Langsung ke konten utama

Paskah, setahun yang lalu....

Paskah, tepat setahun yang lalu

Tepat setahun yang lalu,
Dihari Paskah.

Oma masih dirawat di ICU. Kondisinya kian menurun.

Tepat setahun yang lalu,
Dihari Paskah.

Kami bergantian menjaga Oma si ICU. Saya, Nan dan Ema, kita bertiga tidur di mobil. Sementara Om Jhon dan Tt Wid, Mama Uci yang jaga didalam. Kami terbangun karna Pawai Obor dari GKI Imanuel Boswesen.

Tepat setahun yang lalu,
Sehari setelah Paskah.

Oma pergi. (*6 April)

Paskah tahun ini, seperti mengingat kembali, kejadian setahun yang lalu.

Kini Oma sudah tenang bersama Yesus, dan juga Cintanya. Seperti lagu yang selalu Oma nyanyikan, When Will We meet again?

Oma, Paskah tahun ini jatuh di Akhir Maret. Artinya, sebentar lagi, peringatan 1 tahun Kematian Oma.

Ketika menghadiri ibadah Paskah kemarin, tiba2 saya kangen Oma. Kangen suasana pagi di rumah Oma. Kangen duduk berjam-jam tunggu Oma makan. Kangen wangi sabun Oma sehabis mandi. Kangen cerita-cerita konyol yang membuat kita tertawa.

Ah,Oma...

I Miss you, oma yo. The Ross van Doom. I still miss you, ses yo.

Selamat Paskah,Oma.

(*Gone but never Forgotten.)

28 Maret 16

Sehari setelah Paskah. Dejavu.

(*Paskah, setahun yang lalu, jatuh pada bulan April tanggal 5. Kemudian Oma pulang pada Tuhan Yesus, tepat sehari setelah Paskah)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...