Biarkan dia tumbuh,jean…
Monday, March 14, 2011
1:50 AM
Bagaimana mungkin, kau mampu membagi 2 kue
pengantin, tanpa merusak HIASANNYA?
Bagaimana bisa kau membagi donat menjadi 2
bagian, dengan adil…
Dengan coklat yang SAMA BANYAK didalamnya?
Bagaimana caranya kau membagi bulan untuk 2
dunia? Jika porosnya hanya satu?
Bagaimana bisa…
Kamu berada didua tempat sekaligus?
Jangan memaksa, jika tak berakhir
dengannya…
I want you to know
It doesn’t matter where we take this road
SOMEONES GOTTA GO!!!!
**************************************************************************************************************
Ketika cerita ini aku mulai,
Aku ingin kalian tau, aku adalah SEORANG
ANAK TUNGGAL, dan buatku apapun yang aku inginkan HARUS AKU DAPATKAN!
Aku tidak perduli… aku akan membuat segala
hal itu menjadi sangat mungkin untukku. APAPUN ITU!!!!
Ketika aku belajar tentang CINTA, aku tau
satu hal…
ITU TIDAK MUNGKIN bisa DIBELI dengan
uang!!! Kau bisa membeli RAGANYA, tapi tidak hatinya…
Aku tau benar hal itu, namun belum memahami
hal itu dengan baik!!!
Bagiku mencintai Alza adalah candu! Dia
adalah pacar ke-2 ku, setelah aku menyendiri cukup lama. Alza menjadikanku
seorang putri, sama seperti mama dan papa memperlakukanku. Aku tidak memahami
sisi lain dari cinta,yang aku tau…cinta itu indah terutama saat aku sedang
bersama Alza. Aku tidak perduli apapun. Bagiku duniaku hanya ada AKU dan ALZA.
Semua orang pasti menyangka aku terlalu
berlebihan! Ya memang, dan menurutku tidak masalahkan? Toh, aku yang merasakan
cinta ini bukan merekakan??? Jadi aku tidak perlu terlalu repotkan untuk
mendengarkan ocehan bodoh dari gadis-gadis menyedihkan yang malam minggunya
hanya duduk didepan tv sambil bermimpi tentang pangeran mereka!!!! Aku tau
semua hanya iri karena hidupku yang sangat sempurna. Aku tidak bilang bahwa
Alza ganteng, dia biasa saja. Dia bahkan tidak termasuk dalam kriteria yang
selalu diagungkan oleh banyak wanita. Mungkin salah satu kriteria pastinya DIA
KAYA! Lalu kenapa? Keluarga ku juga berada!!! Ayahku juga kaya, dia seorang
duta besar mesir untuk indonesia, dan ibuku seorang aktivis perempuan.
Tapi kenapa aku mencintai ALZA, karena
perhatiannya dan kesederhanaannya. Hanya itu saja. Dengan Alza, makan kacang
rebus sambil menikmati jakarta malam hari terasa begitu romantis. Padahal itu
bukan makanan kelas mewahkan? Alza mengajarkan padaku untuk berhemat. Kami
berdua lebih sering duduk dan minum diwarung kopi pinggir jalan. Alza berbeda
dari cowo kebanyakan. Dia suka menulis tentang banyak hal. Dia pintar. Dia
sangat apa adanya. Kau psati nyaman berada disampingnya. Karna dia punya 1001
bahan obrolan yang memancingmu tertawa atau berbicara.
Bersama Alza duniaku bukan hanya
hitam-putih. Tapi berwarna, aku merasakan up-down sebuah hubungan. Disaat ego
kami beradu, atau disaat kekerasanku membentur harga dirinya, dan cinta kami
tidak cukup kuat untuk meredamnya. Atau saat, EGOku sebagai PACARNYA merasa
bahwa akulah pusat dunianya, dan aku tidak mau mengerti dunianya. Kadang, aku
menangis untuk beberapa hal yang belum aku pahami dari dia. Dan,diapun kadang
menyerah untuk sifat kekanak-kanakkanku yang MEMBUATNYA HANYA BISA MENGURUT
DADA. Namun, hubungan ini tetap bertahan.
Aku suka ALZA karna dia selalu terbuka
tentang apa saja yang dia tidak suka dariku. Walaupun untuk kejujurannya itu
terkadang ADA GEMPA kecil pada hubungan ini. Kejujuran menyakitkan,bukan?
Lagipula, sebagai wanita…aku rasa harga dirimu sedikit terSUNGGING jika pacarmu
memuji orang lainkan? Atau menilaimu dari sudut pandang CEWE LAIN??? Itu
memuakkan…
Baiklah…dari tadi,aku menceritakan
sinopsisnya ya?
Belum berkenalan dengan ALZIARA DERANDIA
YERUSALEM, nama yang anehkan??? Hahahahahahahahhaahhaaa…. (*tapi dia sangat
MENYENANGKAN!!!)
"Pagiiiiiiiiiiiiii….."sapaku sambil
mengecup pipinya
"Ceria amat,ada apa sih?"
tanyanya penasaran
"4 hari lagikan aniversarry
kitaaa,zaaaa…."
"Masa?"
"Hmmm…lupakan???"
"Yang ke-5?"
"GA!!!! 100!!!!!!!" ucapku
pura-pura ngambek
Dia
mencubit pinggangku. Membuatku tergelak.
"Tadi aku buatin makaroni. Mau aku
suap?"
Dia mengangguk.
Aku mencintai Alza itu kenyataan yang tidak
mungkin diubah oleh siapapun!!!!!
Aku memilikinya…
**********************************************************************************************************************
5 tahun pacaran, aku sudah mengenal
ayah-ibu Alza dengan baik, bahkan aku sering terlibat langsung dalam setiap
acara yang diadakan oleh ekluarga mereka. Itu membuatku menentukan bahwa
pencarianku telah usai. Aku akan berlabuh pada dermaga indah bernama ALZA. Kami
berdua sudah memutuskan untuk melanjutkan hubungan ini ke jenjang yang lebih
tinggi. Namun, untuk sampai ke arah pernikahan masih kabur… belum terlihat,
hanya saja arahnya pasti kesana.
Cinta itu seharusnya indah!!!
Jadi kalau tidak indah bukan cinta?
Saat TIDAK INDAH PUN aku berharap, NAMANYA
tetap CINTA…
Hari ini, keluarga besarnya mengadakan
rapat keluarga entah untuk apa. Bahkan dia membatalkan acara makan malam kami.
Dia bilang papanya meminta semuanya untuk hadir disana. Aku mengalah. Toh,
selama ini dia juga selalu mengalah untuk semua keinginanku. Jadi tidak ada
salahnyakan jika kali ini aku yang mengalah untuk dia.
Jam 00.30
Aku heran, kenapa dia masih belum
menganggkat teleponku! Padahal ini sudah cukup larut untuk hitungan adanya
acara rapat keluarga. Tapi dia tetap tidak menganggkat teleponku ataupun
membalas smsku. Apa sealot itu rapat keluarganya? Atau adakah masalah serius???
Benarkah masalah itu memakan waktu yang cukup lama??? Aku hanya ingin tau
keadaannya…
Jam 02.00
Masih tidak ada jawaban! Aku mulai jengkel.
Alza bukan tipe orang yang cuek dengan hp-nya, dia sangat ADDICTED dengan benda
mungil itu, kecuali saaat dia bersamaku. Dia akan mengabaikan apapun itu. Kan
aku adalah PUSAT PERHATIANNYA.
Aku menyerah pada rasa kantukku, aku hanya
mengirimkan sms "miss you,so bad… everything's ok???"
**********************************************************************************************************************
Ayah Alza masih tertunduk sebelum memulai
pembicaraan. Mungkin dia juga bingung mau memulai ini dari mana. Ibunya
menggenggam tangannya seolah memberi kekuatan. Alza dan kakaknya saling
menatap. Untuk keluarga yang cukup sibuk seperti mereka cukup jarang
ayah-ibunya memaksa mereka semua untuk dikumpulin dan mengadakan rapat
keluarga.
"Papa,punya berita buruk."
Semua
terdiam.
"Papa belum pernah minta apapun dari
kalian kan?"
"Ini ada apa sih,pa?" tanya Alea
adik bungsu Alza penasaran.
"Dulu, papa punya teman baik, namanya
Om Yafet. Dulu sekali, papa berutang sama mereka. Dia sahabat papa. Sekarang,
papa ingin membantu dia"
"Pa, ga usah muter-muter deh, ada
apaan sih?"
"Anak perempuannya cacat. Dan,kemaren
papa jenguk dia dirumah sakit. Permintaan terakhir dia sama papa itu, cariin
jodoh buat anaknya. Dia kena kanker usus. Dan dia ingin sekali melihat
pernikahan putrinya."
"Trus, hubungannya sama kita?"
tanya Anita, kakak Alza.
Ayah nya menghela nafas sebentar. Dia
menatap kearah Alza. Sejenak perasaan Alza bergolak… jangan bilang…
"Alza,,,papa minta,,,tolong… penuhi
impian Om Yafet."
"Papa gila ya? Papa tega banget
ngorbanin perasaan aku. Papa taukan aku sama Jean pacaran udah 5 tahun!!!!!
Trus? Aku harus ngorbanin itu semua untuk utang budi papa sama keluarga itu?
Menikah sama perempuan cacat yang bahkan
aku ga kenal?" ucap Alza dingin
"Papa tau perasaan kamu. Papa tidak
akan memaksa, AL. ini terserah, papa tidak akan melimpahkan tanggung jawab
apapun untuk kamu."
"Alzaa,mama mengerti. Hanya saja,
berkat Om Yafet, mama bisa bertahan dengan ginjalnya. Dia yang mendonorkan
ginjalnya buat mama. Disaat dokter bilang bahwa satu lagi ginjal mama harus
diangkat, karena kanker yang mama derita sudah mengenai yang satu lagi."
"Kenapa mama bisa tau kalo dia yang
kasih? Bukannya biasanya dirahasiain ya?" tanya Alya, adik Alsa no-3.
"Cerita itu terlalu panjang. Papa,
tidak memaksamu. Papa hanya meminta pengertianmu"
"kenapa harus Alza,pa? kenapa Mas
Gilang? Atau mas Rambu? Kenapa hanya Alza?"
"Karna KAMU ANAK PAPA… dan ZILLA
menyukaimu!"
**************************************************************************************************************
Tidak ada BOOM yang bisa menghancurkanku
seperti hari ini, saat ini dan detik ini…
Didepanku berdiri seorang laki-laki yang
aku cintai,
Memintaku untuk MELEPASNYA!
"Ke--na--pa?" tanyaku terbata
"Kita ga jodoh mungkin..."
"ALZA!!!!! 5 tahun yang lalu, kamu
yang minta aku untuk bertahan…. Kamu bilang kita akan berakhir di
pernikahankan?"
"jean…aku "
Aku
menangis dan terus menangis. Inikah akhir kisahku? Diputuskan tiba-tiba?
Beginikah caranya memutuskanku?
"Jean…"
"AKU GA AKAN MAU LEPASIN
KAMU!!!!!!!!!" teriakku.
"Jean,tolong mengerti..."
"KAMU MINTA AKU NGERTI? PERNAH RASAIN
JADI AKU? Pernah???"
"Jean, aku juga ga mau kayak gini!
Tapi, ini maunya papa"
"OOH…jadi papamu lebih penting dari
aku? Kamu udah dewasa,Al!!! Kamu punya keputusan sendiri atas dirimu! Kamu
punya hak untuk memilih..."
"Tapi, aku juga punya
kewajibankan?"
"KENAPA? Papa kamu ga suka sama
aku?"
"BUKAN, papa…jodohin aku"
"jo--do--hin? Kamu? Sama?"
"Anak temennya."
"Apa dia lebih cantik dari aku? Sampai
kamu mau dengan dia?"
"Jean…kamu taukan, aku sayang kamu
bukan hanya karna hal itu. Aku belum ketemu sama dia, kata papa dia
cacat..."
"CACAT??? Kamu mau menghabiskan sisa
hidupmu dengan perempuan cacat?"
"Jean…cukup. Kamu bahkan belum liat
dia."
"BODO!!!! Tapi dia mau merebutmu dari
aku!!!!"
"Bukan salah dia, papanya yang mau aku
menikah dengan dia."
"DAN kamu ga perjuangin kita? Kamu
nyerah pada keadaan bodoh ini? Kamu merasa aku layak mendapat semua ini? Kamu
ga ngerti gimana hacurnya aku???"
"Jean…bisa ga kamu tenang
dulu..."
"AKU BAHKAN GA BISA MIKIR!!!"
"Kamu cantik, kamu bisa mendapatkan
cowo manapun."
"AKU MAU KAMU!!! Aku ga butuh cowo
manapun..."
Aku mau kamu!!!! Dan aku akan buktikan itu!
Bahwa siapapun tidak bisa mengambil KAMU dari AKU! Cinta yang aku kenal HANYA
satu, bahwa CINTA harus MEMILIKI!!!! Aku tidak pernah mengenal kata tidak bisa!
Apa yang menjadi MILIKKU, tidak bisa diambil oleh siapapun!!!! Aku yang pertama
menemukannya, dan akulah TAKDIRNYA!!!!
Aku bertekad untuk menunggunya KEMBALI. Toh
gadis itu cacatkan? Dia tidak sempurna seperti aku kan? Jadi? Aku tidak perlu
merasa bersaingkan? Karna dalam hal FISIK pasti aku diatas segalanya!
Obsesi GILAku, membuatku MENJELMA sebagai
SEORANG MONSTER!!!!
*******************************************************************************************************************
Hari ini, aku dan ALZA akan menemui
PEREMPUAN GATAL itu! Perempuan tidak tau diri yang mau merebut ALZA dari aku.
Pokoknya, aku akan membuat dia sadar BAHWA DIA TIDAK PANTAS untuk ALZA!!!! Aku
tidak akan kalah dalam hal apapun! Dan untuk siapapun! Dia harus tau, siapa
yang pantas mendapatkan ALZA. Dia harus sadar, bahwa dia tidak mungkin
menggeser posisiku dihati ALZA.5 tahun bukan waktu sebentar. Bukan main-main. 5
tahun itu waktu yang lama. Aku jatuh bangun mempertahankan hubungan ini. Alza
adalah alasan mengapa aku berusaha menjadi seorang WANITA DEWASA!!! Wanita yang
mampu menekan EGOnya untuk orang yang dia sayangi. Wanita yang berpikir untuk
masa depan HUBUNGAN ini, bukan hanya EGONYA! Aku berusaha menekan semua itu,
dan sekarang ada seorang cewe yang seenaknya mau masuk? Lo pikir lo siapa?
Benalu bagaimanapun bagusnya dia…DIA TETAP harus DIMUSNAHKAN!
Alza berusaha menenangkanku yang sedari
tadi GUSAR dan BETE. Kami berdua memang berjanji untuk bertemu dengannya.
"Mana sih! Lama banget tau ga! Apa dia
ga mau datang?"
"tenang dulu,yang. Dia pasti datang,
papa udah bilang kok. Dia mau datang dan ketemuan. Mungkin dia lagi dalam
perjaalanan kesini."
Heh! Jangan-jangan dia lama karna dandan
dulu, biar ga salah saingan sama aku! Ga mungkin bis! Jangan mimpi!
Sejenak, ALZA menepuk pundakku dan
melayangkan PANDANGANNYA kearah pintu masuk. Disana duduk seorang wanita dengan
BALUTAN SEDERHANA diatas sebuah kursi roda. Dia memakai baju terusan berwarna
biru tua, dia tidak secantik yang aku bayangkan. Dia malah terlalu sederhana.
Dia tidak berdandan seperti yang aku perkirakan. Dia tampil apa adanya. Dia
melambai kearah ALZA. Satu hal yang tidak bisa kubantah, tatapan MATANYA yang
LEMBUT itu, sanggup merontokkan hati siapapun!!!
Alza segera membantunya untuk duduk didekat
kami. Dia memperkenalkan dirinya padaku. Aku hanya terdiam menatapnya.
"Hi,Zill… dari rumah?" tanya Alza
berbasa-basi
"Ngga, dari rumah singgah."
jawabnya dengan nada LEMBUT dan ANGGUN
"Zill, kenalin ini Jeanne, dia
pacarku."
Dia mengulurkan tangannya, namun aku tidak
menyambut uluran tangan yang bersahabat itu. Dia musuhku! Bagaimanapun
terpesonannya aku dengan KEANGGUNANNYA, dia tetap MUSUHKU! Bagaimanapun IBANYA
perasaanku, dia tetap RIVALku. Dan tempat seorang MUSUH adalah dibenci dan
dihindari.
"Pacarmu cantik,Al"
"Makasih"
"ga perlu basa-basi!" umpatku
jengkel
Alza merangkulku. Namun, entah
mengapa…justru aku merasa KALAH dengan sikapku yang kekanak-kanakkan tadi.
Justru sikapnya sangat dewasa.
"saia kesini untuk membicarakan
tentang PERJODOHAN itu." ucap ALZA, berusaha sehati-hati mungkin
"Aku ngerti. Sebenarnya, ini hal yang
bodoh,za. Apalagi kamu udah punya pacar. Aku tidak mau siapapun tersakiti"
Sok banget sih! Sok suci!!!! Padahal
sebentar lagi lo bakalan ngerebut COWO GUE! Dasaaar MUNAFIK!
Dia tersenyum menatapku. "Siapapun
tidak ingin MILIKNYA terbagi dengan orang lain. Aku mengerti itu, Jean"
"Iya! Dan Alza miliku! Tidak boleh
terbagi dengan siapapun." bentakku jengkel
Dia menggenggam tanganku dengan lembut.
Dia menggenggam tanganku dengan lembut.
"Aku hanya meminjam Alza sebentar
saja. Sampai Tuhan memanggil papa. Sebentar saja, Jean. Aku mohon. Bukan
untukku. Tapi untuk papaku." ucapnya setengah memohon
"Alza bukan barang! Dia manusia. Dan
aku tidak mau membaginya dengan siapapun! Kenapa harus berbohong?"
"Karna Papa tidak punya banyak waktu
untuk menantikan CALON MEMPELAI yang memang tidak pernah ada,jean. Menurutmu
siapa laki-laki yang mau berbaik hati untuk melamar perempuan cacat seperti
aku? Tidak ada,Jean. Makanya, Papa meminta belas kasihan Alza untukku. Dan,
sekarang aku meminta BELAS KASIHANmu untuk AKU,Jean. Tolong, aku mohon…kau mau
meminjamkan ALZA sebentar saja. Setelah PAPA meninggal AKU BERSUMPAH aku akan
MENGEMBALIKAN ALZA." ucapnya sedih
Aku terdiam menatapnya. Tegakah aku tidak
mengambulkannya? Meskipun yang dia minta adalah kekasihku. ALZAKU! Orang yang
aku cintai! Bisakah aku menolak permintaan RIVALKU? Aah…rivalkah dia? Kenapa
aku masih meganggapnya rival? Bahkan dia sudah memohon untuk hal ini? MANUSIA
BERHATIKAH aku ini?
Alza menatapku. Dia juga termenung
menatapku. Sesaat semuanya sepi… kami tenggelam dalam pikiran masing-masing.
Tidak tau apa yang mesti dan harus dikatakan lagi. Dan aku hanya bisa
mematung...
"Bagaimana caranya lo bisa
mengembalikan ALZA jika kalian sudah menikah?"
"Kita akan bercerai setelah papa
meninggal. Waktunya tidak banyak lagi,Jean. Dokter bilang, kanker usus papa
sudah stadium terakhir. Karna itu aku mohon belas kasihan KALIAN BERDUA. Aku
janji, aku tidak akan merebut ALZA. Aku paham, siapa aku,Jean. Aku hanya ingin
papa meninggal dalam tenang, karna dia tau sudah ada yang menjaga ku."
Tempatkan kau diposisinya Jeanne dan rasakan
apa yang dia ALAMI! Tidakkah kau memiliki rasa kasihan? Lakukan ini demi
kemanusiaan! Obsesimu telah membutakan MATA HATIMU,jean? Tidakkah kau liat
perempuan didepanmu telah memohon padamu? Tidak kau liat betapa sakitnya dia?
Sebentar lagi dia akan kehilangan AYAHNYA. Satu-satunya orang yang dia miliki.
Tidakkah hatimu tersentuh? Tidakkah nuranimu bermain? Bukankah dia berjanji akan mengembalikan
ALZA? Iyakan? Lalu apa lagi yang kau tunggu? Apalagi...? Begitu besarkah EGOMU?
"Apa gue bisa percaya sama lo? Sulit
rasanya bagi seorang perempuan untuk TIDAK MENCINTAI ALZA."
"Aku akan melakukannya. Aku tidak akan
mencintai ALZA. Dia bukan milikku. Aku mengerti dimana posisiku. Aku hanyalah
PEMINJAM. Iyakan?"
"..."
"jean…aku mohon. Aku tau, Alza tidak
akan mau jika kau tidak mengijinkannya. Jean…aku mohon. Jika aku bisa berlutut,
aku akan melakukannya. Lakukan ini demi rasa KEMANUSIAANmu untuk seorang
perempuan CACAT ini, dan ayahnya yang sedang SEKARAT. Aku mohon."
Tapi…yang kau pinjam itu HATIKU! Kekasihku!
CINTAKU! Mungkinkah kau mengembalikannya TEPAT pada waktunya? Mungkinkah
situasinya tetap sama? Mungkinkah…????
Aku menarik nafasku, panjang dan dalam…
"Baik… Lo boleh pinjam Alza. Dengan
satu syarat, kau harus mengembalikannya TEPAT WAKTU!"
Dan aku berbalik meninggalkannya.
*******************************************************************************************************************
"Lo gilaaa??????" teriak Dizza,
teman baikku.
"Kenapa?"
"Lo minjemin COWO lo? Lo kira ALZA
barang pinjeman,jean?"
Aku hanya terdiam disudut kamar. Entah
mengapa, terasa SESAK didadaku. Aku tidak ikhlas membiarkan ALZA dengan
perempuan itu. Namun,
Apakah aku setega itu? Toh, aku
yakin…perempuan itu tidak akan membuat ALZA jatuh cinta! ALZA itu milikki dan
dia hanya mencintaiku. Tidak ada cinta manapun yang mampu merusaknya. Tidak
ada! Tidak ada!
"Terus, lo bakalan ngerusak rumah
tangga orang?" celetuk Aldo tiba-tiba
"Maksud lo?" ucapky tersinggung
"Iya, lo hanya minjeminkan? Tapi
mereka udah MARRIEDkan? Apa bedanya dengan ngerusak rumah tangga orang?"
"ALZA milik gue,monyet! Dan ga ada
yang boleh ngegantiin gue!" makiku sebal
"gue ngerti,jean! Tapi emang
orang-orang diluar sana ngerti? Lo tau kan, mereka mempercayai apa yang mereka
liat." debat ALDO
"gue ga perduli dengan omongan ORANG
LUAR. Perempuan itu sudah janji dia akan kembaliin ALZA!"
Aldo tertawa mengejekku. Dizza hanya
terdiam.
"dasar tolol! Lo ngerti ga, cinta itu
bisa tumbuh karena SERING BERSAMA! Dan menurut lo, lo bisa tentuin kapan
bokapnya meninggal? Lo bisa? Kalo ternyata bokapnya dikasih umur panjang? Terus
apa kabarnya dengan janji itu? Jean…you totally idiot!" ucap ALDO sinis
"..."
"Jean, udahlah… pasrahin aja sama
Tuhan. Mungkin ada hikmah dibalik ini semua. Lo ga usah dengerin omongan
Aldo"
"Nggaaa…aldo bener! Gimana kalo Tuhan
ga ambil nyawa bokapnya? Lalu gue harus nunggu sampe berapa lama? Dan dengan
seiring waktu, semuanya akan berbalik. Tapi…gue lakuin ini…karna gue
kasihan… kenapa sih harus gue sama ALZA
yang alamin ini? Kenapa sih??" isakku pelan
Dizza memelukku.
"Bagaimanapun ceritanya, Lo ga bisa
seenaknya mengambil suami orang,jean! Ketika semua ya udah jadi hal milik,
cerita itu akan terbalik… LO akan dihujat karena menjadi perebut suami orang.
Deal?" tambah Aldo
Dizza mencubitnya.
"DO, diem deh! Jangan bicara hal-hal
yang tolol deh."
"Jeane itu harus disadarin dari
sekarang! Apa yang mungkin dia hadapin kedepannya,diz! This is REAL LIFE…and
SHOW MUST GO ON! "
Aku menghapus air mataku. Aku tidak boleh
menangis. Janji adalah janji, dia harus menepatinya. Jika dia tidak
menepatinya, aku akan menagihnya! Tidak ada yang boleh mengambil apa yang aku
punya! Dan aku akan mempertahankan apa yang aku PUNYA!!!!
Cinta yang aku kenal hanya ada 1 tipe :
CINTA yang HARUS MEMILIKI!
***************************************************************************************************************
Hari yang menyakitkan itu TIBA…
PERNIKAHAN ALZA dan PEREMPUAN CACAT itu! Alza
memintaku untuk tidak datang. Dia tau aku tersakiti, seharusnya AKU yang berada
disampingnya. Namun aku tidak mau larut dalam kesedihan. Dunia tidak boleh tau
bahwa aku SEDIH dan HANCUR. Toh inikan hanya sebuah perjanjian! Aku hanya
berkoban sebentar saja untuk mendapatkan apa yang aku punya! Jadi aku harus
hadir, agar PEREMPUAN itu paham bahwa AKU TIDAK AKAN MENGALAH untuk KEMBALI
MENDAPATKAN apa YANG AKU PUNYA!
Begitu banyak SMS dan TELPON yang masuk
untukku. Mereka semua menguatkan aku. Mereka adalah teman-teman baikku yang tau
betul bagaimana aku dan ALZA menjalani hubungan kami. Mereka selalu ada disaat
aku dan ALZA butuh dukungan. Mereka selalu menasehati kami saat ego kami
beradu. Mereka adalah orang-orang terbaik yang aku punya.
Sempat berpikir apakah aku kuat untuk
berdiri disana? Ditengah RATUSAN TATAPAN iba yang ku benci! Ditengah alunan
lagu-lagu pernikahan yang menikam pas dijantungku? Apakah kakiku tetap kuat
untuk menopang badanku? Ataukah KUATKAH HATIKU melewatinya? Mampukah mataku tidak
meneteskan airnya? Aku seharusnya yang berdiri dipelaminan itu, BUKAN DIA! Aku
yang seharusnya ADA DI SAMPING ALZA, setelah 5 tahun kami melewati masa-masa UP
dan DOWN! Aku lah RATUNYA, namun hari ini… aku hanya berdiri sebagai PENONTON.
Karena peran utama wanitanya sudah ditempati.
Ini hanya perjanjian,Jean… Jangan
putus-asa, TUHAN akan mengembalikan ALZA untukku!!! Amin
Jean lupa…TUHAN memberikan YANG TERBAIK
menurut DIA, bukan menurut ukuran KITA!
Dengan menyebut NAMA TUHAN, dan menguatkan
HATI, aku turun dari mobil, dan maasuk ke dalam ACARA ini. ALDO dan DIZZA. Ada
disampingku. Mereka menyemangatiku untuk melewati HARI TERBESAR dalam HIDUPKU.
Seharusnya, ini adalah PERNIKAHANKU. Bukan dia! Hhuuupppffhhh….berat rasanya
mengakui KEKALAHANMU didepan banyak orang. Apalagi jika setiap mata yang
memandangmu SEOLAH MENGATAKAN betapa KASIANNYA dirimu! Mereka memang IBA, namun
UNTUKKU…itu SEPERTI PENGHINAAN. Bisakah mereka bersikap sewajarnya? Tanpa perlu
menyalamiku dan berkata "KUAT ya, JEAN. Tuhan punya rencana INDAH untuk
kamu." atau "SABAR yaa, sayang. Tuhan pasti menyediakan yang tebaik
untuk kalian." atau "Loooh…tante kaget deh, bukan JEAN yang nikah
dengan ALZA. Ya ampuun, sayang….KUAT ya!"
Bisakah kalian melihat ini sebagai kejadian
yang BIASA? Sebagaimanapun hebatnya kalian memberikan EMPATI dan SIMPATI kalian
BUKAN aku! Kalian tidak merasakan APA yang AKU RASAKAN hari ini dan saat ini!
Bagaimana rasanya sebagai seorang PECUNDANG yang datang membawa kekalahan TELAK
hanya demi rasa KEMANUSIAAN! Dan, tololnya…AKU HARUS TETAP TERTAWA. Aku harus
tetap BERSANDIWARA seolah-olah aku wanita paling kuat. Dan manusia PALING
TEGAR! Bisa kau katakan bagaimana jika kalian diposisi aku? Tolong, bersikaplah
biasas untukku. Ini sangat MENYAKITKAN! Aku tidak ingin kalian KASIANI, cukup
dengan MELEWATI saja atau tidak perlu menyapaku. Itu CUKUP ADILKAN? Jika kalian
mengatakan itu untukku kalian MEMETERAIKAN kekalahanku secara MUTLAK! Kalian
memamerkan bahwa aku LEMAH!
"Lo yakin? Mau salaman sama
mereka,jean?" tanya Dizza
Aku mengangguk.
Apa bedanya, datang kesini saja sudah
menghancurkanku hanya naik dan menyalami mereka TIDAK BERARTI segalanya akan
LEBIH BURUKKAN? Aku akan membuktikan BAHWA AKU KUAT! Aku kuat…sekalipun aku
harus BERJALAN dalam KEHANCURAN HATIKU, aku tetap KUAT!!!!
"Jean, harus nerima kenyataan ini,
Diz! Bahwa Alza-nya udah menikah dengan orang lain. Entah itu hanya sandiwara
TOLOL atau bukan!" bentak Aldo sengit
Aku menatapa Aldo. Entah mengapa belakangan
ini dia terdengar LEBIH SINIS! Dia selalu berada didpihak yang berlawanan
denganku. Dia seoalh mengejekku dan menghempaskanku pada dunia yang kosong.
Aldo selalu muncul dengan LOGIKA-LOGIKA bodohnya yang terkadang membuatku
berpikir kembali tentang PERJANJIAN itu.
Dizza mencubit Aldo. Namun, Aldo malah
semakin tajam menatapku.
"Ayo! Naik! Jangan
cengeng!"ucapnya sambil menarik tanganku
Airmataku hampir MELELEH, ketika ALDO
menarik tanganku. Aldo memang berada disampingku. Dizza juga. Namun, tetap saja
terasa hampa. Seharusnya mereka menyalamiku saat ini, bukan menemaniku
MENYALAMI PACARKU dan ISTRINYA! Bukan begini cerita yang aku mau. Aku menekan
tangisku dengan senyum palsu yang aku tebar dimana-mana. Bahkan mama - papa
Alza memelukku dan meminta maafku. Mamanya menangis. Dia mungkin ikut
bersimpati dengan keadaaanku. Namun, apa lagi artinya bagiku? Toh, aku sudah
menyetujui permainan konyol inikan?
"Tante, udahlah… semuanya harus
seperti ini." ucapku sambil menciumnya
"Sampai kapanpun, pintu rumah kami
akan selalu terbuka untuk Jean. Tante sudah anggap kamu sebagai anak perempuan
tante…"
Tapi aku tidak mau hanya dianggap
anak,tante! Aku mau menjadi anak sesungguhnya dalam rumah tante!
Ketika aku berhadapan dengan ALZA, aku merasa
waktu berhenti berputar, semua terasa sepi. Aku menatapnya dalam diam.
Airmataku hampir jatuh. Untung Aldo segera menarikku untuk menyalami PEREMPUAN
PEMINJAM ini. Jika tidak, aku pastikan aku akan HISTERIS dan MEMELUK ALZA.
Bagaimanapun dia MILIKKU,kan? Aku menyalami Perempuan itu, dia memelukku dan
menangis. Entah mengapa sesuatu dalam hatiku ikut mencair.
Dan malam ini, aku mampu melewati DRAMA
SATU BABAK ini…
Aku tidak tau, apakah BABAK-BABAK
selanjutnya masih sanggup KUHADAPI?
******************************************************************************************************************
Alza home….
Setelah menikah, ALZA dan ZILLA memutuskan
untuk tidak berbulan madu, mereka lebih fokus untuk merawat ayah ZILLA yang
keadaannya makin memburuk. Memang belum ada tanda-tanda yang lebih
mengkhawatirkan. Hanya saja tanda-tanda vitalnya mulai melemah. Namun, malam
itu ketika Alza dan Zilla datang untuk menjaganya. Dengan PENUH BELAS KASIH dia
meminta ALZA untuk menjaga ZILLA.
"Oom, minta maaf sudah membebanimu
dengan tugas ini,Za. Tapi kalau Tuhan masih memberikan Oom umur panjang, hal
ini tidak akan terjadi. Namun, apa yang bisa saia lakukan? Jika saia tidak bisa
menggugat TUHAN? Oom hanya minta tolong ALZA mau menjaga ZILLA. Dia adalah satu-satunya
kekuatan Oom untuk mlewati semuanya ini."
Alza hanya terdiam didepan Mertuanya.
Sanggupkah dia menolak? Walaupun hatinya memberontak? Bukankah rasa kemanusiaan
salah satu bentuk dari mencintai? Alza hanya tersenyum dan mengangguk. Zilla
menangis dan memeluk ayahnya. Zilla adalah anak tunggal, keluarganya yang lain
tidak begitu memperhatikan mereka. Sejak ibunya meninggal karena KANKER
PAYUDARA yang terlambat disadarinya, Zilla hanya tinggal berdua dengan AYAHNYA.
Zilla terbiasa mandiri dengan segala kemampuannya. Dia tau, dia tidak boleh
banyak berharap. Satu-satunya impian yang tercapai adalah MENIKAHI ALZA.
Walaupun ini sebuah KONTRAK setidaknya, MIMPI itu pernah MENYENTUH LANGIT yang
BERNAMA KENYATAAN.
Pulang dari rumah sakit…
"Zill, aku harus ketemu sama Jean ya.
Kamu bisa kan pulang sendiri. Aku kangen sama dia" ucap Alza dingin
"Silahkan. Aku udah biasa kok pulang
sendiri. Salam buat Jean ya. "
Alza segera masuk ke mobil dan jalan
meninggalkan Zilla bersama RINTIK HUJAN yang TURUN perlahan.
Zilla masih berdiri didepan pintu keluar
rumah sakit, ketika Anita masuk dengan mobilnya.
"Ziil? Kok sendiri? Alza?"
"Eh, kak nita. Alza lagi ada
keperluan."
"Trus kamu mau kemana?"
"Aku mau pulang. Kak Nitha mau
kemana?"
"Aku mau besuk teman kantor. Ya udah
bareng aja ga lama juga kok."
************************************************************************************************************
Setelah sampai dirumah, Zilla segera
memasakkan makanan untuk Alza. Menunggunya pulang. Ini pertama kalinya Zilla
belajar untuk bertanggung jawab terhadap suaminya. Memang ini hanya sebuah
kontrak. Tapi apapun NAMANYA, kontrak itu TELAH TERIKAT di LANGIT. Dan juga
DIHATIkan? Tapi bagaimana caranya mengalihkan hati seorang COWO yang sudah bertahun-tahun
mentok hanya dengan satu nama? Mungkinkah dia bisa berbalik dan meninggalkan
kekasihnya, hanya demi seorang perempuan cacat ini? Bukankah aku yang jahat?
Aku merebut kebahagiaan perempuan lain? Apa salah JEANNE untukku hingga aku
bisa dengan tega MERAMPAS miliknya?
Zilla menghela nafas. Dia mendorong kursi
rodanya berputar. Dan melihat JAM … 01.30 dan ALZA belum PULANG?
Apa haknya menyuruh ALZA pulang. Alza
sedang bersama dengan PEMILIKNYA! Dan ZILLA hanyalah peminjam. Bukankah kau
harus TAU DIRI, jika POSISIMU hanya sebagai PEMINJAM? Kau tidak berhak menuntut
LEBIH! Tidak BERHAK!
Sekali lagi ZILLA menghela nafas. Untuk
membunuh kesunyiannya. Zilla memainkan pianonya. Dia menyanyi hingga akhirnya
ALZA kembali…
"Kenapa lo blom tidur sih?" tanya
ALZA capek
"Aku nunggu kamu pulang,ZA. Kamu udah
makan?"
"Ga nafsu makan."
"Mau aku buatin Teeh anget? Atau
Kopi?"
"Gue mau tidur. Lo tidur deh. Besokkan
lo masih harus jaga Oom'kan?"
"Iya. Gimana tadi Jean?"
"Apanya yang gimana?" ucap Alza
terkejut, dia tidak mengira Zilla akan beertanya tentang Jean.
"Maksudku dia masih marah?"
"Menurut lo, ketika cowo lo diambil
orang? Lo masih bisa tersenyum? Pertanyaan apa itu,ZIL!"
Alza melangkah meninggalkan Zilla yang
masih termenung di balik pianonya.
************************************************************************************************************
Pizza Café
Alza masuk dan membawakan sebuket bunga
MAWAR MERAH untuk NONA CANTIK di ujung sana. Iya yang dimaksud itu AKULAH, siapa
lagi. Aku memeluknya dengan mesra. walaupun masih terasa kikuk. Bagaimanapun, 3
hari yang lalu, kekasihku sudah MENIKAH!
"How's life?" tanya Alza
"Fine. Aku kangen kamu,za."
Alza membelai pipiku. Sama seperti
biasanya. Aku menyukainya. Terlalu menyukainya. Apa sih yang salah padaku,
sampai TUHAN menuliskan kisah cintaku seperti ini? Apa sih yang SALAH dari ALZA
hingga TUHAN menempatkannya diposisi TIDAK MENYENANGKAN ini?
"Jadi, gimana malam pertama?"
" apa siiih… ga adalah malam2 pertama,
kedua dan seterusnya,JEAN!"
"Za…cara kita bener ga sih?"
"Maksudnya?"
"Yang kita buat sekarang ini buat
bener blom sih? Sekarang kamu udah menikah! Dan apa kata orang yang liat kamu
disini dengan aku?"
"Aku ga peduli. Inikan hanya
janji!"
"hmmm…dan janji harus ditepatikan?"
Alza membawaku dalam pelukannya. Dia
mencium keningku dan mengusap kepalaku.
"sampai kapanpun, kamu ga akan
terganti! Kamu akan selalu tergantung di dalam hatiku."
"Stop gombal deh! Aku geli
dengernya..."
Dan, aku ingin menghentikan waktu sebentar
saja…
Aku tidak ingin mentari pagi datang dan memberikan WARNA yang BERBEDA
untuk HATI yang GELISAH!
Aku ingin DIA tetap disini, memelukku…
Bukan kembali, pada WANITA yang namanya
telah dimeteraikan oleh HUKUM sebagai PENDAMPINGNYA!
Pagi tolong hentikan MATAHARI terbit…
Dan malam, tolong TAHAN bulan pulang,
Aku tidak ingin TERGANTI!
*******************************************************************************************************
Hari ini PAPANYA PEREMPUAN itu MENGHEMBUSKAN
NAFAS TERAKHIRNYA,
Jujur, aku tidak sesenang yang SEMESTINYA!
Aku tau, inilah saatnya pangeranku kembali untukku! Inilah waktu yang tepat
sesuai dengan perjanjian itu… ketika
Alza memberitahukan keadaan ayahnya itu. Aku hanya diam terhenyak. Aku tidak
tahu apa yang mesti aku buat saat ini. Padahal dia bukan ayahku. Aku hanya
bertemu dengannya 1 kali, dipesta pernikahan itu. Namun entah mengapa, ketika
mendengar ALZA mengatakan bahwa MERTUANYA meninggal… sesuatu dalam hatiku IKUT
TERENYUH!
Lama aku terdiam didepan cerminku, aku
menatap kedalam mataku… senangkah aku? Bagaimana bisa aku tertawa diatas
tangisan orang lain? Begitukah papa mengajariku? Kenapa tiba-tiba aku merasa
kosong? Kenapa tiba-tiba aku merasa begitu jahat?
"Non jean, ada mas Aldo datang"
"Suruh masuk,,bi"
"Suruh masuk,,bi"
Aldo segera membuang dirinya dikasurku. Itu
memang kebiasaannya. Kami sudah bersahabat sejak SMP. Jadi aku sudah
menganggapnya saudaraku. Aldo menatapku dengan muka penuh tanda tanya. Aku
membalik posisi dudukku menghadapnya.
"Do, papanya Zilla meninggal"
"Oia? Terus? Senengkan lo? Inikan hari
yang lo tunggu-tunggu itu,JEAN? Apa perlu kita rayain?"
"Gue ga sejahat itu,do!"
"Oia? Tapi lo tetep berniat nagih
janji itukan? Ternyata TUHAN dengerin doa lo ya? 6 bulan kemudian, pangeran itu
akan balik lagi ke lo. Kenapa TUHAN ga pernah denger DOA gue?"
"Menurut lo? Gue bingung. Emang ini
mau gue. Tapi ketika ini semua terjadi, dan mendengar tangisan perempuan itu.
Gue merasa JADI WANITA paling jahat! Bagaimana bisa gue berlaku sekejam itu
pada ZILLA. Iyakan do?"
Aldo menatapku.
"jean yang gue kenal emang ga jahat
kok. Dia mungkin manja, dia eegois, tapi JAHAT? Itu bukan keahliannya. Gue
kenal dengan Jean sejak KECIL. Kita bermain bersama. Dan bertumbuh
bersama." ucapnya serius
Baru pertama kali aku melihat ALDO begitu
serius dan tidak menyudutkanku untuk semua hal yang aku lakukan dan katakan.
"Jadi, gue harus lepasin ALZA,do? Setelah 5 tahun? Lo
taukan gue ga bisa tanpa dia?"
"Lo akan nemuin jagoan lagi, yang
mungkin GA SEHEBAT ALZA, tapi LEBIH KEREN dari dia. Waktu selalu punya kejutan,
NONA JEAN. Lagian, gue pernah bilang sama LO kan, ALZA has been taken for
somebody!"
"Tapi gue sayang sama ALZA,do. Gue ga
bisa pergi dari dia, gue udah terlalu terbiasa dengan kehadiran dia. Sulit
rasanya keluar dari situasi ini"
"Terima tawaran kerja dari nyokap lo
ke SYDNEY. Susah amat. Waktu akan mendatangkan PANGERAN lain buat lo. Sebenere
waktu sudah menyediakan pangeran itu, hanya saja dia selalu tersembunyi dibalik
kehebatan ALZA lo."
"Gue ga akan bisa mencintai orang lain
selain ALZA,do. Ga bisa. Mencintai itu sekali. Dan ketika gue melakukan itu
untuk ALZA, gue ga akan bisa melakukan itu unutk orang lain. Ga akan."
"Gimana lo tau, kalo lo ga memberikan
kesempatan untuk orang lain membuktikan bahwa lo masih bisa
mencintai,jean?"
Hp-ku berbunyi dari nomor yang TIDAK
DIKENAL…
"Jean, ini aku, Zilla. Aku bisa pinjam
ALZA sampai papa selesai dimakamkan? Aku tau, mungkin permintaanku terlalu
berlebihan. Tapi, biarkan sandiwara ini selesai ketika pemakaman. Aku mohon,
jean."
Aku hanya terdiam. Aku tidak bisa berkata
apapun. Nuraniku membentakku. Apa yang sudah aku buat? Inikah yang aku mau?
Ketika dia sudah kehilangan ayahnya? Aku masih harus merampas SUAMINYA? Aku
masih tegak dan secara naif menagih janjinya? Manusiakah aku?
"Tidak perlu memohon. Alza masih
suamimu."
*********************************************************************************************************************
Aku menghadiri kebaktian penghiburannya.
Aku memberikan penghormatan terakhir pada lelaki tua yang tidak aku kenal. Aku
hanya bertemu dengannya pertama kali saat pernikahan kekasihku. Lelaki ini
duduk dikursi roda, dia memelukku dan mengucapkan terima kasih untuk semua hal
yang sudah aku buat. Mungkin dia tau, siapa aku! Mungkin dia mengerti apa
rasanya TEGAK di PERNIKAHAN KEKASIHMU.
Dizza tidak bisa menemaniku untuk
menghadiri kebaktian ini. Akhirnya aku dan Aldo yang pergi. Ketika aku masuk,
sekali lagi aku merasa semua mata menatap kearahku. Alza segera menyambutku.
Aku memeluknya dengan kaku. Aku segera menghampiri perempuan itu. Terlihat
sekali betapa hancurnya perempuan ini. Matanya bengkak dan dia masih
sesegukkan. Dia duduk disamping peti ayahnya. Ketika melihatku, dia segera
berlari dan memelukku. Dia menangis. Dan, hatiku mencair. Sesuatu yang begitu
dalam dihatiku meleleh. Aku tidak bisa menjelaskan apa itu. Tiba-tiba aku
seperti ikut merasakan kepedihannya. Aku ikut hancur melihat kesedihannya. Aku
tidak pernah mempunyai saudara. Tidak ada yang bisa diajak untuk berbagi. Dan
ketika kemarin dia memelukku. Aku merasakan arti hadirku bagi seseorang. Dia
memang bukan siapa-siapaku, dia rivalku, namun melihatnya menangis seperti ini.
Naluriku sebagai seorang saudara bangkit, aku seperti ingin melindunginya.
Bagaimana kehidupannya selanjutnya? Tanpa seorang ayah? Bahkan nanti ketika
Alza harus meninggalkannya…
"Kuat ya. Gue tau lo pasti kuat. Sabar
ya. Ingat kita masih punya TUHAN."
"Makasih,Jean. Makasih banyak sudah
mau datang dan berbagi kesedihan ini."
Aku mengikuti ibadah ini sampai selesai.
Sepanjang ibadah aku melihat Alza memelukknya. Mencium keningnya dan memegang
tangannya. Sudahkah cinta hadir disanna? Sudahkah cinta terbit diantara 2 orang
asing itu? Bukankah ALDO pernah bilang cinta bisa hadir karna terbiasa
bersamakan? Lalu masihkah aku harus menuntut JANJI itu? Bukankah itu artinya
aku MERAMPAS suami orang? Bukankah seharusnya aku mengerti bahwa KISAHKU dan
ALZA hanya masa lalu? Sakit memang… namun, apa aku MANUSIA BER-HATI jika
melukai ORANG YANG TIDAK BERSALAH? Kenapa aku ini? Kenapa tiba-tiba aku merasa
ini SAAT YANG TEPAT untuk MUNDUR?
Aku mengusap airmataku. Aku tidak tau apa
yang akan aku hadapi didepan nanti. Hanya saja, aku pikir. Permainan ini, tidak
butuh seorang pemenang. Buat apa menjadi seorang pemenang, jika kemenangan ITU
MENYAKITI ORANG LAIN? Aku bukan ORANG JAHAT, dan kata ALDO JADI JAHAT BUKAN
KEAHLIAN ku…
Setelah ibadah itu, aku tidak pamit lagi.
Aku segera menghilang dari kerumunan itu. Aku meminta ALDO untuk menikmati
JAKARTA diwaktu malam. Entah kenapa, aku memang sedang tidak ingin pulang. Aku
ingin berada jauh dari kamarku. Disana hanya ada kenangan aku dan ALZA. Dan aku
sedang tidak ingin mengenanga apapun. Aku hanya ingin BEBAS. Membebaskan HATIKU
dan OTAKKU yang terus bertentangan. Aku hanya ingin HIDUP dengan TENANG dengan
apa yang seharusnya aku pilih.
"Lo kenapa ga mau balik, jeanne?"
"Ga pengen ada dikamar itu. Ga pengen
apa-apa. Cuman pengen jalan."
"Oh…tumben. Biasanya lo-kan anak homesick
banget."
"Gue mau mundur,do."
Aldo berhenti dan menatapku. Mungkin dia
terkejut ya? Bahwa masih ada kewarasan di dalam OTAKKU yang KAKU ini. Ya
iyalah…sepanjang kami bersahabat. Aldo tidak pernah melihatku mengorbankan
apapun untuk orang lain. Selalu sebaliknya. Kalau kali ini aku bisa melakukan
itu bukankah itu artinya bahwa aku sudah mulai belajar untuk DEWASA? Dewasa itu
PILIHANkan?
"Mundur maksudnya apa?"
"Gue rasa lo bener. Ga seharusnya gue
ada ditengah mereka dan menuntut perjanjian konyol itu. Bagaimanapun sekarang
cerita itu sudah berbalik kan?"
"Lo masih JEANNE sahabat guekan?
Berita besar ni!!!!" teriak ALDO ngejek
"STOP deh. Its not a big deal. Gue
hanya perlu beralih ke orang lain, setelah selama ini hanya ALZA dimata gue.
Sulit sih, cuman gue harus belajar untuk MOVE ON. Kalau tidak ada yang mulai
untuk berhenti, ini tidak akan pernah berakhir. Dan gue rasa, Zilla terlalu
rapuh untuk disakiti lagi dan lagi. Dia lagi kehilangan papanya, ga mungkinkan
gue merampas suaminya? Sekalipun gue menginginkan itu? Gue ga bisa melakukan
itu. Lagian ada yang pernah bilang sama gue MENJADI ORANG JAHAT BUKAN KEAHLIAN
gue. "
Aku tersenyum sambil menyeka airmataku yang
terjatuh. Sakit, itu ada. Namun, aku tidak bisa terus ada didalam situasi bodoh
ini. Dan menyakiti orang lain. Tidak. Aku tidak mau. Aku cukup KUAT untuk
melangkah SENDIRIAN. Namun, perempuan ITU? Dia terlalu RAPUH untuk DITINGGALKAN
sendirian. Jika harus ada yang DILINDUNGI, ALZA harus memilihnya.
Aku dan ALDO terdiam sejenak setelah aku
pidato panjang lebar.
"Nangis aja, jean. Ga perlu
gengsi,kita sahabatan dari kecil. Kalo lo ga mau nangis di rumah, lo tau gue
selalu ada buat lo. Nangis jean! Teriak yang kenceng jean! Jangan tahan. Kadang
tangisan membiaskan semua rasa kecewa yang ga bisa lo ucapin. Air mata
bercerita lebih banyak dari apa yang lo ucapin. Nangis, jean!!! Nangis!"
ucap ALDO sambil memegang pundakku.
Dan aku memaang berteriak dan menangis
setelah itu. Aku menangisi semuanya. Kenapa aku harus membuat keputusan bodoh itu,
jika aku tidak bisa menjalaninya? Kenapa aku harus mengorbankan cintaku dan
ALZA yang telah dirajut selama 5 tahun lebih? Kenapa? Seharusnya aku tau bahwa
akhirnya tidak akan indah!!! Tapi kenapa aku tetap ingin CERITA INI
BERLANJUT??? Kenapa?
Setelah berputar-putar dan menagisi
kebodohanku. Aku berusaha menenangkan diriku. Aku tidak ingin terlihat SEDIH
ketika kembali ke rumah. Aldo hanya diam dan melihatku. Dia tidak banyak
menasehatiku seperti biasanya. Dia hanya diam.
Hp-ku berbunyi, nama ALZA tertulis disana…
Aku hanya menatapnya. Tidak menganggkatnya.
Alza menghubungiku berkali-kali. Aku bergeming. Aldo menatapku dengan heran.
"Ga mau diangkat?"
"Ga perlu! Dia harus bersama istrinya.
Aku terlalu kuat untuk dihibur. Tapi perempuan itu? Dia terlalu lemah untuk
ditinggalkan. Otakku cukup waras,al. untuk mengontrol emosiku."
Aldo mengangguk. "Akhirnya, gue temuin
lagi JEANNE yang selalu gue kagumin. Cewe cuek dan KUAT itu."
Aku tersenyum kecut mendengar pujian itu.
Mungkin saatnya melupakan masalah hati dan
merajut MASA DEPAN…
Pergi menjadi APA YANG AKU MAU! Apa yang
aku impikan…
Jika dalam masalah HATI aku BUKAN
PEMENANGNYA,
Aku tidak akan MENGGAGALKAN MASA DEPANKU!
Karna aku terlalu KUAT untuk MENDAPATKAN
PENGHIBURAN…
"do, pulang yuk! Dah malam ni.
Ngantuk."
"Lo gapapakan?"
"ayolah ga perlu lebai kali. Gue bisa
atasin ini semuanya."
Ketika sampai didepan rumahku, ALDO
mengantarku sampai teras depan, dan dia menungguku sampai aku masuk rumah.
Entah mengapa, aku merasa ALDO berlebihan!
Dia tidak pernah begitu selama ini. Namun, aku menghargai itu sebagai SAHABAT
yang BAIK.
**********************************************************************************************************************
2 bulan kemudian…
Dalam waktu ini begitu banyak HAL yang
berubah antara aku dan ALZA. Aku berusaha keras menghindari dia. Setiap kali
dia datang kerumah, aku segera menghindar. Dia datang ke tempat kerja, aku pun
begitu. Aku juga tidak pernah lagi mencoba menghubungi dia. Walaupun aku begitu
ingin ada didekatnya. Aku begitu ingin menjadi orang yang ada didekatnya. Namun
aku tidak bisa seegois itu. Ada ZILLA yang lebih berhak untuk dia. Siapakah
aku? Dulu aku memang PEMILIKNYA, namun
sekarang?
Aku masih sering menangisi hal bodoh ini.
Namun, aku tidak pernah berniat untuk menagih janji KONYOL itu lagi. Tidak. Aku
tidak mau lagi. Aku tidak boleh merampas ALZA. Jika aku mencintainya, aku harus
rela untuk MELIHATNYA bahagiakan? Itu cintakan?
Ternyata, aku salah lagi…aku tidak bisa
memaksakan CINTA UNTUK MEMILIHKU! Aku harus mengenal yang namanya CINTA SEJATI…
cinta yang rela berkorban demi kebahagiaan ORANG LAIN. Walaupun aku tidak
yakin, aku bisa mencintai lagi atau tidak. Aku hanya ingin menjadi ORANG YANG
DEWASA dalam TINDAKANKU.
Akhirnya aku tidak dapat menghidari ALZA
lagi. Aku benar-benar harus berhadapan dengannya. Dia menuntut penjelasan
terhadap sikapku selama ini.
Aku menunggunya di sanggar tari, tempatku
latian teater. Dia biasa menjemputku. Aku masih terdiam, ketika dia masuk da
memarkirkan mobilnya. Aku bingung harus bagaimana? Semua orang disini sudah
mengetahui bahwa ALZA sudah menikah. Dan aku hanyalah kisang usang dimasa
lalunya. Jadi, tidak seharusnyakan,ALZA disini untuk menjemputku?
"Heiii…kangen bener aku sama
kamu"
Aku hanya tersenyum. Alza mencium keningku.
Aku memang tidak mau menolak walaupun aku tau semua mata begitu tertuju padaku.
Aku tidak salahkan? Alza memang milik perempuan lain, namun…. Aarrrrggghhh! Aku
benci berdebat.
Alza membawakan tasku, dan sepanjang jalan
menuju mobil aku hanya terdiam. Aku tidak bertanya padanya tentang bagaimana
harinya? Bagaimana kerjanya? Bagaimana pernikahannya? Aku sudah memutuskan. Aku
mundur. Harus ada yang mau mengalah. Jika tidak ada, PERMAINAN TOLOLO ini tidak
akan berakhir. Bagaimanapun sulitnya menjadi ORANG ASING untuk ALZA. Aku harus
BISA! Aku harus MAMPU! Hatinya memang MILIKKU, itu tidak terbantahkan, namun
SECARA HUKUM…AKU BUKANLAH PEMILIKNYA! Dia sudah BERISTRI. Lalu dimana tempatku?
Perempuan yang menganggu RUMAH TANGGA orang? Sekalipun aku begitu
mencintainya…AKU TIDAK INGIN sebutan itu DIHADIAHKAN untukku!
"Makan dimana? Aku laper banget. Dari
siang blom makan."
"…."
"Gimana kalo kita makan chicken fillet
ya?"
"….."
"Jeann…kamu kenapa? Dari tadi diem?
Aku ada salah?"
"Minggu depan aku berangkat ke sidney.
Aku rasa, hubungan ini HARUS BERAKHIR,za. Lupain PERJANJIAN KONYOOL kita. Kamu
sudah menikah dengan ZILLA. Dan, aku harus merelakan itu." ucapku terbata.
Ingin aku menggigit lidahku hingga putus ketika kata ini keluar dari mulutku.
Aku tidak ingin seperti ini. Aku tidak mau ini berakhir. Namun, apa yang harus
ku pertahankan dari HUBUNGAN ANEH ini? Apa aku masih bisa meng-klaim bahwa ALZA
milikku? Sedangkan dengan JELAS dijarinya TELAH MELINGKAR CINCIN pernikahan?
ALZA memang belum mencintai ZILLA. Namun lambat laun, aku yakin bahwa ALZA akan
lebih mencintainya dariku. Dengan cinta yang begitu matang.
Aku melihat ALZA begitu terkejut mendengar
ucapanku. Dia memarkirkan mobilnya. Dia menatapku.
"Kamu gila ya? Aku ga mungkin HIDUP
tanpa KAMU,jean. Aku mau membuat PERJANJIAN itu, karena kamu. Aku rela
mendampingin ZILLA, karena aku tau kamu ada disampingku. Kamu GILA ?"
teriaknya galau.
"Tapi, aku rasa… kamu lebih baik
dengan ZILLA. Dia terlalu rapuh untuk ditinggalkan,za. Lagipula, ada yang
pernah bilang sama aku, bahwa APA YANG DIPERSATUKAN ALLAH TIDAK BISA DIPISAHKAN
MANUSIA. Aku tidak ingin menjadi JAHAT,za. Kalian adalah suami istri, suka atau
tidak. Aku hanyalah bagian dari masa lalumu. Lagian aku tidak tega melihat
Zilla harus kehilanganmu,za. Aku mencintaimu, aku akui itu. Namun, untuk
mengambilmu kembali dari zilla, aku tidak memiliki keberanian,za. Bisakah kau
mengerti?"
"Ngga! Kalau begitu, kenapa kamu
mengiyakan aku untuk menikahi ZILLA? Kenapa? Kamu tau aku tidak mungkin
mencintai orang lain,jean? Apa ini hukuman yang kamu berikan karena aku
menikahi orang lain? Aku tidak mau ZILLA,jean. Aku mau kamu! Aku tidak ingin
berakhir dengan ZILLA. Aku mau KAMU, JEAN! Bisakah kau mengerti?"
Kami terdiam. Tidak tau harus bagaimana
lagi. Aku hanya diam, dan menangis. Berat rasanya menjadi BIJAK, jika itu
TENTANG HATIMU! Sulit untuk bisa MENGIKHLASKAN seseorang yang MEMANG MILIKMU,
menjadi MILIK orang lain. Namun, apa yang harus aku buat. Jika kenyataannya…DIA
MEMANG BUKAN untukku lagi? Aku tidak memaksakan?
"Za….aku rasa udah saatnya kita
berpikir secara DEWASA. Aku mengerti ini sulit untuk kita. Tapi tolong, jangan
buat aku menjadi PEREMPUAN PALING JAHAT! Aku ingin bertahan sebisaku,
namun…melihat betapa hancurnya ZILLA, saat papanya meninggal. Membuat hatiku
HANCUR! Bagaimana mungkiin aku bisa memilikki mu kembali, saat wanita lain itu menangis. Dia butuh kamu,za.
Dia butuh orang yang bisa berbagi, dan itu kamu, ALZAKU! Zilla tidak memilikki
siapapun,za. Tolong kamu mengerti itu! Aku memang sedih, namun aku cukup KUAT
untuk MELEWATI ini semua. Kesibukkan ditempat kerja baruku, akkan memudarkan
rasa kehilangan ini."
ALZA tidak menjawabku. Dia hanya terdiam
dan menunduk. Ketika aku memegang pundaknya…
"Aku benci kamu,jean! Kamu tau, aku
terjebak dengan situasi ini. Aku benci kamu, seharusnya…aku tidak mengiyakan
perjanjian itukan? Jika akhirnya kau tau, kamu akan pergi ninggalin aku
sendiri. Aku benciiii….aku benci banget sama kamu! Kamu tau? Aku tidak bisa
mencintai ZILLA seperti kamu,jean. Aku tidak mungkin menggantikan kamu dengan
zilla. Jean, plis. Jangan lakuin ini. Aku ga bisa."
Alza menangis. Dia menangis. Untuk pertama
kalinya aku melihat JAGOANKU menangis. Karna memilih untuk menyerah!!!! Karna
aku tidak ingin menyakiti hati perempuan itu. Untuk pertama kalinya, aku dan
ALZA kehabisan kata untuk diperdebatkan. Dan aku membenci DIRIKU! Benci dengan
KEPUTUSAN ini. Karna aku melukai LAKI-LAKI yang BEGITU mencintaiku.
"Za, ini udah malam. Kita pulang. Aku
rasa, pembicaraan ini sudah selesaikan?"
"Ngga, aku ga mau pulang. Aku ga mau.
Aku masih mau disini."
"Za, zilla pasti nungguin kamu disana.
Za, ayolah…aku yakin suatu saat kamu bisa mencintai zilla dengan cinta yang lebih
daripada aku. Za, aku tau…ini berat untuk kamu dan aku. Tapi aku tidak bisa
seperti ini terus. Aku tidak mau hidup dalam rasa bersalah, jika aku mengambil
kamu dari dia. Seharusnya perjanjian konyol itu tidak perlu dibuat."
Aku menangis, dua sisi diriku saling
membentak! Aku ingin mempertahankanya agar KISAH INI BERAKHIR INDAH, namun sisi
PUTIHKU menentang! Aku tidak terlahir sebagai ORANG JAHAT. Aku tidak bisa
tidur, dalam gelap dan pekatnya malam. Dengan berat hati, aku mengikuti sisi
PUTIHKU…
Biarkan dia tumbuh, jean…
Biarkan mereka menjadi KELUARGA yang
SEMESTINYA!
Jangan menjadi penghalang,jean…
Tuhan sudah menyatukan MEREKA, apa pun yang
terjadi,
Kau tidak bisa memisahkannya,
Hanya karna KAU KEKASIHNYA!
Tuhan punya rencana indah untukmu,jean…
Biarkan cinta mereka TUMBUH dan BERKEMBANG,
Jangan PATAHKAN bunga YANG MASIH KUNCUP!
Lambat laun, kau akan mengerti…
Bahwa TUHAN sudah MERANCANGKAN semua ini
untukmu!
Kelak, kaupun AKAN MEMILIKI kisah cinta
sendiri, dengan orang yang TEPAT!
**********************************************************************************************************************
Setelah kemaren, hari ini…dengan berat
hati. Aku menemui ZILLA. Aku ingin dia tau, dia tidak perlu mengembalikan apa
yang sudah menjadi miliknya. Sampai kapanpun, ALZA adalah SUAMINYA. Tidak ada
yang bisa membantah itu, tidak juga KEKASIHNYA! Siapapun tidak bisa merebut
ALZA dari ZILLA.
Aku datang mengunjungi rumahnya. Ketika dia
menyambutku didepan pintu, dia nampak KURUS dan LEBIH TUA. Aku sampai tidak
tega melihatnya. Beberapa bulan lalu, dia masih terlihat BEGITU MENARIK.
Kehilangan papanya membuat dia begitu berubah. Untuk pertama kalinya aku
tersenyum untuknya. Aku memeluknya. Entah kekuatan dari mana yang datang dan
melingkupiku.
"Silahkan masuk, mba' jean. Saia
buatin minum dulu ya"
"Ga perlu, zil. Ntar aja, kalau saia
mau baru saia ambil sendiri. Ga usah repot-repot. Saia hanya sebentar."
Kami duduk bersebrangan. Aku kehilangan
kata untuk memulai. Aku masih menatapnya.
"Mbak Jean, mau bicara tentang
perjanjian itukan?" tebaknya
Aku mengangguk.
"Saia siap,mbak."
"Siap buat apa,zil?"
"Melepas Mas Alza, dia harus kembali
pada pemiliknya. Terima kasih banyak,mbak."
Aku menghela nafas dalam. Seolah ini adalah
KEKALAHAN yang PALING SULIT aku terima. Merelakan ORANG yang PALING AKU CINTAI
untuk ORANG LAIN. Demi rasa kemanusiaan! Aku melakukannya. Aku menghancurkan
HATI ALZA dan HATIKU. Tapi inilah yang HARUS KULALUI.
"Lo ga perlu ngembaliin apapun buat
gue. Alza adalah SUAMI lo. Suka atau tidak, gue harus menerima itu."
ucapku sesantai mungkin
Aku tau raut wajahnya terlihat begitu
terkejut.
"ALZA milik lo. Tempat gue hanyalah
masa lalu dia. Lupain perjanjian
itu,zill. Sekarang saatnya lo merebut hati ALZA seutuhnya. Gue lebih tenang,
ketika tau bahwa lo adalah pendamping ALZA. Gue kesini, hanya untuk bilang ini. Bahwa perjanjian TOLOL itu
HANGUS. Kontrak kaliankan, seumur hidup dan tidak ada yang bisa memisahkan itu.
Secinta apapun ALZA ke gue, LO adalah MILIKNYA. Hanya maut yang bisa memisahkan
KALIAN. Bukan gue atau siapapun." ucapku CEPAT. Taukah kalian, bahwa
BEGITU SULITNYA AKTING JUJUR???
Zilla segera memelukku. Dan menangis di
bahuku.
"Makasih,mbak untuk ketulusannya. Saia
janji buat Mbak Jean, saia akan jaga Mas Alza. Saia akan mencintai dia sebesar
Mbak Jean. Makasih banyak mbak."
Aku mengejang di pelukannnya. Tidak banyak
yang aku katakan. Dia terus menangis. Seolah-olah inilah pelesan itu.
Terkadang, kita semua butuh untuk didengarkan! Kita butuh pelukan hangat yang
membuat KITA TAU, bahwa ada seseorang yang MENGASIHI kITA.
"Udah zill, jangan nangis lagi. Ntar
orang kira gue ngapain lo lagi."
"Makasih, mbak. Makasih banyak. Saia
tidak tau kata apalagi selain makasih. Mbak sudah membuat GELAR JANDA itu tidak
mampir ke saia. Saia berdoa agar mbak mendapatkan yang lebih baik dari MAS
ALZA."
"Semoga,zill. Gue ga yakin, apa gue
bisa mencintai lagi. Buat gue ALZA adalah cinta itu. Cuman, Tuhan bilang
lain."
"Saia minta maaf,mbak. Saia minta maaf
sudah menghancurkan hubungan kalian. Saia minta maaf,mbak."
"Udahlah, ga perlu diinget lagi. Semua
udah terjadi. Stop mengungkit masa lalu. Sekarang hanya ada LO da ALZA.
Berbahagialah. Nikmatilah kebersamaan kalian. Jangan pernah menyerah untuk
ALZA."
"…….."
"Gue sekalian mau pamit, 4 hari lagi
gue berangkat ke SIDNEY."
"Buat apa?"
"memulai segalanya lagi. Dari
awal."
Dia terdiam lama dan menatapku. Air matanya
masih mengalir.
"Mbak, boleh saia meminta satu hal
lagi?"
"Apa?"
"Mbak bolehkan saia menganggap mbak
sebagai KAKAK PEREMPUAN saia? Saia tidak pernah memiliki saudara,mbak. Saia
pikir, kita bisa bersaudara. Itupun jika mbak mau..."
"Gue juga ga pernah punya adek.
Bolehlah, not badkan?"
Zilla memelukku lagi. Kali ini aku tidak
sekaku tadi. Mungkin inilah TAKDIRku, Tuhan tidak mengirimkan SURAT CINTA ALZA
atas NAMAKU. Dia menuliskannya ke ZILLA. Atau mungkin CUPID kepleset saat
menembakkan panah cintanya? Entahlah…
Setelah mengobrol cukup panjang, tentang
ALZA dan segala kebiasaannya. Aku pamit. Aku pamit dari KEHIDUPAN MEREKA. Aku
tidak akan kembali untuk MELIHAT apapun YANG TERJADI DIBELAKANG lagi. Masa
lalu, adalah TEMPAT untuk MENGENANG. Sampai kapan aku harus hidup dalam
kenangan? Aku harus HIDUP untuk MASA DEPAN, karna disana TEMPATNYA kenyataan!
Aku berdiri dan PAMIT. Zilla memelukku
sekali lagi, dia mengantarku sampai di mobil.
"SEMOGA lo bahagia dengan ALZA. Jaga
ALZA. Kadang dia memang KERAS KEPALA, tapi DIA PANTAS untuk DICINTAI."
Ketika aku menyalakan mesin mobil dan
memutar balik.
Itulah saatnya aku menanggalkan semua
bayangan ALZA,
Semua tentang KITA, semua cerita yang
pernah ADA, dan AKAN SELALU ADA,
Al, kau adalah RAHASIA terbesar yang tidak
akan PERNAH HABIS oleh MASA!
Aku mencintaimu,ALZA…
*******************************************************************************************************
9 tahun berlalu…
Sejak hari itu, aku menarik diri dari KISAH
MEREKA. Aku tidak pernah bertanya pada siapapun tentang MEREKA. Kecuali DIZZA
yang selalu mengabari jika dia baru saja bertemu dengan ALZA, itupun BUKAN AKU
yang bertanya. Dizza hanya bercerita saja. Aku sudah berjanji untuk tidak
mengganggu mereka kan? Dan itulah yang aku jalani sekarang.
Aku menjalani masa depanku dengan sisa
cinta yang aku punya. Aku belum bisa berbagi dengan siapapun. Aku masih ingin
sendiri. Aku belum sanggup menghapus nama ALZA dari hatiku. Bahkan ketika,
suatu sore sebuah paket jatuh didepan rumahku… Aku membukanya,, dan melihat
tulisan tangan ALZA disana. Dia meminta izinku untuk menamai anak ke-2nya
JEANNE. Bayi mungil yang lucu dan manis.
Jeann…
Bagaimanapun kerasnya aku melawan RASA
RINDUKU,
Aku tidak pernah bisa BENAR-BENAR
menghapusmu,
Kau selalu tegak disana, ditempat ORANG LAIN
aku larang masuk!
Aku mulai belajar untuk MENCINTAI ZILLA
dengan PARUHAN hatiku yang LAIN.
Tidak sebesar TEMPATMU, namun…cukup UNTUK
SEORANG PENDATANG!
Hari ini, dia melahirkan ANAK KE-2 kami,
Aku menamainya JEANNE LOVELY JERUSALEM!
Aku menamainya dengan namamu, agar setiap
KALI AKU MENYEBUT namanya…
RINDU itu TEROBATI!
Aku, MASA LALUMU…
ALZA
Selesai membaca pesan singkat itu, aku
meneguk LIME SQUASH sambil menatap SUNSET yang INDAH di PINGIRAN PANTAI SYDNEY.
Ingin rasanya terbang ke INDONESIA dan
melihat betapa bahagianya mereka. Ingin rasanya menyaksikan ALZA menjadi
SEORANG AYAH. Bisakah dia menggantikan POPOK? Atau memandikan putri kecilnya?
Atau bangun malam untuk melihat apakah putrinya ngompol? Sudah berubahkah dia?
Lama sekali aku tidak melihatnya?
Terkadang setiap malam, aku masih sering
MENDENGAR TAWANYA. Aku masih bisa mendengar SUARANYA. Aku masih sering
menyebutnya secara tidak sengaja, ketika aku tidak bisa melakukan sesuatu.
Aahhh….BODOH ya?
Hingga aku menyelesaikan kisah ini, aku
masih sendiri. Menikmati begitu banyak HAL yang disajikan oleh HIDUP. Belum
terpikir untuk melangkah menjadi RATU dari ORANG LAIN. Aku masih betah sendiri.
Karna susah untukku, membuka hati bagi yang lain. Terbiasa merindukan ALZA
membuatku menjadi MATI RASA terhadap RASA yang LAIN.
Menikmati semilir angin di CAMP COVE dan
romantisme SUNSET yang indah. Membuatku bergumam dalam hati…
Tuhan, aku tidak ingin sendirian…
Aku ingin kau menempatkanku disisi seorang
PRIA yang sama dengan ALZA,
Mungkin tidak mirip, HANYA DIA HARUS LEBIH
HEBAT dari ALZA,
Agar aku tidak menyesali pengorbanan ini!
Aku
percaya, TUHAN sudah menetapkan pasanganku, ketika dia membentukku
dirahim ibuku,
Ini hanya masalah waktu, dan hatiku!
Semoga cinta itu MENYAPAKU kembali,
Sama seperti OMBAK yang SELALU MENJILATI
tepi pantai,
Sesekali namun RESAPANNYA membekas,
Semoga, aku bisa mencintai lagi,
Hal tersulit adalah MENCINTAI KEMBALI,
setelah lama hatimu termiliki…
Menggantikan DIA yang BIASANYA ada disana,
Itu sulit!
Namun, aku perrcaya…
Suatu hari nanti, aku akan KEMBALI DISINI
dengan SUAMIKU!
Dia yang masih misteri, namun SUDAH
DIBENTUK TUHAN untukku!
AKHIRNYA….AKU MENGENAL bentuk lain dari
CINTA…
Bahwa cinta tidak HARUS MEMILIKI,
Jika kalian memiliki CINTA, doakanlah itu
untuk TUHAN…
Karena hanya dia yang MAMPU MENYATUKAN 2
hati!
Bawalah CINTA KALIAN, dalam RANCANGAN
TUHAN!
Agar suatu waktu kalian tidak mengalami
perihnya BERKORBAN seperti aku…
Kalian mungkin berpikir AKU MEMILIKI
KEBESARAN HATI…
Namun, bagiku INI ADALAH KESALAHAN!
Bukan TENTANG CINTA yang SALAH, hanya saja
KISAHKU tidak diakhiri dengan INDAH…
Karna TAKDIRku berjalan JAUH dariku…
Aku membayar minumanku dan berjalan pulang…
Sejenak HP-ku berbunyi…. Nama ALDO tertera
disana!
Mungkin ALDO...?
**********************************the e**************************************
Dedicated : untuk semua orang yang PERNAH
BERKORBAN agar YANG LAIN bahagia…
Salut
saia untuk KEBESARAN JIWA kalian!!!
Benyada
Remals “dyzcabz”
Komentar
Posting Komentar