Better to CALL it HOME than HOUSE...
Friday, January 06, 2012
5:03 PM
RUMAH, apa yang KITA pikirkan saat
MEMBICARAKAN tentang RUMAH?
Apakah KEMEWAHANNYA? Atau DESAINNYA yang
MENAKJUBKAN?
Ooohhh…atau PERABOTANNYA? HIASAN
dindingnya?
Apa?
BUKANKAH kita TERBIASA menilai RUMAH dari
semua hal yang KITA LIHAT?
Bangunannya iyakan?
Kita akan berkata, rumah itu bagus, ketika
kita tau dia bangun dengan MEWAH dan didesain oleh seorang ARSITEK TERNAMA,
iyakan?
Atau saat kita melihat DI RUMAH itu, ada
KOLAM RENANG, LAPANGAN BASKETNYA, KEBUN BUNGANYA, atau juga JOGGING TRACKNYA…
Itu tidak salah, kebanyakan orang selalu
BERPIKIR SEPERTI ITU.
Namun, APA yang TERLIHAT, tidak selamanya
MENYIMPULKAN apa yang DIRASA!
Hari ini, saia PERGI ke sebuah RUMAH ELIT
dikawasan yang CUKUP TERKENAL dengan RUMAH-RUMAH gedongan,
Saia dan kawan2 selalu MENYEBUTNYA
"KAWASAN RUMAH IMPIAN",
Rumah MEWAH dengan DESAIN yang KEREN
banget, serta PENJAGAAN seketat MUNGKIN!
(*ya iyalah, kalo GUBUKKAN tidak mungkin
DIJAGA,nyong!)
Saia menemani salah seorang teman saia
untuk MENYERAH SEBUAH TUGASNYA, di rumah DOSEN itu.
Okaaay, SAIA BERDECAK KAGUM melihat DESAIN
INTERIORNYA.
Aseli, KEREN banget!!!!
Salut saia untuk SEMUA ARSITEK, mereka
EMANG JAGO…
Saia dan teman saia masih menunggu DOSENNYA
di ruang tamu,
Saia berjalan melihat-lihat di sekeliling,
dan membiarkan teman saia diam saja disana.
Saia berani jamin, bahwa GUCI-GUCI ini
semua pasti IMPORT dari LUAR NEGERI.
Dan semua HIASAN dindingnya juga.
Lemari KACANYA, serta KOLEKSI yang ada
didalamnya,
Mungkin, istrinya atau anaknya kali ya,
yang gemar mengoleksi barang antik.
Disana ada GELAS MINUM PERTAMA anak
sulungnya, serta SENDOKNYA,. (*unikkan?)
Ada begitu banyak BARANG MENABJUKKAN
disana, namun satu hal yang saia tidak temukan…
FOTO KELUARGA!
Dinding yang putih itu, kosong tanpa ada
WARNA LAIN…
Bukankah biasanya, KITA MEMAJANG FOTO
KELUARGA?
Setidaknya FOTO anak-anak saat mereka
KECIL, atau saat LIBURAN kemana kek?
Atau FOTO pernikahan? FOTO-FOTO jadul saat
MASIH PACARAN mungkin?
Aah…saia lupa INI KAN bukan RUMAH SAIA!
Setelah CUKUP lama, akhirnya DOSEN itu
MUNCUL juga…
Saia segera kembali ketempat duduk dan
mengangguk dengan hormat ke arahnya.
Teman saia dengan segera memberikan
tugasnya.
Dosen itu memeriksa dengan seksama, dan
mengangguk.
Lalu dia menyuruh pembantunya untuk
MENYEDIAKAN MINUMAN untuk kita.
Karena keadaannya CUKUP HENING, saiapun
MULAI BERTANYA pada BELIAU.
(*terlalu sepi tidak MENYENANGKAN)
"Pajangan-pajangannya UNIK
ya,pak?"
Dia mengangguk dan tersenyum. "Saia
memang suka SOUVENIR, banyak yang dari luar"
"Oh, saia kira istri bapak yang
koleksi ini semua, kan jarang pak… cowo suka hias-hias rumah."
"Yah…istri saia sudah pergi, sejak 8
tahun yang lalu."
"Oh,maaf"
Temanku mencubit tanganku, mungkin agar
saia tidak melanjutkan pembicaraan konyol ini lagi. (*dan AGAR NILAINYA tidak
TERANCAM)
"Jadi bapak tinggal sendirian?"
tanyaku LAGI
"Iya. Anak-anak saia semuanya sudah
keluar negeri, saatnya meraih masa depan masing-masing."
"Ya ampun, pasti sepi banget ya,pak.
Tinggal dirumah sebesar ini sendirian." ucapku dengan santai
Aku melihatnya terdiam dan menatap
SEKITARNYA. Okay, aku rasa aku salah BICARA. Karna, setelah itu untuk beberapa
saat DIA TERDIAM.
Untuk memecah keheningannya, dia menyuruh
pembantunya untuk menyediakan makanan ringan. Setelah itu, dia tersenyum ke
arah kami.
"Anak-anakkan bukan milik orang tua
setelah mereka dewasa. Mereka menentukan impian mereka sendiri. Kalau mereka
ingat, mereka akan pulang. Namun, terkadang…mereka lebih suka suasana diluar
rumah. Mungkin memang lebih banyak yang menarik di luar rumah, iyakan?"
"Bener sih,pak. Suatu saat anak-anak
pasti memenuhi cita-cita dan impian mereka. Namun, menurut saia rumah adalah
tempat yang akan selalu dirindukan. Tempat dimana anak-anak merindukan masa
kecilnya, intinya tempat dimana dia
bertumbuh, disitulah rumah itu. Semenarik apapun hal yang dia lihat diluar
rumah, tidak bisa membandingkan kehangatan yang tercipta saat ada di RUMAH
itu." ucapku lagi
dia
mengangguk.
"bener. Mungkin, saia sudah salah
memaknai arti RUMAH selama ini. Menyediakan semua hal yang mereka butuhkan. Apa
saja yang mereka mau. Tanpa sadar bahwa RUMAH itu bukan tercipta karena
BANGUNAN dan KEMEWAHANNYA, namun suasana kebersamaan dan berbagi itulah RUMAH
itu."
Temanku mencubitku sekali lagi.
Menghentikanku yang ingin menambahi lagi. Membuatku menggantungkan kata-kataku.
Minuman dan makanan ringan kami datang, dia
mempersilahkan kami untuk menikmatinya.
"Saia terlalu sibuk dengan semua
urusan saia, sehingga waktu untuk keluarga saia habis. Mereka hanya mendapatkan
sisa-sisa waktu saia. Sekarang, giliran saia yang mengemis waktu mereka.
Kadang, saia merasa sedih, melihat rumah ini kosong, saia baru tersadar berapa
banyak waktu yang saia buang dengan sia-sia."
"Bukankah, semua anak selalu
merindukan rumah mereka?" tanyaku lagi
"Tidak juga, tergantung apa yang
mereka alami ketika mereka anak-anak. Rumah memang tempat kita kembali saat
segala hal terlihat buruk. Tempat berlindung dari semua hal buruk, tapi saat
yang kita alami lebih buruk didalamnya, bukankah lebih baik jika berada
diluar?"ucapnya pelan
Aku mengangguk. Benar juga, kalau rumah
tidak menyediakan SUASANA yang MENYENANGKAN! Bukannya, lebih baik TIDAK BERADA
DIDALAMNYA,ya?
"Istri anda, juga tinggal diluar
negeri? Maksud saia ikut sama anak-anak?" tanyaku LAGI
"Kami berpisah tapi tidak BERCERAI.
Dia meninggalkan saia, karena semua kesibukkan SAIA memisahkan KAMI. Saia
terobsesi menjadi ORANG SUKSES, tanpa saia sadari KELUARGA saia berantakan.
Memang OBSESI saia tercapai, tapi setelah semua itu, hanya saia SENDIRI DISINI.
Anak-anak saia lebih memilih pergi dari sini. Mereka jarang pulang, bahkan
tidak pernah. Saat liburan tiba, saia tetap sendiri. Jarang lagi mendengar
keributan anak-anak seperti dulu. Dulu, saia begitu marah ketika suara mereka
mengganggu tidur saia, sekarang saia mau menukar apa saja untuk mendengar
suara-suara itu lagi."
Aku melihat MATA itu BERKACA-KACA. Mungkin
aku memang TERLALU LANCANG, aku menyentuh SESUATU yang TIDAK DILIHAT banyak
ORANG. LUKA BATIN seorang AYAH. Sejenak aku terdiam, dan membiarkannya
tenggelam dalam pikirannya sendiri.
"Ayahmu kerja dimana?" tanyanya
untukku
"Pendeta,pak. Dia ada di MEDAN."
"Kamu sering pulang kesana."
"Saia tidak suka MENYEBUT KATA PULANG,
karena saia bukan ORANG SANA. Saia dan adik-adik saia PERGI kesana setiap kami
liburan SEMESTER. Pergi dan bertemu PAPA-MAMA itu hal yang SANGAT MENYENANGKAN.
Itulah RUMAH yang SAIA MAKSUD. Bukan tentang BANGUNANNYA, tapi SUASANANYA."
ucapku pelan
Dia mengangguk, kemudian tersenyum.
"Senang ya bertemu dengan PAPA dan
MAMA. Memang seperti itulah seharusnya sebuah rumah. Saia salah memandang arti
RUMAH. Obsesi yang berlebihan membuat saia GAGAL menjadi SEORANG AYAH dan SUAMI yang BAIK. Jujur, kadang…saia takut
untuk bertemu dengan mereka. Saia lebih sering menghindari mereka. Saia takut
akan KEMARAHAN mereka TERHADAP saia. Rumah Tangga tidak bisa BERJALAN dengan
baik, kalau KEPALA RUMAH TANGGA tidak berjalan dengan BENAR. Iyakan?"
"Pak, lebih sulit MENGHINDARI
seseorang daripada BERHADAPAN secara langsung. Setahu saia, tapikan semua orang
pernah BERBUAT SALAH,pak. Lebih baik selama masih ada waktu, bapak memperbaiki
semuanya. Kata Papa saia, ga pernah ada kata TERLAMBAT untuk MEMULAI sesuatu
yang BAIK. Saia serius,pak." ucapku sambil NYENGIR KUDA
Temanku hanya diam mendengar PERCAKAPAN
ini, dia bahkan tidak menambahkan sama sekali. Dia hanya TERUS MENCUBITKU agar
aku tidak MENAMBAH-NAMBAH.
"Terima Kasih sudah datang menemani
saia disini, setidaknya kedatangan kalian mengobati rindu saia pada anak-anak
saia. Semoga suatu saat saia bisa menemukan kembali suara-suara yang dulu
begitu mengganggu."
"Sama-sama,pak. Maaf kalo kami
membangkitkan kembali kenangan lama bapak." ucap temanku
"Tenang,pak. Sejauh apapun anak-anak
keluar, mereka pasti kembali ke sarangnya." ucapku SOK TUA
Kami pamit, dia tidak hanya bersalaman
namun memeluk kami seperti anaknya. Dia mengantar kami sampai didepan, menunggu
kami naik mobil dan melambai pada kami. Persis seperti seorang AYAH.
Dalam perjalanan pulang, aku mulai
merenungkan ceritanya!
IRONIS memang, saat RUMAHMU mewah dengan
SEGALA ISINYA, namun DALAMNYA terasa KOSONG.
Bukankah lebih baik TINGGAL didalam
KESEDERHANAAN, namun BERLIMPAH kasih sayang?
Apa gunanya, PUNYA SEGALA HAL didunia,
Jika akhirnya KAU HANYA BISA DUDUK diam
sendirian!
Tidak ada yang BISA DIAJAK BERBAGI
bersama….
Rumah, bukan tentang KEMEWAHANNYA…
Bukan tentang SEGALA ISINYA, tidak itu
definisi yang TERLALU SEMPIT,kawan.
Rumah itu SUASANA HANGATNYA KEBERSAMAAN.
Itu tidak akan PERNAH BISA TERGANTIKAN oleh
APAPUN!
Rumah itu bukan tentang BANGUNAN dan BERAPA
BANYAK MOBIL yang KAU MILIKI,
Namun, KEBAHAGIAAN yang TERCIPTA atas nama
KELUARGA,
Itulah RUMAH!
Berbagi tawa, marah, sedih, kesal, tangisan
dan kekecewaan,
Menemukan ORANG-ORANG yang selalu MENJADI
TEMPAT bersandar,
Itulah RUMAH!
Bicara tentang RUMAH, jadi kangen sama
MAMA, PAPA, AMOR , ESET!
Kangen main kejar-kejaran didalam RUMAH,
sampai PAPA ga bISA TIDUR SIANG.
Kangen, bikinin TEH MANIS hangat buat PAPA,
walaupun kadang ITU MENJENGKELKAN,
Apalagi kalo lagi NONTON,
Kangen dengerin SUARA MAMA yang NYURUH2
kesana untuk BELI BUMBU MASAK,
Kangen MERANCANG ide gila bersama amor dan
eset,
Kangen KETAWA ampe BEGO sama mereka berdua,
padahal ITU HANYA SEBUAH HAL SEDERHANA!
Kangen MALAM MINGGUAN rame-rame, abis PAPA
pulang PELAYANAN!
Kangen bangeeet, KAOS-KAOSAN bareng PAPA
lagi tiap bulan,
Kangen rebutan jajan sama AMOR dan ESET,
Kangen cerita-cerita sama MAMA sampe jam 4
pagi,
Kangen tidur sambil peluk mama,
Kangen becanda sama PAPA, dan membujuknya
MEMBELIKAN SEPATU BARU,
Kangen jalan BER2 sama MAMA, untuk BELI
hal2 TENTANG CEWE,
Haaaaaaaahhhhh….
Bicara tentang RUMAH, selalu ADA RASA
KANGEN yang sulit aku CERITAKAN.
Sehebat apapun RUMAH-RUMAH orang yang AKU
DATANGI,
Tidak bisa MEMBUAT aku LUPA akan RUMAHKU!
Mungkin rumahku bukanlah SEBUAH ISTANA yang
HEBAT,
Yang dibangun dengan DESAIN dari ARSITEK
terkenal…
Atau BAHANNYA kualitas NO.1.
Rumahku hanyalah RUMAH ORANG BIASA,
Namun didalamnya ADA CERITA tentang
KEBERSAMAAN yang LUAR BIASA!
Ada rasa SALING MEMILIKI yang selalu
MEMBUAT KAMI ingin KE SANA.
Aku adalah orang yang HOMESICK!
Aku tidak bisa JAUH dari RUMAHKU, selalu
ada RINDU untuk PULANG kesana…
Bukan hanya aku, tapi AMOR dan ESET juga!
Papa menanamkan untuk KAMI bahwa SALING
MENYAYANGI antara ADIK dan KAKAK tidak boleh PUTUS!
Sekalipun PAPA dan MAMA tidak ada, IKATAN
SAUDARA itu TIDAK BOLEH LEPAS!
Dan aku pikir, ITU KEREN!
Kasian BAPAK itu, dia pikir dia orang YANG
KAYA, tapi untukku DIA hanyalah SEORANG AYAH yang KALAH akan EGONYA! Dia memang
MEMILIKI semua hal…hanya saja DIA LUPA, bahwa KELUARGA adalah HARTA yang PALING
BERHARGA! Tidak ada yang BISA MENGGANTIKAN hal itu. Tidak juga UANG dan
KEMEWAHAN.
Semua anak MEMBUTUHKAN PERHATIAN, ini
adalah POINT PENTING.
Sekalipun sebagai orang tua kalian SIBUK
BEKERJA untuk ANAK,
Setidaknya, sempatkanlah untuk MENANYAKAN
kabarnya HARI itu, apa yang sudah DIA BUAT,
Tanyakan APA MIMPINYA! Apa yang dia SUKAI…
Sebentuk PERHATIAN kecil itu, membuat ANAK
tidak MERASA diLUPAKAN.
Hal yang paling MENYAKITKAN itu saat KAU
LUPA, bagaimana CARA MEMBAHAGIAKAN orang yang KAU SAYANGI! Kami,
anak-anak…tidak MEMINTA waktumu yang BANYAK dan SIBUK itu,
Kami hanya MEMINTA sedikit PERHATIAN, agar
KAMI TAU bahwa KAMI berharga UNTUKMU!
Banyak, anak yang LARI ke NARKOBA karena
KURANGNYA PERHATIAN orang tua,
Ini MENYEDIHKAN!
Sebagai orang tua, kalian lah yang
MENGHADIRKAN kami didunia ini…
Tapi, saat kami ADA, kalian TIDAK
MENGANGGAPNYA!
Kalian merasa KAMI harus SELALU mengerti
semua KESIBUKKAN kalian,
Pernahkah kalian TAHU, bahwa ada BEGITU
banyak TANYA, yang KAMI ingin KALIAN JAWAB!
Kalian selalu MEMINTA kami untuk MENGALAH
dari KEPENTINGAN kalian,
Sampai akhirnya, kalian TIDAK SADAR bahwa
KEEGOISAN kalian yang MENYEBABKAN JURANG ini.
Sebagai anak, kami hanya diam...
Tidak PERNAH terbersit untuk MEMBENCI
kalian, sebagai ORANG TUA,
Hanya saja, kami butuh DUKUNGAN kalian
untuk MENGHADAPI HARI ESOK!
Kami butuh PELUKAN hangat KALIAN, saat kami
MERASA dunia begitu MENGECEWAKAN,
Namun lagi-lagi…kami tidak MENEMUKAN
KALIAN!
Kalian hanya SIBUK dengan URUSAN kalian, MEETING, PROYEK LUAR KOTA,
Kalian hanya SIBUK dengan URUSAN kalian, MEETING, PROYEK LUAR KOTA,
Ceritakan ayah, dimana TEMPAT KAMI?
Dibalik setumpuk KERTAS itukah? Atau
diterselip DIBAWAH arsip-arsip penting itu? Dimana tempat kami sebagai ANAK?
Kalian tidak pernah MENJELASKANNYA…
Kalian bahkan MARAH saat KAMI meminta
PERHATIAN kalian dengan KERIBUTAN kami,
Kalian MENYURUH kami diam, karena kalian
BUTUH ISTIRAHAT!
Dan sekarang, ketika KAMI tumbuh DEWASA,
dan kalian sadar bahwa KAMI telah MELANGKAH jauh dari kalian,
Kalian menuntut KAMI untuk KEMBALI menjadi
ANAK KECIL,
Bagaimana bisa?
Saat KAMI KECIL, kalian MENGACUHKAN kami
dengan ALASAN "demi masa depan kalian"
Saat KAMI DEWASA, kalian ingin
MENGEMBALIKAN masa kecil itu lagi dengan ALIBI "Kenapa waktu cepat
berlalu!"
Bukan, ayah…
Bukan WAKTU yang CEPAT berlalu, WAKTU sudah
MENUNGGUMU untuk MENCINTAI KAMI,
Tapi EGOMU mematikan ARTIMU sebagai ORANG
TUA!
Tidak,ayah….
Bukan salah siapapun, INI tentang
KESIAPANMU berbagi PERAN.
Kau belum MEMAHAMI secara BAIK, peranmu
sebagai AYAH!
Kami butuh PERHATIANMU, kami butuh
PELUKANMU, kami butuh KATA-KATA PENENANG saat kami JATUH, kami butuh dukunganmu
saat KAMI TERPURUK, karena kami tau KAULAH TEMPAT BERSANDAR!
Bukan AYAH…
Bukan MUSIM yang CEPAT datang,
Kadang KAMI menantikan KAU datang dan
MENGETUK pintu kamar kami, lalu bertanya tentang APA YANG KAMI LEWATI hari ini!
Kadang, kami melihat IBU menangis, karena
MERINDUKANMU…
Kami,hanyalah ANAK-ANAK, dengan PIKIRAN
POLOS.
Coba KALIAN sebagai ORANG TUA mengerti
POSISI kami,
Apa yang KALIAN rasakan, saat KAMI tidak
DATANG dihari PENTING kalian?
Itulah yang KAMI RASAKAN saat kalian
MENGABAIKAN ULANG TAHUN kami,
Melupakan HARI SPESIAL kami!
Bisakah kali ini, KAMI minta PENGERTIAN
kalian,
Seperti BIASA yang KALIAN LAKUKAN?
Kadang, kami HANYA INGIN, kalian TAU
sakitnya DIABAIKAN!
Mungkin, aku MASIH lebih BERUNTUNG
ketimbang MEREKA…
Aku MEMILIKI mama dan papa yang sangat
MENCINTAI kami ber-5!
Dan aku bersyukur akan HAL ITU!
Untuk semua ORANG TUA,
Janganlah MENERBITKAN AMARAH di HATI
ANAKMU,
Kasihi dan CINTAILAH mereka dengan TULUS,
Berikan PERHATIAN kalian,
Di masa PERTUMBUHANNYA, anak MEMBUTUHKAN
KALIAN,
Karna bagi MEREKA, kalianlah PENUNTUN itu,
Boleh MENGEJAR IMPIAN kalian tentang MASA
DEPAN mereka,
Tapi, sisakanlah sedikit WAKTU untuk
MEREKA,
Kehadiran mereka adalah ANUGRAH dari TUHAN,
Jangan sia-siakan MEREKA!
Suatu waktu, saat MEREKA pergi MENINGGALKAN
KALIAN untuk IMPIANNYA,
Kalian tidak BISA menangkap MEREKA lagi,
Karena itu GUNAKANLAH waktu BERSAMA mereka
SEBAIK MUNGKIN,
Agar RUMAH itu TERASA HANGAT,
Dan…sejauh APAPUN HIDUP menuntun MEREKA,
Kau TETAP bisa MENEMUKAN anakMU, didalam
RUMAHMU…
Untuk semua ANAK,
HORMATILAH AYAH dan IBU, agar LANJUT UMURMU
diTANAH yang DIJANJIKAN…
Kadang, kita harus MENGERTI bahwa
KESIBUKKAN mereka untuk MEMBAHAGIAKAN kita
Walaupun kadang, aku tau BEGITU MENYAKITKAN
saat MEREKA tidak MENGERTI BETAPA rindunya seorang anak,
Aku ingin KITA belajar untuk MEMAHAMI ORANG
TUA kita,
Bagaimanapun, KITA ADALAH ANAK!
Tanpa MEREKA, kita tidak ada…
Kita adalah GAMBARAN diri MEREKA,
Dan bagaimanapun SAKIT HATI yang MEREKA
buat untuk KITA,
Sebagai ANAK, kita harus MEMAAFKAN!
Selama perjalanan pulang, aku masih tidak
habis pikir, aku kira cerita seperti ini hanya ada di SINETRON KHAS INDONESIA.
Ternyata tidak, INI ASLI. Aku tidak bisa membayangkan BETAPA SEPI harinya TANPA
ada CANDA TAWA.
Ketika aku menyelesaikan TULISAN BODOH ini,
ditemani OVALTINE DINGIN dan BISKUIT SELAMAT,
Aku hanya ingin berpesan pada SEMUA
KELUARGA…
Bangunlah RUMAH dengan KESEDERHAANAN,
Berikanlah CINTA KASIH pada DASARNYA,
Topanglah dengan KEHANGATAN, PERHATIAN,
KESABARAN dan DIDIKAN yang baik,
Sehingga ANAK-ANAK yang TUMBUH di dalam
RUMAH itu,
Dapat MENJADI BERKAT bagi SESAMANYA!
Sebab RUMAH yang BAIK, bukanlah DILIHAT
dari BANGUNANNYA,
Namun, KEHANGATAN KELUARGA yang TERPANCAR
disana,
Rumah bukan SEKEDAR PERSINGGAHAN,
Rumah itu TEMPAT BERBAGI BERSAMA semua hal
yang MEMBAHAGIAKAN atau MENYEDIHKAN,
Jangan JADIKAN RUMAH sebuah OBSESI untuk
MENUNJUKKAN KEHEBATAN kalian,
Jika itu kalian LAKUKAN, ANAK kalian tidak
akan PERNAH MERASA NYAMAN!
Tumbuhlah bersama ANAK-ANAK saat MEREKA
KECIL,
Berjalanlah menemani mereka SAAT mereka
REMAJA,
Dan…Peluklah MEREKA saat KEDEWASAAN
menghampiri MEREKA!
Dengan begitu, KAPANPUN itu…
Anak kalian akan berkata "There's NO
PLACE LIKE HOME!"
That's why I BETTER to CALL it HOME than
HOUSE…
Dedicated : untuk semua ANAK yang MERASA
dilupakan, dan setiap ORANG TUA yang merasa DITINGGALKAN!
(Benyada Remals "dyzcabz")
Komentar
Posting Komentar