Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Miss you,go.

Miss you. Hei,goel. How life up there? Happy rite? Joyfull? I miss you. I do. U already know it,rite? Jesus dont tell you? Jesus, dont tell you, how much i miss you. I speak to him through my pray. He didnt tell you yet? Goel. I felt lonely. I cant tell anyone. I was angry and sad at the time. I lost my faith in my dream. Everyone dont know how broken am i,go. I think, i need somebody. Somebody to talk to. Somebody who relly knew me. I tired and go drunk. But i still cant sleep. I wacth tv until the sun comes up and i still wake for no reason. Am i crazy,go? Suddenly, silly mind came to me. Can, we replace each other? Could I borrow your heaven, just for a while? I just want to know, how wonderfull is. You have astrid with you,rite? You hve Jesus too. You have grandma. Both of them. Oma yo and oma tuti. Have you met mama mi and luly? They will make you delicious roomtart,go. I bet you will love it. You wont stop to eat it again and again. I do it, all the time they cook it. You...

Resiko sebuah pilihan

Resiko sebuah pilihan Cerita ini terulang lagi. Saya kehilangan seorang yang saya sayang. Seseorang yang sudah saya anggap seperti mama saya. Tante kesayangan saya. Orang yang selalu ceria, menyenangkan, suka melucu dan yang selalu menjaga kami. Sedih. Beliau terkena stroke lebih dari 3 kali. Hingga akhirnya menghembuskan nafas pada hari Senin. Susah sekali untuk tidak sedih. Kehilangan lagi. Perpisahan lagi. Tapi bukan itu yang saya pelajari dengan mahal. Pelajaran yang saya ambil dengan taruhan sebuah nyawa. Berat ya? Bukan hanya makna konotatifnya tapi makna sesungguhnya. Tante saya, meninggal dalam kondisi patah hati. Tekanan batin yang tiada tara. Pikiran serta kemelut hidup yang membebani. Dikeluarga besar saya, kebanyakan tante2 saya, menikah diatas kepala 3. Sangat jarang menemukan tante saya menikah dibawah 29-30 tahun. Dalam pencarian dan penantian akan pasangan hidupnya. Kebanyakan dari mereka, memasrahkan pada "penglihatan" para tetua. Namun tidak juga lup...

My ego vs My worship

Saya masuk gereja sore. Awalnya, saya pikir yang bakalan khotbah adalah KMJnya. Ternyata, bukan. Soalnya jadwal minggu diwarta jemaat gitu sih. Okeeeh, tiba2 yang muncul adalah orang yang saya tidak suka dan tidak respect. Kenapa? Karna saya tau, bapak pendeta yang PF sore ini, yang berdiri tepat diatas mimbar didepan saya adalah salah satu manusia munafik, muka belakang beda, suka cerita omong kosong, jatuhin teman sepelayanan, giliran butuh datang dengan baik2. Iya, dia. Lalu saya pikir, apa sebaiknya saya berdiri aja ya? Pulang aja? Atau ke GKI aja ya? Tapi,ngga. Saya tetap duduk, saya tau bahwa beliau hanyalah manusia biasa dengan sifat "kemanusiawian"nya. Sore ini, beliau berdiri dimimbar, sebagai pelayan Tuhan, Orang yang diurapi, yang melalui beliau Yesus mau menyampaikan Firmannya bagi jemaat, termasuk saya. Perkara, sejahat apa dia diluar jubah putihnya itu urusan DIA dan Tuhan. Iyakan? Saya bisa saja membenci apa yang dia lakukan, tapi saya tidak mempunyai hak untuk...

IGD tidak sebercanda itu.

IGD tidak sebercanda itu. 03.30 Serombongan keluarga besar datang ke IGD. Panik. Ketakutan. Berteriak histeria ibunya. Sampe satupun daei keluarganya ga ada yang "sadar" harus daftar dulu. Intinya si anak gadis semata wayang kesayangan semua orang, mengeluh sesak, ampe "berasak" mau mati. Ditaruh diatas brankar. Didorong masuk. Kesan pertama saya, "okeh ni anak sesak???" Saya berlari menuju si adek manis nan imut ini. O2 3L/m. TTV baik. KU Tampak Sakit Sedang. Kes CM (*dan sedikit lebay) hmmmm... pemeriksaan fisik baik. EKG normal. Kenapa saya bilang baik.Pupil isokor. Rflk cahaya +/+. Conjungtiva tidak anemis. JVP normal. Parunya ga ada bunyi aneh, selain suara nafas vesikuler normal. Wheezing ga ada. Ronki ga ada. Crackles apalagi. Okeh, jantungnya berdetak sewajarnya. Gallop tidak. Murmur juga. Iregular? Ngga. Semua normal. Abdomen? Bising usus baik. Nyeri tekan epigast ga ada. Pas diteken sih "melenguh" tapi ga bereaksi seperti sakit. Sia...

Paskah, setahun yang lalu....

Paskah, tepat setahun yang lalu Tepat setahun yang lalu, Dihari Paskah. Oma masih dirawat di ICU. Kondisinya kian menurun. Tepat setahun yang lalu, Dihari Paskah. Kami bergantian menjaga Oma si ICU. Saya, Nan dan Ema, kita bertiga tidur di mobil. Sementara Om Jhon dan Tt Wid, Mama Uci yang jaga didalam. Kami terbangun karna Pawai Obor dari GKI Imanuel Boswesen. Tepat setahun yang lalu, Sehari setelah Paskah. Oma pergi. (*6 April) Paskah tahun ini, seperti mengingat kembali, kejadian setahun yang lalu. Kini Oma sudah tenang bersama Yesus, dan juga Cintanya. Seperti lagu yang selalu Oma nyanyikan, When Will We meet again? Oma, Paskah tahun ini jatuh di Akhir Maret. Artinya, sebentar lagi, peringatan 1 tahun Kematian Oma. Ketika menghadiri ibadah Paskah kemarin, tiba2 saya kangen Oma. Kangen suasana pagi di rumah Oma. Kangen duduk berjam-jam tunggu Oma makan. Kangen wangi sabun Oma sehabis mandi. Kangen cerita-cerita konyol yang membuat kita tertawa. Ah,Oma... I Miss you, o...

Cerita tentang sebuah "PASSION"

Passion. Keinginan. Niat hati. Ketika saya membicarakan tentang passion, artinya saya berbicara tentang impian dan sebuah pencapaian masa depan. Apa yang akan saya lakukan nanti. Apa yang akan tetap saya kerjakan sampai ajal menjemput saya.  Dokter. Ini pilihan saya. Passion saya. Keinginan yang sudah saya tetapkan sejak awal. Apapun kondisinya, saya akan tetap menjadi dokter. 2 hari yang lalu, salah satu kenalan mama datang kerumah. Dia bercerita tentang anaknya yang gagal dikedokteran. Anaknya memilih kuliah disalah satu universitas swasta yang terkenal di Jakarta. Mereka memang orang dari daerah. Padahal didaerah mereka ada juga universitas negeri yang memiliki FK, hanya saja menurut si anak, kualitasnya tidak begitu baik.  Singkatnya, si anak jadi kuliah FK. Saya berteman di FB, walaupun jarang berkomunikasi. Kami bertemu beberapa kali saja. Saya juga tidak terlalu peduli dengan dia. Toh, saya pikir setiap manusia memiliki privacynya. Dia butuh ruang untuk berkemban...

Good Friday!

Good Friday. Sejak 9 tahun yang lalu. Saya mulai ikut merayakan Jumat Agung. Duduk didalam meja perjamuan ataupun turut serta dalam perjamuan kudus. Dalam ajaran Gereja saya, perjamuan kudus bukanlah hal yang bisa dilakukan setiap kali ibadah minggu ataupun sesering mungkin. Kami melakukannya hanya pada beberapa peristiwa penting Gerejawi. 4 kali dalam setahun. Sehingga membuat saya sangat "merinding" setiap kali ikut perjamuan. Jumat Agung. Hari kematian Yesus Kristus. Hari dimana Anak Manusia disalibkan untuk menebus dosa manusia. Hari dimana DIA yang tidak berdosa menggantikan kami yang bernoda cela. Hari dimana Bapa memberikan Putra Tunggalnya sebagai ganti manusia. Setiap tahun pada Perayaan Jumat Agung. Saya selalu diliputi perasaan takut, sedih, merasa tidak layak. Iya, setiap kali saya duduk untuk masuk perjamuan, saya selalu merasa saya tidak pantas untuk diselamatkan. Saya selalu merinding. Saya selalu bertanya didalam hati, sudahkah yang terbaik saya lakukan u...

Mengenang itu menyenangkan.

Mengenang itu menyenangkan. Dari aku, Aku yang tegak didepanmu, namun tidak bergerak menggapaimu. Aku tidak tau, apa yang sedang dirancang oleh semesta. Yang aku inginkan, kamu bahagia. Itu saja. Bahkan rindu yang mengintippun, aku haramkan untuk ada. Aku mengerti, kamu harus melanjutkan ceritamu. Orang bilang, rasa yang belum pudar, selalu menahan cerita diseberang sana untuk terbang. Aku menghilangkan segala rasa tentangmu. Meletakkan ceritamu, pada sebuah kotak hitam yang aku lempar disudut terjauh hatiku. Tidak untuk diingat lagi. Tidak untuk dibuka kembali. Bahkan tidak untuk disentuh. Mendung yang terlihat, melukis gurat gelisah diwajahmu. Kita duduk dalam sebuah tempat dimana, cerita itu pernah dilewati disini. Kebisingan yang beranjak reda, hilir mudik yang kian lengang. Kita, pada sudut ruangan. Dibawah lampu tua yang biasanya bergoyang, setiap kali derit pintu terbuka. Berapa lama, kita saling mengasingkan? Bahkan anginpun, enggan meniupkan namamu, serta cerita...

Nasehat yang baik.

Terima kasih, karena mau mengerti. Bergayalah sesuai dengan isi dompetmu. Berucaplah sebesar isi pengetahuanmu. Bertingkahlah sebagaimana adamu. Kamu bernilai sebagaimana kamu bertutur, berpikir, bertindak serta apa yang mampu kamu karyakan. Kamu berpikir maka kamu ada. Esensi sebuah hidup. Hiduplah untuk menghidupkan orang lain. Kamu tidak perlu terlihat kaya, bila hidupmu memang sederhana. Kamu tidak perlu memaksa bergaya berada, bila hidupmu sejujurnya biasa saja. Orang tidak akan mati, hanya karna jujur tentang keberadaannya. Orang menjadi sulit, saat dia bergaya dan bertingkah diluar batas kemampuannya. Kamu tidak pantas menyombongkan apapun yang ada padamu, karna udara yang kamu hirup adalah gratis dari Sang Pencipta. Kamu belum sampai pada tingkat, dimana kamu harus membayar setiap liter O2 demi sebuah kehidupan. Kamu tidak harus, apalagi mengharuskan dirimu mengikuti segala peradaban modern atau perubahan jaman bila kamu tidak memiliki cukup kemampuan untuk mengik...

Cerita tentang orang jujur

Mama. Saya. 2 gelas lemon tea. 2 mangkok bakso komplit. Pangsit goreng. Ritual wajib yang kita berdua sukai. Tentunya sambil membahas hal-hal ga penting, seedikit penting dan benar-benar penting.  Hari ini, kami bercerita tentang banyak hal. Banyak kenalan mama. Juga kenalan papa. Beberapa diantaranya saya tau dan kenal dengan baik. Mama selalu punya cara bercerita dengan baik. Yang unik. Mama tau caranya menciptakan hal biasa menjadi hal yang patut untuk ditertawakan bersama.  Didalam setiap obrolan dengan mama. Selalu ada nasehat yang tersirat ataupun yang tersurat. Mama selalu tau bagaimana caranya menyampaikan hal baik, diwaktu yang tepat.  Mama bercerita tentang orang-orang yang mama kenal baik. Senior mama dalam pelayanannya. Orang-orang yang jujur dalam hidupnya. Tidak pernah memperhitungkan materi yang didapatnya. Tidak mengeluhkan tentang gaji bulanannya. Mereka melayani dengan tulus. Tanpa harus menjilat atasan untuk mendpaatkan "tempat basah", tanpa harus m...

Indonesia berani (*kami tidak takut)

Indonesia berani! Kaget? Iya! Jam setengah 11 lewat, tadi pagi. Saya berada di Sabang, saya dan teman saya. Kita baru selesai sarapan di Resto Arab disitu. Rencananya kita mau ke Sarinah. Lalu cabz ke EX. Ada yang mau kita liat disana. Berjalan ke arah mobil, tiba-tiba sebuah ledakan besar terjadi. 2kali. Kita kaget melihat begitu banyak orang berhamburan berlari kearah jl.Sabang. Tiba-tiba dentuman itu bunyi lagi. Kali ini diikuti suara tembakan. Entah apa yang terjadi disini. Saya dan teman saya, masuk dan berlindung dalam sebuah resto. Kaget. Takut. Panik. Saya menoleh pada seorang bapak disamping kami, saya bertanya. Dia menjawab dnegan gemetar "Teror disarinah". Masih terdengar baku tembak yang lumayan lama. Tiba-tiba, terdengar kembali ledakan. 2 kali, susul menyusul. Seketika jalan sabang sunyi. Saya melihat begitu banyak Polisi dan Densus berlarian. Jalan menuju Sarina dan Starbuck ditutup. Saya masih didalam resto. Jujur, kaki saya lemas. 1 jam lebih. Kita didal...

Its okay, not to be okay.

Its okay, not to be okay. Kamu tidak perlu berusaha keras untuk mengerti tentang segala hal yang melemahkan hati apalagi meruntuhkan logika. Kamu tidak perlu untuk selalu harus kuat dalam setiap hal yang membuatmu bergeming tentang hidup dan pilihan yang kamu buat. Kamu tidak harus mengerti sebanyak yang mereka harapkan, tentang sesuatu yang membuatmu hancur, ataupun bersedih. Kamu tidak harus menghapus airmatamu, lalu berlaku layaknya pahlawan hanya untuk kesenangan atau bahkan ketenangan sebagian orang. Kamu tidak pantas, menginjak harga dirimu dengan selalu memaafkan mereka, bahkan mempersilahkan mereka melakukan hal yang menyakitimu. Kamu tidak harus terlihat baik, saat kondisimu tidak baik bahkan untuk menghadapi hari terbaik sekalipun. Kamu tidak harus selalu menjadi orang munafik, agar situasi terlihat kondusif dari kacamatamu. Kamu, jadilah kamu, sebagaimana adaMU. Marahlah dalam kadar yang secukupnya. Menangislah sekuat yang mampu kamu lakukan. Makilah sebanyak kata y...

Dear, Januari...

Dear, Januari. Selamat datang 2016. Senang sekali memulai hari pertama ditahun ini, Dengan rutinitas yang biasanya. Dear, Januari. Semoga banyak kejutan manis yang menanti didepan sana. Semoga setiap rencana yang sudah disusun, bisa diawali dengan langkah pasti dibulan ini. Semoga semua yang sedang menantikan hasil, bisa puas dengan apa yang sudah dikerjakan. 2016. Tahun rahmat Tuhan. Tahun yang penuh dengan rancangan Tuhan. Siapapun kamu, apapun agamamu, bagaimanapun caramu beribadah, bekerjalah dengan giat serta tekun, berbuat baiklah pada sesamamu, perkuatlah imanmu pada Penciptamu, teguhkanlah pijakanmu, bagikanlah hal yang baik pada sekitar, berlaku adillah pada alam yang menjagamu, mulailah segala hal yang baik dari dirimu sendiri. Saya hanya menginginkan hal sederhana ditahun ini, Apapun keputusan dan pencapaian yang saya dapat nanti, saya harus selalu mengucap syukur. "Memulai segala hal yang baik dari diri sendiri" Membuka hari pertama ditahun 2016, Den...

Penghujung tahun 2015

Penghujung tahun 2015 31 desember, 22.00 2015. 18 Januari, Jalan-jalan ke Raja Ampat 20 Januari, Mama Mi pulang ke Tuhan Yesus. Febuari-Maret, mondar-mandir ngurus surat rekomendasi dan SMB. 27 Maret, Ke Manokwari urus SMB. 6 April, Oma Yo pulang ke Tuhan Yesus. 13 April, Pulang ke Jakarta dengan Mama. 29 April, Eset kecelakaan. 6 Mei, Operasi I eset, tulang selangka yang patah. 13 Mei, Operasi II eset, rahang bawah dan "engsel"nya. Mulut eset dikunci untuk 6 minggu ke depan. 19 Juni, Operasi III eset, buka kuncian pada rahangnya 30 Juni, Om Lucky pulang ke Tuhan Yesus. Agustus-Oktober, bulan yang cukup berat untuk dilewati. Segala hal tentang bertahan dan berkuat, ada dibulan ini. 22 Oktober, Opa Ucu 90 tahun. 17 desember, pertama kalinya tidak ada perayaan wajib "ulang tahun oma" 23 desember, Om Alex Youtleli pulang ke Tuhan Yesus. Duka menaungi kami di 2015. Airmata tumpah, hati yang sedih dan kecewa, kemarahan, sakit hati, ketakutan, khawatir. ...