Sifat manusia seperti 2 sisi mata uang.
Baik dan Buruk.
Bagaimana bila didalam seseorang manusia, kamu menemukan sebuah Ke"ironis"an yang Maha Kuasa.
Bahwa dalam segala kekurangannya, kamu menemukan Tuhan yang menyempurnakannya?
Kamu tidak salah mengagumi seorang manusia, hanya saja kamu tidak boleh menuhankannya.
Kagum akan karya, tindak, tutur, hingga setiap prestasinya adalah sebuah kewajaran.
Namun menemukan sisi buruknya lalu membencinya hingga tak bersisa, bukanlah hal yang bijak. Kenapa kamu bisa menyanjungnya untuk sisi hebatnya, namun meludahinya saat tau sisi kelamnya?
Dia manusia. Dia tidak sempurna. Dan tidak akan menjadi sempurna. Setiap hal yang dilakukannya adalah keinginan dan kebutuhan jiwanya. Sekalipun mungkin bertentangan dengan pola pikir dan cara pandang umumnya.
Menutupi sisi kelamnya adalah caranya bertahan. Menampilkannya hanya untuk mereka yang sangat mencintai dan menerima dia, sebagaimana adanya. Itulah hidup. Tidak selalu seindah yang kita pikirkan, semenarik apa yang dikatakan, mungkin saja sebrengsek, maling yang mencuri ditempat suci. Atau sekotor tikus yang mencari makan dari tumpukan sampah.
Tidak semua manusia mampu, menghidupi "diri"nya sendiri. Ada sisi lain, ada sisi gelap, ada sisi kelam, yang harus disembunyikan rapat dan tertutup. Terkadang, mereka meminjam "tempat" orang lain untuk memainkan peran ganda, agar terlihat baik. Normal tidak selalu positif. Ke"normal"an yang digemakan selalu tentang pola pikir kaum mayoritas. Aturan baku yang lahir karna budaya yang sudah lama dilakukan, secara turun temurun.
Salahkah, bila ada yang mangkir dari sebuah kenormalan sebuah peradaban?
Teriakkan saja, bahwa saya memihak. Katakan saja bahwa saya-pun tidak normal.
Senormal-normalnya manusia, dia tetap memiliki ke-abnormal-an yang menormalkan dia, sebagai makhluk yang tidak sempurna.
Bila sebagai manusia, kamu dianggap tidak normal, tidak sempurna, tidak sebiasa yang seharusnya dimata manusia lain,
Apakah nilaimu dimata Tuhan, berkurang?
Benyada Remals "dyzcabz"
Tuhan menciptakan hitam dan putih, namun kenapa abu2 kadang menjadi pilihan? Atau pelarian?
Tuhan menghadirkan gelap dan terang, tapi ada keremangan senja yang selalu membuat jatuh hati.
Komentar
Posting Komentar