Langsung ke konten utama

Sudah selesai,pa.

Pa,

Hari ini saya diundang ke acara keluarganya Dan. Dengan 1001 alasan saya menolak,pa. Tapi, mama bilang supaya lebih kenal. Dengan enggan saya melangkah kesana. Ada "feeling" yang menganggu saya. Sehingga untuk memutuskan "mau pergi" aja susahnya minta ampun. Hmmmmpppph....

Saya mencoba "berbaur" dengan mereka. Saya mencoba menjadi "seramah" mama untuk mereka. Papa pasti tau, gimana hebatnya saya berusaha. Mulai dari ketemu Omanya, Papanya, mamanya, saudara2nya, hingga Oom - Tantenya. Pembicaraan seputar hubungan selalu "memojokkan" saya,pa. Hanya papa yang mengerti, kenapa saya menjauhi banyak hal. Iyakan?

Ada sepupunya, namanya nancy. Dia cukup supel dan membuat saya tidak terlihat "kaku". Seenggaknya saya bisa ngobrol tentang banyak hal. Kakak dan adiknya juga cukup menyenangkan,pa. Mereka tidak sekocak "kita", mereka lebih ke "rules mode on" dan sangat serius. Kita juga pa, hanya aja mama selalu punya cara mencairkan suasana beku itu. Tapi dirumah ini, mereka bener2 "stricht". Kaku. Mereka tertawa untuk basa basi,pa. Hell, yeah,pa. Ada beberapa kali, saya mendapati obrolan panjang itu sebenernya membosankan, tapi om dan tantenya masih tetap meladeni dengan sabar. (*Pa, i need emergency exit!)

Sampai ketika, waktu pulang tiba dan saya masih membantu Mamanya didapur. Mamanya cukup menyenangkan sekaligus menyelidiki. Pa, saya benar2 harus berpikir untuk masuk ke dalam "mereka". Selesai membantu mamanya memotong kue zebra dan roomtart coklat itu. Saya menepi ke ruang makan. Melihat sekitar dan memastikan sekali lagi, inikah yang saya inginkan menjadi bagian hidup saya nanti? Saya akan selalu bertemu dengan orang-orang ini. Berinteraksi dengan mereka. Bahkan mungkin saja, saya akan membutuhkan bantuan mereka. Inikah yang saya inginkan?

"Oooo jadi itu anaknya, pendeta ihalauw?"
"Ya ampun di medan kan bermasalah."
"Bukan hanya di medan, di petra juga kok"
"Aduh janganlah. Ihalauw itu terkenal dimana-mana. Suka kasar. Buka aib orang dimimbar. Pecat orang seenaknya."
"Oh ya?"
"Loh di petra kan gitu, sampe dipalang di kantornya. Tapi sinode malah bela dia."
"Oooh jadi itu anaknya?"
"Ya ampun, Mei. Bilang Dan, pikir lagi"
"Jangan jadi lalu rusak nama baik"

Dibalik jendela ruang makan itu, ada sekumpulan manusia bangsat yang membicarakan papa. Kebetulan yang menarikkan?

Saya terdiam dan mencerna omongan mereka. Yang saya tau, mereka adalah tante2 Dan. Yang saya mau, tidak lagi berurusan dengan keluarga ini.

Saya merapikan piring kotor dan pamit pada Oma, Papa dan Mamanya. Saya mampir sebentar ke "penggosip" tu,
"Papa saya Pendeta A.R. Ihalauw. Kalo anda mau menjelekkannya jangan dibelakang saya. Bilang didepan saya, supaya saya tau. Anda tidak mengenalnya, supaya anda tau, bahkan hidupnya jauh lebih berharga dibanding anda! Manusia yang bicarain orang lain dibelakangnya itu sama dengan sampah".

Omanya berdiri tegak dibelakang saya saat saya berbalik menuju pintu keluar. Saya tidak akan meminta maaf. Mereka melakukannya duluan, mereka menjelekkan papa! Dan bagi saya, menjelekkan papa sama dengan menginjak kepala saya. Kalo kamu tidak suka saya, silahkan. Tapi kalo kamu menjelekkan papa saya, kamu harus berhadapan dengan saya.

Saya berjalan menuju pintu keluar dengan marah. Saya mengabaikan panggilan Papa dan Mamanya! Hari ini, saya dan Dan selesai. Saya tidak mau kembali dan menjadi bagian dalam keluarga ini! Tidak nanti. Tidak besok. Tidak selamanya!

Saya menunggu grab di depan. Saya berdiri jauh dari depan rumahnya. Sesuatu dalam hati saya terbakar. Kemarahan saya meledak. Saya bisa menahan bila orang lain menjelekkan saya. Tapi saya tidak akan menerima, bila orang lain menjelekkan noke dan sinsi. Mereka berbicara seenaknya seolah mereka tau tentang Noke. Mereka berbicara seolah pernah mengenalnya dengan baik!

Dan menelpon. Saya mengabaikannya. Lagi dan lagi. Lagi dan lagi. Terus. Saya tidak akan mengangkatnya. Tidak. Bagi saya, harii ini semuanya selesai. Inilah jawaban Yesus untuk semua keraguan saya tentang "hubungan" ini. Keluarganya tidak menghormati papa. Bagaimana bisa saya masuk ke dalam keluarga yang dari awal menilai papa secara negatif? Bagaimana bisa saya berada didalam keluarga yang menjelekkan orang yang sangat saya sayang?

Saat sampai rumah, mama, amor dan eset menyambut saya. Saya turun dengan penampilan kacau. Saya menangis. Amor dan eset berlari mendapati saya.

"Kak, ko kenapa?"
Saya menggeleng. Mama memeluk saya.
"Ko dibikin grab?"
"Bukan"
Kita berempat duduk diruang TV. Eset mengambilkan minum untuk saya.

"Kenapa,kak?" Tanya mama
"Saya ngga mau dengan Dan,ma. Mulai malam ini, saya selesai dengan dia. Saya tidak mau ada apapun lagi dengan dia dan keluarganya! Ngga!"
Amor dan eset terkejut.

"Kenapa,kak? Mereka bikin apa sampe kaka marah begini?"
"Mereka jelekkin papa,ma. Mereka ngatain papa dibelakang saya."
"Ngatain?"
Saya mengangguk.
"Tante2nya. Mereka cerita ttg masalah di medan dan bogor. Mereka jelekin papa. Saya ngga bisa terima itu,ma."
"Kak, hp mu bunyi terus."
"Biarin aja."
"Lalu?"
"Sa bicara didepan merekalah. Cuman, sa udah rasa tawar ma untuk kembali kesana,ma. Sa ndak mau lagi,ma. Mama taukan, gimana kerasnya papa hadapin semua hal di medan dan petra. Lalu orang bisa dengan seenaknya mengatai. Ngejelekkin. Memangnya papa apain dia sih?"
"Lalu Dan?"
"Saya ngga mau tau dan dengar apapun tentang dia."
"Siapa kak yang jelekin papa? Keluarganya?"
"Tantenya. Tante2nya."
"Ya udah, jangan sedih,kak. Dia ngga akan lagi ganggu ko,kak." kata Eset sambil memegang pundak saya

"Jadi apa keputusanmu,kak?" Amor
"Saya ngga mau lagi berurusan dengan mereka! Ngga. Siapapun dari mereka."
"Oke. Jadi kalo Dan datang, kita sepakat ko ndak mau temuin dia ya?" Amor
Saya mengangguk.

Pa, dulu saya pikir yang lebih menyakitkan itu tidak diterima dengan baik oleh keluarganya. Tapi hari ini, saya tau, bahwa diterima dengan baik, lalu dijatuhkan dibelakang jauh lebih menyedihkan. Dan saya, tidak mau menjadi seperti itu.

Saya tidak meminta semua orang harus berpikiran baik tentang papa. Penilaian adalah hak manusia. Tapi, bisakan kamu bertanya dulu pada saya, sebelum menjatuhkan tuduhan sepihak? Bisakan kamu menyimpannya sendrii, bukan mengumbarnya didepan banyak orang? Apalagi orangnya sudah meninggal, bisakah kamu menunjukkan sedikit saja rasa hormatmu? Kamu mengenalnya dari cerita segelintir orang, kamu menghakiminya dari kata2 orang lain, yang kamu tidak tahu, dia yang kamu jelekkan itu, selalu menjadi kesetnya semua orang. Dia merendahkan egonya untuk banyak orang. Dia mau dijelekkan untuk nama baik banyak orang. Dia, yang kamu jelekkan itu, Pdt. A.R Ihalauw, dia itu papa saya. Dan saya tidak akan diam melihat kamu menjelekkan dia.

4 hari kemudian,
Oma dan Mamanya Dan datang ke kantor gereja mama. Entah apa yang mereka bicarakan saya tidak peduli. Tertarik untuk taupun tidak. Semangat saya sudah hilang tentang mereka. Hati saya sudah tawar untuk mereka.

Dan masih terus menelpon. Wa. Email. Tidak satupun saya hiraukan.

Inilah akhirnya, beginilah seharusnya...
Mungkin dari awal saya harusnya menolak. Menjalani hubungan dengan orang yang mungkin "tau" cerita keluargamu dari luar, tidak selalu menyena gkan.

Kalo papa ada dan dengar cerita ini, beliau akan tertawa. Tertawa geli. Memeluk saya dan menenangkan saya, "sabar, orang mau bilang apa tentang papa, yang penting anak papa tau yang benernya."A

Daniel.

Saya berpikir serius tentang kita dan kejadian itu. Mungkin bagi kamu, itu hanya sebuah opini kosong dari keluarga yang tidak dekat denganmu. Tapi untuk saya, itu penghinaan pada papa. Saya tidak bisa menerima itu. Apapun dan bagaimanapum ceritanya, kamu adalah bagian dari keluarganya.

Saya tidak mau itu. Saya tidak mau menjadi bagian dari kalian. Jadi, tolong berhentilah disini. Kita selesai disini. Saya tidak ingin mendengar apapun.

Saya bukan orang yang mudah membenci orang. Tapi saat saya melakukan itu, saya memiliki alasannya. Saya tidak membencimu, tapi saya tidak mau menjadi bagian keluargamu.

Selesai email ini dikirim. Daniel tidak lagi menghubungi saya. Sebaiknya memang tidak. Tidak ada yang bisa mengubah apa yang saya putuskan. Bahkan saat papa datangpun, saya bergeming. Bukankah sudah saya bilang? Kamu boleh mengatai saya, menjatuhkan saya, tapi jangan pernah menjelekkan papa saya. Saya tidak bisa menerima itu.

Saya, seorang anak, yang bila nama ayahnya dijelekkan atau disebut dengan tidak hormat, hati saya akan mendidih dan marah. Saya tidak minta kamu memahami itu, mungkin bagimu Ihalauw serendah itu. Sebrengsek itu. Tapi bagi saya, Noke adalah papa terhebat dan manusia terunik yang Tuhan kirim untuk menyentuh hidup banyak orang. Entah kisah itu jelek, buruk, atau sebaiknya, hidup noke sudah menjadi berkat untuk sebagian orang yang mengenalnya.

Bila kamu tidak bisa menghargainya, silahkan pergi dari hadapan saya. Dan jangan berpikir, untuk bisa masuk didalam kehidupan saya. Karna dunia saya adalah dunia dimana, Noke dan setiap kenangannya dihormati dan dicintai.

Benyada Remals"dyzcabz"

Yaaaah, mau gimana ye kan. Yaudahlah, sini gue peluk dulu. Mbul
Dia ga akan dapetin lo balik,nyet. Saat mereka nyentuh "kehormatan" dan "rasa sakit" lo. Keluarga dia pikir, mereka bisa seenaknya menilai orang. Rasta
Ya udahlah ya, masih banyak yang lain. Bukannya lo juga ngga se"suka" itukan? Nita
Mereka ga kenal Noke dengan baik,nyet. Makanya penilaiannya begitu. Rong2.
Seandainya Dan memohon bahkan berjuang buat lo, gimana? Rasta
Saya menggeleng
Kukang selalu tau, bahwa tidak artinya tidak. Iyakan? Mbul.

Pa, sudah selesai. Tenang,pa. Great things take time. I do believe in Jesus time. Everything will be ok,Nok! Dont worry, your baby girl's fine.

Komentar

  1. Kalo saya jadi kamu saya juga akan melakukan hal yang sama. Labrak dulu... habis itu good bye...tanpa menoleh ke belakang.... Sikap kamu persis seperti saya. Jadi saya setuju (emang siapa yang tanya. ..?? Hehehe)...
    Sebetulnya menurut saya terlalu cepat kamu ke sana...apalagi Dan tidak ada bersama kamu.... Tapi mungkin itu cara Tuhan menyatakan pendapatNya tentang hubungan kamu dengan dia. Walaupun Dan orang nya baik tapi yang akan menyatu bukan hanya kamu dan dia kan...?! tapi 2 keluarga besar. Kamu tau itu kan...?! begitulah perempuan penggosip lupa diri... sok suci sok bener... emang menyebalkan sangat sangat dan sangat....
    Paling paling Dan ngamuk dengan mereka... Tapi nasi sudah jadi bubur....
    Saya ingat waktu menjelang PS 2015 dimana beredar cerita bahwa papa kamu salah satu kandidat Ketum MS... Ada orang disamping saya bilang yang jelek tentang papa kamu...yang dilakukannya puluhan tahun lalu.... sebetulnya saya sangat emosi dan mau marah tapi saya menahan diri supaya tidak ribut dengan orang itu (sampe sekarang saya kurang suka dengan orang itu). Dia lupa bahwa manusia itu BISA BERUBAH.
    Ya udah.... sekarang kamu fokus aja sama kerjaan kamu dan cita-cita kamu....juga menjaga mama dan adik adik kamu... Mungkin jodoh kamu masih Tuhan simpan rapat rapat... Sampai waktunya tiba...
    Saya mendukung kamu. Saya mendoakan kamu.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...