Langsung ke konten utama

Pelangi itu masih ada,NAR!


Pelangi itu masih ada,NAR!
Thursday, November 17, 2011
4:23 PM


Bila cobaan datang TERLALU PAGI,
Bisakah BAHAGIA menyapa dalam pekatnya malam…

Saat aku harus bertahan sendiri,
Aku baru mengerti APA ARTI KETEGARAN…
Karna,hanya TEGAR yang menjadi pilihan yang tersisa!!!

**********************************************************************************

Aku segera berlari kekamar mandi dan mendapati mama jatuh tergeletak disana. Memang mama sadar, dan menurutnya dia hanya jatuh dengan posisi terduduk tanpa mengenai kepalanya. Itu cukup melegakan buatku. Walaupun tetap saja aku tetap takut bila sesuatu terjadi padanya. Aku melihat mama terdiam sejenak.

"Mam?"
Mama hanya menatapku sekilas kemudian dia diam kembali.
"Maa,sini dinar bantu berdiri yuk..."
"…."
Akhirnya aku menarik mama untuk berdiri tegak dan memapahnya sampai keruang maakan. Sejenak mama terlihat linglung. Dia seperti berusaha mengenali benda-benda sekitarnya. Aku memegang pundaknya.
"Ma…apa yang sakit?"
"…."
Mama hanya melemparkan tatapan kosong, kearahku. Entah kenapa, melihat tatapan itu aku merasa sepertinya mama tidak mengenali siapa aku! Sepertinya dia ada dalam dunia yang berbeda dengan aku!

Aku menyeduh teeh manis hangat untuknya. Sejenak mama menatapku kembali…

"Pantat mama sakit,nar"
Aku tersenyum tenang menatapnya, akhirnya dia kembali lagi menjadi mama yang aku kenal.
"Ya udah, mama tiduran tengkurap dulu ya, ntar dinar periksain… kalo ada apa-apa kita ke UGD ya?"
Mama mengangguk dan segera berbaring disofa didepann tv itu.

Aku memeriksa mama dengan teliti dan tidak mendapati sesuatu yang salah. toh, mama masih berjalan dan tidak ditemukan tanda-tanda adanya patah tulang ataupun dislokasi. Jadi, aku memutuskan untuk mengkompresnya dengan air hangat saja.

Setelah selesai mengobati mama, aku segera pamit untuk jaga UGD.

*****************************************************************************************

1 minggu kemudian…

"kaaaaaak DINAAAAAAAAR!!!!! Kaaaaaak DINAAAAARRRRR!!!!!" teriak SALSA, adik perempuan yang berada tepat dibawahku.
"Kamu kenapa sih, teriak-teriak ga jelas?"
"Mamaaaaa, ga ada dimana-mana,kak!"
"Hah?"
"Mamaaaa, gaa ada dikantor! Padahal siang ini, mama punya meeting penting dengan kliennya!"
"Tenang dulu,sa! Kamu tau darimana?"
"Mang ernes yang telpon dari kantornya mama. Katanya semua orang pada nyariin mama! Mereka malah ngira mama pulang kerumah,ka! Aduuuuuh,mama kemana ya????"
"Mungkin mama lagi ada perlu sebentar kali..." aku mencoba untuk tidak panik.
Apapun yang terjadi, aku adalah seorang kakak. Dan dalam situasi se-HECTIC apapun itu, aku harus selalu tenang!!!! 
"Udah coba telpon HP nya?"
"Udah,kaak DINAAAR! Mama ga angkat."

Kok tumben ya, mama hilang tiba-tiba?

"Kita cari mama!" suruhku dengan tegas.
Aku segera mengirim sms untuk LARA, sahabatku, bahwa aku tidak bisa mengikuti presentasi kasusnya hari ini. Aku harus mencari mama.

Lara segera membalas SMS ku "Semuanya baik-baik ajakan?"
Aku tidak membalas sms terakhirnya. Aku terlalu panik untuk segera membalasnya. Aku dan Salsa, segera meluncur kearah kantor mama. 

KANTOR MAMA…

"Non, saia minta maaf sekali. Saia ga liat ibu keluar tadi. Maaf ya,non. Saia udah puterin daerah sini semuanya ga ada. Ibu ga ada disekitar sini sama sekali." lapor Mang ERNES takut.
Aku menatapnya dengan gundah.
"Terakhir mama ada dikantor jam berapa?"
"Sekitar jam 11-an tadi,non. Itu terakhir kali saia liat ibu disini. Aduuh,saia bener-bener minta maaf,non."
"Ya udahlah, ayok kita cari aja." ucapku akhirnya.

Aku dan Salsa memutuskan untuk menelusuri sekali lagi jalanan kantor mama. Mang ERNES, menelusuri jalan kearah pulang rumah. Dan,Satrio, adikku yang paling kecil, mencari sekitar sekolahnya. Siapa tau, mama berniat mau menjemputnya. Walaupun kemungkinannya sangat kecil untuk hal itu. Aku tetap berusaha untuk berpikir dimana mama kira-kira berada. Aku benar-benar takut sesuatu terjadi padanya. Hanya dia yang aku punya.

4 jam berlalu…
Aku sudah memutari seluruh areal kantor mama, hasilnya nihil. Mang ernes juga mendapatkan hal yang sama. Satrio sudah dirumah, dengan hasil yang sama juga.

Kemana mama???? Dengan siapa dia?

Aku dan Salsa berenti disalah satu warteg untuk mengisi perut kami dulu. Tidak ada obrolan berarti antara aku dan salsa. Kami berdua hanya fokus pada makanan kita. Tiba-tiba masuk, seorang ibu dan anaknya yang mengenakan seragam TK yang sama persis seperti punyaku dulu. Aku tersenyum menatapnya. Aku seolah kembali kemasa itu. Masa dimana mama juga selalu menjemputku. Mama selalu menungguku sampai aku selesai kelas dan kami berdua akan makan es durian didepan sekolah plus kue lekker rasa keju yang enaak banget.

Mama dimana sih? Tuhan,semoga mama ga kenapa-kenapa… tuhan, tolong jangan ambil dia, seperti papa! Tuhan…aku tau, kau akan menjaga mama.

Selesai makan, aku tidak segera pulang. Entah kenapa, ada sebuah perasaan rindu yang kuat untuk melihat TK itu kembali. Hanya untuk mengenang masa lalu. Dimana ada seorang anak perempuan yang jago berantem dan selalu dianter sama mamanya. Dan itulah aku. Dinar Ayudia Putri. Anak pertama dari 3 bersaudara.

Gedung ini masih berwarna hijau tua, sama seperti dulu. Saat mama membawaku masuk pertama kali disni. Sayang pohon kambojanya sudah tidak ada lagi, biasanya mama akan mengambil bunga yang jatuh dan membuatkanku gelang kecil dari bunga itu. Ah…

"KAAAAK, stoooop! Itu maaamaaa!!! Itu mama!!! Maaaaaa…. Maaaaa…. Maaaaa…."
Salsa berteriak histeris. Namun, mama tidak berbalik kearah kita. Dia malah serius bercerita dengan seorang pemuda yang sama sekali aku tidak kenal. Aku memarkirkan mobil dan segera berlari mengikuti salsa yang telah turun duluan.

"Mamaaa, kemana aja sih! Kita cariin mama !!!!" bentak salsa emosi.
Mama hanya menatapnya dengan bingung. Tatapan yang sama ketika minggu lalu aku berusaha membantu mama untuk berdiri ketika jatuh dikamar mandi. Aku menarik Salsa dan menenangkannya.

"Ini,mama kalian?" tanya cowo itu
Aku mengangguk.
"lo sapa?"
"Gue, dewa. Gue tadi nemuin ibu ini berdiri didepan sekolah dari tadi siang. Katanya mau nunggu anak perempuannya yang sekolah disni"

Deg! Nunggu anak perempuannya??? Aku kah maksudnya??? Jantungku berdetak begitu cepat, entah kenapa… tiba-tiba aku mulai menyadari bahwa sesuatu yang besar sedang terjaddi pada mamaku!

"Nunggu anak? Apaaan sih, anaknya udah pada besar semua!" bentak salsa tidak sabar.
"Wah gue ga tau ya… hanya aja, ibu ini bilang gitu."
"Makasih ya..."

Aku segera berlari menghampiri mama yang sedang duduk disalah satu sudut TK itu.

"Ma,pulang yuk. Udah sore…ngapain mama kesini juga..."
"saia mau jemput dinar. Anak saia. Dia belum pulang sekolah."
"Maa? Saia dinar. Mama ga kenal saia? Saia dinaaar ma!!!" ucapku lemah.

Jangan bilang…mama menderita sakit itu….

Satu hal yang paling menyakitkan adalah saat orang yang sangat kau sayangi tidak mengenali mu!!!! Padahal dia tegak didepanmu..

Selama perjalanan pulang itu, kami bertiga hanya diam saja. Mama juga diam dan menatap kejendela luar. Aku masih bermain dengan logikaku, aku masih menebak mungkinkah mama menderita penyakit itu? Penyakit yang merengut OPA dari pelukan hangat keluarganya? Memisahkannya jauh dilapisi dinding itu? Memisahkan OPA dari cinta kasih kami semua? Karna tidak ada lagi yang mampu merawatnya?  Benarkah?

Ketika kami berada dibelokkan terakhir kompleks rumah, tiba-tiba mama berbicara…

"Kalian sudah makan malam?"
Aku menatap mama, dan aku tau dia telah kembali menjadi mama yang aku kenal. Seseorang yang selalu aku cintai. Perempuan terkuat yang pernah aku miliki. Orang yang menjadi kekuatan kami bertiga saat papa tidak ada lagi.

"blom,ma"
"Kita makan apa?"
"Palingan,mbok Tin udah masak kok,ma" ucapku lembut.

*****************************************************************************

1 bulan kemudian….


Aku tau jalan ini semakin gelap!
Dan aku merasa sendirian!
Mama menjadi semakin jauh dariku,
Mama menjadi sosok asing yang tidak aku kenali!

Aku harus tetap berdiri,
Bukan hanya untuk AKU!
Tapi untuk semua orang yang aku sayangi,
MAMA, dan adik-adikku!

Dalam 1 bulan ini, mama sudah 5 kali keluar rumah tanpa arah. Entah ditemukan di lampu merah itukah? Atau di toko dekat sekolah TK ku itu, atau bahkan mama pernah naik bis nyasar ke arah BOGOR! Untung salah satu tetanggaku melihatnya, sehingga kami bisa menemukannya kembali. Dan aku tidak bisa fokus pada kerjaku, dan KOASSku. Pikiranku terbagi. Ada saat dimana aku begitu takut terjadi sesuatu dengan mama, sehingga aku meninggalkan tugasku dirumah sakit. Sementara kedua adikku, mereka tidak mau mengerti tentang keadaan mama. Mereka masih terlalu egois untuk memahami, atau aku juga masih takut menerima kenyataanya? Sehingga aku belum MAU membawa mama kedokter?

Saat kau menjadi bagian dari DUNIA MEDIS, satu hal yang akan kau benci adalah MENGETAHUI segala PENYAKIT itu, namun TIDAK tau BAGAIMANA cara MENGATASINYA! Kau tahu bagaimana PROGNOSISnya, namun THERAPINya blum kau pahami dengan baik. Apalagi jika ini berhubungan dengan IBUMU! Orang yang sangat kau sayangi.

Aku menceritakan  pada salah satu KONSULENKU, dia salah satu PROFESOR yang sangat disegani. Aku menceritakan segalanya pada dia. Perubahan yang terjadi pada mama selama 6 bulan ini. Dan bagaimana progrevitasnya!

"selalu membaca halaman yang sama?" ucap Profesor itu dari balik kacamatanya.
Aku mengangguk. Dan menunggu vonisnya…
"Kamu yakin dia mengulang halaman yang sama setiap harinya?"
"iya,prof. mama selalu menceritakan halaman yang sama setiap harinya. SELALU!!! Padahal saia tau pasti, mama saia memang sangat suka baca buku. Dan dia tidak pernah stag pada halaman manapun. Dia bisa menghabiskan satu buku, dalam waktu 4 jam,prof. tapi kali ini, dia hanya STAG pada halaman itu lagi. Dan,dia mulai  tidak mengenali kami semua. Terkadang, bahkan dia menganggap kami masih kecil. Seperti waktu itu, dia pergi ke TK saia,prof. dan dia bilang ingin menunggu anaknya PULANG SEKOLAH."
Wajahku terlihat jelas bias takut itu.

"dari semua itu, kamu bisa menyimpulkan apa?" tanya Profesor itu sambil mengamatiku.
"al--zhei--mer---kah,mama saia?"

Seketika suasana hening itu meliputi kami berdua.
"Kamu tau betulkan? Bagaimana prognosisnya?"
Aku mengangguk. Dan bersamaan dengan anggukkan itu airmataku runtuh dengan sempurna.
"Kamu berapa bersaudara?"
"3, prof"
"kamu anak keberapa?"
"anak pertama."
"bawa mamamu kerumah sakit segera. Jangan tunggu, sampai dia tidak bisa apa-apa lagi. Saia tau, kalian semua tidak bisa mengawasi mamamu dengan baik. Dia harus diperhatikan dengan baik,dinar. Dia butuh tenaga terlatih untuk mengawasinya."
Aku mengangguk.
"tapi, itu butuh biaya besar,prof. sedangkan kami bertiga masih sekolah."
"atau kamu bisa membayar salah satu tenaga perawat terlatih dan membawanya tinggal dirumahmu. Ingat, IBUMU butuh PENGAWASAN. Kalau tidak dia bisa membahayakan ddirinya sendiri dengan berjalan tanpa tujuan yang jelas,dinar."
"Saia mengerti,prof."

Kami berdua terdiam lagi.

"kamu harus kuat,dinar! Karna bagaimanapun, kamu adalah anak pertama! Kamulah tempat adik-adikmu bergantung nantinya. Alzheimer memang tidak bisa sembuh, kamu tau itu. Tapi setidaknya, ada hal yang tidak akan pernah terputus antara ibu dan anak. IKATAN BATIN! Penyakit manapun tidak bisa mengambil hal itu dari kalian. Bagaimana pun cepatnya progresitasnya, saia tau…ibumu pasti tetap mengenali kalian semua dengan hatinya."
Aku mengangguk.
"Makasih,prof. untuk waktu dan nasihatnya. Saia permisi dulu."

Aku berjalan keluar dari ruangan ini. Dan duduk di depan pintunya. Aku bingung. Aku kalut. Dan aku sendirian. Aku tidak memiliki siapapun untuk bertukar pendapat tentang ini semua. Tak terasa aku menangis didepan ruangan ini. Aku tidak peduli dengan sekitarku. Aku tidak peduli apa pendapat mereka tentang aku. Aku tidak peduli. Sekarang, yang aku rasakan hanyalah KOSONG! Aku tidak tau mesti bagaimana!!!! Aku binguuuung… aku ingin berteriak, tapi pada siapa? Aku tidak punya siapa-siapa!!! Dan aku tidak mau merepotkan siapapuun…

"Lo kenapa?" ucap suara berat ini mengagetkanku.
Aku menghapus air mataku dan menatapnya.  Kayaknya pernah ketemu dimana ya?
"gue ga papa."
Aku berusaha berrdiri. Walaupun aku terlihat sangat timpang. Dan, akhirnya jatuh terduduk lagi. Dia mengulurkan tangannya untukku. Membantuku berdiri.
"Makasih."
"Kantin dimana ya?"
"Lo baru ya?"
"gue kesini mau nemuin bokap gue, tapi katanya dia lagi rapat. Temenin gue kekantin aja yok."
Dia segera menggandengku dan kita mengarah ke kantin.

KANTIN RUMAH SAKIT

Dia memesan makanan untuk kita berdua, padahal aku dan dia belum berkenalan sama sekali. Aku tidak menyentuh makanan itu sama sekali. Aku malah memesan kopi pahit.

"KOPI? Sesiang ini? Lo ngantuk?"
"Ga. Pengen aja ngerasain pahitnya KOPI" tekanku.
"Oo?"

Kami diam sejenak. Aku melihat dia begitu serius menyantap makanannya.

"Lo ngapain disni?" tanyanya padaku.
"Gue KOASS disini."
"dokter? Wow..."
"Biasa aja kali."
"Lagi bagian apa?"
"Bedah"
"Lo udah mau selesai?"
"iya, tinggal 1 lagi."
"..."
"eh,kitakan belom kenalan! Nama lo sapa?"
"Lo, dinarkan?"

Aku mengalihkan tatapanku dari gelas kopiku ke wajahnya.
"Kok lo tau?"
"gue kan yang waktu itu, nemuin nyokap lo didepan TK itu."
Pantesan….kayak pernah liat dimana????

"nyokap lo sakit apa?"
"Dia ga papa,kok"
"Nar, stop boong deh. Gue tau, nyokap lo pasti sakitkan? Gini-gini bokap gue DOKTER loh."
"kenapa lo ga jadi dokter?"
"Males banget. Ngapain juga? Hidup lo cuman buat belajar!!! Hidup itu PRAKTEK bukan cuman TEORI!"
Aku tersenyum mendengar teorinya.

"Nyokap gue, sakit alzheimer..."
Dia menatapku. Entah dia tau atau tidak tentang penyakit itu. Namun, aku rasa dari caranya menatapku, aku pikir dia pasti tau…
"Dan, gue ga ngerti gimana caranya jelasin tentang ini semua ke adik-adik gue. Gue bingung! Alzheimer bukan penyakit main-main. Ini serius, nyokap gue harus dirawat dirumah sakit, kalaupun dia dirawat dirumah, dia butuh seorang pengasuh khusus! Gue bingung!"
Dia masih menatapku dengan tatapan yang sama seperti tadi. Entah apa yang dipikirkan tentang aku! Aku tidak mau menebak dan memang otakku sedang STAG untuk menebak apapun.

"jadi?"
"Apamya?" tanyaku bingung
"Lo mau ngapain abis ini?"

***************************************************************************

Hari ini mama berulah lagi.  Aku sedang mencari waktu yang tepat untuk menceritakan ini semua untuk Salsa dan Satrio. Aku bingung harus mulai darimana. Ini bukan tentang bercerita apa penyakit mama. Tapi tentang masa depan kita semua setelah ini. Tentang bagaimana caranya merawat mama setelah ini, bahwa akan ada banyak perubahan yang terjadi setelah ini. Ini bukan akhir segalanya, tapi awal segalanya. Bisakah aku memberikan mereka pengertian  itu? Bisakah aku menjadi pegangan untuk mereka? Bisakah aku kuat melangkah bersama mereka? Bisakah aku mengisi tempat papa dan mama? Sekalipun aku tidak mau, tapi aku harus.

Malam ini, Satrio baru pulang dari latian basketnya, Salsa baru selesai pemotretannya. Dan aku sudah siap menunggu mereka. Aku pikir, sudah tiba waktunya mereka untuk tau bahwa MAMA butuh perawatan yang serius. Mama sakit! Dan kami semua tidak bisa merawat mama dengan baik.

"Kalian baru pulang?"
"Iya,kak. Capek banget. Tumben kaka udah pulang, mama mana?" tanya Satrio sambil meneguk jus jambu dari kulkas.
"Mama udah tidur. Kakak mau ngomong soal penting sama kalian"
"soal apa,kak?" tanya Salsa.
"MAMA."
"Mama?" ucap mereka berdua berbarengan.

Aku berdiam sejenak dan menarik nafas dalam.

"Mama sakit serius…."
Aku memperhatikan wajah Satrio mulai menegang. Salsa memperbaiki duduknya. Suasana hening.

"Mama menderita Alzheimer. Mama butuh perawatan khusus dan itu ga murah. Karna kaka tau, kita bertiga ga akan mampu rawat mama sendiri. Kalaupun, kita mau mama tetap disini, kita harus bayar perawat khusus. Kaka kasih tau ini buat kalian supaya kalian ngerti kenapa selama ini, mama berubah total! Dan, kaka mau kita bertiga bisa sama-sama mecahin masalah ini"

Semua diam. Hening. Satrio menunduk. Salsa sibuk memainkan jarinya.

"jadi, menurut kalian? Mama mau kita masukin rumah sakit? Atau, ga usah?"
"aku terserah, yang menurut kaka baik ajalah." ucap satrio.
"kalo mama kita masukin kerumah sakit, biayanya gimana?" tanya Salsa.
"nah, untuk itu, kaka mau jelasin buat kalian. Uang jajan kalian akan kaka potong. Kita harus berhemat. Demi mama. Kaka mau kita bertiga kompak untuk mama. Alzheimer tidak mungkin sembuh, hanya saja kita bisa memperlambat progrefitasnya. Kaka mohon, kalian mau ikut bantu."
"kalo emang ga bisa sembuh, trus ngapain pake ke rumah sakit segala,kak?" tanya Salsa
"Sa… kan tadi udah aku bilang, kita ga mungkin ada sama mama 24 jam. Kita semua punya kesibukan masing-masing. Seandainyapun mama dirumah, aku ga yakin kita bisa bener-bener ngerawat mama. Apapun yang terjadi, aku mau mama tetap hadir didalam pelantikan kita semua nanti. Dia ingat ataupun  tidak, dia tetap harus ada saat aku dilantik sebagai dokter. Dan dia harus melihat kalian semua menjadi sukses. Harus!"
Aku menunduk untuk menyembunyikan air mataku. Namun, satrio lebih dulu melihatnya. Dia merangkulku.
"Kak, aku bakalan bantuin kaka jagain mama. Aku janji."
"iya,ka. Aku juga. Kita bakalan ngadepin semua ini bareng-bareng. Kita kan sodara, kata mama, sodara itu saling sayang dan saling bantu." tambah salsa.

Makasih Tuhan, setidaknya mereka mengerti dan mau berbagi,
Setidaknya, aku tau…
Aku tidak berjalan sendirian!
Masih ada Salsa dan Satrio disisiku…

Setelah hari itu, kami membawa mama ke rumah sakit jiwa, dan dia dirawat disana.
Sakit rasanya melihat orang yang selalu aku sayang berada disalah satu ruang perawatan itu. Rumah terasa kosong tanpa mama. Kami berjanji bahwa setiap hari, secara bergantian kami akan menjenguknya. Agar mama tau, kami tidak meninggalkannya. Kami mencintainya, karena itu kami melakukan ini semua. Aseli, saat melihat mama duduk ditempat tidur itu, hatiku seperti tercabik, bagaimana mungkin Tuhan menghadiahkannya penyakit itu? Dia bahkan tidak mengenali kami bertiga. Dia seperti mayat hidup. Jika hidup itu bernafas, maka dia memang hidup! Tapi, mama hanya hidup tanpa merasai apapun! Aku melihat satrio menangis dikamarnya pada malam hari setelah mama dibawa.

Satrio jarang menagis, bahkan ketika dulu dia dihukum oleh papa. Dia jarang sekali menangis. Lama aku tidak melihat adik lelakiku menangis seperti ini. Dia menangis sesegukkan. Melihat dia seperti ini, aku tau…kami butuh mama. Di saat  terpuruk seperti ini kau selalu butuh pelukan hangat seorang ibu. Pelukan yang akan membuatmu sadar, bahwa tidak ada satupun yang mampu melukaimu.

Aku berusaha untuk tetap berdiri. Aku masih melanjutkan KOASSku sambil mengurus usaha katering mama. Biar bagaimanapun, usaha katering itulah yang membuat kami semua bisa sekolah. Kesibukkan yang bertambah kadang membuatku sering merasa sensitif! Aku sering bad mood tiba-tiba. Aku sering marah ga jelas. Aku sering tiba-tiba diam. Aku tidak tahu aku harus bercerita untuk siapa. Satrio dan salsa, juga sama denganku. Kami bertiga punya beban yang sama. Bercerita pada mereka sama saja memberi beban barukan? Lagipula sebagai seorang kaka, bukankah aku seharusnya menjadi tempat mereka bersandar?

3 bulan berikutnya…

Kesibukkan kami bertiga membuat mama mulai tesisihkan. Bukannya melupakan mama! Mama tetap menjadi prioritas dalam hidup kami. Hanya saja, waktu kami tidak bisa seutuhnya untuk mama lagi. Aku tetap membayar rumah sakit, walaupun biaya untuk mama mulai naik. Kami semua mulai berhemat. Salsa juga menyisihkan sedikit dari uang pemotretannya untuk mama. Satrio juga mengurangi, kegiatan tongkrongannya. Kami semua prihatin dengan mama. Saudara-saudara mama juga terkadang menjenguk mama. Walaupun yang kami ajak hanya angin. Mama hanya menatap kami dalam diam dan hampa. Menyakitkan rasanya, melihat mama yang biasannya cerita dan aktif. Kini hanya bagaika seonggokan daging hidup.

Terkadang, aku ingin INTERUPSI sejenak. Aku ingin menghentikan waktu sebentar. Agar hidup tidak menyajikan kejutan baru untukku. Aku ingin diam sejenak. Mama memang bukan beban untukku. Namun, harus kuakui, disaat segalanya tidak berjalan sesuai dengan mauku. Aku butuh mama untuk bercerita. Aku butuh teman untuk berbagi. Dan saat aku sadar, mama tidak meresponku! Tangisku pecah…

"hai,ma. Apa kabar?"
Mama hanya diam. Dia menatap ke luar jendela.
"Mama udah makan?"
"pintu udah dikunci? Gudang tinggal sendiri"
"Maa…aku mau cerita sama mama."
Mama menatapku. Namun tidak merespon lebih.
"Hari ini, dinar dibentak,ma. Karna dinar ga bisa presentasiin pasien dengan baik. Dinar lupa, apa nama obatnya. Dinar begokan,ma? Padahal mama taukan, dinar suka banget sama bedah. Maaah…dinar capek banget. Mama tau ga, hari ini…salsa sama rio berantem lagi untuk hal yang sepele. Dinar bingung ma! Semua hal terlihat kusut dari sisi dinar. Kadang dinar ngerasa, dinar sendirian dan ga punya mama lagi. Dinar kangen, sama mama. Kangen denger omelan mama. Kangen liat mama nungguin dinar pulang dari rumah sakit. Kangen liat kita berempat makan bareng. Kangen jalan berdua sama mama. "

Aku menunduk dan menangis. Aku tidak kuat lagi. Aku tidak sanggup untuk terus pura-pura kuat didepan semua orang. Aku bosan menhadi orang lain didepan semua orang. Aku pengen menjadi aku yang sebenarnya.  Aku berlutut dan memeluk mama. Walaupun mama diam, aku tau hatinya tau bahwa aku ada disini. Alzheimer mungkin merengut proses berpikirnya tapi dia tidak bisa merebut NALURI KEIBUANYA. Dia tidak bisa memisahkan ibu dari anaknya. Tangisanku semakin keras dan menggema. Aku berharap tangsisan ku menyentuh hatinya, membangkitkan naluri keibuannya. Agar mama tau, aku sedih. Aku ingin dia memelukku seperti biasanya.

Namun, aku tau usahaku sia-sia. Setelah aku merasa plong. Aku berdiri dan mengecup kening mama. Aku bersiap untuk meninggalkan kamar ini.
"Maa,dinar pulang ya. Besok dinar balik lagi. Mama baik-baik ya. Mama tenang aja, Tuhan Yesus pasti jagain mama."

Saat aku berbalik dan membuka pintu kamar. Aku mendengar suara lembut itu. Aku menemukan kembali mamaku. Wanita kuat yang aku kagumi.

"Dinaaaar,sini sayang… sini sama mama."
Aku berlari dalam pelukan mama. Wanita yang demi tangisanku, dia berjuang antara hidup dan mati dimeja operasi. Wanita yang mengajarkan segala kebaikan dan kelembutan untukku. Wanita yang imannya kuat. Wanita yang selalu aku cintai. Teman terbaikku. Sahabat sejatiku. Dan belahan jiwaku. Ketika mama memelukku, aku merasakan semua penat dan jenuhku hilang. Aku merasakan kelegaan yang luar biasa. Aku percaya, Tuhan masih mencintai kami. Dia masih mengijinkan mama menemani kami, walaupun dia tidak sepenuhnya menyadari kami.

Aku berjalan keluar sambil menghapus air mataku!
Sakit rasanya meninggalkan mama disini, sendirian tanpa teman! Biasanya malam-malam begini mama akan menyiapkan makan malam untuk kami, menanti kami sambil membaca novel kesukaannya. Menyiapkan air hangat saat dia tahu kami pulang telat. Namun, sekarang segalanya sudah berubah…

"Dinar? Lo ngapain?"
Aku menengok ke asal suara itu dan menemukannya tegak disana. Cowok itu…
"Jenguk mama."
"Oh, nyokap lo jadi masuk?"
"Hm"
"Trus sekarang mau pulang?"
"Hm"
"Makan bentar yuk..."
"Makasih"
"Ayolah, gue paling ga suka ditolak."
"Sory, tapi gue ga kenal siapa lo jugakan?"
"Bokap gue dokter disini."
"Oh… itu bukan berarti gue harus patuh sama lo'kan?"
Dia tertawa.  Apanya yang LUCU????

Dia menarikku ke mobilnya dan mengabaikan PROTESku. Dia mengajakku makan disalah satu restoran mewah.

"Pesen aja, gue traktir lo."
"Air Putih aja."
Kali ini tatapannya beralih dari menu makanan ke wajahku.
"Dari segini banyaknya makanan enak, lo cuman pesen AIR PUTIH?" tanyanya heran
Aku mengangguk.
"Gue ga boong, pesen aja! Apa aja! Gue traktir!"
Aku menggeleng. "Air Mineralnya satu ya, mas."
"Nar…apaan sih! Gue serius!"
Aku menatap nya dengan tajam. "menurut lo, apa  gue bisa makan makanan enak. Disaat gue tau, bahwa mama tidak bisa makan-makanan enak! Menurut lo, gue bisa bersikap bahwa segalanya baik-baik aja? Padahal gue tau, sebentar lagi…mama akan lupa dengan kita semua! Mama gue hidup, tapi dia tidak bisa merasakan apapun! Dia bahkan tidak mengenali anaknya! Dia hanya bernafas, jika itu syarat untuk dikatakan HIDUP! Tapi dia kesepian disana, dia kehilangan semuanya! Dia kehilangan senyumnya, cerita hidupnya, memorynya, semuanya! Dan lo ajak gue disini untuk menikmati segala kemewahan ini? Dan berpura-pura bahwa semua baik-baik aja? Sory, gue ga bisa!"
Aku segera bangkit dan meninggalkan meja ini.

******************************************************************************

"Dinaaaaar!!!!" teriaknya.
Aku tetap berlari menjauhinya. Aku tau dia masih mengejarku. Entah kenapa, aku menjadi sangat emosional seperti ini. Biasanya aku tidak seperti ini. Biasanya aku bisa menangani semuanya dengan baik. Biasanya aku bisa mengenakan TOPENGku. Tapi mengapa didepannya, aku bisa bersikap sekonyol ini?

"SORY! SORY!" ucapnya saat dia berhasil menangkap tanganku.
Aku hanya menatapnya dengan nanar. Air mataku mengalir semakin deras. Stop menangis,bodoh!!!! Kenapa lo harus nangis didepan ccowo ini sih,DINAAAAR!!! Siapa dia, sampe lo begitu sedihnya!!!!  Kenapa looooo,dinar!!!!

"ya udah, gue anter lo balik ya????"
"Mobil gue masih dirumah sakit."
"ya udah,besok gue jemput lo kerumah sakit, ntar gue anterin lo lagi ya? Malam ini, gue yang anterin lo aja… jangan NOLAK!"
Aku hanya diam dan mengikutinya.
"Bungkus nasi goreng aja buat lo makan ya?"
"Ga perlu, ntar gue masak aja dirumah."
"Mau dong, dimasakin!"
Aku menoleh kearahnya. "Cuman indomie doang kali..."
"ya udah gapapa. Pengen tau gimana rasanya indomie itu kalo dimasak sama CALON DOKTER..."
"Indomie dimana-mana sama kali rasanya, sekalipun MEGAN FOX yang masak! Orang bumbunya cuman gitu doang!" ucapku datar.
Dia tertawa. "iya, tapi megan fox kan bukan LO..."

Kami mampir ke indomaret dan membeli beberapa bungkus indomie. Setelah itu kami pulang. Ketika aku sampai dirumah, satrio dan salsa telah tiba duluan. Mereka terkejut melihatku masuk dengan Dewa.

"Kak? Lo kenapa? Lo darimana?"
"Nggak. Kaka baik kok. Dari mama. Oia, kenalin ini Dewa. Wa, ini adik gue, Salsa dan satrio."
Aku berjalan ke dapur dan  mulai menyalakan kompor.

"Ada yang mau makan indomie?" aku bertanya pada kedua adikku.
Satrio dan salsa segera menggangguk.
"mie buatan kaka enak loh..." ucap satrio pada dewa.
"Lo bukannya yang waktu itu nemuin nyokap gue ya? Pas dia lagi di tk itukan?"tanya Salsa
"Yup."
Aku mendengar mereka bertiga terlibat obrolan seru, entah tentang apa. Dan itu menimbulkan sesuatu yang hangat dihatiku! Menyentuh naluriku sebagai seorang perempuan. Lama aku tidak mendengar adik-adikku terlibat obrolan seru dengan orang lain. Selain aku dan mama. Kadang aku pulang terlalu malam untuk mendengarnya. Entah mengapa, aku merasa rumah ini begitu HIDUP saat mendengar mereka tertawa dan bercanda didepan sana.

"Indomienya udah siap. Ayo makan. Cuci tangan dulu!"
Mereka semua berbaris teratur dan mengambil piringnya masing-masing. Kami semua makan sambil nonton TV.  Sejenak Dewa menatapku, walaupun aku mencoba mengacuhkannya. Namun, setelah 5 menit aku merasa tatapannya beralih, akhirnya aku bersuara.
"Mie-nya ga enak? Terlalu kering ya?"
Dia menggeleng sambil tersenyum. Dia tidak menjawab pertanyaanku! Membuatku penasaran.

Aku mengantarnya sampai didepan mobilnya.
"Makasih udah nganterin gue balik."
"Besok gue jemput jam brapa?"
"Ga usah gue naik bis aja. Lagian juga gue masuk pagi banget"
"jangan! Gue udah janji."
"ga ngerepotin?"
"Gimana kalo gue suka direpotin?"
Aku tersenyum mendengarnya. "ya udah pulang gih, dah malam. Oia, mie-nya…ga enak ya?"
"ehm…malah gue pikir, kalo suatu saat nanti gue lapar, BOLEHKAN KALO GUE BAWA INDOMIE KESINI???"
"Stop boong deh!"
"Gue malah ga pernah sejujur ini!"

Saat mobilnya menjauh, aku merasa SESUATU telah TERJADI…
Setidaknya ada SENYUM dibibirku, walaupun MATAKU berair!

***************************************************************************************************************************

 aku sudah mendekati hari bersejarah dalam hidupku!
Sebentar lagi aku menjadi DOKTER, hal yang paling mama impikan…
Namun ketakutan terbesar dalam hidupku adalah MAMA tidak bisa menyaksikan IMPIANnya telah MENJADI sebuah kenyataan indah yang tak terbantahkan!

Aku berhasil menyelesaikan KOASSku dengan hasil yang cukup MEMBANGGAKAN! Aku berhasil menjadi SESEORANG yang MAMA IMPIKAN! Mama-lah yang membuatku INGIN MEJADI DOKTER. Mama adalah ORANG YANG SELALY MENDORONGKU untuk GIAT belajar demi gelar ini. Namun, apa rasanya TEGAK didepan sana, tanpa MAMA disampingku? Aku ingin mama ada disaat terpenting hidupku. Aku mau MAMA melihat, bahwa DIA BERHASIL mendidikku menjadi SEORANG DOKTER. Bahwa kerja kerasnya TIDAK SIA-SIA. Aku mau MAMA ADA.

1 BULAN LAGI PELANTIKANKU dilaksanakan…

Dan hari ini, aku harus pergi SENDIRI untuk MEMBUAT KEBAYA. Biasanya MAMA ada denganku. Mama akan memberikan pendapatnya untukku. Warna yang cocok, bahannya, moddelnya. Semua hal, mama tau. Aku sangat bergantung dengan mama. Dan sekarang, aku disini SENDIRI. Aku harus bisa MANDIRI tanpa dia.

"Mbak Dinaaar…jadi mau model gimana?" tanya Tante Susan, si pemilik toko langganan mama.
Aku hanya tersenyum. Aku belum bisa memutuskan mau yang dibuat seperti apa. Aku sudah memutuskan untuk memakai warna kesukaan mama, MERAH MARUN.namun, aku belum ada IDE untuk MODELNYA. Aku masih bingung.
"Ini ada contoh-contoh modelnya. Dibawa aja dulu, diliat-liat. Tanya sama MAMA, ntar lusanya baru balik. Kan bahannya udah ada,mbak."
Tanya sama MAMA? Masih mungkinkah. Mama menjawab? Masihkah mama menangkap apa yang aku maksud? Bukankah mama telah hilang, didaalam alam bawah sadarnya? Bahkan untuk mengingatku saja, mama tidak mampu!
"ya udah, lusa aja ya tante, aku balik lagi"


Setelah selesai mengurus semuanya. Aku menjenguk MAMA. Ingin rasanya, meminjam MESIN WAKTU DORAEMON agar aku bisa mengembalikan mama sejenak. Banyak hal yang butuh aku diskusikan dengan mama. Aku ingin, bertanya tentang KEBAYAKU. Tentang rencana masas depanku? Aku ingin mama memberikan tanggappaannya seperti dulu. Ketika aku pulang KOASS dan mama bertanya tentang segala hal.

Aku menatap mama, mengecup keningnya dan merapikan rambutnya. Aku membawakan KUE kesukaan mama. Jajanan sore yang biasanya kita makan dirumah.

"Maaa, dinar bawain ini. Mama makan ya? Tadi, dinar udah beli bahan untuk kebaya,ma. Tapi dinar bingung mau model yang mana. Biasanyakan mama yang paling tau, semua hal yang baik dari dinar. Maaa…dinar harus buat apa siih, biar mama balik kayak dulu. Dinar mau mama hadir di hari PELANTIKAN dinar! Ini impian kita berdua,ma! Impian mama! Mama selalu bilang, MAMA BANGGA KALO LIAT DINAR tegak dengan JAS PUTIH itukan? Impian mama sudah TERWUJUD. Sebentar lagi, DINAR jadi DOKTER,ma! Tapi kenapa mama malah seperti ini." isakku

Setiap kali kesini, aku hanya membawa air mataku. Kisah sedihku, kebingunnganku. Terkadang, ketika mama ingat, mama akan segera memeluku. Namun, mama kebanyakan hilang entah kemana. Tangisanku dan isakku hanya membentur dinding rumah sakit ini. Entah, TUHAN masih mau mengabulkan doaku agar DIA MAU MENGEMBALIKAN MAMA sebentar saja, ketika hari PELANTIKANKU! Aku hanya ingin, mendengar MAMA bilang bahwa DIA BANGGA aku DOKTER! Aku hanya ingin, mendengar itu! Bisakah, TUHAN?

Aku bergegas pulang. Lega rasanya bisa menangis untuk mama. Walaupun mungkin MAMA tidak MENDENGAR dan MEMAHAMI, setidaknya NALURI IBUNYA melindungiku. Membuatku merasa aman dan nyaman disana. Aku mampir dan membelikan MARTABAK untuk ke-2 adikku. Belakangan ini kesibukkanku tentang PELANTIKAN membuatku tidak bisa bercengkrama dengan 2 adikku. Biasanya, kita ber-4 duduk-duduk diteras dan ngobrol. Sekarang, hanya tinggal kita ber-3. entah kapan, mama bisa kembali dirumah. Menyiapkan makan malam. Menyelimuti kita saat tidur. Menjadi penengah saat kita berdebat. Mama, I miss you…

********************************************************************************************************************


Cukup terkejut, mendengar bahwa rumahku ramai dengan TAWA dan CANDA. Aku segera masuk dan menemukan dia disana.

"Kakaa…baru pulang?" tanya salsa menyambutku
Aku mengangguk.
"Nih aku bawain martabak."
Aku segera kebelakang dan mencuci tangan.

Seperti biasa, aku mendengar SALSA dan SATRIO segera rebutan. Aku tersenyum. Biasanya, mama akan berteriak "Cuci tangaaan dulu!" aku mengintip ke ruang tamu, dan aku melihat mereka bertiga rebutan mengambil martabak itu.

"ada, Mas DEWA, rumahnya jadi rame ya,non?"
"Masak sih bi?"
"Iyaa…bibi perhatiin Non Salsa sama Den Rio juga seneng kalo Mas Dewa ada."

Apa mama juga senang? Kalo tau bahwa dewa bisa mengembalikan keceriaan salsa dan rio? Dewa? Siapa dia? Dia tiba-tiba masuk dan hadir, tanpa ddiundang. Tuhankah yang mengirimnya untuk KAMI? Atau UNTUKKu? Aahhh…dewa mungkin hanya kasian pada kita ber-3.diusia kita yang masih begini muda, mama sudah terserang penyakit MENAKUTKAN itu. Memisahkan kami dan mama.

"Kaaak…ayo makan. Gimana kak, tadi udah fitting baju?" tanya Salsa tiba-tiba
"Aku masih bingung mau buat model yang mana. Kan biasanya sama mama."
"Coba sini,sal liat modelnya"

Aku menyuruh Bi Tin, mengambil majalah di dalam mobil. Ternyata, tidak ada dimobil. Aku meninggalkannya di mama.

"Makan,nar. Martabaknya enak, beli dimana?" tanya dewa
"Tempat biasa. Kok lo bisa ada disini?"
"Pengen dateng aja, jengukkin kalian. Sekalian tanding PS sama RIO."
"Ahhh…Kak Dewa maah, kalah sama RIO!" ejek rio
"Udah lama lo disini?"
"Lumayan dari SORE. Lo darimana, kok baru pulang?"
"urusin tentang pelantikan, trus ke mama."
"Kaak…ntar pas kaka pelantikan di videoin aja! Biar mama bisa nonton." usul RIO
"Kaka rencananya mau minta  ijin buat bawa mama ikut pelantikan. Mama harus berdiri disana. Mama harus liat apa yang selama ini diimpiin buat kaka. Biarpun dia tidak mengerti, kaka ingin dia ada. Kaka ingin dia berdiri,ditempat yang SEHARUSNYA DIA ADA." ucapku parau

Salsa memelukku. "Kita semua selalu bangga sama KAKA. Papa, Mama, dan Opa. Kaka jangan sedih ya. Sekalipun mama dan papa ga ada disana. Tapi, mereka tau, kalo KAKA selalu MEMBANGGAKAN mereka. Kan nanti, ada SALSA, RIO, Mbok Tin. Iyakan?"
Aku memeluk SALSA. Adik perempuanku. Orang ke-2 setelah mama yang selalu menyemangatiku. Salsa dan Rio, adalah alasan terbesar untuk aku tetap BERDIRI!  Aku masih ingat pesan papa, sebelum dia menghembuskan nafas terakhirnya…

Papa titip MAMA, SALSA dan RIO, ya… Jaga mereka,NAR! Kamu adalah PAPA bagi MEREKA. Kamu harus KUAT untuk MEREKA!
Papa bisa pergi dengan tenang, karna PAPA tau…ANAK SULUNG PAPA, mampu MENGGANTIKAN PAPA!
Suatu saat nanti, ketika MAMA dan PAPA tidak ada…KAKA yang AKAN MENGGANTIKANNYA!
Papa selalu PERCAYA, bahwa TUHAN punya RENCANA dengan MENGHADIRKAN KAKA sebagai ANAK SULUNG.
Jangan pernah MENYERAH untuk MENDIDIK dan MENJAGA MEREKA.
Sebab KAKA adalah KEBANGGAAN papa dan mama.
Kalau kaka berhasil salsa dan rio, PASTI BERHASIL!

"Kak, apa kita panggil aja temen-temennya RIO? Biar rame? Kita bikin pesta disini? Mau ngga? Temen-temen rio itu jago BAND,ka."
Aku tertawa.
"Iyaaa, boleh. Kita pesta semalaman biar besoknya kita ngemis?" candaku
"Waah, boleh tuh Den RIO biar Non Dinar ga sedih ya? Jangan sedih NON, kan ada bibi disini" ucap Mbok Tin

Yaaa…aku memang tidak boleh sedih. Namun, kehadiran mama tidak bisa digantikan oleh apapun! Itu harga mati untukku!

Aku segera naik ke atas dan berganti baju. Aku tidak kembali lagi keruang TV, namun…aku pergi ke kamar kerja PAPA dan MAMA. Aku duduk di kursi itu. Menirukan gaya mama, jika dia sedang menghitung untung perusahaan cateringnya. Atau gaya papa jika sedang kerja dan membaca buku-bukunya. Cara papa menggigit bolpennya. Semua hal yang selalu aku perhatikan dari kecil. Aku begitu merindukan mereka berdua ada disini, saat ini. Ini hari penting untukku. Hari besar yang bersejarah, setelah PERJUANGAN 6 tahun. Dan akhirnya aku tegak dengan GELAR itu. Aku mencapainya. Bukankah itu prestasi yang membanggakan?

Aku mulai menangis. Hal yang belakangan ini merupakan RUTINITAS baruku. Berada disini, sama seperti aku hidup dalam BAYANGAN masa lalu itu. Dimana ada MAMA dan PAPA. Semua terlihat sempurna. Keluarga yang bahagia dan harmonis. Aku tidak perlu memikul tanggung jawab sebesar ini. Toh, papa ada…dia selalu bisa memecahkan masalah. Dia selalu bisa membuat segala hal terlihat baik. Papa, laki-laki yang aku cintai. Pacar abadiku. Belum ada laki-laki yang bisa menggantikan papa. Caranya mencintai mama, caranya berpikir tentang masa depan kami, caranya mendidik kami. Aku mencintai papaku.

"Lo ngapain disini, nar?"
Aku terkejut melihatnya tegak didepanku. Aku segera menghapus airmataku.
"Darimana lo tau gue disini?"
"Mbok tin. Gue nyariiin lo, karna gue mau pamit."
"Oh, makasih ya,wa. Makasih banyak udah mau datang dan nemenin adik-adik gue. Maaf kalo mereka ngerepotin lo."
"Santailah, gue suka disini. Karena mereka rame. Dan..gue juga nyaman dengan kalian."
Aku tersenyum kecut.
"Lo ga perlu sedih,nar. Ada banyak orang yang mencintai lo. Mereka pengen liat lo bahagia, dihari spesial lo."
"Tapi gue pengen mama ada. Gue pengen dia ada untuk dampingin gue ngelewatin semua ini. Dia yang selalu ada dan ga akan tegantikan oleh kehadiran siapapun."
"Besok, gue jemput lo ya? Kita sama-sama minta ijin untuk bawa nyokap lo keluar pas hari H lo. Setuju?"
"Ga perlu repot. Besok, gue sama rio aja. Lagian juga, gue ga enak banget. Lo selalu repot buat kita."
"Kan udah gue bilang GUE SUKA DIREPOTIN. Lagian besok gue OFF kok. Gue lagi ga ada kerja."
"Makasih,wa"
"Sekalian, kita fitting model baju. Emang sih gue ga terlalu paham model, tapikan PENILAIAN SEORANG COWO selalu jujur."
"Oiaa…majalahnya ada dimama. Boleh deh, besok. Beneran gapapa? Aseli gue ga enak."
"Ga enak, kasih kucing gih." candanya
"Ya udah, gue anter lo deh ke bawah."

Aku mengantarnya sampai ke mobil. dan sebelum naik mobil, dia mengecup keningku. Membuatku terkejut dan MUKAKU MEMERAH.

"Jangan sedih ya,nar. Jangan tidur kemalaman. Besok gue jemput jam 9 ya. Take care. Kalo ada apa-apa bilang aja."
Aku hanya mengangguk.
"Ya udah, masuklah. Lo masuk, baru gue jalan."
"Ati-ati ya, wa. Jangan ngebut. Sampe besok"

Aku masuk dan dia pergi.. Aku masih mematung di balik pintu. Sudahkah saatnya aku membagi perasaanku? Diakah, orang yang tepat itu? Bisakah dia mengerti tentang aku dan keluargaku? Tuluskah dia hadir untukku? Maukah dia menemaniku untuk merawat mama? Bisakah aku berbagi dengannya?

***********************************************************************************************************************

PAGIIIIIIIIIIIIIIII….

Lama sekali rasanya tidak menyiapkan sarapan untuk ADIK-ADIKKU. Lama rasanya tidak bangun dan mendengarkan TERIAKAN SALSA tentang "DIMANA BAJU BIRUkuuu, mbok tin?" atau "SEPATU COKLATku kemana????" belum lagi sibungsu dengan BAJU OLAHRAGANYA atau segala aksesoris tongkrongannya.

Ketika pagi ini, mereka melihatku duduk dimeja makan dan menyiapkan SARAPAN untuk mereka. Rio langsung mencium PIPIKU.

"Pagi,kaaa… Tumben kaka yang siapin."
"Pengen aja liat kalian sibuk siapin diri ke sekolah. Lama ya, ga sarapan bareng."
"Pagiiii,kaaa!!!" sapa SALSA, dia langsung mengambil rotinya.
"Kaka jadi, pergi ke tempat mama buat minta ijin?"
"Jadilah. Semoga sih diijinin. Kenapa? Mau ikut?"
"Loh, kan kaka sama Kak Dewa. Semalam kak Dewa udah bilang, kalo RIO ga usah temenin kaka. Biar kak Dewa aja."
"Kak Dewa itu baik loh,kak." puji Salsa
"Iya, dewa emang baik. Lalu?"
"Ya ngga papa,ka. Sal, cuman bilang aja. Kalo kak Dewa itu baik banget. Kaka ngga suka sama dia?"
Aku tersenyum mendengar pertanyaan konyol ini.
"Ga kebalik? Seharusnya kaka dong yang nanya, dia suka ngga sama KAKA?"
"Kalo menurut RIO siih, kak dewa suka sama kaka. Bahkan CINTA deh, kayaknya" ucap RIO dengan MIMIK SOK TAU yang MEMBUAT aku GELI.
"Sok tuaaaa deh, adeknya kaka ini" tambahku geli
"Serius ka! Dia kalo kesini tuh selalu nanya soal kaka. Iyakan, ka sal?"
"bener ka, lagian menurut sal, ga ada salahnya kok kaka pacaran sama Ka Dewa. Kita setuju,ka."
"kalian ini ngomong apa sih? Makan cepetan, udah mau jam stngah 7 loh!"
"Sal, selalu rasa…ka dewa mirip papa. Dia selalu bisa buat kita ketawa."
Aku hanya mengangguk saja.

Ah…mana mungkin DEWA suka sama gue? Dia hanya disini karena kasian ngeliat gue berjuang sendirian untuk SALSA dan RIO. Hanya itu. Dan, gue juga belom mikirin tentang PACARAN! Masih ada hal yang penting yang harus gue pikirin. Salah satunya, menjaga SALSA dan RIO. Mendidik mereka menjadi ORANG YANG SUKSES. Melihat mereka BAHAGIA dengan CITA-CITAnya. Dan, menjaga MAMA…sampai TUHAN memanggilnya.

Setelah selesai sarapan, aku segera keatas dan bersiap-siap menunggu DEWA. Hari ini, aku berdandan beda dari biasanya. Entah kenapa, aku merasa ingin sekali rasanya tampil spesial. Aah…berlebihan ga sih? Bukankah seharusnya biasa aja ya? Kenapa juga harus tampil SOK ISTIMEWA?

Jam 09.00

"Jalan sekarang?"
"Udah makan?"Dewa menggeleng. Aku segera menyerahkan ROTI  SELAI KACANG + COKLAT untuknya.
"Sarapan  aja dulu. Ntar sakit maag lagi."
"kan ada DOKTER PRIBADI, jadi gue ga perlu khawatir dong kalo sakit? Iya ngga sih?"
Aku hanya tersenyum. Dokter Pribadi? Oh..okay!

*****************************************************************************************************

Ketika aku sampai di rumah sakit MAMA. Dia segera mengajakku untuk bertemu dengan PAPANYA. Aseli, entah kenapa tiba-tiba aku merasa begitu GUGUP. Padahal aku bukan siapa-siapanya. Aku hanya PASIEN biasa. Jadi wajarkan bila bertemu PAPANYA, salah satu dokter disitu. Namun, tetap saja LOGIKA itu tidak bisa MENENANGKAN jantungku yang KEBAT - KEBIT ga karuan.

Papanya salah satu dr. JIWA yang juga dr. SARAF disana, dia juga salah satu dokter yang menangani MAMA. Hebat ya? Dia punya dua gelar SPESIALIS. Salut saia untuk DIA. Dia bisa memadukan JIWA dan SARAF! Opz…aku tidak terlalu menyukai keduanya. Namun, aku harus mempelajarinya, jika ingin LULUS. Papanya mempersilahkan kami duduk. Dia memperkenalkanku, papanya tersenyum dan sangat ramah untukku. Dewa menjelaskan tujuanku kesini. Dan tiba-tiba…dia berubah menjadi MANAGERKu. Dia yang mengurus tentang IZIN MAMA selama 3 hari. Dia yang sibuk bolak-balik kantor dan meminta cap serta memenuhi segala aturannya. Dia juga menyewa salah satu SUSTER dari sana untuk MENEMANi MAMA selama 3 hari. Aku hanya diam. Aku hanya menatap kearahnya. Yah…aku menemukan SOSOK PAPA disaana. Orang yang selalu bisa aku andalkan dalam segala hal.

Ketika dia masih sibuk mengurusi semuanya. Aku pergi kemama. Mama sedang membolak-balik majalahku.

"Maa…2 minggu lagi, mama bakalan pulang. Kita bakalan sama-sama walaupun cuman 3 hari. Dinar seneng banget, mama bisa hadir. Dinar janji, dinar akan beliin mama gaun yang cantik. Biar nanti mama pake buat pelantikan dinar ya? Mamaaa….nanti, dinar mau kenalin mama sama DEWA. Dia baik banget,ma. Dia yang ngurus semua kepindahan mama buat pulang ke rumah. Mama tau…ngeliat DEWA sibuk, dinar tiba-tiba inget PAPA. Papa juga gitukan,ma? Papaga pernah mau liat mama sibuk. Dia selalu berusaha MENJADI SOSOK yang BISA diandalkan. Iyakan,ma?"
"Siang tante..."
Aku menoleh dan melihat Dewa tegak disana. Dia melambaikan selembar kertas.

"Akhirnya, semua beres. Minggu depan kita jemput MAMA ya? Oia, tadi gue udah minta tolong buat susternya, jadi ntar ada salah satu yang JAGAIN MAMA dirumah. Dia akan bantuin lo buat rawat mama selama 3 hari itu. Semuanya udah beres kok."
"Makasih banyak,wa. Makasih ya."
"TERIMA KASIH, DEWA" ucap mama tiba-tiba

Aku tersentak. Mama mengucapkan TERIMA KASIH! Berarti tadi dia ada disini denganku! Dia ada dan menemaniku. Dia mendengarkanku bercerita. Jadi, tadi…MAMAKU ada! Dia tidak sedang PERGI ke MANA-MANA. Dia disini.
"SAMA-SAMA, tante."
Namun, mama telah hilang lagi. Dia tidak menjawab. Dia hanya menatap lurus kedepan.

"Masih mau disini? Atau mau langsung fitting?"
"oh iya, kita jalan aja yuk."
Aku menoleh pada mama. "Maa…Dinar pergi dulu ya. Besok baru dinar kesini lagi. Mama baik-baik ya. Dinar sayang sama mama."
Aku mengecup kening mama.


DI dalam MOBIL!

"Lo udah punya pilihan, nar? Buat modelnya?"
"Gue masih bingung sih. Sebenernya tante itu ngasih waktu 2 hari untuk gue. Cuman, g rasa lebih cepat lebih baik."
Aku membalik majalah itu. Dan aku menemukannya! Aku memegang tangan DEWA. Dan menunjuukan salah satu halaman disana. Kau tau, MAMA telah MEMILIHKAN untukku DESAIN yang COCOK! Disalah satu halaman majalah itu, ada tulisan tangan mama… "INI,nar"
Mama hanya menuliskan 2 kata itu. Terima kasih TUHAN, mama masih bisa MENGERTI! Mama selalu tau yang terbaikkan?
Aku menyeka air mataku yang tiba-tiba mengalir. Dewa menggenggam tanganku.

"Nangislah,nar. Nangis untuk gue. Gue ngerti, lo harus selalu keliatan kuat didepan Salsa dan Rio. Tapi, didepan gue…lo ga perlu sok kuat. Lo boleh jadi dinar yang manja. Nangislah, kalo lo mau nangis. Lo mau marah-marah? Silahkan. Apapun kekesalan lo, lo boleh bilang buat gue! Gue bakalan jadi lemari besi buat lo. Tempat lo nyimpen semua RAHASIA PENTING LO. Gue akan jadi BATMAN buat lo. Super hero yang selalu datang kalo lo butuh bantuan."
"Makasih,wa. Lo baik banget."

Aku masih menangis bahkan ketika kita sudah sampai didepan toko itu. Dewa dengan sabar menungguku. Dia membelikan permen CUPA CUPS kesukaanku. Dia menceritakan beberapa kejadian KONYOL yang dia alami ketika dia TERBANG keluar negeri. Dia menungguku sampai aku benar-benar berhenti menangis. Manja ya?!!

Aku menunjukkan model itu ke tantenya. Tante itu tersenyum dan mengangguk. Dia mengukur semua bagian-bagian tubuhku. Aku mengamati Dewa yang melihat majalah-majalah mode itu. Sejenak kami bertatapan.

"tante, kalo baut gaun pengantin disini bisa? Berapa lama ya?" tanya Dewa, itu membuatku terkejut.
"Buat siapa?" tanya tante itu
"Buat kita."
Kali ini aku menatap ke arahnya. Namun, dia tetap cuek. Dan meneruskan pembicaraannya tentang GAUN PERNIKAHAN.
"model kebaya?"
"Nar…lo suka model kebaya? Atau gaun?" tanya Dewa tiba-tiba
"hah? Apaan sih!"
"Kalo dinar, cocoknya GAUN sih ya? Kayak mamanya dulu juga gaun." dewa mengangguk.
"Buat kapan?" tanya tantenya
"3 tahun lagi,tan. Masih nabung." ucapnya santai, sementara JANTUNGKU hampir LOMPAT kelantai.


Selesai fitting baju, dia menemaniku mencari sepatu. Aseli yaa…DEWA terlalu sabar untuk ukuran cowo COOL dan  CUEK! Dia tidak membantah ketika aku keluar dari satu toko ke toko lain hanya untuk mencoba sepatu. Atau dia tidak protes ketika begitu banyak sepatu yang aku coba dan ternyata aku tidak menyukai semuanya. Dia hanya diam dan menatapku. Dia juga memberi pendapat saat aku bertanya. Papa juga begitu… dia selalu sabar, jika itu tentang ku!

"Oia, besok temenin cari gaun untuk mama ya? Tadi gue janji kalo gue mau beliin mama gaun baru."
"ya udah. Sekarang kita kemana?"
"Makan. Laper."
"Makan dirumah ajalah, sama salsa dan rio. Beli makan disini aja, terus pulang."
Aku menatapnya. Tuluskah dia melakukan ini? Benarkah ada cinta dihatinya untukku? Bukan hanya sebuah rasa kasian? Bukan karena ada maksud tertentu?

Dewa membelikan MAKANAN disalah satu restoran. Kemudian, kami pulang.

Ketika sampai rumah, sesuatu hal BODOH TERJADI padaku! Aku lupa hari ini, TANGGAL HAIDku. Daaan…yes…aku TEMBUS! Haidku mengenai JOK mobilnya. Bahkan ketika aku hendak turun, malah tambah banyak SEPERTI KERAN air yang dibuka. Sejenak aku malu untuk bilang. Namun, mau gimana? Astaga jokknya bener-bener WARNA MERAH! Ooppzzz…sory….

"Kenapa lo ga turun?"
"..."
"Nar? Ada yang sakit?" aku menggeleng
"Sorry… ehmmm… Jokk…mobil lo. Ehmm… wa, gue…tembus. Dan kena jok mobil lo."
"Oh, ya udah. Gapapa toh bisa dicucikan? Ayolah turun terus ganti"
"Masalahnya, kalo g gerak dikit aja, keluarnya kayak keran. Dan, gue lemes, ga kuat berdiri,wa."
Aku tidak berani menatap wajahnya. Jantungku berdetak keras sekali. Aku menunggu reaksinya.
Dia menaruh makanan itu didalam, dan keluar lagi. Kemudian dia berdiri disamping Jokku.

"Peluk gue."
"hah?"
"Peluk gue cepetan. Gue gendong lo masuk. Biar barangnya gue yang angkat."
DEWA MENGGENDONGKU!!!! Dia menggendongku MASUK kedalam rumah. Salsa dan rio meledekku dengan BERSIUL-SIUL ga jelas. Dia pasti merasakan DETAKKAN JANTUNGKU begitu KUAT! Bahkan aku terasa sesak nafas. Aku takuuuuttt!!! Dan SPECHLESS… dia menurunkanku di kamarku. Dan segera turun ke bawah. Sh*****t…. Kenapa jadi deg-degan sih?

Aku sudah selesai berrganti semuanya. Mandi dan membersihkan semuanya. Namun, aku tidak mau turun. Kau tau apa yang aku lakukan dikamarku? Aku hanya berputar-putar layaknya orang gila. Aku latihan untuk menghadapinya. Kalimat apa yang kira-kira harus kuucapkan duluan. Maafkah?atau terima kasih? Atau? Aahhhrrrggg….ribet ya?

"Naar? Lo baik-baik ajakan? Kenapa ga turun?" ucapnya sambil mengetuk pintu.
"hmmm..."
Bukannya membuka pintu, aku malah lompat-lompatan ditempat tidur ga jelas.  Hahahahahaha… am I fall in with him? Dia mengetuk lagi.
"Makan dikit aja. Dari tadi lo blom makan,nar."
"ga laper,wa. Perut gue sakit. Mau bobo aja." ucapku deg-degan
"Ga mau temenin gue makan?"
"kan ada salsa sama rio"
"Mereka udah makan duluan,nar. Mbok tin juga udah makan. Jadi gue nungguin lo aja. Sakit banget perutnya?"

Aku keluar. Aku tidak berani MENATAPNYA. Aku menjawab pertanyaannya dengan MENUNDUK.
"Ya udah gue temenin lo makan."
"Perutnya masih sakit? Kalo iya, ya udahlah ga usah. Sini biar gue suapin aja. "
"Ga usah,wa. Gapapa. Udah baikkan kok."
"kenapa sih lo nunduk terus?"
Aku menggeleng. Gimana caranya gue mau liat lo??? Kalo dideket lo aja, jantung gue kayak mau LONCAT! Apalagi liat mata looo….

Aku menemaninya makan. Tapi, aku tetap tidak berani menatap matanya. Aku masih menunduk.
"kenapa sih, lo nunduk? Gue salah?"
"Bukan. Cuman..."
"orangnya disini,mbak! Bukan dibawah" candanya

Ketika aku mengangkat mukaku dan menatapnya. Aku seperti tidak bisa bernapas. Jantungku tetao tidak mau diam. Malah bunyi dentumannya semakin keras. Dia masih menatapku.
"Sakit?"
"Sorry ya soal jokk itu. Gue ga sengaja"
"Emang gue marah ya?"
"Gue ga enak sama lo. Seharian ini, gue udah ngerepotin lo,wa. Gue bener-bener minta maaf ya."
"Jokk mobil bisa diganti, tapi orang yang duduk disana GA AKAN GUE GANTI! Gue maunya dia yang SELALU DUDUK disana."
Aku menelan ludahku. Dia nembak? Atau?
"Habisin makannya, abis itu istirahat. Besok mau cari gaun buat mamakan?"

Dia melarangku untuk mengantarnya kedepan. Dia menyuruhku untuk langsung tidur. Dia mencium KENINGKU, sama seperti kemaren.

Aku sudah JATUH CINTA sama DEWA? Kenapa hari ini gue bener-bener ngerasa manja banget sama dia? Dan, perasaan gue aja atau dia emang memperlakukan gue dengan MANIS sih? Ini cinta atau belas kasihan ya? Sulit dibedain… semoga ini CINTA! Karena kalo ini SAMPAI BELAS KASIHAN…jangan pernah KEMBALI KESINI! Belas kasihan bukan BAGIAN dari CINTA…

*********************************************************************************************************

Pagi ini, DEWA menjemputku dengan MOBIL yang BERBEDA. Entah kemana MOBILNYA yang kemaren. Aku tau, dia pasti belom sarapan, jadi aku membuatkan 2 buah roti seperti kemaren. Dan, kau tau dia bilang apa?

"lo tau gue blom sarapan? How sweet! Kayaknya tiap pagi gue kesini aja ya?"
"Nebak sih. Kebetulan bener."
"Kalau salah?"
"Gue tau, tebakan gue blom pernah salah!" candaku lagi
"Good point,nar."
"Maaf soal kemaren. Aseli gue ga enak sama lo."
"Gue ga marah, DINAR! Jadi stop bilang maaf. Sekali lagi nyebut maaf, KITA PACARAN ya?"
Aku tersenyum dan diam.
"Kok ga minta maaf lagi?" tanyanya tiba-tiba
"hm? Buat apa?"
"Buat JADIAN!"
"APAAAN sih,dewa!"

Aku mengacuhkannya. Lagian juga, apa sih. Aku belom memikirkan hal itu. Masih terlalu jauh untukku. Iyakan?

Hari ini, aku tersentak untuk tindakannya! Dia menunjukkan bahwa dia melindungiku. Dia tidak ingin ada yang menggangguku. Biarpun aku sudah mengatakan aku baik-baik saja. Dia tetap BERSIKERAS. Dan, untuk pertama kalinya…aku menangis! Untuk orang selain KELUARGAKU. Sudahkah dia MEMILIKI hatiku?

Dewa masih terus memukuli cowo yang menggangguku tadi. Aku sudah menahannya. Namun, dia tidak mau berenti, dia semakin marah. Dia memukul orang itu sampai PELIPISNYA PECAH dan BIBIRNYA ROBEK. Aku ngeri melihat tindakannya. Perlukah sampai seperti itu? Aku takut dia memanggil teman-temannya dan DEWA dikeroyok. Aku berusaha menghentikan DEWA dan menariknya keluar dari perkelahian mengerikan itu.

Kita menepi disalah satu bagian warung. Aku mengobati tangannya. Aku masih sesegukkan, aku takut sesuatu terjadi padanya.

"Kenapa lo masih nangis sih? Kurang gue hajar mereka?"
"Gue ga suka liat lo kayak gini"
"mereka harus dikasih PELAJARAN! Biar mereka tau, bahwa LO BUKAN PEREMPUAN SEMBARANG! Dan gue ga mau, LO DISENTUH sama SIAPAPUN itu!"
Aku menatapnya.
"Gimana kalo lo tadi dikeroyok sama teman-temannya? Hah? Lo cuman sendiri! Lagian gue ga papa. Kenapa sih, harus jadi kasar kayak gitu."
"Buat lo, jangan lawan 10 ,orang. 1000 orangpun, gue jabanin. Stop nangis, Nar. Kalo lo masih nangis, itu artinya gue bakalan balik dan musnahin tu orang"
Aku berdiri dan meninggalkan dia. Aku berjalan dengan cepat dan menjauhi dia. Aku benci melihatnya seperti ini. Tidakkah dia tau, bahwa aku begitu takut kehilangan LAGI! Cukup aku kehilangan MAMA dan PAPA. Haruskah aku melihatnya TERLUKA? Sekalipun itu dia lakukan UNTUK MEMBELAKU. Aku tidak suka. Kekerasan bukan jawabannya.

Dia berusaha menangkap tanganku, namun ku tepis.
"Dinaaaaar, kamu pulang, aku pukul mereka!" teriakknya.
Aku berbalik dan melihatnya. Aku tau, dia tidak main-main. Aku berhenti dan menunggunya. Kami naik mobil. dengan suasana yang tidak bersahabat lagi. Suasana ini kaku.  Kami hanya diam, dia juga tidak menjalankan mobilnya. Dia hanya diam menatap ke depan.
"Kita cari bajunya MAMA ditempat lain aja?" akhirnya dia membuka suara
"Ga perlu, biar aku cari sendiri, sama Salsa."
"Masih marah? Okay, gue minta maaf, tapi gue suka ada COWO yang KURANG AJAR sama LO! Apa yang GUE SAYANG, akan selalu GUE JAGA!"
"…."
"Kalo cara gue salah, sorry! Maksud gue hanya untuk JAGAIN LO."
"Gue ga mau liat lo luka,wa. Cukup gue kehilangan mama dan papa. Gue ga bisa bayangin, kalo seandainya tadi temen-temennya datang dan ngeroyok lo! Apa yang bakalan terjadi? Gue ga mau lo luka." isakku
"Jadi lo nangis, bukan karena gue pukulin mereka?"
"Ya bukanlah. Merekakan bukan apa-apanya gue!"
"Lo nangis, karna takut KEHILANGAN gue,nar?"
Okaayy….pertanyaan bodoh apa itu! Ya iyalah! Masih harus dijawab? Untuk apa coba aku nangis seperti ini? Aku begitu takut, jika sesuatu menimpa dia. Aku takut kehilangan itu MENGHAMPIRI aku lagi! 2 kali keilangan membuatku RENTAN akan AIR MATA…

"Kita cari bajunya Mama, terus lo temenin gue bentar ya?"
"Ga usah kita pulang aja. Besok aja cari bajunya mama. Temenin kemana?"
"jangan sekarang aja. Gue gapapa kok. Gue janji, ga akan kasar lagi. Kecuali ada yang GANGGU LO!"
"Mau kemana sih?"
"kemaren RIO nitip beliin PILOX. Katanya dia mau buat grafiti di ruang tamu"
"Kok RIO ga bilang sama gue?"
"Kalo kaka perempuannya sibuk, dia bisa kok bilang ke kakak iparnya!" candanya, aku mencubit lengannya.
"STOP ya! Lo bisa buat grafity?"
"Besok ke rumah gue ya? Biar  lo liat hasil karya gue."
"Sebenere kerja lo itu apa sih?"
"Supir PESAWAT. Plus…tukang cat juga sih. Sama BODYGUARDNYA plus PILOT PRIBADINYA Mbak DINAR."
Aku mengacuhkannya. Sebenere terlihat CUEK SIH! Ya iyalaah, MUKA GUE udah merah KAYAK TOMAT kali…

Dan hari ini, aku menangis UNTUK DIA…
Cinta itu telah ada, tidak mungkinkan ADA RASA TAKUT KEHILANGAN, tanpa ada rasa MEMILIKI yang begitu besar?

*****************************************************************************************************************


3 hari kemudian…

Semakin dekat pelantikan aku semakin sibuk mengurus semua hal-hal kecil yang berkaitan dengan nilai. Kadang, DEWA menemaniku, namun akhir-akhir ini dia sedang tidak bisa menemaniku. Karna dia sedang sibuk untuk MENGHIAS rumah dengan GRAFITY. Dia dan RIO, sudah 2 harian penuh mereka kerja. Entah apa sih yang ingin mereka tulis diatas dinding itu? Cukup penasaran sih, hanya saja aku tetap tidak boleh melihatnya. Katanya ini kejutan dan tidak boleh dilihat dalam waktu dekat ini. Walaupun agak-agak kesal karena rumah jadi sedikit berantakan. Tapi, aku juga penasaran.

Mereka menelponku, ketika aku dalam perjalanan pulang. Rio bersemangat sekali untuk memaksaku sampai dirumah. Dia bilang, ada kejutan untukku. Adik bungsuku, biarpun sudah besar dia tetap adik kecilku. Terkadang dia masih suka manja. Dan ngambek. Lucu ya? Namun, dia selalu menjagaku. Rio selalu khawatir jika aku pulang terlalu malam. Atau belum makan. Kadang, dia membangunkanku malam-malam hanya untuk bertanya apa aku sudah makan? Atau "Aku tidur sama kaka ya?" Rio-ku, si bungsu. Anak kesayangan kita semua.

Begitu aku sampai dirumah, Salsa segera menyambutku. "kaka liat deeeh! Keren banget!"
Rio segera menarikku kedalam. Mbok Tin juga ada disana. Dewa juga. Mereka masih menutupnya dengan Koran-koran. Rio segera berjalan maju dan dengan GAYA SEORANG PEMIMPIN UPACARA. Eh, salah BOS-BOS ding. Dia maju dan berpidato.

"Jeng….jeng….jeng….ini buat KAKA! Biar kak DINAR seneng ya!"
Dan dia menarik koran-koran itu hingga GRAFITY itu terlihat. Aku membacanya. TOGETHER FOREVER.
Aku mengangguk. Seandainya mama ada… dia pasti senang. Kebahgiaan ini tidak akan lengkap tanpa MAMA.
"Keren! Kaka suka banget"
"kaka ga boleh sedih yaaaa…. Sampai kapanpun, kita bakalan sama-sama ngelewatin semuanya." ucap SALSA
"together forever" ucap Dewa tiba-tiba
Aku menoleh kearahnya dan dia mengedipkan matanya.
"Kak…masakin udang saus keju dooong! Laper niiih… udah lama tauuu, kaka ngga masak!" bujuk RIO
"Iyaaaaa dooong! Pliiisss….pliiiiisss…."
Aku mengangguk. "Kaka ganti baju dulu ya. Sal, keluarin udangnya gih. Rioooo, beresin koran-korannya."
"Gue?" tanya DEWA
"lo duduk manis aja."

Aku segera masuk kekamar, dan mencium bau PILOX. Okay, aku benci bau PILOX! Tapi kenapa tiba-tiba bau pilox? Kan grafitynya di…
SURPRISEEEEEE…. Mereka membuat satu GRAFITY lagi. MRS. BATMAN! Mau marah? Cuman unik sih! Tapiii aku paling benci kamarku dikotori seperti ini. Seharusnya…mereka meminta izinku! Aarrggghhh… dewa? Yang buat ini? Ga mungkin RIO berani…mengotori kamar ini…

Aku segera turun dan membuat makan malam untuk kita semua. Aku tidak banyak komentar tentang GRAFITY itu. Lagian juga, apaan sih. Mbok Tin membantuku memasak. Sementara mereka bertiga ada diruang TV sambil main kartu. Inilah susahnya jadi KAKAK. Kau tidak bisa lari dari tanggung jawab. Semalas apapun…kau tetap BERTANGGUNG JAWAB untuk adik-adikmu. Dan, menyenangkan mereka…adalah TUGAS seorang kakak. Membawa kembali kebahagian yang DULU pernah MEREKA MILIKI. Tidak sesempurna dulu, namun tetap INDAH!

"Makan yuuuk. Udah selesai. Heeeiiii…MAKAAAAN! Cuci tangaan dulu. Rioooo, tarok kartunya! Salsa, rapiin mejanya. Ayooooo, makan. Ntar kalo telat, sakit lagi."
Dewa membantu Salsa merapikan mejanya. Kemudian mereka duduk dimeja makan.
"Ayooo makan. Kan udah siap tunggu apalagi. Makanlah." ucapku
Mereka semua melahap makan malam ini. Aku cukup senang, karena MASAKANKU memang belum pernah mengecewakan. Aku tidak selera makan, karena tadi aku sudah makan dengan teman-temanku.
"Ga makan?" tanya Dewa. Aku menggeleng.
"Kaak, makan! Kaka maaah selalu gini, DIET ga jelas!"
"Bukan tadi aku udah makan sama temen-temen. Jadi udah ga laper."
Aku beranjak ke ruang TV dan nonton. Rio dan salsa mengikutiku.

"Gue balik ya, udah malam."
Aku menoleh sejenak kearahnya. Kenapa ga ada yang  nyinggung soal GRAFITY dikamar sih!
"Yaaah, kak dewaaaa kok balik siih. Ntar ajalah."
"Gue ada perlu bentar sama temen"
Aku tidak memperhatikannya, aku sibuk nonton. Sebenere aku ingin DIA MENJELASKAN soal grafity itu. Atau memang bukan dia ya?

"Rio, sapa yang suruh CORET kamar kaka dengan grafity?"
"Bukan RIO,ka. Tapi kak dewa. Dia bilang itu kejutan buat kaka. Rio uda bilang ntar kaka marah loh. Dia bilang kaka pasti suka."
"Sok tau! Bau piloxnya buat kaka pusing tau ga! Lagian kenapa juga kamu ijinin."
"Bagus kok,kak." bela RIO
"Bodo amat, bagus atau ngga! Kaka ga suka!"
"Ya udah siih,ka… kan bag"
"Kalo lo mau marah sama gue, bukan RIO. Gue yang mau nulis itu semua. Gue pikir lo bakalan suka."
Aku terkejut, salsa dan rio juga. Aku tidak menyangka bahwa DEWA masih ada. Aku kira dia sudah pulang.

"Lo ga suka,nar?" tanya DEWA
Kenapa sekarang gue jadi kaku dan gugup gini? Bukannya tadi gue emang ga suka ya?
"Gue ga suka emang, gue ga su--ka bau pi-lox. Aneh."
"Hanya itu yang lo ga suka?"
Aku segera naik kekamar dan tidak meladeninya.

Kenapa semuanya hanya TERSIRAT, tidakkah dia tau…bahwa aku ingin SEBUAH PENGAKUAN?

************************************************************************************************

Pagi ini, DEWA datang untuk menemaniku ambil baju. Semakin dekat HARI H.

Kami tidak banyak bicara setelah hari itu. Aku juga tidak begitu menanggapi perasaan MELOWku. Mungkin saja dia bersikap seperti ini untuk banyak wanitakan? Tooh, belum tentu dia menyukaiku. Lagian juga, kenapa aku harus BERSIKAP KEKANAK-KANAKKAN?

Dia menyuruhku untuk masuk duluan. Aku masuk dan mencoba baju itu. Ketika aku sedang melihat badanku dikaca, aku terkejut DEWA datang dan mem-fotoku. Dia menyuruhku bergaya dan berkali-kali men-jepretku. Membuat sebagian pelanggan di toko tante itu tersenyum. Bagaimana tidak, setiap gerakan kecilku difoto. Anehkan?

"Lo gila ya? Stop foto,dewa! Ntar kita dikira orang ANEH." ucapku risih
"Siapa yang bilang. Gue suka fotoin lo, karena OBJEKNYA BAGUS"
Mulai lagikan? sElalu  kayak gini, dia membuatku tersanjung… tanpa KEJELASAN!

Untuk pertama kalinya, aku menemaninya pergi ke kantornya. Salah satu MASKAPAI PENERBANGAN no.1 di INDONESIA. Dia mau mengambil jadwal penerbangannya. Dia cukup terkenal disana. Ketika masuk kantornya, dia menggandeng TANGANKU. Dia membawaku naik ke ruangannya dan memperkenalkanku dengan teman-temannya. Cukup berasa ISTIMEWA. Beberapa temannya TERSENYUM JAHIL, dan BERSUIT-SUIT. Sebagian lagi terlihat HERAN. Namun, satu hal yang MEMBUATKU BLUSHING…"dia tetap MENGGANDENGKU", kemanapun dia pergi, dia tidak melepaskan gandengannya. Seolah aku harus terus melekat dengannya. Bahkan ketika aku ingin mengambil minum dikantornya pun, dia IKUT! Apa sih… (*padahal SENENG!)

"Gilaaaa….makasih ya TUHAN, ternyata DEWA normal juga!" ledek temannya
 "kenalin DINAR. Nar, ini cahyo. Ko-pilot gue. Biasanya kita bareng."
"CALON?"
"Mrs. BATMAN!"
"Bukan cari WONDERWOMAN?"
"Ga aaah, BATMAN kan carinya MRS.BATMAN." candanya
Aku hanya senyum mendegar candaan konyolnya.
"Gue balik ya."
"Naar, jagain tuh BATMAN, langka tuh orang."
Aku mengangguk. Jagain? Emang pacaran? Orang cuman temenan.


"Sorry becanda mereka emang kadang kelewatan. Ga marahkan?"
"Ga ngerti maksudnya Mrs. Batman?"
Dia tidak menjawab hanya tertawa. Ketika naik mobil, dia tidak sadar bukannya MEMEGANG PORSNELING, malah menggenggam tanganku.
"Dewa, ini tangan gue. Itu porsnelingnya. Pantesan aja tu mobil ga maju." ucapku menahan ketawa
Dia menggaruk kepalanya, sambil tertawa.
"Lusa kita jemput mama kan?"
"Iya. Biar kita bertiga aja yang jemput mama. Gapapa kok."
"lo ga denger tadikan gue bilang KITA. Berarti gue ikut."
Aku menoleh kearahnya.
"Jadi lo terbang kapan?"
"Ngusir?"
"Ngga nanyalah. Serius..."
"3 mingggu lagi. Mau ikut?"
"Ngapain? Urusan gue disini juga banyak."
"sapa tau, lo mau nemenin gue."
 aku tidak menanggapinya, aku hanya diam.
Setelah diam cukup lama akhirnya, dia berucap…
"Tempat Mrs. Batmankan, ada disamping BATMANnya! Dia mungkin WONDERWOMAN, tapi…dia ga bisa pisah dari BATMANNYA."

***********************************************************************************************************************

HARI INI MAMA PULANG!!!!!

Aku tidak bisa menggambarkan betapa senanngnya aku melihat mama kembali kesini! Rumah tempat dia membesarkan kami ber-3. mama masih terlihat bingung. Aku membawa mama duduk di ruang TV. Aku menatap mama lama dan dalam. Ingin rasanya mengguncangnya dan berkata "Ini rumah kita,ma!" namun, bisakah dia mengingatnya kembali? Akankah dia kembali menjadi MAMA yang dulu? Bukan hanya PATUNG yang DIAM tanpa merasakan apapun. Demi TUHAN, aku akan mengorbankan apapun itu DEMI mengembalikan mama seperti dulu.

Salsa dan rio duduk disampingku. Dewa memotret kami berempat. Foto adalah KENANGAN tanpa SUARAkan? Saksi bisu yang selalu ada. Aku menghela nafas, menatap kearah mama. Mendadak suasana menjadi begitu sunyi. Padahal besok adalah hari besarku.

"Maaa, makan puding buah ini ya?" tawar Salsa
Mama hanya menatap Salsa dengan tatapan kosong.
"ini kak Dinar yang buat. Mama cobain deh, enak loh. Ini sama kayak yang dulu mama buat." ucap Salsa lagi
Mama tetap tidak bergerak. Dia hanya mematung. Bagaimana bisa perempuan yang paling aku hormati ini bisa BERUBAH seperti ini!
Salsa menyuapinya. Mama membuka mulutnya, hanya sebatas itu. Biasanya dia akan berkomentar tentang rasanya. Dia akan menyarankan tentang apa yang kurang. Bahkan dia akan menyuruhku untuk mencatat resepnya.

Semua orang telah masuk kekamarnya. Mempersiapkan hari esok, hari yang besar untuk kami semua. Aku mengeluarkan KEBAYAKU. Aku mencobanya sekali lagi, berjalan di depan cermin kamarku. Berputar. Ingin rasanya mama ada disini, mendengar dia memberi pendapat. Melihat dia menyentuh dengan memperbaiki bagian kebaya yang kusam. Aku rindu MAMAKU. Aku ingin dia disini. Ya, raganya memang ada disini, namun JIWANYA terbang. Dia hanya menatap kami, namun tidak mengenal kami. Seolah kami bukan BAGIAN HIDUPNYA.

Aku duduk di tempat tidur dan menangis. Bagaimana bisa aku sampai SEBESAR ini tanpa MAMA? Dan esok, ketika GELAR itu aku dapatkan, MUNGKIN SAJA MAMAku tidak sadar. Bahwa sebuah peristiwa besar sedang TERJADI. Mungkin dia masih hilang. Huuupppfffff….

Tuhan, dinar mohon…untuk sekali ini saja…
Kembalikan mamaku! Berikan dia MEMORYNYA yang dulu. Agar dia BISA BERDIRI dengan bangga akan ANAKNYA
Ini mimpinya. Ini harapannya. Dialah KEKUATAN yang MEMBUAT DINAR bertahan melalui semua ini.
Terlalu berlebihankah, jika aku memohon…
Kau mengembalikannya DIHARI SPESIALKU!
Aku ingin dia, tegak disana sebagai IBU yang KUKENAL.
Orang yang mencintai dan berjuang untukku….

Aku masih menangis. Aku mengambil foto mama dan menatapnya. Mungkinkah, besok dia menghadiahkan CIUMANNYA? Mungkinkah besok, aku MENDENGARNYA menyebut NAMAKU dengan NADA BANGGA itu? Mungkinkah, mama KEMBALI disini? Sakit rasanya, melihat mama begitu asing ditengah kami. Alzheimer merebutnya dari aku dan adik-adikku. Alzheimer memasungnya dalam DUNIA GELAP yang tidak dia pahami. Dia menatap kami, namun tidak mengenal kami.

Aku tidak menyadari bahwa ada yang mengawasiku…

"Dinar? Bajumu sudah jadi?" aku menoleh keasal suara itu. Dan aku mendapatkan MATA yang HANGAT itu, MATA yang BEGITU aku cintai sedang menatap kearahku. MATA MAMAKU. Aku berlari dan memeluknya. Bahkan, aku tidak mau melepaskan setiap detiknya. Aku tidak ingin dia HILANG LAGI. Aku menangis dalam pelukannya. Tuhan…jangan AMBIL dia dulu! Jangan hilangkan memorynya…aku mohon…biarkan dia seperti. Biarkan dia kembali menjadi mama yang aku rindukan. Tuhan, aku mohon…
"Ngapain kamu pake kebaya?"
"Besok DINAR dilantik,ma. Besok…impian kita berdua jadi KENYATAAN. Mama akan liat, DINAR jadi DOKTER. Ini impiian KITA.ma!" isakku
"Kamu udah selesai,nar?" ucapnya terbata
"udah,ma! Dinar sudah selesai. Makanya besok, DINAR dilantik. Dinar mau mama ada."
Mama menangis dan memelukku. Pelukan hangat itu akhirnya kembali lagi. Aku melabuhkan kepalaku didadanya. Lama rasanya tidak memeluk wanita tua ini. Lambat laun, aku mendengar mama bersenandung. Lagu kesukaan kita berdua.

Tuhan yesus setia, dia sahabat KITA. Dalam segala susahku, dia selalu menghiburku,
Dia mengerti bahasa, TETESAN AIR MATA. Meski badai mengamuk dan gelombang menerpa
Tuhan yesus setia….

"besok, anak mama jadi dokter. Jangan lupa sama Tuhan Yesus,ya. Dia yang membuat segala hal menjadi mungkin,nar. Sekalipun, mama dan papa tidak ada, DIA selalu ada."

Makasih YESUS, setidaknya malam ini, AKU TAU…bahwa MAMA ada disisiku!
Bukan hanya RAGANYA, namun JIWANYA juga!

***************************************************************************************************************

THE DAY!

Dari pagi aku sudah sibuk MAKE-UP dan MENATA RAMBUTKU. Salsa membantuku. Juga beberapa ORANG SALON yang sudah SALSA janjikan. Rio menemani MAMA sarapan. Pagi yang HECTIC, aku berusaha untuk menenangkan DIRIKU. Semua pasti akan berjalan dengan LANCAR. Yang terpenting, MAMA ada disini. Salsa , Rio dan DEWA. Mereka semua ada bersamaku untuk melewati HARI BESARKU.

Setelah semuanya siap. Aku keluar KAMAR, dan menemui mereka semua. Kebetulan DEWA juga sudah datang. Dia sedang menemani mama diruang TV. Aku melihat mama hanya diam seperti patung. Sejenak aku berharap, bahwa MEMORYNYA kembali. Jiwanya tidak terbang kemanapun. Aku ingin dia kembali seperti semalam. Aku menghela nafas panjang, dan mataku bertemu dengan MATA DEWA. Dia mengankat jempolnya untukku.

Acara PELANTIKAN ini LUMAYAN LAMA, karena yang dilantik 124 dokter baru. Banyak ya? Semakin ramai saja yang menjadi DOKTER. Smoga dengan banyaknya DOKTER, pelayanan kesehatan dimasyarakat semakin membaik. Semoga semua LAPISAN MASYARAKAT bisa mendapatkan PELAYANAN KESEHATAN dengan MERATA, tanpa memandang bulu, sesuai dengan SUMPAH HIPOKRATES.

Ketika aku melafalkan sumpah itu, seluruh BADANKU merinding, akhirnya AKU TEGAK disini, berdiri menjadi DIRIKU SENDIRI dengan gelar yang aku KEJAR.

Demi Tuhan Yang Maha Esa, saya berjanji bahwa :

Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan,
Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan bersusila, sesuai martanat perkerjaan saya sebagai dokter,
Saya akan menjalankan tugas saya dengan mengutamakan kepentingan masyarakat,
Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan,
Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan penderita…

Maaa…kita BERHASIL! Mimpi kita terwujud… Papa, makasih banyak untuk semua hal yang sudah papa buat, sampai Dinar bisa berdiri disini.

Ada keharuan yang menyelinap di NURANIku ketika aku selesai melafalkan SUMPAH DOKTER. Aku seeperti menginngat semua perjalanan PANJANGKU menuju HARI INI. Seluruh hari demi hari yang aku perjuangkan. Mulai dari Pre_Klinik sampai KOASS. Begitu banyak kenangan yang tidak mungkin TERHAPUS! Bagaimana menyenangkannya MASA KOASS. Bertemu dengan begitu banyak teman yang baru, menemui berbagai MACAM KARAKTER KONSULEN. Itu sebuah PEMBELAJARAN!

Setelah, acara PELANTIKAN ini selesai. Aku melihat MAMA berjalan ke arahku. MAMA datang dan MENCIUM KENINGKU. Mamaku KEMBALI disini! Mama memelukku dan MENANGIS! Berkali - kali dia menciumku. Dan aku mendengar kata itu…

"Mama bangga sama DINAR! Akhirnnya, MIMPI mama terwujud! Mama bangga sama KAKA." ucapnya terbata

Aku memeluknya dan menangis. Inilah saat itu, mungkin untuk semua orang ini berlebihan, namun…aku tidak peduli, karena MAMAKU bisa HADIR dan KEMBALI dengan MEMORYnya! Aku pikir, aku sudah kehilangan dia. Setidaknya, sebelum segalanya menjadi lebih buruk…dia sempat menghadiri HARI INI. Dia sempat menikmati, putrinya MENJADI SEORANG DOKTER. Dia ada disini, dengan JIWA dan MEMORY yang utuh! Walaupun mungkin esok dia akan hilang dibalik kabut, setidaknya HARI INI, aku mendengar NADA BANGGA didalam SUARA ITU. Suara yang selalu mengingatkanku, APA YANG AKU PERJUANGKAN! Suara yang selalu MENYEMANGATIku, saat aku DOWN oleh banyak TUGAS. Dia selalu ada MENDAMPINGIKU, melewati semua hal. Aku berdiri disini, KARNA MAMA MENCINTAIKU! Aku tidak mungkin sampai SEJAUH INI, kalau BUKAN KARENA MAMA yang BERJUANG.

Lama aku memeluknya. Salsa dan RIO datang, mereka menciumku. Ini saat paling indah dalam HIDUPKU. Semua orang yang MENCINTAIKU ada disini. Berdiri dan MENYAKSIKAN KEMENANGANKU. Mereka ada disini untuk MELIHAT bahwa MIMPI seorang ANAK KECIL itu telah MEWUJUD NYATA!

"kaka, selamat yaaa! Salsa bangga banget sama kaka! DOKTER!" ucapnya dengan mata yang berkaca-kaca
"Hai, DOK! Selamat ya,ka…. Setelah semua yang kaka lewatin, buat RIO…kaka adlaah yang TERBAIK!"
Mereka berdua memelukku.

Bisakah waktu berhenti sekejap saja!
Agar HARI INI menjadi ABADI…
Aku tidak mau ini KENANG, aku ingin hidup terus DIHARI INI…
Karna mungkin setelah saat ini, AKU TIDAK AKAN PERNAH menemukan MAMA LAGI.

*****************************************************************************************************************

Malam ini, kami mengadakan IBADAH PENGUCAPAN SYUKUR. Kau tau, mama yang menyuruh kita mengadakan itu. Dan,a ku bersyukur bahwa mama masih STABIL sampai MALAM. Mama menjadi mama yang AKU KENAL dulu. Salsa dan Rio juga sangat antusias melihat ini. Kami semua sangat bergembira.

Aku tidak bisa mengucapkan apapun…SELAIN berterima kasih untuk YESUS. Dia yang MEMUNGKIN semua hal YANG aku rasa MUSTAHIL, bisa TERJADI! Aku selalu mempercayai KEAJAIBAN sebuah IMAN. Iman menghadirkan PENGHARAPAN akan MASA DEPAN. Dan PENGHARAPAN membuat KETEGARAN menjadi salah satu hal yang INDAH. Setelah semua hal yang aku lalui beberapa bulan terakhir ini, aku TAU TUHAN selalu PUNYA RENCANA. Setiap habis hujan, pasti ADA PELANGI, iyakan? Tuhan mendengar DOAKU, dia MENGEMBALIKAN MAMA hari ini. Ini adalah KADO terindah untukku. Dia membawa kembali ORANG YANG PALING aku HORMATI dan CINTAI.

Terima kasih YESUS! Telah mengajarkan aku, UNTUK TEGAR! Dan tidak membiarkan KEPUTUS ASAAN melingkupiku..
Makasih telah menghadirkan MAMA!

"Dinar, mama senang sekali hari ini. Papa pasti bangga disana. Terima kasih sudah menjadi contoh untuk Salsa dan Rio. Mama sayang banget sama DINAR. Suatu hari nanti, kalau mama sudah tidak disini. Mama hanya ingin DINAR tau, bahwa CINTA mama akan selalu MELEKAT di kalian. Mama tidak pernah berenti berdoa agar TUHAN memberikan yang terbaik untuk anak-anak mama."
Aku memelukknya. Aku menyandarkan kepalaku dibahunya.
"Dinar juga sayaaaaang banget sama mama. Dinar mau mama teetap disini. Mama selalu dengan kita. Dinar belom kuat untuk sendirian."
"Suatu waktu nanti, dinar harus menggantikan papa dan mama. Dinar harus berdiri dan mengambil peran itu. Masih ada salsa dan rio yang membutuhkan dinar. Ingat sayang, mama tidak selamanya ada. Tugas mama hampir selesai. Kalau mama tidak ada lagi, jangan lupa salsa dan rio. Kalian bertiga harus saling menguatkan. Dan, jangan tinggalkan TUHAN, dinar!"
"Maaaaa, makasih untuk hari ini. Makasih mama udah ada disini. Makasih banyak,ma"
"Maamaa, akan selalu temanin dinar. Bahkan disaat dinar tidak menyadari itu. Mama selalu ada."
Aku memeluknya. Semoga ini bukan pelukan yang terakhir.


PESTA telah USAI! Aku berdiri sendiri di teras belakang, menatap keindahan malam ini… tersenyum membayangkan betapa bahagianya hari ini.
"Jangan gerak, ntar ga romantis!" ucap DEWA. Dia memelukku dari belakang.
"Lo belom balik?"
"Ada yang belom gue selesaiin."
Aku menyandarkan kepalaku didadanya.
"Gue seneng banget,wa. Hari ini SEMPURNA buat gue. Mama kembali menjadi dirinya yang gue kenal."
"Gue seneng banget ngeliat lo bahagia."
"Makasih ya,wa. Lo udah nemeniin gue selama ini. Gue bahkan ga tau, harus bilang apa,"
"I love you, Mrs Batman!"
Aku tertawa mendengarnya. Dia masih memelukku.

"Kenapa lo baru bilang hari ini? Dan kenapa harus Mrs.BATMAN? Gue wonderwoman, tau!" candaku
"Beraninya baru hari ini. Lo emang wonderwoman. Cuman, semua wonderwoman butuh tempat bersandar,nar. Dan ggue mau, lo bersandar di gue. Kenapa Mrs. Batman? Karena gue BATMAN! Dan menikah dengan BATMAN membuat nama lo, MENJADI Mrs. BATMAN kan? Itu GRAFITY yang gue buat."
"Kenapa harus gue,wa? Masih banyak cewe lain! Pramugarikan cantik-cantik?"
"Ga tau, gue suka aja sama lo. Gue ga tau, apa yang gue suka dari lo. Hanya aja, setiap kali gue liat lo, gue selalu deg-degan ga jelas. Dan belum ada cewe yang bisa buat gue SALAH TINGKAH selain lo."
"Waaa…makasih ya untuk semuanya. Untuk kesabaran lo. Untuk perhatian lo ke adik-adik gue dan mama. Makasih ya. Dengan lo, gue rasa gue nemuin PAPA. Lo sama kayak PAPA. Lo selalu bisa diandalin."
"Gue cinta sama lo,DOK! Dan sampai kapanpun, hanya gue tempat lo bersandar. Lo ga perlu takut, kita akan sama-sama rawat mama dan jagain salsa sama rio. Ini janji gue buat lo,dinar. Bahwa gue ga akan nyerah untuk LO! Gue akan tetap meluk lo dan berdiri didepan lo. Kita akan hadapin semuanya sama-sama. Percayakan sama gue?"
"Lo tau ga sih,wa? Lo adalah pelangi yang Tuhan kasih, setelah UJAN yang lama. Dan gue bersyukur bahwa gue nemuin lo."
"Dinar, Tuhan tidak pernah terlambat, dia punya WAKTU yang BAIK untuk semua hal. Dan, buat gue…lo adalah RUMAH tempat gue pulang. Kemanapun gue terbang, gue tau…gue punya RUMAH."
Aku tersenyum mendengarnya.

"Waaa, gue belom siap married!"
"Gue juga, gue akan tunggu waktu dimana MAMA yang akan nyerahin lo buat gue. Gue percaya suatu hari nanti, MAMA akan bilang ke gue "NIKAHIN DINAR", saat itu kita menikah."
"…."
"Sekarang, gue cuman mau jalanin ini semua dengan santai. Kita PACARANkan?"
Aku mengangguk. Dia mengecup kepalaku.

Ketika aku mau balik. Dia menahanku.

"Jangan balik. Gue masih pengen meluk lo seperti ini. Karna hari ini, lo cuek banget sama gue. Lo cium semua orang, bilang makasih untuk semuanya. Tapi buat gue? Lo hanya senyum. Gue iri sama mereka."
"Gue emang senyum ke banyak orang. Tapi bukan mereka yang GUE SAYANG! Mereka ga bisa buat gue takut kehilangan seperti BATMAN."
Dia tertawa.

Aku mengantarnya sampai teras.

"Udah masuk sana. Udah malam."
"Gapapa,wa. Gue pengen nganterin lo."
"Besok mama dibawa pulang?"
"lusa aja ya? Gue masih pengen mama disini."
"Sip. Ya udah, nite. Take care ya. Besok gue datang."
Dia balik dan mencium keningku. Kemudian di berbisik "I love you, Mrs.Batman!"

Aku masih mengamati tingkahnya. Melihatnya menyalakan mesin mobilnya. Dan, ketika dia melambai, entah kenapa HATIKU mengatakan "DIALAH PELANGI itu!" pelangi yang TUHAN sediakan untuk HIDUPKU! PELANGI yang akan menghiasi kabut HIDUPKU. Ya dialah, PELANGI itu.

Aku berharap DIALAH yang BERJALAN bersamaku ke ALTAR itu.

Tuhan selalu TEPAT waktu, dia tidak pernah terlambat,
Ketika dia MEMBERIKAN COBAAN, dia juga MEMBERIKAN KESUKAAN!
Dia mendengar keluh kesah dan airmata yang mengalir…

Terima kasih TUHAN, untuk HARI yang SPESIAL ini,
Aku menemukan MAMAKU dan mendapatkan CINTAKU!

*************************the end*****************************

 Nb : jangan TAKUT sebab YESUS ada! Jangan BIMBANG sebab ROH KUDUS beserta!
Apa yang kamu minta dalam nama-KU, kamu pasti mendapatkan!

Dedicated : untuk semua orang yang TEGAR menjalani HIDUPNYA, ketika badai datang menerpa…
BERDIRILAH TEGUH, sebab KAU MEMILIKI TUHAN yang HEBAT



Benyada Remals “dyzcabz”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...