotaiment tersebut. Lihatlah betapa glamournya dan pastinya budgetnya ga sedikit untuk membuat Pesta Pernikahan sebegitu hebatnya. Setelah itu, keluarga seleb ini tertimpa musibah yang memprihatinkan karna anaknya diculik. Heboh, pastinya. Bagaimana tidak, si anak hilang sampai 3 hari. Sang artis dangdut ini, bertindak sebagai bapak dan suami yang baik. Benar-benar terlihat gentle. Lalu, tiba-tiba 1 tahun lebih berlalu, dan berita tidak menyenan...

Tersenyumlah hari ini....

Tersenyumlah hari ini Hai,kamu. Kamu yang menyempatkan waktu membaca tulisan ini. Atau tidak sengaja menemukan note ini. Tersenyumlah hari ini. Untuk siapa saja. Bahkan untuk musuhmu sekalipun. Dimana saja. Bahkan untuk orang yang tidak kamu kenal. Juga untuk mereka yang kamu tau pernah menyakitimu. Tersenyumlah hari ini. Sebelum menjalani aktivitasmu. Sebelum rutinitas memaksamu untuk berpikir keras lalu melupakan segala hal yang masih dapat disyukuri. Sebelum serangkaian kesibukkan membuatmu menekuk bibirmu lalu mengabaikan hal2 baik yang bisa kamu nikmati. Tersenyumlah hari ini. Tularkan keceriaanmu untuk sekitarmu. Bagikan kebahagiaanmu untuk lingkunganmu. Dengan sebuah tindakan sederhana, Senyum. Tulus. Manis. Yap, hanya sesederhana sebuah senyuman... Tersenyumlah hari ini. Sebagai ucapan syukur pada Sang Pencipta. Karna hidup masih memberi kesempatan untuk memperbaiki hari kemarin. Sebagai rasa terima kasih pada Sang Maha Kuasa. Yang masih memberikan nafas...

Nikah gih...

Nikah gih... Masih awal oktoberkan? (*ngga nanya aja,sapa tau udah akhirkan?) Baiklah. Beberapa teman baik saya yang berteman dengan papa disalah satu medsos. Mengirimkan MMS yang berisi foto ini. Ah,bukan. Lebih lengkapnya, tentang postingan papa di salah satu medsos. Menjadi pembicaraan hangat dikalangan terdekat. Ngga begitu terkejut sih. Karna, yah memang apa yang diposting ini adalah kisah nyata, adik kesayangan kami. Cumaaaan, yang bikin geli itu kalimat penjelasnya "Ya Tuhan berkati hubungan kedua anak kami ini" Kesannya, El sedang merencanakan pernikahan (*well thats goal relationship,isnt it?) atau sudah menikah lalu sedang diterpa badai. Hahahahhahahahaha... El, memang cowo setia. Setidaknya itu yang saya tau. Mereka pacaran sejak kelas 2 SMA sampai sekarang. Kalo ditotalin, sudah hampir 6 tahun. Kerenkan? Tetap sama orang yang sama. Bahkan saya saja, menyerah pada orang yang sama. Ketika, saya menyeleksi, El justru konsisten. Bahkan saat, cerita Amor masuk da...

Kesempatan

Kesempatan Saya menyukai kata ini. Setiap kali menyebutnya, selalu ada harapan yang terbit, doa yang naik, mimpi yang diusahakan juga Doa yang didengarkan. Kesempatan. Hampir setiap orang selalu mendengarkan nasehat ini "Kesempatan ngga datang 2 kali" Pada setiap kejadian yang kadang kita lewatkan, kata-kata ajaib ini muncul. Kadang sebagai bahan pertimbangan. Apakah saya perlu mengambilnya? Atau membiarkannya? Ada juga sebagai kalimat penyesalan. Seandainya, saya lebih berani memutuskan. Lebih berani melangkah untuk mencoba. Hidup tidak akan bergerak, bila kita berada pada tempat dan langkah yang sama. Perubahan selalu terjadi saat kita keluar dari zona nyaman kita. Kesempatan. Tidak banyak orang yang memilikinya. Bahkan sekian orang berusaha mengejarkan. Sekiannya lagi, berusaha memutat kembali waktu agar menemukannya. Kita sama2 tau, sekali kesempatan pergi, dia tidak akan kembali. Sama seperti waktu. Takut mencoba adalah kesalahan tak termaafkan! Kesempatan. Bila, ...

Just US

Just us Beer garden. Kemang. Beberapa hari yang lalu. Tomtom mengirim pesan singkat. "Kang, kangeeen. Ketemuan yuks. Nge beer dulu nyooong. Place biaso yo" Ketika saya menerima pesan itu, saya masih praktek. Saya masih mempertimbangkan ikut ngga ya? Karna 3x24 jam ini waktu yang lumayan nyiksa loh..okeeey, demi sesuap nasi hahhaha... Kangen juga, ngobrol ga jelas, gosipin hal bodoh, nyeritain dan dengerin nada-nada sumbang tentang sesuatu sampe curhat tentang hal prinsipil. Selesai praktek jam 21.30. Saya meluncur kesana. Inilah nyamannya hidup dikota besar. DiIKOTA BESAR. Kenapa? Kemanapun lo mau melangkah ada kendaraan. Yup, kendaraan pribadi! MY Rasco, atau setidaknya adalah Taksi. Dan tempat nongkrong. Tempat ngumpul yang berisikan manusia-manusia dengan cap »"Im not a morning person", drinken ampe subuh,ngebahas hal-hal gapenting yang dipenting2in, skedar melepas lelah dan jenuh dengan macetnya ibukota, ngebut pas balik, thats metropolitan's style....

Everything happens for a reason

Everything happens for a reason! Gastritis akut. Beranjak menjadi kronik. Lambat laun Ulkus Peptik. Hingga kadang berakhir Erosif. Well, ini cerita tentang MENGAPA SAMPAI PENYAKIT TERSERING ITU BISA DIALAMI. Oleh beberapa pasien yang saya temui diklinik. Bapak A, 54 tahun, seorang Guru. Datang dengan keluhan nyeri uluhati sejak 3 jam yang lalu, mual, muntah 4x, isi cairan, perut melilih, begah. Beliau mengeluhkan sudah memiliki Riwayat Maag sejak 18 tahun yang lalu. Bahkan sudah berobat ke Internist. Tapi sama aja. Begitu obat abis, selalu kambuh. Telat makan,tambah parah. Saya mengingatkan sebisanya. Apa saja pantangan yang harus diingat kalo punya sakit maag. Sbenere obat sakit maag itu MAKAN! Makannya sedikit dan sering. Porsinya juga disesuaikan. Pergi ke profesor sekalipun, nasehatnya juga gitu! Okehlah, kita tidak perlu mendebat itu... Si bapak banyak bercerita tentang kerjanya sebagai guru. Tentang pendidikannya. Tentang perjuangannya mulai dari sekolah dulu, sampe hari ini...