Langsung ke konten utama

IGD tidak sebercanda itu.

IGD tidak sebercanda itu.

03.30

Serombongan keluarga besar datang ke IGD. Panik. Ketakutan. Berteriak histeria ibunya. Sampe satupun daei keluarganya ga ada yang "sadar" harus daftar dulu. Intinya si anak gadis semata wayang kesayangan semua orang, mengeluh sesak, ampe "berasak" mau mati. Ditaruh diatas brankar. Didorong masuk.

Kesan pertama saya, "okeh ni anak sesak???"

Saya berlari menuju si adek manis nan imut ini. O2 3L/m. TTV baik. KU Tampak Sakit Sedang. Kes CM (*dan sedikit lebay) hmmmm... pemeriksaan fisik baik. EKG normal. Kenapa saya bilang baik.Pupil isokor. Rflk cahaya +/+. Conjungtiva tidak anemis. JVP normal. Parunya ga ada bunyi aneh, selain suara nafas vesikuler normal. Wheezing ga ada. Ronki ga ada. Crackles apalagi. Okeh, jantungnya berdetak sewajarnya. Gallop tidak. Murmur juga. Iregular? Ngga. Semua normal. Abdomen? Bising usus baik. Nyeri tekan epigast ga ada. Pas diteken sih "melenguh" tapi ga bereaksi seperti sakit. Sianosis? Ngga. Pucat? Ngga. CRT masih kurang dari dua. Akral dingin, pun tidak.

Saya berusaha bertanya dengan baik, si adek hanya "melenguh" dan terus menangis. Si adek terus balik menghadap tembok. Sambil sesegukkan.

Kesabaran saya mulai tipis. Saya bertanya sama ibunya. Menurut si ibu, sesaknya tiba2 aja. Waktu jam 10 malam, masih bercanda-canda. Masih baik2 aja. Makan dan minum seadanya. Kakaknya juga bilang begitu. Berhubung si adek manis ini "ngeluh sesak banget" bahkan ga mau diajak ngomong. Dia hanya nangis saja dan kata yang keluar dari mulutnya "sesek,bu"

Baiklah, cek lab lengkap. Plus AGD, Elektrolit. Mungkin aja sih elektrolit imbalance. (*mungkin loh ya) walaupun menurut saya, (*sorry to say) ini mah problem psikosomatis! Well, untuk menyingkirkan kemungkinan yang terburuk. Lab selesai, segalanya baik. Catet, baik!!!!

Ada beberapa pasien lagi. Saya meninggalkan si adek yang terpasang O2 3L/menit. Sambil saya memeriksa pasien yang lain, saya mengamati dari jauh si adek. Si ibu dan bapak yang menenangkannya. Berusaha berbicara. Ya gimana kita mau tau, kalo lo ga bilang apa2. Setidaknya subjektif lo apa. Kalo berdasarkan pemeriksaan fisik (*objektif) sih anda baik-baik saja. Saya mulai "gerah" dan "sedikit mengkal".

Saya kembali pada si adek.

"Ya udah, ini kita suntik aja ya,bu. Supaya kurangin sesaknya!" tegas saya dan saya menekankan kata SUNTIK
Adek manis langsung menoleh ke saya lalu merengek ke ibunya, ga mau disuntik.

Saya menyuruh perawat mengambil obat dan suntikan. Si adek langsung duduk. Percaya ga, dia duduk tegap. Stop nangis. Dan minta pulang aja. Ayahnya terkejut. Si ibu memeluknya dan menenangkannya.

Saya menjelaskan pada ayahnya, bahwa anaknya tidak apa2 dan bisa dibawa pulang. Kemungkinan ada masalah entah itu disekolah atau biasanya dengan PACALNYA. Si ayah mengangguk. Tapi tidak dengan si ibu. Si ibu ngotot anaknya harus dirawat. Beliau takut nanti dirumah sesak lagi. Astaga, kesabaran saya smakin tipis. Atas indikasi apa coba dirawat? Semua baik. Orang2 kayak gini nih yang bakalan nyusahin orang lain. Dengan menuhin kamar rawat, padahal ga sakit. Kasiankan yang bener-bener butuh!

Saya berdiri didepan adek manis. Dengan nada cukup keras, terdengar kasar dan tinggi. Saya menegurnya.

"Kamu ada masalah sama pacarmu? Atau sama temanmu? Hm? Kamu ga sakit. Stop buat orang tuamu panik! Kamu ga liat ada banyak orang yang beneran sakit disini! Kalo kamu hanya mau cari perhatian, gih cari rumah sakit lain. Kamu kira IGD ini tempat cari perhatian? Jangan main-main,dek. Kamu ga perlu dirawat. Pulang istirahat sana biar besok bisa sekolah!"

Dia terdiam dan menangis sesegukkan. Ibunya terlihat kesal pada saya. Okeh, namanya juga ibuk2 pasti belain anaknya. Tapi ini udah keterlaluan. Lo becanda ga lucu, dateng dengan "akting" sesak yang kesannya sakit parah banget. Buat kita lari sana-sini. Trus pas mau disuntik, lo tiba-tiba sehat? Preeeeeeet!

Si ibuk tidak mau pulang. Dia berkeras untuk RONTGEN. Helaaaaaaaaawwwwwwwwww! Aduh, sial apa gua jaga pagi ini. Diberi pengertian sehebat apapun, si ibuk maunya dirontgen dulu baru pulang! Okeh,saya nyerah. Rontgen baru buka jam 9-an, tunggu aja kalo mau.

Selama menunggu RONTGEN... saya sibuk menulis status sambil memperhatikan dalam diam. Mau tau, si adek ngapain? Main HP. Wew! Anak ini baru abis sesak yang "sakit banget loh". Sesekali senyum2.

Jam 07.30.

Sesosok manusia cowo dengan pakaian ES-EM-A datang dan berlari kearah brankarnya. Si adek langsung meluk dan nangis! Ah,kentutkan! Lalu adegan2 disinetronpun terjadi. Halah...halah...saya dan beberapa perawat saling menatap dan mengelus dada!

Jam 08.00

Saya operan untuk pulang. Si adek lagi makan bubur ayam disuapin sama CO-WOKnya. Aw...aw...aw...aw... how sweet? No, isnt sweet thats silly!!!! Ketika saya menceritakan (*baca :operan) ke dr.jaga selanjutnya. Dia malah bilang "lo yakin dia sakit?"

What the point is????

Tolong dong, jangan drama! Tolong dong, jangan buat IGD jadi bahan becandaan. Lo pikir jaga IGD itu main-mainan? Lo kira jaga IGD tuh hanya numpang pindah kasur?

Jaga IGD ga sebercanda itu! Sampe lo dengan senang hati datang "kesakitan" atau "kesesakkan" hanya karna butuh perhatian. Lo harus tau, setiap pasien yang datang mendapat prioritas yang sama. Kecuali, pada kasus emergency. Dimana lo keadaannya jauh lebih gawat atau darurat. Jadi,tolong...kalo tidak gawat atau tidak darurat atau hanya mau cari perhatian, plis...lewatin aja IGD. Gih, ke klinik kek.

Dan stooop becanda dengan penyakit atau pura-pura sakit. Semoga aja lo ga beneran sakit.

Jam 10.30,

Saya di WA dari temen dr.jaga. Hasil rontgen bersih. Si ibuk setuju untuk ga usah dirawat. Si Ayah minta maaf, karna katanya si adek manis lagi berantem sama PA-CALnya. Dan rombongan itu pulang!

Untuk adek manis, belajarlah jadi lebih dewasa dan bijak. Bersyukurlah, orang tua lo cukup berada sehingga bisa lagsung dibawa ke IGD wlaupun lo cuman "caper" aja. Apapun ceritanya, tolong jangan bercanda untuk hal-hal yang tidak sepele. Sakit itu hal yang serius. Dan, tolong... jangan anggap IGD tempat dimana lo bisa masuk dan keluar sesukanya. Dan, satu lagi, kalo lo mau caper dan baper, bisakan cari tempat yang murah dikit? (*lo pikir periksa ini itu bayarnya cuman pake kertas?)

Benyada Remals "dyzcabz"

13.00 ,14 April

Saya masih jengkel. Masih sebel. Masih gondok. Masih ga habis pikir. Kenapa ada manusia berotak berakal budi, yang ngelakuin hal yang bodoh seperti caper dan baper ditempat yang ga tepat.

IGD selalu punya banyak cerita karna yang datangpun punya skenario berbeda.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...