Langsung ke konten utama

Dear, Januari...

Dear, Januari.

Selamat datang 2016.
Senang sekali memulai hari pertama ditahun ini,
Dengan rutinitas yang biasanya.

Dear, Januari.

Semoga banyak kejutan manis yang menanti didepan sana.
Semoga setiap rencana yang sudah disusun, bisa diawali dengan langkah pasti dibulan ini.
Semoga semua yang sedang menantikan hasil, bisa puas dengan apa yang sudah dikerjakan.

2016.

Tahun rahmat Tuhan. Tahun yang penuh dengan rancangan Tuhan. Siapapun kamu, apapun agamamu, bagaimanapun caramu beribadah, bekerjalah dengan giat serta tekun, berbuat baiklah pada sesamamu, perkuatlah imanmu pada Penciptamu, teguhkanlah pijakanmu, bagikanlah hal yang baik pada sekitar, berlaku adillah pada alam yang menjagamu, mulailah segala hal yang baik dari dirimu sendiri.

Saya hanya menginginkan hal sederhana ditahun ini,
Apapun keputusan dan pencapaian yang saya dapat nanti, saya harus selalu mengucap syukur.

"Memulai segala hal yang baik dari diri sendiri"

Membuka hari pertama ditahun 2016,
Dengan segelas chococino dan roti selai kacang-coklat.
Menghirup udara segar pagi ini, menikmati mentari yang kian menghangat, saya bergumam dalam hati "Terima kasih Tuhan, saya masih diberi kesempatan untuk hidup dan berkarya di 2016."

God bless US. Kita. Saya dan anda. Kalian. Mereka. Dia. Segenap umat manusia. Seluruh mahkluk ciptaannya.

Benyada Remals "dyzcabz"

1 Januari 2016, 08.00
(Jaga 4x24 jam dimulai)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...