Langsung ke konten utama

Tentang Noke #16

"Kenapa lo bisa setenang itu?"
"Lo bahkan bisa setegar itu,nyed?"
"Orang bahkan memaafkan lo bila lo mencak2 dihari itu. Kenapa?"
"Lo tetap menjadi lo yang gue kenal belasan tahun lalu,nyong. Cuek. Diam. Introvert."
"Lo bahkan bukan. Kalian bahkan masih bisa tertawa disamping bokap. Kalian masih bisa loh nemuin lelucon bodoh untuk ditertawakan."
"Udah gue bilang keluarga lo itu abnormal. Apa bahasa kerennya? Anomali ya.?"
"Sekali aja, lo harusnya memaafkan diri lo untuk menjadi lemah didepan banyak orang!"
"Noke lo pasti ngerti"
"Anak kesayangannya pasti dimaafkan."

Masih banyak lagi pertanyaan bodoh dari mereka.

Saya memang tidak menangis dengan "gila" didepan banyak orang. Bahkan ketika saya tegak disisi papa yang sedang di RJP. Saya berusaha mewaraskan diri saya. Saya harus kuat, untuk mama, amor dan eset.

Saya tidak bisa lemahkan pandangan saya, karna disaat seperti ini harus ada seseorang yang kuat untuk mereka bersandar. Harus ada orang yang jauh lebih waras, walaupun setelah itu dia hancur.

Bagi sebagian orang, kita ber4 terlihat sangat tegar dan tenang menghadapinya. Mungkin karna kita tidak mempertontonkan tangisan "histeris" yang pada umumnya. Mama juga. Walaupun mama menangis terus. Mama enggan pindah dari petinya Noke. Mama tetap menangis dengan cara yang baik.

Bahkan ketika peti papa masuk ke dalam dapur api itu. Mama meminta kita berdiri dalam sikap berdoa.

Lo sekuat itu?

Kamu tidak akan pernah membayangkan, sekuat apa saya menahan tangis!!! Kamu tidak akan tau, bagaimana hebatnya saya berkuat dan tersenyum, melihat orang yang sangat saya cintai melebur dengan api didalam sana.

Saya bertahan untuk tetap waras, karna papa menginginkan itu. Sebagai anak pertama, saya harus mengatasi dan mengawasi segala hal. Saya harus memastikan bahwa keinginan papa terwujud. Tentang pakaian yang dia kenakan pada saat terakhirnya. Toga kesayangannya yang sudah robek dan terlihat lusuh. Kemeja putih kesayangan. Celana bahannya. Sepatu kesayangannya. Sepatu yang selalu papa pakai. Saya harus memastikan semuanya dengan benar.

Bila saya tidak mampu mewaraskan diri saya, lalu siapa yang bisa? Lalu bagaimana mama, amor dan eset?

Saya bukan sok kuat. Saya memang harus bertahan untuk kuat. Karna, Noke menginginkan itu. Noke selalu percaya, bahwa saya mampu mengatasi segala sesuatu dengan baik.

Dan, mama perlu saya. Saya kehilangan papa. Namun disatu sisi, saya tidak boleh egois, saya masih memiliki mama, amor, eset juga hidup yang harus dijalani.

Tertawa? Kenapa kita masih bisa tertawa? Coba tanyakan pada Noke, karna beliau yang mengajarkan itu. Bahwa dalam keadaan sesulit apapun itu, kamu harus bisa menertawakan segala sesuatunya.

Dan saya? Saya selalu bisa merasionalkan segala hal dengan benar dan baik. Hidup mengajarkan saya, bagaimana menertawakan hal2 bodoh disaat yang penting.

Hingga hari itu, ketika orang2 melihat kita ber3 masih bisa bercanda dan tertawa disamping petinya papa. Mungkin sebagian orang kaget. Mungkin ada yang berpikir "mereka ga sedih ya?"

Tidak menangis, bukan berarti tidak sedih.
Kadang, kamu tidak perlu menunjukkan pada dunia, seberapa hancurnya kamu. Karna tidak semua tanya butuh dijawab. Kadang mereka hanya melihat namun tidak benar2 memahami.

Ketika, mama mi, oma, opa meninggal, papa selalu mengingatkan pada kita,
Kamu boleh bersedih, boleh menangis karna Tuhan mengambil mereka pulang. Tapi ingat, jangan sampai airmatamu, meragukan imanmu pada Yesus. Jangan menangis, hingga kamu lupa bahwa Yesus adalah pemilik hidup. Menangislah dengan wajar. Sebab Yesus sudah mencukupkan waktumu dengan mereka.

See? Papa selalu menanamkan nilai2 tentang hidup bahkan disaat2 yang "krusial". Jadi, bila kamu melihat kami masih bisa tertawa dan bercanda waktu itu, semua adalah didikan dan contoh dari yang tidur didalam peti itu.

Obrolan bodoh ini dipersembahkan oleh sekumpulan manusia2 "kurang kerjaan" yang bertanya pada mama, juga manusia2 brengsek yang entah kenapa kita masih bisa berteman selama ini, dan kepada seseorang pendeta yang mengatakan "amor itu benci papa-nya, mereka'kan bermasalah, makanya dia tidak begitu sedih" hahahahahahahahhahaahahahhaaha...

Sak' karepmu mau bilang apapun itu. Kamu berhak menilai. Kami juga punya hak yang sama untuk tidak mendengarkan!

Kamu mungkin tau kami, namun kamu tidak mengenal kami dengan baik.

Seperti yang papa ajar "tidak perlu mendengar perkataan orang lain yang jelek tentang kita. Yang mereka perlu tau, kita berkarya dengan nyataa. Supaya jelas, dimana perbedaannya!"

Orang yang suka mengusik orang lain itu, hidupnya kosong.

Dan, perlu kamu tau...
Sampai detik ini, kami masih merayakan kehilangan itu dengan cara kami masing2.
Menangis bukan satu2nya cara memperlihatkan kesedihan.

Seperti bekerja jauh lebih keras. Belajar jauh lebih giat. Melayani lebih sungguh.

Kami sedang belajar berdamai dengan kehilangan. Yesus ada disini. Selalu disini. Hanya saja, kehilangan orang yang kami cintai adalah hal yang berbeda. Kami perlu waktu untuk belajar hidup tanpa beliau. Kemenangan yang paling sulit adalah menata kenangan hanya untuk mengenangnya tanpa diselipi sebuah rindu yang menyakitkan.

Jangan repot2 mengenakan standarmu pada kami disini. Karna kami adalah manusia dengan keanomali-an yang mencengangkan. Kamu tidak bisa menyamakan label "pada umumnya" untuk kami. Kami jauh dari itu.

Bila kamu mengenal Noke dengan baik, kamu akan tau, mengapa kami bisa sesantai itu menghadapi hidup.

Apapun juga yang menimpamu, Tuhan menjagamu...

Noke style

"Bung Noke, mereka bilang bung noke yang jelek2"
"Kas tinggal, orang mau bilang saya apa. Saya tidak hidup dari omongan orang. Mau bicara jelek kek. Mau buat apa kek. Yang penting since dan anak2 selalu ada untuk saya"

Dalam setiap momen dihidup saya, papa selalu ada. Papa selalu berhasil memenangkan dan menenangkan saya.
Hingga dimomen terakhir hidupnya, itulah yang saya buat. Saya menghormati keputusannya untuk pulang pada Yesus. Saya menemaninya seperti yang selalu papa buat.

Dan, saya tetap berdiri dengan kuat pada momen terakhir saya melihat raganya utuh. Karna, itulah keinginan beliau. Untuk tidak ditangisi dengan cara yang berlebihan. Bahwa yang harus dilihat bukan kehilangan noke, namun kemaha-kuasaan Yesus. Yesus mampu melakukan segala perkara melalui perbuatan2nya yang ajaib.

Salah satunya, menguatkan Noke dalam setiap pergumulan hidupnya. Hingga tugasnya selesai dan waktunya pulang tiba.

Menjadi kuat, bukan sebuah pilihan. Namun sebuah keharusan. Kekuatan terbesar saya lahir dari kepasrahan atas rancangan Yesus dalam hidup saya.
Saat saya mengangkat hati dan kepala saya tertunduk, mulut saya melantunkan "kedalam tanganMU, kuserahkan semua kuatirku, sedihku dan hari esok"

Yesus ada disini,pa. Yesus selalu ada. Seperti dulu, kemarin dan nanti...


Benyada Remals "dyzcabz"


Komentar

  1. Saya termasuk yang terkejut dan heran melihat kamu bisa bicara dengan orang orang sambil tersenyum bahkan tertawa padahal beberapa jam yang lalu kamu baru saja kehilangan papa yang kamu sayangi untuk selamanya. Tetapi saat mobil jenazah akan berangkat ke tempat kremasi saya melihat Amor yang duduk di samping sopir menyeka matanya lalu saya mengerti bahwa kalian ber3 ingin terlihat kuat dan tegar padahal tidak. Ternyata itu ajaran papa kamu. Kalian bertiga memang hebat. Apapun yang diajarkan papa kamu kalian lakukan. Semoga kalian ber 3 dan mama kamu selalu kuat menghadapi apapun yang tidak enak di dengar atau dirasakan atau dialami seperti prinsip papa kamu yang mana beliau juga pernah bilang ke saya "jangan pusing dengan omongan orang" dan prinsip itu memang betul dan membuat kita tetap kuat. Saya salut dengan kalian...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...