Hari ini, ada kejadian mengejutkan di Sinode, dari salah satu jemaat yang sedang konflik. Anugerah Bekasi. Saya tidak akan berkomentar panjang lebar mengenai kenapa bisa begitu.
Saya tidak tau permasalahannya apa. Namun, sebagai pimpinan GPIB, Majelis Sinode harusnya lebih jeli, lebih peka, lebih tanggap untuk menyelesaikan konflik yang berkepanjangan, hingga menyebabkan pecahnya jemaat. Bayangkan, bagaimana GPIB menjadi tontonan khalayak, dengan disharenya kasus2 itu dalam berbagai versi di medsos. Dan hari ini, terjadi insiden pemukulan di kantor sinode. Entah siapa yang melakukannya, entah siapa yang korbannya. Beritanya memang simpang siur.
Bahkan menurut beberapa pendeta, videonya sudah tersebar di beberapa FB Group GPIB. Lucukan? Ngapain coba hal memalukan itu disebar? Bukankah mencoreng nama GPIB? Apa faedahnya hal itu dibuka ke khalayak ramai? Bukankah itu menunjukkan ketidak-berwiibaannya Majelis Sinode seebagai pemimpin tertinggi GPIB? Kekerasan itu terjadi di kantor Sinode, didepan Majelis Sinode. Artinya? Mereka tidak berkompeten menanganinya kan? Artinya? Ada hal yang "berlarut-larut" disana hingga menjadi benang kusut yang sulit terurai.
Sekali lagi, saya tidak tau dengan jelas apa permasalahnya. Apa inti dari konflik yang terus berkepanjangan ini. Bahkan beberapa sumber menyebutkan sudah saling menggugat ke pengadilan, sudah saling lapor disana. Pendeta yang sudah dipecatpun bergeming disana. Suaminya yang Mantan Sinode pun, tidak bisa menyelesaikannya dengan cara yang benar dan bijak. Pendeta yang SK Penempatannya disana terjepit diantara keadaan ini. Penempatan salah satu Fungsionaris Majelis Sinode pun, tidak membuat kemajuan penyelesaian yang baik. Semua stag denngan kebenarannya masing2. Semua bertahan dengan pembenarannya dan kepentingannya.
Dan lagi-lagi, jemaat harus dikorbankan. Dan lagi2, konflik ini akan menuai reaksi keras dari berbagai kalangan, hingga akhirnya pecah kongsi dan berdiri sendiri. Liat aja kasusnya GPIB Taman Harapan. Gimana itu? Karna apa? Majelis Sinode tidak bisa menyelesaikannya dengan benar dan bijak. Majelis Sinode juga memiliki "kepentingan" dan "ego" yang sulit diredam. Padahal mereka duduk diatas sana untuk menyatukan perbedaan dan mengontrol agar perpecahan tidak boleh terjadi.
Saya bukan siapa2, saya hanya bagian kecil dari GPIB, namun rasanya terlalu miris mendengar hal ini terjadi berulang-ulang. Politik Kepentingan. Seperti biasa, donatur yang merasa "menyumbang" lebih, atau "berjasa" atas pembangunan gedung gereja itu, selalu membuat tingkah memuakkan. Lalu, kalo pendetanya "lebih miring" ke dia, dan mau diatur, kebanyakan sih aman ya. Kalo pendetanya ngga bisa dan ngga mau diatur, oohhh... Selesai! Pendetanya akan digoyang disitu. Selalu tentang uang. Tentang kepentingan. Tentang kekuasaan. Dan pendeta yang kehilangan wibawanya sebagai hamba Tuhan. Pendeta yang memihak, mata duitan, lancang mulut, dan "punya ambisi" yang sama. Dan tentang mereka, yang tidak paham tata gereja GPIB. Bahwa di GPIB ini ada aturan mainnya, bukan pake aturan bapak lo atau nenek moyang lo!
Ketika mama pulang dan menceritakan hal yang baru terjadi itu. Saya tertawa mendengarnya. Sudah saatnya Majelis Sinode itu melaksanakan tugasnya dengan benar, menyelesaikan konflik denhan bijak. Sudah saatnya mereka berhenti "memakai" orang lain untuk menjadi penengah, merekalah yang harusnya ditengah. Sudah saatnya, Ketua Majelis Sinode, sebaiknya berpikir dan berhikmat untuk menyelesaikannya.
Jangan hanya mau duduk disana, ditempat tertinggi tanpa bisa menyelesaikan masalah dengan benar!.
Kamu itu pimpinan, kamu itu cerminan GPIB. Kamu itu contoh, dimana jemaat melihat dan mengikuti. Kalau jalanmu lurus, maka "ekor"mu lurus. Kalau kamu berbelok, maka jangan tanya kenapa ini bisa terjadi.
Jangan hanya mau "menang" dalam pemilihan tapi tumpul dalam kerja. Ingatloh, jabatan itu mandat, berkat, anugrah Tuhan. Jadi jangan main2 dalam mengerjakannya, karna ada waktu Tuhan untuk bermain2 dengan hidupmu. Liat aja yang sekarang bermasalah, dulu beliau itu Mantan sekum GPIB loh, 2 periode malah, liat apa yang dia lakukan untuk jemaat itu? Dia bahkan tidak membawa damai dan melihat masalah dengan bijak.
Mama : "mungkin kalo noke ada, dia bisa bicara dengan baik disana. Mencegah semua jadi ricuh begini"
Saya : "udahlah, mau sampe kapan, papa jadi keset terus? Lalu nama baiknya dihancurin lagi?"
Amor : "Untuk selesain konflik ini, dibtuhkan pendeta senior seperti papa. Orang yang tidak memihak dan mampu mengendalikan situasi dengan baik. Liat aja masalah di medan, gimana papa dibuat. Tapi, apa? Semuanya terkendali. Harus mau merendahkan ego untuk menyelesaikan konflik ini. Tidak bisa datang dan masuk sebaagai "orang hebat" ga akan selesai."
Mama : "padahal baru selesai merayakan 70 thn"
Saya : "GPIB itu belum bener2 matang dan bijak,ma. GPIB itu ibarat anak remaja dalam tubuh lansia. Egonya besar. Konflik kepentingannya sangat kental. Liat aja SiNoDe, inikan bukan masalah kemarin, ini sudah berjalan hampir 2 tahun. Tapi gimana? Tarik ulur aja terus."
Mama : "kasian, kalo papa ada, dia pasti kasih solusi yang benar. Jangan lagi sampe kayak Taman Harapan."
Saya hanya terdiam sambil menatap guci papa.
Udah,nok. Tidur aja sana. Masalah dibawah sini bukan lagi urusan papa. Tidurlah dengan tenang, sambil melihat "cara" mereka menyelesaikannya. Seperti papa bilang pemimpin itu harusnya mengayomi tanpa memihak, tanpa memecah, semoga kali ini konflik ini diselesaikan dengan baik,pa.
Mungkin ini salah satu alasan, Yesus mengambil papa. Supaya beliau tidak perlu repot lagi. Seperti dulu, saat penggembokkan Imanuel Gambir, seperti dulu saat kasus pemukulan pendeta, atau banyak kejadian lain. Banyak.
Semoga Yesus memberikan roh hikmat dan kebijaksanaan kepada setiap pihak yang berkonflik dan terutama kepada para Majelis Sinode yang terhormat, agar masalah ini diselesaikan dengan baik dan perpecahan terhindarkan.
Benyada remals "dyzcabz"
Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Selalu ada jalan, saat kita mau merendahkan ego dan hati untuk mencapai kata sepakat.
Tidak ada satupun dibawah langit ini, yang luput dari mata Allah semesta alam, buatlah hebatmu, hancurkanlah persekutuan melalui kuatmu, tapi ingat nafas hidupmu, bukan kamu yang menentukan. Jangan pongah dengan kuatmu, sebab pembalasanNYa menunggu diujung sana. Yang kamu rusak itu umatnya, milik kepunyaaNYA, berhati-hatilah kamu, sebab DIA yang akan berperkara dengan mu.
Tuhan semesta alam, memberkati GPIB.
Saya lihat videonya..yang disebar di grup grup WA... kacau banget... Sepertinya yang ambil dari kalangan pendemo... jadi yang di sorot... FMS dengan tingkahnya masing-masing. Saya melihat sikap mereka... mau ketawa... Rasanya lucu...!! Mungkin karena saya terlanjur sakit hati kali ya...atas apa yang papa kamu alami....
BalasHapusMereka yang biasanya terlihat berwibawa... kadang sombong... Di video itu benar-benar kehilangan wibawa dan pak ketua terlihat menunduk... Pasti dia bingung mau ngapain sebab para pendemo sedang teriak teriak bersahut sahutan dengan salah seorang FMS yang SH sementara yang laki-laki terlihat berdiri mau memukul tapi dihalang halangi FMS yang perempuan lainnya. Pokoknya lucu banget deh... Dimata saya loh...
Saya pikir INI HADIAH ULTAH KE 70 dari Tuhan yang paling indah sebab kenapa kejadiannya berdekatan dengan hari lahir GPIB. Angkanya genap loh bukan ganjil. Kejadian yang sangat memalukan. Bayangkan jika video itu dilihat oleh mereka yang hadir di Balai Sarbini (non Kristen) atau tokoh agama lain yang berdoa dan memberi ucapan selamat kepada GPIB yang videonya ditayangkan malam itu... Apa kata mereka...? Apa kata dunia...? Amit amit deh...
70 thn usia yang tidak muda loh... tapi kelakuan masih banyak kurangnya karena ego yang terlalu besar. GPIB kan banyak orang pintar. Kalo GKI dan Gereja Katolik bisa maju dan punya sekolah yang berkualitas kenapa GPIB ngga bisa...??
Minggu lalu teman saya di PS cerita bahwa di gerejanya (di Bekasi juga) jemaat sudah terbelah karena ulah KMJ nya. Lalu saya tanya apa yang dilakukan MS...? Mau tau...? MS bilang... biarin aja... KMJ nya udah mau pensiun kok... Saya tanya lagi... Emang berapa tahun lagi pensiun... Dijawab... Katanya 2 thn lagi.... Itu kan goblok namanya...!! 2 thn Itu bukan waktu yang sebentar... kok MS gak mikir pemeliharaan iman jemaat jadi bagaimana...??
Hari ini saya juga dengar katanya GPIB telah membentuk Badan Usaha Milik Gereja (BUMG) dengan ketuanya Miranda Gultom. Saham GPIB 51%. Saya kurang tahu persis... apa dan bagaimana kegiatan itu... tapi ini bisnis dan katanya keuntungannya untuk membantu warga jemaat. Banyak sekali yang kontra karena tidak sesuai TaGer dan kuatir nanti pendetanya malah berbisnis dan melupakan pelayanan tapi ada juga yang mendukung. Terus terang saya bingung GPIB ini mau dibawa kemana...
kejadian yang semakin parah di Anugerah Bekasi... apakah itu artinya Tuhan sedang marah? kepada siapa...? Saya jadi ingat kisah di PL dimana Tuhan menghajar umat Israel tapi Tuhan memakai tangan bangsa Babel jadi... Mungkinkah Tuhan sedang memberi pelajaran kepada orang orang yang terhormat di GPIB itu? Who knows...!!
Memang sudah waktunya papa kamu menonton dari atas sana. Kita harus ikhlas. Biarkan papa kamu yang merayu Tuhan agar tidak menghajar mereka lebih berat lagi...
Dari cerita kamu saya baru tahu kalo papa kamu selalu jadi kesetnya mereka tapi mereka ngga tau balas budi. Tambah benci saya. Setelah papa kamu tiada barulah kualitas mereka orang orang terhormat itu terbuka. Mungkin ini saatnya. Rencana Tuhan gak ada yang tau.
Sedih...prihatin...malu...marah
Saya akan selalu mendoakan mama kamu agar sukses sebagai KMJ membina jemaat ditempat yang baru sampai beliau pensiun dengan mulus dan menikmati hari tua dengan kalian.