Langsung ke konten utama

Nasehat yang baik.

Terima kasih, karena mau mengerti.

Bergayalah sesuai dengan isi dompetmu.
Berucaplah sebesar isi pengetahuanmu.
Bertingkahlah sebagaimana adamu.

Kamu bernilai sebagaimana kamu bertutur, berpikir, bertindak serta apa yang mampu kamu karyakan.
Kamu berpikir maka kamu ada.
Esensi sebuah hidup.
Hiduplah untuk menghidupkan orang lain.

Kamu tidak perlu terlihat kaya, bila hidupmu memang sederhana.
Kamu tidak perlu memaksa bergaya berada, bila hidupmu sejujurnya biasa saja.
Orang tidak akan mati, hanya karna jujur tentang keberadaannya.
Orang menjadi sulit, saat dia bergaya dan bertingkah diluar batas kemampuannya.

Kamu tidak pantas menyombongkan apapun yang ada padamu, karna udara yang kamu hirup adalah gratis dari Sang Pencipta.
Kamu belum sampai pada tingkat, dimana kamu harus membayar setiap liter O2 demi sebuah kehidupan.
Kamu tidak harus, apalagi mengharuskan dirimu mengikuti segala peradaban modern atau perubahan jaman bila kamu tidak memiliki cukup kemampuan untuk mengikutinya.
Perubahan adalah baik, selama masih dalam lajur yang benar, serta bermanfaat yang baik.
Namun, perubahan bisa menjadi bumerang, bila mentalmu tidak siap untuk menerimanya.

Kamu tidak diwajibkan untuk mengetahui segala hal.
Bahkan seorang pintarpun, punya ketidak-tahuan yang dia simpan.
Orang pintar bukanlah dia yang mengetahui segala hal.
Namun, orang yang mau belajar untuk tau tentang apa yang dia tidak tahu.
Jangan berbicara seenak mulutmu, saat kamu tidak kompeten dibidang itu.
Berbicaralah sesuai apa yang ada pada pikiranmu dan seluas pengetahuanmu.
Orang tidak akan menjauhimu, hanya karna kamu jujur bahwa tidak semua hal bisa kamu ketahui.

Banyaklah berkaca pada pengalaman banyak orang,
Banyaklah belajar dari kesalahan diri sendiri,
Bertukar pikiranlah pada yang lebih berpengalaman,
Seringlah mendengar nasehat yang benar serta baik dari mereka yang lebih tua,
Iringlah perubahan zaman dengan pikiran yang bijak, tingkah yang santun, tutur yang baik,
Tapi, jangan larut dan hilang bersamanya.

Setiap kamu, harus punya landasan kuat untuk berpijak, agar tidak mudah terbawa arus dan hilang.
Ingat, hanya ikan mati yang mudah dibawa arus.

Bila, kamu ingin bermakna, benarkanlah dirimu dalam menggapai masa depan. Bukalah pikiranmu untuk masa depan, tidak perlu terlalu sibuk tentang orang lain, sebab dicerita hidupmu... kamulah penulisnya, orang lain hanyalah pemeran pembantu. Kamulah aktornya!

Bila kamu ingin menjadi sukses, perbaikilah akhlakmu dan benarkanlah langkahmu. Orang benar akan menjadi hebat, saat dia tunduk pada Sang Pencipta serta merendahkan hatinya untuk sesama.

Bila kamu ingin berhasil mencapai cita-citamu, kuatkan prinsipmu dan teguhkan pendirianmu. Jangan hanya menjadi pengikut. Kamu harus tumbuh dan berkembang. Kamu harus menjadi contoh. Bukan hanya seorang pengikut. Sebab, yang dikenang adalah yang berdiri didepan. Bukan yang mengekor dibelakang.

Bila kamu ingin menjadi orang hebat, belajarlah untuk menjadi sederhana, bertingkahlah sesuai dengan apa yang kamu miliki. Banyak orang hebat, tidak menunjukkan apa yang mereka miliki, tapi apa yang mereka hasilkan. Sebab, apa gunanya kamu menyombongkan apa yang belum bisa kamu hasilkan? Selagi kamu masih menjadi pengemis dan peminta pada orang tuamu, selayaknya kamu hidup dalam kesederhanaan. Orang hebat, bukan dibentuk dalam sebuah kelimpahan, namun dia tau bagaimana caranya bertahan dalam ketidak-beradaan.

Nasehat yang bijak ini, dikutip dari salah satu penulis hebat. Sebuah renungan benar dan baik. Untuk generasi penerus masa kini.

Semoga saya bisa menjadi seperti yang ditulis.

Benyada Remals "dyzcabz"

Seperti yang selalu saya bilang, menjadi lebih baik dari kemaren dan lebih hebat dari hari ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...