Langsung ke konten utama

MY ANGEL in the NIGHT

Saturday, April 10, 2010
10:04 PM

Semua orang berpikir aku gila. Pasti!!! Bagaimana mungkin menolak seorang Dokter yang jelas-jelas keren. Bagaimana mungkin,lebih memilih laki-laki yang lain. Sedangkan didepan mataku ada Aldo,seorang dokter bedah yang selalu berusaha untuk mengerti duniaku yang tidak jauh berbeda dengan dia. Namun,inilah cinta… seribu logikapun pasti runtuh dihadapannya!!!
******************************************************************************************

Aku baru saja pulang dari Poli Mata ketika itu, dan seseorang mengagetkanku dengan klakson mobilnya yang cuykup nyaring. Membuatku mengumpat kesal karna merasa pantatku tidak terlalu besar sampai dia tidak bisa lewat. Ya,karna aku kurus. Aku menoleh kebelakang dan melihat sesosok cowok yang tampan turun dari mobil. ia berjalan kearahku dan meyapaku dengan hangat.
"Disa? Ayo,pulang bareng aja! Saya Aldo."
Aku mati-matian berkeras untuk pulang sendiri. Karna sebagai koas yang baik,aku tidak mau mempunyai afair atau dikira memiliki afair dengan siapapun. Toh,disini aku serius untuk belajar. Dia tetap berkeras,namun lagi-lagi kutolak,walaupun sedikit jengkel. Dia menyuruhku tunggu sebentar,entah mengapa aku toh diam dan menurut saja. Dia datang tanpa mobil dan siap untuk menemaniku pulang dengan angkot. Aku menatap heran kearahnya. Dia hanya tersenyum lucu.

Itulah perkenalanku dengan Aldo. Dokter bedah Ortopedi yang cukup digilai oleh banyak rekan sejawat dan suster-suster bahkan koas-koas. Entah apa yang menarik dariku sehingga mulai dari hari itu dia selalu berusaha untuk dekat denganku. Entah sekedar menyapa,atau bahkan mampir ke Poli mata tempatku menjalani kepaniteraan khusus dan berbincang dengan konsulenku. Aku tau Dr.Rudi mengerti betul bahwa Aldo hanya basa-basi,namun dia cukup pintar untuk menjemput bola. Huuuuh!!!! Sementara pandangan tidak mengenakkan harus kuterima sebagai akibat dari ini seua. Padahal,jujur saja…aku tidak suka dengan Aldo. Dia bukanlah,pangeran impianku. Ada orang lain yang selalu mengisi hari-hariku. Dia selalu hidup dalam alam bawah sadarku. Dia terus ada dan selalu ada disana.
******************************************************************************************

"Disa,kenalin ini Om Jhon..."
Aku melihat sesosok wajah menarik yang telah mengeriput ini. Aku berkenalan dengannya ketika menjemput mama digereja. Dia begitu semangat menyambutku. Sampai aku mengira,dulu mungkin aku pernah mengenalnya. Tapi aku lupa. Kekagetanku tidak sampai disitu saja,karna sebelum berpisah dia bilang besok ingin bertemu denganku. Aku hanya tersenyum. Padahal dalam hati begitu banyak tanya yang terselip. Nagapain juga ada oom-oom mau ketemu denganku,pikiran negatif itu terus mengalir lincah dalam otakku.

Aku dan mama menemuinya disalah satu restoran di kota Surabaya. Dia tampak rapi seperti biasa. Kami bercerita seadanya,dan sepertinya dia sangat tertarik mendengar ceritaku tentang pengalamanku selama KOAS dibeberapa rumah sakit. Entah mengapa aku mulai merasa sangat nyaman dengan Oom Jhon. Dia sama kayak papa,pendengar yang baik untukku. Setelah makan,dia mengajak kami jalan,dan dia mampir kesebuah show room mobil. 
"Pilih satu,Disa..." suruhnya.
Dengan cepat mama menolaknya. Aku juga. Aku semakin yakin pasti ada apa-apanya. Pikiran kotorku mulai menggema kembali. Jangan-jangan abis ini aku disuruh jadi istrinya lagi. Ga lucukan? Aku tetap tidak mau!!!
"Oom,saya tau ga ada yang gratis didunia ini kan?"tanyaku ketika dia sedang melihat salah satu mobil keluaran terbaru.
Dia tidak menjawab,hanya tersenyum simpul. Dan bertanya apakah aku suka yang ini atau tidak!

Singkatnya,dia membelikan aku mobil. papa begitu terkejut ketika menlihatku membawa mobil baru. Papa segera menelpon Oom Jhon untuk menanyakan maksudnya,mungkin keluargaku terlalu berlebihan. Tapi,tidak salah jugakan…diindonesiakan emang jarang ada yang gratis toh???!!! Jadilah,pembicaraan antara bapak-bapak dan akhirnya papa menenangkanku. Papa menjelaskan bahwa dia hanya menganggapku sebagai anaknya,karna dia tidak punya anak perempuan. Semua anaknya cowo.
******************************************************************************************

Kehidupanku terus berlanjut!!! 
Oom Jhon membiayai sekolahku diluar negeri sebagai spesialis Obgyn. Dan dia memang benar-benar menganggapku sebagai anaknya. Namun,aku belum pernah mengenal semua anaknya. Hanya Kak Rian, Charlos,dan Medi. Sedangkan aku belum pernah melihat yang namanya Rasco. Oom bilang dia yang akan menyambutku di Inggris nanti,karna dia sekolah dan kerja disana. 

Aku dan Aldo tetap bersahabat,walaupun aku tau dia tetap berussaha mendekatiku!

Aku tidak menduga bahwa aku bisa benar-benar sekolah diluar negeri!!! Dan,bertemu dia….
"Banyak barang?"tanyanya.
Aseli,aku tidak mampu berbicara apapun. Melihat Rasco,anak Oom yang kedua. Arsitek. Tinggi,Kulitnya ga putih,tapi coklat yang keren banget,hidungnya mancung banget, bibirnya tipis, aku bisa melihat lesung pipinya walaupun dia begitu jarang tersenyum seperti Aldo! Dia punya luka robrk dikeningnya,namun entah kenapa aku suka itu. Kesannya cowo banget. Dan yang paling penting sat hal…dia COOL!!! Aku adalah tipe perempuan yang percaya dengan chemistry ataupun Love At First Sight. Dan,pertama kali aku melihat dia…entah kenapa aku merasa,pencarianku telah usai!!!

Dia membawaku kerumahnya. Dia tidak banyak bicara sepangjang jalan. Dia hanya fokus pada jalanan. Dia tidak seperti Aldo yang punya banyak cerita. Atau punya banyak lelucon konyol yang membuatku tertawa konyol. Atau punya seribu-satu cara untuk membuat suasana terasa sangat hidup!!! Tapi,Rasco…dia begitu dingin dan sepi. Tapi,entah mengapa…aku begitu nyaman disampingnya. Padahal belum juga 1 jamn lebih aku disisinya.
Ketika sampai dirumah dia menyerahkanku untuk diantar sama pembantunya. Aku begitu mengagumi rumah ini. Kereeeeen banget!!! Waaaats….dibelakangnya mengalir sebuah sungai kecil yang jenih sangat! Aku tidak segera mengikuti Mbok Jar (begitu Rasco menyebutnya),aku malah menikmati pemandangan dibelakang ini dengan tenang. Saat aku menoleh kekiri,aku melihat Rasco sedang main gitar disebuah kursi taman. Dia seperti orang yang autis!!! Hidup dengan dunianya sendiri. Aku mendekatinya.
"Thanks for all."
Dia hanya mengangguk. Jantungku berdetak sangat kencang hingga suaranya menggema didalam telingaku.
"besok bisa ngantarin gue ke BC "
"istirahat aja dulu yang besook. Diomongin besok aja."
Dia kembali main gitar. "okey,gue masuk dulu ya."

Aku segera menelpon Aldo. Memberitahukannya bahwa aku sudah sampai. Mama-papa juga kok. Oya,perlu ditegaskan aku dan Aldo hanya berteman tidak akan pernah lebih dari itu. Aku menegaskan itu,karna….hari ini,aku tau…kepada siapa hatiku berlabuh!!!!


Aku menghabiskan waktu 8 tahun lebih untuk menyelesaikan spesialisku. Akhirnya aku memutuskan untuk tinggal dan bekerja disalah satu rumah sakit terbesar di London. Bangga sekali rasanya menjadi salah satu staf tinggi disana. Aku masih tetap bersahabat baik dengan Aldo. Dia suka mengunjungiku setiap 6 bulan sekali. Mungkin kalian berpikir apa lagi yang kurang dari dia? Tidak ada,akupun mengakui dia almost perfect….hanya saja hatiku tidak bisa disangkal. Aku mencintai yang lain,sejak pertama kali aku bertemu dengannya,walaupun dia sedingin tembok!!! Aldo selalu saja bertanya kenapa sampai sekarang aku belum bisa menerimanya,apa yang kurang dari dia?!!! Aku tidak mampu menjawa tanya itu. Karna aku tau,itu bukan salahnya. Hanya saja,hati tidak bisa dipaksa…
******************************************************************************************

Aku selalu mengkhawatirkan Rasco,sedang apa dia? Sudah makan belum. Semua tentang dia,membuatku jatuh cinta semakin dalam lagi. Seperti hari ini,aku sedang bersiap-siap untuk operasi Histerektomi. Namun,tiba-tiba muncul kerinduan mendengar suaranya…jadi aku sempatkan untuk menelpon. 
"Ras,udah makan?"
"Hm"
"Lagi apa?"
"gambar"
"sendiri dirumah?"
"ga,ada Lusi,baru datang."

Entah mengapa,tiba-tiba aku merasa hatiku sangat nyilu mendengar nama itu. Lusi Hasretuxi,salah satu teman dekat Rasco dan alasan terbesar aku memilih tinggal diaparteman sendiri. Tidak tahan melihat mereka berdua disana. Rasco memang tidak begitu menanggapinya,namun entah mengapa…rasco selalu menghubunginya disetiap dia butuh teman untuk bercerita atau apa saja. Padahal dia tau aku ada disana. Dia bisa berbagi cerita denganku!!!! Itu sangat menjengkelkan,melihat orang yang kau sayang…lebih memilih orang lain sebagai tempat bercerita!!!!

"oooo. Okey. Gue cuman mau tanya kabar aja. Udah lama ga kerumah. Salam buat Mbok Jar ya… Lusi juga."
"Datanglah,sekali-kali ada yang kangen"

Aaarrrgggghhh…jantungku kembali bertalu-talu deengan irama tak menentu. Dia selalu begini.namun hanya sampai disini saja. Dia tidak pernah bertindak banyak seperti Aldo. Dia jarang mengajakku nonton,atau apalah. Dunianya hanya kantor,gitar dan basket. Aku terbuang jauh dari dunianya. Padahal aku ingin sekali menjadi pusat dunianya.

"Ada operasi,co. mungkin besok kali ya?" ucapku sambil menahan napas.
"Urset kangen sama Lo,karna ga ada yang ngajak main!"

Damn! Ternyata anjingnya!!!! Arrrgghh….makasih! Tapi,aku tidak akan menyerah…aku yakin dia pasti menjadi milikku! Kalian pasti bilang pe-de banget sih lo?!!! Aku tau saja…
******************************************************************************************

Malam itu,aku diundang makan dengan Oom Jhon dirumahnya. Jadi selesai praktek aku pulang dan makan malam bersama. Padahal malam ini,aku sudah janji pada Aldo untuk masak "SPAGETI KOCOK-KOCOK" yang selalu kita buat kalo lagi bosan. Tapi,apa boleh buat…Oom Jhon bilang dia mau bertemu denganku. 

Ketika aku sampai disana,hanya ada Kak Rian yang langsung menyambutku dengan lemparan bantal. Dia segera memelukku. Mereka sudah menganggapku sebagai adik bungsu mereka. Aku bisa begitu hanya pada mereka bertiga,kecuali Rasco. Dia begitu jauh untuk ku raih. Oom Jhon juga sudah seperti papa,kadang aku bisa bermanja padanya. Aku menceritakan segalanya,kecuali tentang Rasco… aku merasa tidak melihat dia hari ini. Kami bertiga segera makan dan bercerita banyak tentang segala hal. Kemudian pertanyaan itu meluncur…
"jadiiii,kapan nich papa nganterin kamu ke altar?"
Aku tersedak. (aku memang memanggilnya papa...)
"apa sih,pa! masih terlalu sibuk dirumah sakit. Belum ada calon"
"loh,katanya dokter. Yang selalu ngunjungin kamu tiap bulan"
"dia sahabat aku,pa!"
Kak rian ber-ehm-ehm ga jelas. Ingin rasanya kucekik dia.
"sahabat? Baek amat!!!"ledek Kak Rian
"emang cuman temen,pa. aku belum..."
"ingat kamu udah 32 loh!!! Jangan terlalu sibuk sampai lupa,bahwa kamu tu perempuan,disa!" papa menasehatiku sambil bermain HP.
"Iya,paaa"
Seandainya saja dia tau,dari 9tahun yang lalu…ada satu nama yang tidak pernah bisa kuhapuskan. Justru,semakin aku kuat untuk melupakannya…aku semakin sadar AKU MENCINTAI RASCO…

Kami bertiga nonton tv dan bercerita tentang segala hal. Seperti yang kami lakukan ketika papa datang. Tidak lama kemudian,Rasco datang. Aku pamit pulang,karna besok ada operasi pagi. 

"Gue anter aja. Ntar mobil lo.besok gue anterin. Udah malam!!!"
Tanpa sadar aku memegang tangan kursi dengan kuat,karna ini untuk pertama kalinya Rasco mengantarku pulang. Aku tidak bisa menolak seperi ketika aku dengan Aldo. Karna,ini hati kawan!!!

"udah makan?"
Aku mengangguk. Suer,jantungku tidak mau berhenti bertabuh-tabuh. Bahkan mungkin aku rasa sekarang sedang dipasang kejut jantung. Aaahhh….LEBAI!!!
"ice cream coklat?"
Aku menggeleng. 
"langsung pulang?"
"kenapa sih,lo tiba-tiba baik gini? Tumben tau ga!" ucapku parau ketika jantungku mulai stabi lagi.
Dia hanya diam. 

Dia mengantarku sampai teras rumah. Itu cukup membuatku terkejut. Tumben!!! Tidak biasanya seperti ini. Aku menatapnya heran. Iyalah,orang tercuek ini…bisa terlihat gelisah.
"Lo sakit?"tanyaku khawatir.
Dia masih menunduk,entah melihat apa dibawah sana.
"ada yang jatuhh,co?"

"Disa,kamu mau ga menikah dengan aku?"

Aku pingsan dengan sukses!!!
******************************************************************************************

Aku merasa sebagai mempelai wanita yang sangat bahagia. Karna,apa yang selama ini aku impikan semuanya terwujud nyata. Melihat dia berdiri didepan altar menungguku. Aku merasa seperti didunia mimpi. Aku benar-benar mencintainya. Walaupun,aku tau….Aldo tersakiti oleh keputusanku yang dia anggap konyol itu. Aldo mengira aku mau untuk menikah dengan Rasco karna rasa terima kasihku pada Oom Jhon karna semua hal yang telah dia lakukan padaku selama ini. Karna dia telah membuatku berhasil menggapai semua impianku untuk menjadi seorang dokter spesialis OBGYN yang terkenal diluar negeri. Aldo salah,bukan itu alasannya! 

"Kamu yakin,mau menikah dengan Rasco?" tanya Aldo ketika aku selesai menceritakan semuanya.
Aku tersenyum. "kenapa?"
"tapi,kamu tu ga pernah mengenal dia dengan baik,Dis! Dia tu ga pernah bener-bener nunjukkin perhatiannya sama kamu!"
Aku hanya diam. Aku tahu yang dibilang aldo memang benar. Tapi,aku yakin…cinta yang tidak diungkapkan tetap cintakan namanya?
"Dis,aku bisa menerima kalo kamu milih cowo lain! Tapi,kenapa harus aldo? Karna kamu merasa berhutang budi dengan keluarganya?"
"ada ha yang tidak bisa kamu mengerti,do. Mungkin,itu salah satunya."
"kamu cuekin aku selama hampir 10 tahun!!! Tanpa penjelasan yang berarti. Sekarang,kamu dengan gampang bilang"aku mau nikah sama Aldo",pernah mikir betapa hancurnya aku?"
"al,dari duli aku udah bilangkan? Kita hanya sahabat! Tidak akan lebih,karna aku udah sayang sama orang lain. Bisa ga kamu ngerti,bahwa hati ga pernah bisa dipaksa. Sehebat apapun kamu,buat aku kamu tetap sahabatku yang sangat baik"
"siapa orang yang beruntung itu?"
"Rasco!"
Aldo tetap tidak percaya. Dia tetap merasa bahwa aku mencintai Rasco,karna balasan kebaikan keluarganya untukku.

Akhirnya,aku sampai juga dihari ini. Menjadi raja dan ratu sehari. Dilayani oleh semua orang. Duduk disebelahnya,menjadi pemilik utuh dirinya. Aku mengamati Rasco dalam diam,aku sangat mencintai dia. Aku tau itu,dan ini adalah pilihanku. Walaupun sampai saat ini,dia belum pernah bicara tentang cinta. Aku tidak pernah mempermasalahkan itu,bagiku cinta itu proses. Jadi,tidak masalah kapanpun dia akan bilang. Dia melamarku itu sudah cukup menyatakan bahwa dia menginginkanku kan?!!!
"Bentar ya..."ucapnya padaku.
Dia pergi dariku,menuju tempat para pemusik. Dan,dia menyanyikan lagu "Love of My Life"

Iam amazed,when I look at you
I see you smilling back at me
Its like all my dreams comes true
Iam afraid ,if I lost you girl
Id fall through the cracks and lose me track,in this crazy lonely world

You are the love of my life
And im so glad you found me
You are the love of my life
Baby put your arms around me
I guess this is how it feels
When you finnaly find something real
My angel in the night
You are my love,the love of my life….

Aku merasa duniaku terhenti seketika. Hanya ada dia dan aku. Dia menatap kearahku. Aku tersenyum. Ya,dia adalah suamiku. Dalam suka dan duka,semua hal yang baik dan buruk,aku berjanji untuk melewatinya bersama dia. Inilah impian terbesar dalam hidupku!!! 
******************************************************************************************

Aku cukup terkejut,saat dia membawaku ke rumah kami,hanya saja ketika harus tidur dikamar yang terpisah. Tidak ada bulan madu,karna dia sibuk!!! Dan,dia tetap dingin seperti biasa…
Tapi,aku tidak boleh menyerah…bagaimanapun keadaannya,aku adalah istrinya!!! Jadi,setiap pagi aku selalu masak sarapannya dan membangunkan dia. Dia cukup kaget dengan keadaaan yang luar biasa ini. Dia hanya menatapku dan bilang "Dis,kamu ga perlu ngelakuin semua ini. Ada pembantu."
Aku hanya tersenyum seperti biasa "Aku suka kok buatin sarapan buat kamu. Inikan memang tugas aku."
Dia hanya menatapku,entah kenapa aku suka sekali cara dia menatapku. Dengan kedua mata sayu itu.
"Ntar siang kamu makan dimana?"
"dirumah. Kenapa?"
"Ga,aku cuman tanya aja. Supaya ntar pas makan siang,aku juga makan disini."
Dia hanya mengangguk. Aku tidak pernah bisa menebak apa yang ada dipikirannya. Tapi,aku begitu menyukai tugas baruku sebagai istri. Aku sangat senang memasak untuknya. Aku senang melihatnya bangun tidur. Aku suka melihatnya makan apel. Aku suka semua yang ada pada dia!!! Dan aku selalu ingin menjadi seseorang yang selalu ada didunianya yang sepi itu. Aku ingin, menjadi satu-satunya orang yang selalu bisa dia andalkan!!! Aku ingin menjadi satu-satunya orang yang selalu dia cari ketika dia sepi. Aku ingin menjadi pusat dunianya. 

Semua orang berkata aku adalah perempuan bodoh,karna lebih memilih patung daripada manusia. Semua orang menganggap Rasco bagaikan patung. Dingin dan diam. Jarang berbicara,malah sebagian keluargaku menganggapnya AUTIS. Mereka lebih setuju aku dengan Aldo. Ketika aku bilang,aku mau menikah dengan Rasco. Sepupu-sepupuku begitu terkejut. Gilang,salah satu kakak sepupuku,menarikku kebelakang.
"Kenapa bukan Aldo? Bukannya kalian udah pacaran selama 9 tahun lebih,sa?"
"dia cuman sahabat baik,kak!"
"Disaaa,Rasco itukan aneh orangnya. Jarang keluar rumah. Hidupnya hanya untuk kerja,basket dan musikkan,katamu? Kenapa kamu mau? Karna,keluarganya sudah menyekolahkan kamu sampai diluar negri? Kamu bisa kok,pulangin uang mereka. Ntar kita semua patungan. Ayolah,sayang…gue ga mau liat lo menyesal seumur hidup!!! Disa, wake up girl…dunia kalian begitu berbeda. Apa yang salah dari Aldo?"
"Gue sayang Rasco,kak. Hanya itu jawaban gue buat lo. Kenapa bukan Aldo? Karna,dia bukan tipeku. Dan dua dokter dirumah terlalu banyak!!!" 

Rasco menyadari betul,bahwa sebagian orang tidak menerima keputusanku. Ketika,suatu siang kami berdua makan siang setelah 1 minggu lamaran.
"kenapa mau menikah denganku? Bukannya ada Aldokan? Kalian udah lama dekatkan?"
Aku terkejut mendengar pertanyaan itu. Memang ekspresinya datar,dia selalu begitu. Namun,ini pertama kalinya dia menyinggung kedekatanku dengan Aldo.
"perlu dijawab?"
"aku mau tau… karna,kamu masih punya 180 hari untuk berpikir kembali tentang semua ini. Aku ga akan memaksa."
"aku tau,untuk siapa hatiku berlabuh. Dan aku tau,dengan siapa aku harus melewati setiap malam. Aku sudah menjatuhkan pilihan,dan itu tidak akan berubah."
Dia hanya diam setelah itu. Tidak banyak bicara. Hmmmm…itulah Rascoku.

Hari ini,aku pulang ke indonesia…
Ulang tahun papa. Rasco tidak bisa ikut karna lusa dia mau berangkat ke Canada untuk proyeknya. Akupun tidak pernah memaksanya. Walaupun sebenarnya,aku tau dia ingin ikut. Tapi,di sudah minta maaf pada papa karna tidak bisa hadir. Dia mengantarku ke bandara.

"Rasco,jangan lupa makan ya.. Kamu punya sakit maag. Dahhhh..."
Aku mencium pipinya. Entah kenapa,aku begitu khawatir meninggalkannya sendiri. Padahal selama ini juga selalu begitu kok. Aku melihatnyan masih berdiri sambil menatapku menjauh. Apa yang ada dipikirannya ya? Apa dia juga merasa kehilangan aku? 
Sampai dijakarta aku segera menelponnya. 
"Co,aku udah sampai. Kamu lagi apa?"
"gambar-gambar."
"udah makan belum? Oya,jangan lupa obat kamu dikulkas ya?"
"iya."
"okey,kalo ada apa-apa kasih tau aku ya?"
"hm"

Jangan kaget,dia memang seperti itu. Pelit ngomong. Tapi,entah kenapa aku mencintai dia. Aku sangat nyaman berada disisinya. Dan berada jauh ribuan kilometer darinya membuatku rindu. Aku ingin menelponnya dan bilang rindu. Namun,apa tanggapannya nanti? Dia bukan cowo yang suka cewe manja. Dia bukan cowo romantis. Dia bukan Aldo yang bisa mengerti bagaimana duniaku seutuhnya. Dia bukan Aldo,yang akan selalu menelponku ketika aku pergi kemana saja hanya untuk tau bagaimana keadaanku saat itu. Dia bukan Aldo yang selalu bisa mengerti apa mauku. 

Sudah 2 hari aku dijakarta,tapi Rasco belum juga menelponku. Selalu aku yang menelpon. Hhuuuuhhhppppffff….
Aldo datang ke acara papa. Aku rindu juga sama dia.
"Hallo,Ny.Rasco. Apa kabarnya setahun jadi istri?"
Aku tetawa. "apaan sih lo! Baik-baik aja. Lo gimana? Kapan dapat undangan gue?"
"tunggu lo cerai aja."
"Hush! Ngomong apa sih!"
"serius gue. Gue nunggu lo cerai aja."
Aku tau dia bercanda,namun entah mengapa kata-kata itu menggangguku. Hingga membuatku tidak dapat tidur semalaman. 
******************************************************************************************

Aku terbangun,ketika Hpku berbunyi…
My Hubby…memanggil!!!
Aku merasa seperti mimpi. Rasco,telpon? Apa gue mimpi ya? Masih dibumi ga sih gue? Aku menekan bantalan jari tengahku,hmm..terasa sakit. Berarti,semuanya nyata.
"hallo,Ras?"
"aku mau berangkat ke canada."
"ati-ati ya?! Ntar kalo udah sampe kasih tau aku ya… udah bawa sweaternya,kemaren aku udah taruh dikoper kamu kok."
"udah. Lagi apa?"
"tidur-tiduran. Co,udah makan siang blum?"
"belum. Ntar aja dipesawat."
"salam dari Aldo."
"kamu lagi sama dia?"
Aaarrrrggghhh….goblok!!! Ngapain gue sebut nama Aldo!!!
"ngga,tadi dia datang. Terus dia salam buat kamu"
"ooo. Okey,dah"

Kenapa mulutku terkadang lebih cepat dari pada otakku?!!! Padahal ini untuk pertama kalinya,Rasco menelponku dengan obrolan agak panjang. Aku memaki diriku sendiri yang bertindak begitu bodoh. Entah apa yang ada diotaknya sekarang!!! Namun sebagian diriku berbisik …biarin aja dis,dengan begitu kita liat suamimu cemburu ga? Selama ini kan dia selalu cuek-cuek aja. Nah,sekarang kita liat…dia marah ga? Kalau iya,itu artinya dia ga suka mendengar Aldo disampingmu. Sapa tau,abis itu dia nyusul kamu kesini.

Entah mengapa,aku benar-benar menunggu telpon dari Rasco seharian. Aku tau,dia pasti sudah sampai. Tapi,kenapa dia tidak menelpon? Apa benar dia marah? Ketika mendengar aku menyebut nama Aldo? Masa sih? Apa itu tandanya dia cemburu? Apa iya? Entahlah,aku merasa begitu khawatir tentang dia. Aku tau biasanya juga dia memang tidak ada kabarnya. Namun…entahlah,aku rindu Rasco!!!

Aku memutuskan untuk menelpon dia… kenapa harus malu,toh dia suamiku kan?
Nadanya sambung namun tidak diangkat. Aku mencoba lagi dan lagi. Hasilnya nihil!!! Aku hanya terdiam. Tidak terasa mataku mulai memanas dan butiran bening itu mulai jatuh…
Lama aku terdiam dan menagis….
Mungkin aku tidak pernah sadar bahwa dia tidak mencintaiku penuh seperti aku!!! Aku baru mengerti apa yang dirasakan Aldo,bertepuk sebelah tangan!!! Mencintai,tapi tidak terbalas itu sangat menyakitkan. Saat kita sangat mengkhawatirkan seseorang,dia sama sekali tidak perduli. Ketika kita benar-benar rindu mendengar suaranya,dia sama sekali cuek. Saat kita sedih dan ingin bercerita tentang suatu hal yang mengganjal dihati,dia dingin dan seperti menjauh. 
Dia membangun sebuah tembok tinggi diantara kami. Dia seolah hidup hanya dalam dunianya. Dia tidak pernah melihat bahwa setiap hari ada seseorang yang begitu khawatir tentang dia. Dia begitu jauh,walaupun raganya dekat. Dia meminangku,namun…setelah itu,dia mendiamkanku. Tidak pernah bertanya bagaimana kabarku hari ini? Tidak pernah menelpon untuk mengecek keadaanku!!!
Tapi,aku tidak pernah bisa melakukan hal yang sama padanya. Aku selalu gelisah jika tidak menanyakan bagaimana keadaannya hari ini. Aku selalu takut sesuatu terjadi padanya. Aku selalu ingin ada didekatnya. Aku selalu ingin dia tau bahwa aku rindu!!! Aku cinta dia,itu adalah satu hal yang tidak terbantahkan. Dan sulit untuk ku sangkali itu. Aku benar-benar jatuh cinta pada Rasco. Sehebat apapun dia cuek. Sekeras apapun dia mengabaikanku. Mungkin ini adalah kesalahan terbesar yang telah aku lakukan,mencintai Rasco. Mungkin mereka benar,dia orang yang salah. namun,bukankah cinta tidak pernah salah?!!! 

Aku ketiduran sambil menangis. Namun,aku terkejut ketika aku mendengar suara itu….
"Makasih,ma. Gapapa,ntar biar Rasco liat sendiri aja."

Aku berusaha membuka mataku yang bengkak. Terasa sangat silau dan perih. Aku mengerjap-ngerjapkan mataku untuk mengusir silau. Aku menemukan sosoknya,diantara remangnya lampu tidurku. Dia sedang menatap kearahku.

"bangun?!!! Katanya tidur?"
Aku hanya menatapnya dan bodohnya….air mataku jatuh lagi!!!! Mungkin dia tidak melihat itu,I hope so….
"ada masalah?"
Aku bangun dari tempat tidur dan bergegas keluar kamar,meninggalkan dia mematung disana. Entah kenapa,aku merasa sedih saja. Aku merasa kosong….setelah menangis tadi. Apa yang terjadi denganku??? Aku tidak kembali lagi kekamarku tapi tidur dikamar lain.
Tiba-tiba….Hpku berbunyi!!!
SMS…My Hubby!!!
Dimana? Temenin aku makan mau ngga??? Aku lapar!

Aku tersenyum membaca SMSnya. Kayak anak kecil aja. Masa sih dia belum makan??? Hmmmm….dasar!!! Aku segera kekamarnya. Aku terkejut melihatnya diruang tengah sedang berjalan kearahku. 
"Makan yuk. Aku lapar banget."
Aku mengangguk."Aku ganti baju dulu."
"aku beliin kamu sweater,ada ditempat tidur.pake ya?"
"Ga ah. Panas." candaku.,
Padahal aku segera berlari kekamar untuk melihat sweater itu. Keren!!! Sweater coklat,warna kesukaanku. Entah kenapa didepannya ada tulisan Rasco's mine… aku tersenyum melihatnya. 

"thanx buat sweaternya."
Dia hanya mengangguk. Hmmmm….inilah Rascoku. 
******************************************************************************************

Dia mengajakku makan malam di sebuah resto mewah. Namun aku menolak.

"aku ga suka ditempat kayak gini. Aku lebih suka makanan pinggir jalan."
"apa?"
"pecel lele? Pecel ayam? Nasi goreng? Sate ayam? Ayam bakar? Pokoknya ga suka disini."
"kenapa?"
"aku ngerasa nyaman ditempat ini. Aku lebih suka suasana pinggiran jalan."

Dia menatapku lama. Namun,tidak membantah. Dia hanya menjalankan mobilnya ke suatu kawasan jajanan pinggir jalan yang cukup populer dijakarta.

"Kok ga jadi ke Canadda?"
"Males."
"Pas aku telpon tadi,udah sampe dijakarta? Atau masih diatas pesawat?"
"Jakarta. Aku pikir ga perlu angkat,toh ntar ketemu."
"Trus,dinas kantor kamu gimana? Tiket Canada hangus? "
"Dari awal emang tiketnya ke jakarta kok!"
"Maksud kamu? Ga pernah ada perjalanan ke Canada?"

Dia tidak menjawab. Dia sibuk dengan Hpnya. Aku menatapnya marah. Jadi,kenapa dia tidak mau ikut merayakan Ultah papa?!! Kenapa dia membiarkan aku pergi sendiri padahal dia tidak ada kerja sama sekali???? Mereka bener aku telah salah pilih!!! Aku diam.

"Aku memang ga ke Canada. Karna,aku harus handle beberapa proyek penting dikantor."
"aku ga minta penjelasan apapun kok. Lagipula,udah cukup mengharapkan kamu untuk bisa masuk dalam duniaku!!!"
Dia berhenti makan dan menatapku. Aku mengalihkan pandanganku. Aku sibuk memainkan Hpku. 
"aku tau! Aku memang ga akan pernah ngerti dunia kamu."
Aku mengacuhkannya!!! Aku berusaha sekuat mungkin agar airmataku tidak jatuh. Ini pertama kalinya,selama hampir 2 tahun,kami berbicara tentang KAMI. Tentang KITA.tentang dua dunia berbeda yang berbaur dalam sebuah pernikahan.
"Karna,aku bukan Aldokan? Aku bukan seorang dokter yang mengerti setiap keluhan kamukan? Aku bukan seorang dokter yang bisa memahami dengan baik,keluh kesah seorang dokter yang super sibuk seperti kamu. Aku hanya orang biasa,yang mencoba mencintai seorang wanita yang luar biasa!!!"

Yeeeeeessss,air mataku meluncur dengan sempurna!!! Ketilka mendengar kata terakhirnya…

"aku tau…kamu meng-iyakan lamaranku karena rasa terima kasihkan? Karna papa,sudah membuatmu menjadi dokter hebat! Aku pernah menyuruh kamu memilihkan? Walaupun itu melukai harga diriku. Kamu bilang kamu tau dengan sapa,hatimu berlabuhkan?!!! Aldo? Lalu buat apa,kamu disini dengan aku? Kenapa kamu begitu bodoh,Dokter Dira!!! Selama ini kamu mencintai sahabatmu,kan?!!! Dia hidup dalam alam bawah sadarmu,kan? Lalu buat apa,sandiwara selama hampir 2 tahun…pura-pura baik dan mencintaiku?!!! Kamu tau,aku terluka. Dira,aku tidak akan memintamu kembali untukku. Aku tau,pernikahan tanpa cinta itu kosong. Tidak perlu balas budi,karna cinta bukan untung-rugi. Cinta bukan hutang-budi…. Pergilah dengan,Aldo. "

Aku menamparnya dengan kuat. Aku tidak perduli seberapa banyak orang yang terkejut melihat sikap liarku. Aku tidak perduli. Aku benci mendengar kata-katanya. Konyol!!! 

"Kamu tau….saya sangat mencintai kamu dari pertama melihatmu!!!"

Aku segera beranjak pulang!
******************************************************************************************

Kepalaku terasa sangat berat ketika bangun ke-esokkan paginya. Aku teringat Rasco,dan segera berlari bangun. Aku mencari dia. 
"ma,Rasco mana?"
"Tadi pagi dia pergi."
"Kemana?"
"Ga tau,dia hanya bilang mau keluar sebentar."

Kakiku terasa lemas. Aku masuk kekamar melihat kopernya. Masih ada. Aku berpikir untuk menelponnya atau tidak. Gengsilah!!! Aku menunggu sampai siang dan dia belum juga muncul. Aku mulai gelisah. Aku menyerah pada gengsiku,aku menelponnya. Tidak diangkat. Apa dia pergi ya? Apa dia marah ya? Apa dia ga akan kembali ya? Pikiranku kacau. Mama menenangkanku.
"dia ga mungkin balik tanpa kamu,Dir. Palingan dia lagi jalan."
"kemana,ma?"

Menjelang sore,ada sebuah mobil berhenti didepan rumah. Aku melihatnya turun dari sana.
"kamu dari mana?"triakku parau.
"tadi,Sasa minta mobil baru,jadi aku pikir…lebih baik aku belinya sendiri aja. Lagipula setelah pembicaraan kita semalam,aku rasa kamu butuh waktu banyak untuk sendiri."
Aku tidak membantah. Aku hanya menatapnya. Walaupun dalam hati aku sebal!!! Apa dia tidak melihat begitu besarnya perhatianku? Bukankah itu tanda cinta?

Semua orang sibuk dengan Mobil baru Sasa. Termasuk dia. Aku menyendiri diruang tv. Aku berpikir bagaimana caranya untuk bilang sayang ke dia? Namun separuh diriku berkata bahwa aku juga harus mendengar dia bilang sayang!!! Tapi bagaimana caranya…??? 

"Kak,lo ga kedepan liat sasa beli mobil baru?"
Aku menggeleng. Aku mendengar Rasco berjalan mendekat(bahkan langkah kakinyapun aku hapal). Dia menatapku sekilas. 
"Rasco udah makan?" tanyaku.
Dia menatapku sambil menggeleng. 
"Mau aku ambilin makan?"
"Ga usah,ntar kita semua makan malam diluar aja!" usul papa.

Kita semua bersiap-siap keluar makan malam dan Aldo datang. Hatiku mencelos,aku melihat muka Rasco berubah. Biasanya Rasco akan mengajakku naik mobil. namun,melihat Aldo dia langsung naik mobil tanpa aku. Aku mengikutinya. 
"Makan dimana?"
"Kita ikut papa aja. Biasa sih kafe BETA,ada live musicnya."
"Aldo gapapa sendiri?"
"Emang kenapa?"
"Kamu ga nemenin dia? Im fine,dir!"
"Rasco,kamu apaan sih! Aku disini,karna aku istri kamu."
"kalo bukan?"
"ya tetap disini..."
"Dira,jangan berkorban terlalu berlebihan. Papa ngerti kok,kalo kamu tidak mencintai aku. Jangan memaksakan diri terlalu hebat!!!"
"Memangnya kamu cinta sama aku?"
******************************************************************************************

Papa mengajak kita di kafe BETA. Lumayan rame karena disini ada live music jadi siapapun yang merasa bisa bermain music boleh unjuk talentanya. Begitu banyak orang yang menyanyi dan bermain musik. Semua terasa sangat menyenangkan,kecuali hatiku yang rapuh. Aku melihat Rasco yang sibuk bercerita dengan Toddy,adik bungsuku. Entah apa yang mereka ceritakan. Aldo sibuk bercerita dengan sasa. Mereka semua punya pasangan ngobrol dan aku merasa sangat sepi. Ditengah keramaian ini entah mengapa aku merasa asing. 

Aku takut,pernikahan ini akan berakhir. Aku tidak mau. Aku mencintai dia. Aku mencintai suamiku. Tapi,apa dia mencintaiku juga? Entahlah!!! Aku fokus memakan ikan bakarku. Tanpa aku sadari,Rasco sudah menghilang dari antara kami. Toddy mengguncang tubuhku,menyadarkanku dari lamunanku.
"Kak,Kak Rasco mau nyanyi tuh"

"Lagu ini,buat istri saya! Mungkin dia selalu bertanya,Do I love U so Much? Mungkin saya selalu sibuk dikantor, untuk mewujudkan impiannya keliling dunia,sampai terkadang mengabaikannya. Atau saya terlalu kaku untuk bilang cinta. Saya bukan cowo romantis,jadi sulit untuk bilang sayang. Saya terlalu dingin untuk bilang dia yang berarti dalam hidup saya. Saya terlalu cuek,untuk mengerti dunianya yang super-sibuk dan butuh dukungan. Saya terlalu apatis,ketika dia butuh saya disaat dia sedih. Saya terlalu ego,untuk bilang…saya merindukan dia setiap malam. Saya terlalu keras kepala,untuk mengakui bahwa perhatiannya mampu menenangkan saya saat dia jauh. Saya terlalu cool,untuk akui bahwa saya cemburu saat dia dikagumi oleh banyak orang. Karna,bagi saya dia hanya milik saya. Saya memang sepeti ini…cuek,dingin,kaku,keras kepala…tapi,dia harus tahu,dia adalah Bidadari Malam saya."

Aku menatapnya dengan Takjub,inikah Rascoku? Yang cuek itu? Yang sedingin es batu itu? Ataukah aku yang belum mengenalnya secara utuh? 
Dia menyanyikan lagu "I DO-98 degrees",diikuti sorakan dan tepuk tangan semua pengunjung kafe. Sasa dan Toddy menggodaku. Entah warna apa pipiku sekarang. Inilah hal terkonyol yang dia lakukan,untuk menjawab pertanyaanku.
Aku menyukai lagu ini…
"I do cherish you,for the rest of my life…
You don’t have to think twice!!!
I will love you still,from the depth of my soul…
Its beyond my control...
Ive waiting so long,to say this to you...
If you're asking me do I love you this much? 
Baby,I do..."

Ketika dia kembali ketemapt duduk,dia adalah Rasco yang kukenal. Dingin dan sepi. Dia hanya menatapku dan mengedipkan sebelah matanya. Membuatku hampir pingsan. Dialah suamiku,laki-laki pilihan hatiku. Mungkin aku butuh belajar banyak tentang dia. Aku memperhatikan dia dan tersenyum dalam hati. Inilah yang kumau…pernyataan cinta dari dia. Thanx God,kau selalu punya cara yang menarik untuk menjawab semua doaku.

Aku tau dialah,orang yang akan berada memelukku disaat terburuk. Aku yakin itu,cinta bukan utang-budi. Aku tau itu,cinta adlah proseskan???? Ya,aku mengalami itu….
******************************************************************************************

Aku dan Rasco,tidak langsung pulang. Dia memintaku untuk menemaninya membeli yogurt kesukaanya di Carefour.
Kami tidak menyinggung "acara panggung " tadi. Aku juga belum tahu mau mulai darimana? Masih terlalu senang dengan kejutannya…


"Kenapa Bidadari Malam?"tanyaku akhirnya dalam perjalanan menuju rumah.
"Karna,kamu cantiknya malam doang."
Aku diam saja. Pura-pura ngambek ga jelas. Hahahahahhahahahahaha….
"becanda. Karna,kamu memberikan cahaya dalam gelapku. Jadi,aku sebut Bidadari malam. Coba telpon Hpku."
Aku melihat namaku diganti "Bidadari Malamku". Aku tersenyum.

"Jadi,kamu sayang aku,Al?"
Dia langsung REM mendadak! Itu membuatku tertawa.
"kamu panggil aku apa?" tanyanya parau
"Ras,sini deh…deketan…dipipi kamu ada.."

Aku mencium bibirnya. Dia terkejut. Aku menghapus lipglossku. Dan,tertawa…

"cowo yang pertama kali aku cium,yaaaa suamiku!!!!"
"tapi,sering diciumkan pacar-pacarmu ya??"
"karna suamiku maunya pacaran sama rotring!!!"
"mau disini???"

Dia menggenggam tanganku selama perjalanan pulang. Aku tau,dia akan selalu menggenggam tanganku,karna dia suamiku. Lebih dari itu,karna dia belahan jiwaku. Jangan menyerah,jika kita yakin tentang perasaan kita. Cinta memang bukan hutang-budi,suamiku benar. Tapi dia salah,jika berpikir aku memilihnya…karna alasan itu. 
******************************************************************************************

Aku bangun pagi ini..
Dan merasakan dekapan hangatnya…aku mencium keningnya!!!
"selamat pagi,sayang!!! Happy aniversary ke-35..."

Dia memelukku lagi. Aku menatap wajahnya yang polos. Dan bersyukur,untuk setiap tahun yang telah kami lewati. Kami pernah bertengkar,menangis,tertawa,dan bercanda. Kami pernah tidak saling bicara sama sekali. Kami pernah saling memaki. Kami pernah pergi dari rumah karna ego. Kami pernah saling membenci,karna beda pendapat. 

Aku mencium bibirnya. 
Dari segala hal itu,kami sering melihat sunset. Kami sering bermain hujan bersama. Kami sering duduk menonton tv sambil makan popcorn. Kami saling memberikan kejutan. Kami sering bermain basket. Kami berkeliling dunia,seperti impianku. Kami selalu mengucapkan I love you setiap pagi,siang dan malam. Kami sering meluangkan waktu untuk pergi nonton.bioskop.

Itulah,kami…
Oya,aku lupa menceritakan satu hal lagi…
Setelah pernyataan cintanya malam itu. Aku dan Rasco,tidur bersama…
Keesokkan paginya,dia membangunkanku,menyiapkan sarapan pagi dan…menggunakan sweater dengan tulisan "Dira's Mine"

Hahahahahahhahahahahahaha….

*******************************Theend***********************


(Ben-Yada Remals "dyzcabz")

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...