Cerita MEI, DIBULAN JUNI... (*BAGIAN II)
Setelah penangan otaknya cukup baik. Dokter bedah saraf mengijinkan dokter bedah tulang untuk mengerjakan tulang selangka eset yang patah. Memang bukan sebuah keadaan emergency, karna bagaimanapun otaknya harus diselamatkan lebih dulu. Hanya saja, patahan tulang selangka eset salah satu sisinya mengarah ke paru. Bila sampai terkena paru, artinya ada bahaya barukan? Entah itu berupa adanya udara yang masuk ke paru, ataupun perdarahan didalam paru.
JAM 17.00, 2 MEI
Perkembangan eset sangat pesat. Eset sudah bisa bereaksi secara spontan terhadap panggilan. Dia bisa buka mata ketika dipanggil. Dia bisa merespon nyeri saat dia dicubit. Pada intinya, eset mulai membaik. Walaupun selang pernafasan dan selang hidung masih terpasang dengan baik. Eset masih harus dipantau. Obat penenang yang diberikan juga membuat eset setengah mengantuk. Walaupun dia masih tetap terjaga.
Dengan selang yang masih ada dimulutnya, dia bertanya pada saya, amor dan mama, "ngapain saya disini?" Kalimat yang membuat kami cukup terkejut. Eset, lupa. Saya menanyakan beberapa pertanyaan yang eset jawab dengan anggukan. Saya memintanya menganggkat kaki dan tangan, menggenggam tangan saya dengan kuat, saya meminta dia mengikuti arah tangan saya dengan matanya, lalu saya memintanya dia menyebutkan angka berapa yang saya tunjukkan ditangan. Eset melakukannya dengan baik.
Ketika waktu besuk sudah habis, saya dan amor bergegas keluar. Eset menggenggam tangan saya dengan kuat. Eset menangis. Saya tau, jagoan saya tidak mau ditinggal sendirian. Saya tau eset butuh kami ada disampingnya. Saya berbisik buat eset "sabar ya,sayang. Nanti kita datang lagi. Kita semua ada diluar temani eset. Disini ada batas waktunya. Karna pasien disini butuh istirahat full untuk dipantau keadaannya. Kita ga bisa tungguin eset disini" Eset mengangguk, namun airmata itu masih mengalir terus.
Satu babak sudah eset lewati, selanjutnya adalah operasi Tulang Selangka. Operasi besar. Bius total. Namun kami masih menunggu dokter bedah tulangnya datang.
JAM 20.00, 2 MEI
suster di ICU memanggil saya, dia meminta saya untuk membujuk eset supaya rambut gondrongnya harus dicukur. Dokter bedah sarafnya mau memeriksa apa ada jejas atau memar disekita kepalanya. Mereka sudah bertanya pada eset, tapi eset geleng kepala dan menunjukkan ekspresi marah. Bayangin dalam keadaan begini saja, eset masih bisa membuat orang takut. Luar biasakan , adek bungsu saya?
Saya masuk dan menjelaskan untuk eset. Dia tetap menggeleng. Setelah saya bicara dan menjelaskan sambil membujuknya dengan pelan. Akhirnya dia mengangguk. Fyi, rambut gondrong ini adalah kebanggaan elkhesed. Dan sayapun setuju, eset ganteng kalo gondrong. Saya menemaninya lumayan lama didalam. Sampai akhirnya suster berkta pada saya untuk keluar. Eset menatap saya sambil menggeleng. Lagi-lagi, dia menangis.
Saya sangat mengenal elkhesed, dia takut ditinggal sendiri. Walaupun dia jago brantem, dan terlihat sangar, dia anak yang sangat manja dan penakut. Apalagi kalo harus disuruh tidur sendirian. Thats my little brother!
Saya tau eset bosan, tapi setiap hal ada waktunya. Semuanya butuh proses.
JAM 11.00, 3 MEI
Selang nafasnya sudah dicabut. Selang dihidung juga sudah. Hanya tinggal selang dimulut untuk suctionn dan makan. Ketika jam besuk, kami masuk dan liat eset. Eset menatap kami satu-satu. Dia mulai berbicara namun semuanya nagwur, ngelantur dan lupa. Dia hanya tau, saya adalah kakanya. Tapi dia lupa siapa nama lengkap saya. Dia lupa siapa dia. Kuliah dimana. Siapa nama papanya. Dia ingin menyampaikan sesuatu namun yang keluar dari mulutnya berbeda. Dia menyebutkan nama benda dan tempat dengan salah. Dia memanggil mama dengan sebutan kakak. Dia keliru menyebut nama teman-temannya.
Contoh simplenya, saat mama bertanya "eset kuliah dimana?", dia menatap mama dan blg "UHT,kan,kak?" Benturan kepalanya terlalu keras, membuat memorynya terganggu. Afasia motorik.
Saya tersenyum sambil menatapnya. Semuanya akan kita lewati,dek! Bersyukurlah sebab Yesus kita baik, dia masih mengijinkan eset ada dan kembli disini dengan kita. Apapun yang terjadi nanti, eset tidak akan pernah berjalan sendiri. Ada kaka, amor, mama dan papa. Ada Tuhan Yesus yang akan selalu dan tetap menjaga eset. Jangan menyerah,set...
JAM 20.00, 3 MEI
setelah melihat eset, kami turun kekantin untuk makan. Saat sedang makan, tiba2 telpon dari ICU. Susternya bilang eset memanggil saya. Saya dan mama bergegas naik dan melihat dia. Begitu sampai didepannya, dia membanting kakinya.
"Ade bosankah?" Tanya saya pelan, dia mengangguk. Dia menunjuk kearah ikatan ditangannya. Dengan terbata dan tidak begitu jelas dia bilang "ini ga jelas kak, mereka ga jelas" Dia menangis. Saya mengusap kepalanya.
"Sa ngapain disini kak?" Pertanyaan yang sama. Eset mengulang lagi pertanyaan yang 2 hari lalu dia tanyakan dan sudah dijawab. Saya menjelaskan lagi.
"Kecelakaan apa?" Saya menjawab lagi.
"Saya ngebut ya?"
"Eset lupa? Tidak ada saksi mata yang tau persis gimana tabrakkannya"
"Parah. Ini parah"
"Set, semuanya butuh proses,dek, ga bisa langsung keluar. Kita tunggu dokter tulangnya dulu. Biar dia liat, kira2 kapan mau dioperasinya. Sabar ya."
"Saya ngga gila kak. Dia ikat gini kayak sinting aja kak"
Saya tersenyum mendengarnya. Saya menjelaskan lagi. Lagi dan lagi. Saya tau, berada dalam posisi eset sangat tidak menyenangkan, dia harus sabar dan kuat. Karena sekali lagi semuanya butuh proses. Untuk melalui sebuah proses memang bukan hal yang mudah.
JAM 23.00, 5 MEI
Eset dipindah ke ruang intermediate. Karena dia sudah sadar total, eset sangat tidak nyaman dengan selang-selang yang ada dimulut dan hidungnya. Akhirnya, sorenya mereka mencabut selang nafasnya dan eset hanya tinggal selang dimulut dan dihidung. Dimulut untuk menyedot lendirnya. Dihidung untuk makan. Atas instruksi internistnya, kalau eset punya refleks batuk baik, selang itu juga akan dicabut. Malamnya eset berontak, eset berdiri dan mau keluar untuk cari saya dan mama.
Saya segera berlari ke ICU. Eset diikat lagi. Mereka takut eset jatuh. Saya berusaha menenangkan eset. Eset menangis untuk saya. Seperti yang biasa dia lakukan, bila ada masalah atau dimarahi mama dan papa. Saya membujuknya lalu menemaninya tidur.
Sedih memang melihat eset seperti ini. Dia bingung, Dia takut. Dia gelisah, dia mau keluar.
JAM 07.00, 6 MEI
dokter bedah tulang datang dan menemui kami. Operasi akan dilaksanakan sore ini. Jujur, saya takut. Bagaimanapun juga operasi ini cukup besar, apalagi setelah keadaan kritis eset kemaren. Saya hanya pasrah untuk Yesus, semoga saya masih bisa melihat eset lagi. Semoga Yesus memberikan kekuatan untuk eset melewati ini. Dan melalui ilmu dan tangan dingin dokter ini, Yesus bekerja untuk memulihkan dan menyembuhkan.
JAM 16.00, 6 MEI
Eset didorong masuk ke ruang OK. Kami menunggu diluar.
3 jam, dokter bedah tulang keluar dan memanggil kami. Dia memberitahukan keadaan eset. Bahwa tulang selangkanya sudah diperbaiki. Kemudian, jari kiri bagian tengahnya, sudah dibuat sedemikian rupa agar tidak dipotong. Hanya saja, jari itu tidak bisa diluruskan. Dia akan sedikit bengkok. Apapun itu tidak menjadi masalah besar. Yang penting eset sudah melalui babak kedua ini.
Dan saya harap ini yang terakhir...
JAM 12.00, 7 MEI
eset dipindah ke kamar peerawatan. Makasih banyak Tuhan untuk semuanya. Makasih banyak. Bahkan kata makasih pun tidak akan cukup untuk menggambarkan betapa saya berterima kasih untuk kemurahanmu dan kebaikkanmu. Untuk mujizat yang Tuhan buat untuk eset.
Surprise selalu ada diakhir...
JAM 20.00, 8 MEI
Eset sudah mulai makan sendiri. Sudah bisa kencing dan BAB ditoilet duduk. Perkembangan eset sangat baik. Sampai tiba-tiba, dia marah saat mama membujuk dia untuk menghabiskan makanannya.
"Kalian ga ngerti, apa nih, saya nih ga bisa untuk ini nih."
Saya menatapnya. Membuka mulutnya, dan heran 2 gigi depannya mundur kebelakang. Saya menekan dagunya dan terdengar bunyi krepitasi. Rahang bawah bagian depan sebelah kanan eset patah. saya terdiam.
"Ade sakit kalo ngunyah?" Tanya maa
"Ini ga boleh kak. Gitu dia. Susah kalo bnyak" ucap eset
Operasi lagikah?
JAM 11.00, 9 MEI
dokter bedah saraf visit, mama menyampaikan keluhan eset. Beliau meminta eset untuk buka mulut, namun eset tidak bisa buka mulut dengan lebar. Hanya sebatas 3 jari. Namun, saat ditanya sakit ngga, eset menggeleng. Ketika dokternya meninggalkan kamar, saya mengikutinya dan memintanya untuk difoto ulang. Kenapa bisa miss ya? dan perasaan bersalah saya muncuk kembali. Betapa bodohnya saya.
Eset akan difoto lagi. Untuk memastikan. Walaupun menurut saya, itu hanya bukti penguat saja untuk sebuah diagnosa pasti.
Hasilnya, rahang bawah bagian depan sebelah kanannya patah. Menunggu konsul dokter bedah plastik.
JAM 15.00, 12 MEI
dokter bedah plastik, melihat dan memeriksa eset. Setelah itu, beliau menganjurkan supaya besok ,dioperasi. Jam 07.00 pagi, operasinya.
Babak terakhir ini, sepertinya akan sulit...
JAM 07.00, 13 MEI
setelah papa berdoa, eset didorong ke OK.
4,5 jam. Dokter bedah plastiknya keluar dan memanggil kami. Dia menunjukkan CT SCAN 3 dimensi kepala eset. Ternyata, bukan hanya rahang kiri depan yang patah. Tapi colum mandibulanya juga patah,dekat dengan procesus condylaris. Bahasa sederhananya engselnya patah. Tempat yang ngatur buka tutup mulutnya eset tulangnya patah. Jadi, untuk memperbaiki itu.... ditanamlah pen penyangga disitu, dan mulutnya eset dikunci. selama 4-6 mggu.
Kalian bisa bayangkan mulut dikunci?
Mama menangis. Sekali lagi, saya berusaha menguatkan diri. Saya tau semuanya untuk kebaikan eset. Semuanya akan terlewati dan semua akan baik-baik saja. Tapi bagaimana reaksi eset?
Eset sudah didorong kembali keruangan. Dia masih dalam pengaruh obat biusnya. Saya dan amor turun makan.
JAM 14.00, 13 MEI.
saya melihat bahwa eset sangat terkejut mendapati mulutnya tidak bisa terbuka. Dia memukulkan tangannya ketempat tidur, sambil menunjuk mulutnya. Eset dipasang kembali selang dihidung untuk makan dan minum.
Saya berdiri disamping tempat tidurnya dan menjelaskan lagi. Memastikan dengan baik bahwa dia mengerti apa yang saya jelaskan. Membuatnya mengerti bahwa proses ini harus dia lalui. Untuk menenangkan dan menyenangkannya, saya bilang hanya 4 mggu. Dan 4 mggu bukanlah waktu yang lama, sebentar saja dan tidak erasa semua akan terlewati. Dia mengangguk lalu menggeleng. Airmatanya keluar. Dia menggeleng dan menangis. Dia melihat kita satu persatu dan menangis.
3 hari lagi, eset ulang tahun. 3 hari lagi...
Kita smua kuat untuk hadapin ini, asal eset uga kuat. Asal eset juga punya semangat yang sama untuk sembuh. Karna yang merasakan dan menjalani adalah eset. Kita hanyalah suporter untuk dia. Hal paling sulit adalah menjadi bijak dan menyemangati diri sndiri saat beraa dalam titik terendah ini.
Malamnya, saat semua tidur, saya duduk dan menemani eset. Saya menggenggam tanganya, dan bilang "eset yang saya tau, adalah manusia paling kuat dan berani. Manusia tanpa rasa takut. Untuk kali ini aja, tolong jangan mnyerah. Sampe sejauh ini, eset udah lewati semuanya. Eset harus tau, smua orang berdoa untuk eset. Mereka menangis untuk eset. Mereka sama-sama bergumul dan mbujuk Tuhan untuk tetap mngijinkan eset disini. Jadi,kaka minta...tolong eset jangan menyera dan putus asa. Harus kuat. Harus sabar. Harus semangat. Ada banyak orang yang lebih parah daripada eset. Jadi eset harus bersyukur. Kita semua akan selalu disini dengan eset. Kita kuat, kalo liat eset kuat. Semangat set. Kaka ga mau liat eset nangis dan putus asa."
Eset mengangguk dan menangis.
"Hm.hm. Mkasih kaka" bisiknya pelan
Perlu waktu untuk eset bisa menerima Hal ini dengaN baik. Saya tau betul tidak mudah menerima bahwa mulut kita harus terkunci dengan rapat. Menahan sakit dan ngilu. Rasa bosan. Tidak boleh makan, makanan yang biasa. Makan dari selang hidung yang terpasang. Bukankah itu sangat tidak menyenangkan?
JAM 00.02, 16 MEI
Kami sepakat mengadakan surprise untuk eset. Walaupun sederhana, namun says sangat terharu dibuatnya. Bayangkan saja, ada 10 orang lebih teman eset yang datang untuk ikut memberikan surprise. Ada beberapa teman pendeta mama Dan papa. Kami berdiri Dan mengelilinginya. Satu-persatu memberikan ucapan selamat ulang tahun pada eset.
Ketika saya, memberikan ucapan selamat...
Saya menangis,bukan sebuah kesedihan tapi ucapan syukur yang naik. Karena hari ini, jagoan kesayangan saya masih disini dengan saya. Saya masih bisa memeluknya. Masih bisa mendengarkan banyolan konyolnya. Saya masih dapat mendengar suara bassnya saat mengeluhkan banyaknya perintah saya. Saya masih bisa memintanya menemani saya melakukan aktivitas apapun itu. Saya masih bisa mengandalkannya untuk ke bengkel memperbaiki dan mendandani rasco. Saya masih bisa mengadukan semua orang yang menjengkelkan. Saya masiih bisa mendebat segala hal dengan dia. Bercerita dan menertawakan kekonyolN masa kecil kami. Masih bisa menilai orang dengan kocak.
Eset lebih dari sekedar saudara dan adik,
Eset itu jagoan saya. Bodyguard saya. Teman debat saya. Penasehat saya. Montir tetap saya. Pembela saya. Teman bercerita saya. Musuh saya. Sahabat pertama saya. Orang terpercaya saya. Tempat ngadu saya. Pembantu umum saya. Supir saya.
Saya tidak mau kehilangan dia. Bahkan saya tidak bisa membayangkan saya tanpa dia. Saya sulit percaya dengan orang lain. Sampai kapanpun saya tidak pernah siap kehilangan eset. Saya menyayangi eset. Dan saya berharap, kita akan tumbuh dan berkembang bersama. Memasuki setiap fase kehidupan bersama. Saling melihat. Saling mendukung. Saling membantu. Karna, ikatan darah terlalu kental untuk disangkal.
JAM 09.00, 17 MEI.
Setelah merayakan ulang tahun eset, saya dan mama pulang kerumah. Saya harus jaga UGD besok pagi. Sudah terlalu lama juga saya izin. Hampir 2 mggu lebih. kenapa saya harus dirumH sakit terus menjaga eset? Karena eset ga bisa dan ga mau kalo pipis dan boker dengan suster.dia ga mau dicebokin sama suster.dia hanya mau saya atau mama. Okeeh, baiklah. Jadi, sudah seharusnya saya menemani dia. Tapi, berhubung Ada amor dan pacarnya juga. Jadi saya dan mama bisa pulang sebentar.
Paginya, amor menelpon dengan nada panik. Eset lepas selang hidung untuk makannya. Okeeeh, saya lemas. Bagaimanapun juga memasang NGT dalam keadaan pasien sadar itu sakit dan tidak enak rasanya. apalagi dipasanganya dalamkondisi mulut terkunci. Rasa tidak nyamannya dobelkan? Saya marah pada eset. Eset hanya terdiam. Amor juga marah. Mama segera balik kerumah sakit.
Kalau tidak buat kejutan memang bukan elkhesed!!!
JAM 13.00, 20 MEI
Setelah visit terakhir dokter bedah plastiknya. Eset boleh pulang. Yeaaaayyyy....akhirnyaaaaa kita pulang!!!
Tenang set,
Eset harus kuat, harus sabar, harus semangat, harus belajar untuk ikhlas, dan harus belajar untuk bersyukur dalam sebuah kemalangan. Suatu hari nanti, kita akan duduk bersama mengenang "betapa kuatnya kita menghadapi ini", sabar,dek.... untuk segala sesuatu ada masanya!
Eset ga akan pernah melewati ini sendiri. Lihat keatas, ada Yesus disana. Tangannya akan memeluk eset. Roh kudusnya akan selalu melindungi eset. Lihat kebawah, ada banyakorang yang jauh lebih menderita dari eset. Lihat disekeliling ada kita. Kita akan berjuang bersama untuk pemulihan eset.
Prosesnya masih panjang,sayang...
5 minggu lagi, 15 JUNi nanti...
kita harus balik untuk kontrol. Kalau hasilnya bagus, eset akan menghadapi operasi besar sekali lagi. Untuk buka kuncian dimulut eset. Setelah itu banyak hal yang mesti eset pelajari dengan pelan. Tenang,jagoan... ada kaka untuk membantu. Kaka akan ada untuk terus membantu eset, sampai eset siap untuk memulai semuanya kembali.
Jangan merasa bodoh dan putus asa. Eset hanya perlu sabar dan berlatih untuk kembali menjadi eset yang dulu. Semua hal butuh proses. Dalam proses yang panjang itu kita harus memetik banyak pelajaran. Salah satunya, bagaimana waktu membentuk kualitas mental seseorang. Bagaimana sebuah musibah memberikan banyak pelajaran yang patut disyukuri. Bagaimana Yesus tetap memberikan kesempatan untuk kembali hidup. Lalu bagaimana eset memaknai hidup setelah perkara besar yang telah terjadi.
Dewasalah,dek...
Kita semua sayang eset. Bahkan,jika malam itu kita bisa menggantikan eset, kjta akan melakukan itu. Eset harus tau semua orang mendoakanmu. Eset harus tau, kami seolah-olah mengadakan penawaran dengan Tuhan. Agar Tuhan mau meminjamkan eset kembali untuk kami. Semua doa yang naik untuk Tuhan, bagaimanapun cara mereka mendoakan eset... membuktikan bahwa Tuhan yang kita percaya adalah Tuhan yang mengasihi umatnya.
Yesus, hanya sejauh doa...
Berlutut dan memintalah, maka semua akan diberikan!
2 Juni
Bila suatu waktu nanti sesuatu yang buruk harus terjadi,
Saya tidak meminta apapun TUHAN,
Saya tidak akan memintamu UNTUK MEMPERHITUNGKAN APAPUN kebaikkan yang telah saya lakukan,
Sehingga SESUATU yang BURUK itu bisa kau ANGKAT lalu pindahkan untuk yang lain,
Saya hanya memintaMU,
MENGUATKAN saya, memberikan KEIKHLASAN untuk menghadapinya…
Menganugerahkan KETEGARAN berlapis-lapis,
Mendatangkan KESABARAN berlipat ganda,
Untuk menghadapinya!
Sebab papa pernah bilang…
"hidup yang benar dalah MENGUCAP SYUKUR, baik dalam keadaan SUSAH maupun SENANG.
Baik ketika hasil panenmu melimpah ataupun saat badai memporak-porandakannya,
HIDUP yang BENAR, adalah menerima APA yang TUHAN IZINKAN TERJADI.
Bukan hanya untuk KESENANGAN yang TUHAN hadirkan,
Namun SAAT AIRMATA TUHAN jatuhkan.
Karena TUHAN tidak pernah MENJANJIKAN PELANGI yang terbit.
TUHAN menjanjikan PENYERTAANNYA dalam setiap HAL yang TUHAN BUAT.
Karena APAPUN yang TERJADI dalam HIDUP KITA, TUHAN ADA disana, bahkan sebelum KITA BERSERU memanggilnya"
Terima kasih Yesus, untuk semua hal yang terjadi dan terlewati...
Terima kasih untuk kekuatan serta penghiburan,
Dan terima kasih, kami tetap dapat bersyukur dan bersukacita ditengah kemalangan ini!
Sebab kami tau, Tuhan yang kami imani dan sembah, TIDAK PERNAH GAGAL...
Welcome home, BENNI SENII PANI EL-KHESED (*anak laki-lakiku yang memandang wajah Tuhan dan mendapat kasih karunia)
Bagian terakhir Cerita Mei untuk bulan Juni...
Benyada Remals "dyzcabz"
Komentar
Posting Komentar