Langsung ke konten utama

Tentang Noke #17


Hari ini, ada seorang pendeta yang datang ke rumah. Saya cukup terkejut melihat kehadiran beliau. Karna, seingat saya beliau tidak pernah berkunjung.

Mama menyambutnya dan bercerita sangat lama. Mulai dari siang hingga malam. Bahkan, beliau sempat makan malam bersama kita.

Saya duduk diruang TV. Sambil sesekali mendengar apa yang beliau bicarakan. Ngapain coba lo bertamu dirumah orang sampe malem, bila bukan sesuatu hal yang penting.

Ternyata dugaan saya tepat. Beliau bermasalah dijemaatnya. Dan biasanya, beliau akan mengadu pada noke. Lalu Noke menjadi pembelanya di sinode. Noke akan mencarikan jalan keluar yang baik dan benar. (*Noke selalu menjadi keset bagi banyak orang)

Ketika beliau sudah pulang, mama dan saya duduk nonton sambil bercerita. Mama itu storyteller terkeren. Iyakan' pa? Papa pasti ketawa kalo dengar saya bilang itu. Mama bercerita bahwa beliau bingung harus tukar pikiran dengan siapa. Biasanya ada bung Noke yang mau bantu bicara ke Sinode. Karna, Sinode mendengar dengan baik pendapat papa. Dan hari ini, dia semakin tersudut didalam jemaat. Sinode akan menariknya dan menaruhnya ditempat yang lebih jauh. Seperti mengasingkannya. Sementara anak2nya harus sekolah. Urus pindah sekolah butuh waktu. Dan berbagai alasan lain yang beliau jabarkan pada mama.

Saya hanya tertawa saja mendengarnya. Santa Claussnya udah jadi abu. Udah tidur lelap dan damai. Beliau tidak perlu lagi sibuk untuk menjadi tameng bagi orang lain. Beliau tidak perlu lagi repot untuk pasang badan hanya karena perbuatan salah segelintir orang. Beliau tidak perlu lagi dihujat, dihina, direndahkan hanya demi kesatuan dan persekutuan ini.

Saya bukan megalomen. Saya juga tidak merasa wow dan wah. Inilah yang papa saya alami. Beliau selalu hadir sebagai penengah, pemersatu, pencari jalan keluar, perumus ide2 dan gagasan penting. Papa saya memang sehebat itu. Walaupun kadang saya malas mengakuinya, karna saya tidak suka melihat beliau capek. Saya benci melihat beliau disakiti hanya karena membela rekan sejawatnya.

Tidak ada yang mau sakit, demi membela temannya. Tidak ada. Namun, Noke selalu mau. Noke selalu hadir ketika si A, B, C bermasalah. Atau mereka menghadap pada beliau saat ada masalah. Karna mereka tau, papa saya keras, namun belas kasihannya jauh lebih besar. Dia tidak berkompromi dengan yang salah, namun dia sangat bijak menentramkan keadaan. Dia mengerti caranya membaca situasi dan mengendalikan medan yang berat.

Saya ceritakan satu hal ya (*dari sekian banyak cerita), ketika masalah tanah pejambon menjadi booming dan para petinggi sinode GPIB kelimpungan, siapa yang mereka panggil? Pdt. A.R Ihalauw. Mereka menggembok pagar GPIB Imanuel Gambir. Siapa yang berani membukanya? Siapa yang berbicara disana dan meminta pengertian mereka? Papa saya. Noke. Dan disaat yang bersamaan, namanya di jelek2an di FB. Diseluruh FB GPIB namanya dihujat, dimaki, dihina, direndahkan. Bahkan anjing saja, masih ada harganya ketimbang ayah saya.

Suatu malam, saya duduk diteras. Papa ikut duduk menemani saya. Lalu saya bilang untuk papa, "kita harus tuntut mereka,pa. Ini sudah pencemaran nama baik! Mereka sangat keterlaluan,pa! Saya udah hubungi pengacara,pa."

Tapi, apa yang papa buat? Beliau tertawa. Beliau santai. Bahkan ketika, saya menyuruh papa untuk melaporkan masalah ini pada Polisi. Kita bahkan bertemu dengan pengacara. Namun, dalam perjalanan pulang, papa bilang untuk saya "Yesus bilang kita harus belajar mengampuni 70 x 70. Mereka adalah umat Allah, cara menghukumnya bukan dengan hukum duniawi. Tapi dengan kasih." Dan malam itu, saya memaki papa sepanjang jalan. Saya mengeluarkan semua sumpah serapah saya pada papa. Bagaimana bisa papa mengaampuni apa yang mereka buat? Bagaimana mungkin saya mengasihi mereka yang menghujat papa dengan cara yang paling bangsat itu!
Bagaimana bisa orang yang diklaim sebiadab itu ternyata memiliki hati yang lembut untuk mau memaafkan!

Ketika sampai rumah, papa memeluk saya. Saya menangis untuk papa. Saya sangat mencintai beliau. Saya tidak ingin beliau terluka. Saya tidak mau beliau sakit.

"Saya ngga bisa liat mereka buat begitu untuk papa. Saya tidak bisa terima,pa!"
"Mereka buat begitu karena mereka tidak tahu apa2. Mereka hanya melakukan itu untuk menjatuhkan papa. Tapi, nona jauh lebih mengenal papa. Papa kuat. Tuhan Yesus ada dengan papa. Biar Tuhan Yesus yang balas. Bukan papa, atau nona. Kita tidak perlu mengotori tangan kita untuk mereka. Kita cukup diam dan melihat waktu Tuhan atas mereka"

Sikap papa itu adalah hal yang sangat amat saya kagumi. Tidak ada manusia yang memiliki mental seperti papa. Tidak ada. Beliau bahkan tetap tersenyum dan membantu orang2 yang menyakitinya. Beliau tetap membuka pintu rumah kami untuk semua orang yang susah. Mereka yang menjelekkan papa, bukan orang lain. Namun, orang2 yang dulu ketika susah, datang dan mengemis pertolongan papa. Tinggal dan makan dimeja makan kami. Lalu, ketika sekarang sudah berhasil, mereka melempar tai untuk kami. Bukan orang lain, tapi orang yang tidak tahu caranya berterima kasih.

Dan, hari ini mendengar cerita mama tentang pendeta itu. Saya tertawa. Kenapa? Karena Mr. Goodheart-nya sudah bobo. Sudah selesai dengan pekerjaannya. Beliau sudah senang dan tenang bersama Yesus. Beliau hanya tinggal melihat waktu Tuhan atas orang-orang yang jahat padaNYA. Beliau tidak perlu lagi bangun pagi untuk ke Sinode hanya untuk menjadi konseptor, moderator atau penengah. Beliau tidak perlu lagi duduk dikantornya hingga jauh malam untuk menulis bahan renungan yang pada akhirnya dipakai oleh orang lain dan diatasnamakan orang lain. Beliau tidak perlu melewatkan makan siang hingga maagnya kambuh, hanya untuk memenuhi pertemuan2 departemen Teologinya Sinode. Beliau juga tidak perlu pusing untuk berhadapan dengan segelintir manusia2 sok heboh bin hebat yang selalu berusaha "menyingkirkan"nya dari Petra. Beliau tidak perlu lagi terbangun subuh, hanya untuk menjawab beberapa inbox, sms, wa dari permasalahan beberapa orang.

Kalian akan berpikir, lebai lo nyed. Ga mungkin ada manusia sesempurna itu.

Ada, dialah Noke. Noke memang tidak sempurna dalam beberapa hal. Namun, sebagai pelayan dan hamba Tuhan, beliau adalah salah satu manusia jujur dan tulus yang pernah saya kenal. Dan selamanya saya kagumi. Pendeta terfavorit saya sepanjang masa.

Sebagai manusia, Noke memiliki banyak kekurangan. Namun, saya tidak pernah melihat ada orang, yang dalam segala kekurangannya, dia bisa mengisi orang lain menjadi jauh lebih baik dan sukses.

Kamu hanya tau, sebagian kecil dari karakternya. Keras. Tempramen. Kasar. Tapi, jauh lebih dalam, dialah orang yang selalu memperlakukan manusia sebagaimana adanya mereka. Tanpa memandang apapun dan siapapun dia. Memanusiakan manusia, itulah Noke.

Ada beberapa vikaris yang sudah digagalkan beberapa kali. Semua menyerah untuk dia. Semua mengabaikan kehadirannya. Tapi, tidak dengan Noke. Noke membentaknya. Menyadarkannya adalah hidupnya harus melayani Tuhan. Noke membentuknya. Mendidiknya. Mengajarnya. Hingga beberapa tahun lalu, beliau diteguhkan menjadi pendeta. Yesus menganugerahkan Noke kemampuan "melihat" dan "mengajar" orang lain.

Lo nulis gini, karna dia bokap lo'kan? Jadi lo puji2 dia kan?
Ketika dia ada-pun, saya sudah menulis ini. Saya selalu membanggakannya bukan hanya ketika beliau pergi. Namun saat beliau masih ada. Saya mengaguminya selalu. Saya melihat bagaimana papa memperjuangkan nasib pendeta2 yang hampir digagalkan pada masa vikariat. Saya melihat bagaimana papa mengabdikan hidupnya untuk menghidupkan orang lain. Saya menyaksikan bagaimana noke teguh dengan prinsipnya. Dia tidak berkompromi dengan yang salah.

Kenapa saya menulis ini?

Karna dulu saat papa ada dan dia sibuk mengurusi masalah2 yang terjadi. Saya selalu melarangnya. Namun, sekarang saat beberapa masalah2 pendeta tidak bisa diselesaikan dengan bijak dan benar. Saya baru memahami, papa saya dibutuhkan disini. Papa menekan egonya untuk berdiri menjadi penengah. Papa tidak memihak, beliau selalu berdiri ditengah untuk merangkul. Papa tidak pernah takut berdiri diatas kebenaran, sekalipun dia harus melawan arus. Demi utuhnya persekutuan gereja dan umat Tuhan, papa selalu berdiri paling depan untuk melawan hal2 yang salah.

Dan untuk sampai pada tahap itu, kamu harus selesai dengan dirimu sendiri.

Nok, malam ini saya kangen sekali loh. Saya liat lagi foto2 kita. Saya putar lagi video2 kita. I miss you soo bad. Im going bad.

Istirahatlah,pa... Tugas papa sudah selesai. Ini bukan lagi tanggung jawab papa. Biarlah mereka menyelesaikannya dengan caranya.

12 september

Pendeta itu pulang dengan muka yang lesu. Tidak ada ketenangan disana. Beliaau tampak gusar. Bahkan beberapa kali, beliau menatap pada guci papa. Entah apa yang beliau pikirkan.

Bagi kamu, seorang Noke selalu menjadi bahan hujatan dan semua hal negatif, namun untuk saya,  seorang Noke sudah lebih dari cukup untuk menjadi contoh hidup, bagaimana caranya hidup untuk memuliakan Yesus.

I always adore you, Noke. (*Yang dengan bangga disebut Pdt. A.R Ihalauw) ---> "ga usah pake gelar, ngapain. Yang dibtuhkan bukan gelar tertulis, tapi isi otak dari yang punya gelar" #nokestyle

Benyada Remals "dyzcabz"

Komentar

  1. Ya ampun... Papa kamu segitunya ya....jadi hamba Tuhan... OMG...!! Pantas papa kamu selalu bilang sudah lelah... Saya semakin kagum padanya tapi sayangnya beliau udah ga ada �� saya ngga bisa memuji dia di depannya. Pantesan saat beliau tiada ribuan orang datang melihat dan memberikan penghormatan terakhir padanya. Beliau memang pdt favorit saya sejak dulu karena kemampuannya dalam banyak hal tapi ternyata yang saya tahu cuma sedikit tidak sebanyak yang kamu ceritakan terutama pengorbanan papa kamu terhadap teman sejawat nya. Sumpah saya tambah kagum padanya. Itu makanya saya sakit hati banget saat tahu sinode tidak hadir dalam peresmian petra lalu saat papa kamu tiada semua FMS hadir dan memuji muji beliau. Munafik banget!! Papa kamu memang orang hebat dan satu-satunya pdt GPIB yang menguasai bahasa Ibrani satu satunya aset GPIB yang sangat berharga. Yang lain ngga ada yg sehebat dia. Mungkin sekarang mereka baru menyadarinya.
    Dulu saat diteguhkan... Papa kamu sudah teken kontrak dengan YMK untuk melayaniNya full-time sampai kamu sebagai anaknya merasa diduakan. Kamu jangan kecewa ya... Papa kamu memang hidup untuk Tuhan... bahkan anak istri yang sangat dicintainya nomor dua. Sementara pdt lain terbalik. Anak istri nomor 1 Tuhan nomor berikutnya. Ini fakta yang saya lihat. Mereka menjadikan pdt sebagai profesi bukan lagi pelayan Tuhan. Soal papa kamu dihujat saya memang tahu dan sangat geram tapi ngga bisa berbuat apa-apa kecuali bilang "ngga ada manusia yang suci... jadi ngga usah sok suci"... Yang penting di mata Tuhan papa kamu adalah pelayan-Nya yang paling berkualitas. Hidupnya singkat tapi padat. Persetan dengan omongan orang. Itu sebabnya apa saja yang dilakukan papa kamu selalu berhasil dengan baik. Itu bukti bahwa papa kamu hamba yang sangat diberkati oleh Tuannya. Yakinlah.. keturunan papa mama kamu pasti diberkati makanya saat sudah lelah beliau minta pulang... itu karena beliau tidak pernah kuatir keturunannya akan terlantar. Saya banyak belajar dari beliau terutama lewat khotbahnya.
    Saya doakan kamu ber3 sukses ya dengan cita-cita masing masing. Tuhan berkati.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...