Langsung ke konten utama

My Stubborn (* the bad habbit that always i adore)


Hari ini, saya dan amor berdebat sengit. Panjang. Lama. Lebar. Keras. Saya tidak bisa dikalahkan dan disalahkan. Saya terlalu keras untuk dilawan. Amor membela diri. Sebenarnya masalah sepele. Benar-benaf sepele.

Tentang saya yang lupa brapa pastinya uang yang papa kasi. Lalu saya kira amor yang sembunyiin. Sepele ya? Saya yang tidak bisa menarik kata-kata saya saat marah. Saya yang begitu selfish karena semua selalu mengalah untuk saya. Ya,saya! 

Mama dan eset hanya menonton. Hingga akhirnya mama melapor pada papa. Bagaimanapun, papa yang bisa memutuskan siapa yang benar. Karena papa yang memberikan uang itu. Fine, amor benar. Saya salah.

Tapi, ego saya yang kelewat keras untuk dibantah. Membuat tingkah saya sangat jelek. Mengunci rapat mulut saya untuk meminta maaf dari amor. Saya kakak. Saya sulung. Saya selalu didengar. Ngejengkelin ya,saya?

Setelah berbicara dengan papa, saya masuk kamar. Saya jengkel. Saya sebal. Lebih tepatnya saya malu, bagaimana bisa saya salah dan saya ngotot. Hanya saja ego saya mebghalangi untuk mengucapkan 1 kata itu.

20 menit kemudian...

Amor datang setelah membeli jajan. Kalian tau, apa yang dia buat? Dia menawarkan roti sobek kesukaan saya. Amor selalu punya hati yang penuh kasih. Dia mau memulai untuk memaafkan dan membuka pembicaarn duluan. Betapa kekanak-kanakannya saya. Ya,saya!

Saya menolak dengan muka jengkel. Itulah adat jelek saya. Kalau saya marah, saya benar-benar tidak mau hersentuhan dengan apapun juga. Padahal apa coba salahnya amor?

Saya menonton TV. Amor dan Eset juga. Mama dikamar. Saya diam saja melihat adegan lucu di tv itu. Padahal mereka sudah tertawa terbahak-bahak. Saya diam. Saya masih sebel.

"Ketawa ajalah,kak. Heeiii, mukamu jangan gitulah. Udah kayak mau bunuh orang aja" celetuk amor
Eset tertawa. Saya masih diam.

"Gilaaaaakkkk keras kali kepala mu..padahal bukan saya yang salah. Ckckckck" lanjut amor

Saya melirik kearahnya "Goblok. Diam deh"

"Ketawa dulu,kak. Ga bagus kayak gitu."

Okeeeeh, saya tertawa pada akhirnya....

Jelek ya, adat saya? Ckckckck...

Yup...keras kepala saya memang over dosis. Saya sulit untuk dibilangin. Dikasih tau. Dinasehatin secara over. Saya. Ya,saya!

Dan mereka ini, adalah manusia-manusian dengan tingkat toleransi sangat tinggi. Dengan kesbaran extra ganda. Dengan pengertian berlapis-lapis. Yaaa, hanya mereka yang mampu seperti ini..
Mama, amor, eset dan papa.

Mereka menerima saya dengan semua lebih kurangnya saya. Dengan semua sifat menjengkelkan saya. Dengan segala kekurangan saya. Mereka tidak pernah menuntut kata MAAF dari saya, bahkan saat saya tau tindakan saya begitu menyakitkan. Mereka akan senantiasa tetap dengan saya. 

Thats FAMILY...

Malam tadi, sebelum amor pulang. Dia kekamar saya.
Pamit. Gentle kan?

"Kaka saya pulang ya"
"Ati-ati,mor"

Lalu semuanya kembali seperti biasa. Seperti tidak ada apa-apa. 

Bukan saya yang hebat. Tapi, adik saya yang keren. Kenapa? 

Karena amor memiliki HATI yang sangat sabar dan pemaaf. Pengertian yang baik. Harga diri yang mau untuk merendah agar semuanya baik kembali. Rendah hati. Yaaa, beruntunglah sapapun yang mendapatkannya nanti...

Suatu hari, saat saya dan amor berselisih paham, saya mendengar dia berkata untuk papa "Dalam keluarga berdebat itu biasa. Tidak perlu kata maaf,pa. Semua akan kembali lagi, karena sehebat apapun kita saling teriak. Marah.maki, kita tidak akan saling menyangkal,pa. Justu itu Membuat kita saling mengenal dan tetap menyayangi sekalipun berkali-kali berdebat. Tidak akan ada yang  saling meninggalkan."

How great this man!

Dan, saya bersyukur bahwa saya berada ditengah mereka. Bahwa Tuhan memilih mereka menjadi keluarga saya. Menempatkan saya diantara semua orang yang bener-bener bisa menerima saya, sebagaimana adanya saya. 

16 Juni,

Hari dimana saya sadar saya salah. Tapi gengsi saya terlalu besar untuk meminta maaf. 
Hari dimana saya belum dewasa untuk mengucapkan maaf, padahal maaf bukan berarti kalah dan salah.
Hari dimana saya bersyukur Tuhan menempatkan saya diantara mereka yang menyayangi saya.
Hari dimana saya mengagumi pribadi adik saya, yang selalu memaafkan saya tanpa diminta dan tanpa disuruh.

Benyada Remals "dyzcabz"

Noted : belajar untuk meminta maaf. Belajar untuk tidak keras kepala. Sulit memang, karena kebiasaan jelek ini, sudah menyatu dan SAYA BANGET.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...