If I could turn back time…(FOR U I WILL!!!)
Tuesday, March 08, 2011
12:47 AM
Begitu tinggi tembok yang memisahkanku dengan papa…
Begitu jauh jurang pemisah antara aku dan papa,
Hingga terkadang,
Kami hanya saling menatap,
Tanpa ada obrolan hangat itu lagi!!!
Kami hanya saling diam, dan tenggelam dalam pikiran kami masing-masing…
Tanpa ada niat untuk memulai duluan…
Egoku terlalu tinggi untuk mulai menyapanya!
Tanpa kusadari…
Anak akan selamanya menjadi ANAK!!!
Dan ketika,sangkakala itu ditiupkan…
Nama dibacakan,
Papaku disebut,,,
Dan,aku terpaku…
Karna, 5 menitpun,
Aku tidak mampu menarik dia kembali!!!!
*************************************************************************************
Aku dan PAPA, adalah dua pribadi yang sama. Memang tidak serupa, karna jenis kelamin kami berbeda. Tapi, watak kami sama kerasnya. Dan prinsip kami sama kuatnya. Aku dan papa, sama seperti 2 buah batu, tidak akan pernah selesai jika keduanya disatukan. Aku dan papa, adalah 2 dunia yang berbeda.
Papa membesarkanku dengan cinta kasih yang penuh, bahkan berlimpah. Karna aku tunggal perempuan,diantara 5 orang,adik dan kakak laki-lakiku. Karna itu aku mendapat perhatian istimewa dari papa. Papa selalu mengantarku ke sekolah, mulai dari TK sampai SMA, dia bahkam rela menunda meeting pentingnya hanya untukku. Dia adalah guruku, dia yang mengajarkan ku membaca, menulis, berhitung dan menyanyi. Padahal,dia sedang sibuk dengan proyeknya. Setiap kali papa pergi keluar kota, papa tidak pernah lupa membawakan oleh-oleh untukku.
Hubunganku dan papa dulu…begitu MESRA!!!
Aku dan papa tidak pernah terpisahkan! Papa selalu membelaku dari omelan mama. Dia menyelamatkanku dari bentakan mama. Bahkan, ketika aku dikeluarkan dari sekolah karna memukul teman, dengan santainya dia bilang "ANAK PAPA,jagoan!!!" padahal jelas-jelas aku salah. tapi papa tidak pernah berhenti membelaku, dia selalu ada kapanpun aku butuh!
Yaaa,bagiku papa adalah segalanya!!!
*************************************************************************************
Menginjak masa remaja…
Aku mulai menutup pintu kamarku dari papa. Aku mulai asik dengan dunia baruku. Terkadang,aku membentak papa, karna menurutku pikirannya terlalu kolot! Lalu,aku dan papa akan berselisih paham. Walaupun akhirnya, papa akan datang padaku dan meminta maaf. Aku semakin larut dalam asiknya dunia remaja, dan aku menempatkan lelaki tua itu diseberang sana, bisa kulihat namun kuabaikan. Aku akan datang pada papa ketika aku membutuhkan dia. Dia tetap menjadi tempat curhatku, namun…setelah teman-temanku!!!!
Namun….seiring berjalannya waktu,
Aku dan papa semakin menjauh!
Dan,puncak perselihan itu terjadi ketika aku mau melanjutkan ke perguruan tinggi…
Papa memaksaku untuk masuk kedokteran! Suatu pekerjaan yang sangat kubenci! Aku tidak suka menjai seorang dokter, tapi papa memaksaku. Bahkan ketika aku memohon padanya untuk tidak memaksaku, karna aku tidak menyukainya. Papa tetap berkeras. Papa tetap tidak bergeming. Papa tidak melihat apa yang aku mau, tapi apa yang baik baginya! Papa tidak mau mengerti DIMANA BAKATKU, yang dia mau…HANYA KEINGINANNYA! Dia tidak mau mengerti aku…
Dan,aku menempatkannya sebagai ORANG YANG KUBENCI dan KUHINDARI!!!!
*************************************************************************************
Sejak saat itu…
Aku dan papa jarang bertegur sapa! Kami hanya duduk dan bertatapan, tanpa pernah terlibat dalam suatu obrolan hangat seperti dulu. Ketika aku pulang kerumah, setiap kali kami semua berkumpul aku dan papa, bagaikan dua orang asing. Bagi papa, aku telah menjadi anak yang baik dengan mengikuti keinginan papa, tapi buatku dia adalah orang tua yang buruk!!!! Dia tidak mau mengerti apa mauku! Dia menenggelamkanku kesebuah dunia yang sangat aku benci!
Namun, sekeras apapun aku menentang…
Aku adalah seorang anak! Dan kewajiban seorang anak, adalah menuruti perintah orang tua…sekalipun untuk itu, dia membunuh KEINGINAN terbesarnya untuk menjadi seorang arsitek!
Aku tau, papa selalu membanggakanku didepan banyak orang. Papa selalu menceritakan bagaimana hebatnya aku di kedokteran. Tapi, ketika dia sampai didepanku. Dia hanya diam. Dia tidak banyak bercerita, atau aku yang tidak mau bercerita…? Seperti malam ini, ketika ulang taun, Kak Ando, kami sekeluarga berkumpul untuk merayakannya…
"Ran…gimana kuliahmu?" tanya Opa membuyarkan suasana hening ini.
"Baik" jawabku singkat dan acuh
"Cerita dong" pancing papa
"Ga ada yang menarik"
"Masak sih, di kedokteran itukan banyak cerita" tambah mama
"Masak? Kayaknya malah ngebosenin deh!" ucapku datar.
aku segera bergegas menyudahi makan malam ini dan berlalu kekamar. Aku tau, papa menatap tajam kearahku! Tapi aku tidak peduli…
Aku sedang duduk diteras depan dan menikmati es buah. Aku merasakan kehadiran seseorang dibelakangku…tanpa menolehpun aku tau, itu PAPA!!!
"Masih marah sama papa?" tanyanya lembut
aku mengacuhkannya. Ingin rasanya berteriak padanya bahwa aku benci menjalani apa yang tidak aku sukai!!!! Aku benci melakukan hal ini, aku benci menjalani ini semua!!!! Aku benci berada pada situasi ini…dimana kau harus menjalaninya karna itu sebuah PERINTAH bukan KESENANGANMU!!!!! Itu malah menjadi beban…
"Papa bangga kalau,rara jadi dokter"
"Tapi aku ngga,pa!" bentakku keras.
"apa salahnya jadi dokter? Tidak burukkan?"
"Kalo gitu apa salahnya jadi arsitek? Tidak jelekkan?"
Papa terdiam dan menatapku. Aku menghindari tatapannya.
"Kenapa bukan kak Ando? Kenapa harus aku?"
"kamu taukan,kakakmu itu sakit-sakitan. Lagipula,papa memang mau kamu yang meneruskan sekolah tante Tina yang tertunda dulu..."
"Pernah papa tanya apa mauku? Aku RARA,pa! anak papa, bukan ADIK PAPA!!! Aku punya impian sendiri!!!!"
"Papa tau, tapi tidak salahkan kalo orang tua punya impian yang baik tentang anaknya?"
"terbaik untuk papa, belum tentu terbaik untuk AKU! Kita berdua satu darah,pa… tapi kita beda pendapat!"
"Anak selamanya anak,rara!"
"Aku tau itu,makanya aku terpaksa menuruti IMPIAN papa."
Aku berdiri dan bergegas meninggalkan ruangan ini. Jika lebih lama lagi, aku yakin…air mataku akan tumpah!
Aku benci paaaapaaaaa!!!!! Karna dia tidak mau mengerti aku! Dia tidak mau memahami duniaku…
"RARA!" bentak papa
Aku berbalik menatapnya dengan air mata yang tergenang.
"Apa lagi? Belum cukup?"
"Papa belum selesai"
"Udah selesai dari dulu,pa. sejak papa menjadikan rara boneka, rara menganggap semua obrolan selesai! Karna boneka tidak bisa memberikan pendapatkan,pa??? Boneka hanya mengikuti maunya sang pemilik! Jadi…tidak ada yang perlu didiskusikan,pa!"
Aku berbalik dan meninggalkan papa sendirian.
*********************************************************************************
Aku memang boneka papa…
Yang dia mainkan sesuka hatinya! Karna boneka tidak punya hak untuk bicara!
Semakin hari, kebencianku akan papa semakin menumpuk!
Bahkan setiap kali ulang tahunnya, aku tidak mengucapkan selamat padanya secara langsung, seperti dulu…
Biasanya setiap malam menjelang ulang tahunnya, aku akan menyiapkan surprise untuknya,
Entah menyanyikan happy birthday didepan pintu kamarnya,
Atau bahkan…muncul dikantornya dengan ratusan balon warna-warni…
Atau…memasakkan sarapan pagi untukknya!
Semua kemesraan itu hanya tinggal kenangan!!!
Walaupun kadang, aku rindu pada masa-masa itu…
Hari ini, papa ulang tahun…
Aku tau dan sadar betul akan hal itu! Tapi,tangan dan hatiku tidak bergerak untuk menelponnya! Lagipula, aku memang sedang banyak ujian dan tugas kuliah, jadi aku tidak begitu fokus pada ulang tahunnya.
Mama bahkan mengirimkan sms untuk memintaku agar memberikan selamat ulang tahun pada papa. Tapi,aku mengacuhkannya.
Ketika, hari ulang tahunnya hampir berakhir…(*pukul 11 lewat 23 menit...)
Hpku berbunyi…
Aku melihat nama yang tertera disana… "si DALANG" (*namaku untuk papa di Hp)
Sejenak aku hanya menatap layar Hp-ku, aku masih memutuskan apakah aku harus menganggkatnya? Atau membiarkannya?
Okay,karna anak tetap anak…aku mengangkatnya!
"Hm?"
"Kamu lupa papa ulang tahun?"
"happy birthday"
"kamu ta"
"Pa, aku capek, ngantuk, banyak tugas. Udah ya."
Aku mematikan Hpku. Entah bagaimana perasaan papa, aku tidak peduli! Aku memang sedang malas untuk berbasa-basi dengannnya, karna jatuh-jatuhnya juga basi.
*************************************************************************************
Hari ini, aku memenuhi IMPIAN TERBESAR PAPA!!!
Aku menjadi DOKTER seperti apa YANG DIA MAU!!!
Aku menyelesaikan studyku tepat pada waktunya…
Itu membuatnya berdiri dengan bangga,
Tapi aku tidak bangga dengan semua itu!!!!
Aku bisa melihat betapa wajah papa bersinar dan berbinar…
Dia menjabat tangan semua orang!
Dia menyelenggarakan pengucapan syukur dengan meriah!
Dia begitu bersuka cita…
Padahal aku biasa saja!
Ketika semua tamu sudah pulang dan aku sedang berganti baju…
Aku mendengar papa dan mama bercerita!
"akhirnya putri kecilku jadi dokter juga" ucap papa lembut
"Ya,aku bangga sama rara,pa"
"kira-kira dia masih marah ga ya sama saia?"
"Ajaklah dia bicara dengan baik, toh…sekarang juga dia sudah jadi dokter, mau semarah apapun dia sama kamu,pa… kamu tetap papanya!"
"kamu tau kenapa aku mau dia jadi dokter?"
"Karna Tina gagalkan?"
"Bukan. Itu hanya alasanku. Tapi, lama sebelum dia lahir…aku punya nazar untuk Tuhan. Kalau aku dapat anak perempuan,aku akan menjadikan dia seorang Dokter, untuk melayani sesama,ma. Kamu inget, malam waktu dokter bilang…kandungan kamu mungkin tidak bisa dipertahankan? Saat itu,aku meminta pada Tuhan hal yang sama…jika anak kita selamat dan dia perempuan. Aku akan menjadikannya dokter, demi kemuliaan namaNya."
"Tapi untuk hal itu kamu melukai hatinya,pa..."
"Suatu saat dia akan mengerti, bahwa aku melakukan ini…untuk kebaikannya. Bahwa Tuhan telah menyelamatkannya dan untuk itu dia harus mengucap syukur dengan membaktikan hidupnya bagi sesama."
"Kenapa kamu ga menjelaskan semua ini sama rara?"
"terlalu jauh jurang yang tercipta antara aku dan dia sekarang. Dulu dia masih mau manja ke papanya, sekarang? Setiap kali melihatku dia pasti menghindariku. Waktu akan mendewasakan putri kecil kita,ma. Suatu saat dia pasti memaafkanku untuk memaksanya mejadi dokter."
"Aku berharap begitu,pa."
"aku yakin, rara akan kembali menjadi putri keciil kita lagi… dengan senyum manjanya dan tingkah lucunya."
"Kamu udah ucapin selamat ke dia,pa?"
"Astaga blum, dari tadi aku sibuk dengan orang-orang!!! Sampe lupa..."
Papa bergegas keluar kamar dan menemuiku…
"Papa ganggu?"
aku menggeleng.
"SELAMAT YA,NONA DOKTER RARA..." ucapnya dan mengecup keningku.
sesuatu dalam hatiku mencair!
"Makasih,pa"
"…."
"…."
Dan kami bedua terdiam! Hening. Sepi. Sunyi. Aku sibuk membalas sms ucapan selamat dari teman-temanku. Papa juga terdiam di ujung tempat tidur! Dia tidak mengeluarkan sepatah katapun. Ataupun mungkin dia bingung, mau berbicara apalagi?
"PA,aku ngantuk. Mau tidur." ucapku untuk mengakhiri suasana kaku ini.
"okay, goodnite..." ucap papa kaku.
Ketika dia menutup pintu, air mataku jatuh dengan sempurna…
Makasih,pa…
Bagaimanapun keadaanku sekarang…semua karna papa!
Papa lah yang memaksaku untuk menjadi dokter,
Ternyata..aku bisa!
*************************************************************************************
Aku memang telah berrdiri menjadi seorang dokter, secara tidak langsung…semua ini KARENA PAPA!!!
Bagaimana kerasnya hatiku membantahnya, semua tetap karena PAPA,
Jika bukan karena paksaannya mungkin aku tidak akan memakai JAS PUTIH ini,
Aku tidak akan menggunakan STETOSKOP ini…
Hubunganku dengan papa tetap seperti benang kusut yang tidak akan pernah selesai!
Dalam berbagai kesempatan aku dan dia hanya terdiam dan mematung,
Aku menyibukkan diriku dengan segala urusan kedokteranku.
Dan aku memilih menempatkan diriku sebagai orang asing didepannya,
Sehingga aku tidak perlu basa-basi busuk!
Aku melanjutkan tugasku sebagai dokter ke daerah Kalimantan, padahal papa sudah menawarkanku untuk berbicara dengan kepala dinas kesehatan di jawa tengah agar aku bisa PTT disana. Namun,egoku menolak!!! Aku berkeras bahwa aku mampu untiuk survive disana. Aku sudah besar dan dewasa, jika papa terus mengaturku…kapan aku keluar dari kepompong ini? Ucapku sinis.
Hari ketika mama dan papa mengantarku kebandara menuju tempat tugas yang baru,
Aku melihat mata mama basah, dia tidak berhanti memelukku. Padahal ini hanya perpisahan sementara bukan?
Namun, saat aku menoleh pada papa, dia malah sibuk dengan hp-nya. Membuatku semakin yakin, dia tidak sungguh-sungguh sedih seperti mama. Aku berpikir mungkin papa senang karna akhirnya anak keras kepala ini benar-benar pergi dari rumah.
"Ra,telpon mama ya? Jangan lupa makan loh… begitu sampe kasih kabar ya?"
Aku mengangguk. Aku mengusap air mataku yang mulai menggenang. Aku berusaha tampil sebagai anak mama yang tegar. Berat rasanya melepas pelukan mama, dan pergi ke tempat asing yang sama sekali asing untukku. Karna tempat terhangat adalah RUMAH. Ditengah mama dan papa. Tapi,aku tidak bisa mengulang waktu dan menjai anak kecil yang cengeng. Show must go on,while you interruption!
Aku menengadahkan kepalaku dan mencegah air mataku mengalir lebih deras lagi. Aku menekan perasaanku, aku mengigit bibirku dengan keras. Karna satu kata lagi, mungkin aku akan membatalkan kepergian ini. Aku melewati papa, dan berhenti dihadapannya. Aku dan papa bertatapan lama dengan papa. Papa tersenyum. Dia membelai pipiku dan mengecup keningku. Dia tidak banyak bicara.
"Sukses,ra. Papa selalu doain yang terbaik buat rara."
Aku mengangguk. Ingin aku memeluk lelaki tua ini. Namun,entah mengapa badanku mengejang! Aku hanya mengangguk. Dan berbalik…
Entah mengapa saat aku berbalik…
Aku seperti mendengar kalimat ini…
"RARA sayaaang papa ga??? "
"sayaaaaang!!!!"
"Sayaaaang sampe mana????"
"JANTUUUUNG HATIIIII,paaaaa…..."
Aku berbalik dan menemukan papa duduk disalah satu bangku dan bersandar dipelukan mama.
Papa hanya berusaha tegar didepanku, agar aku menjadi putri kecilnya yang kuat!
Padahal dia tidak bisa melihat kepergianku….
"RARA,sayang papa sampe jantung hati..." bisikku pelan
*************************************************************************************
Tahun demi tahun berlalu…
Setelah PTT di KALIMANTAN, aku melanjutkan studi spesialisku di Kings College London, dengan beasiswa yang berhasil aku dapatkan dari salah satu perusahaan obat terkenal di kalimantan. Aku mengambil bagian bedah. Aku sangat menyukai menyukai bagian ini, bahkan aku berencana mengambil sub-spesialis bedah digestif. Aku sangat menikmati semua hal yang aku jalanin. Terutama sekolahku saat ini.
Tanpa aku sadari, aku tidak pernah pulang keindonesia sejak 6 tahun yang lalu. Aku terlalu sibuk sehingga aku sering kali mengalpakan mama-papa. Aku benar-benar tidak pernah mengambil libur natalku. Bahkan cuti yang mereka sediakan,aku fokus pada kerjaku. Oia, sambil study spesialis aku juga bekerja dirumah sakit St Thomas 'Hospital yang cukup terkenal itu. Aku bekerja sebagai residen bedah, namun aku digaji dan itu sangat lumayan.
Sering kali, mama menelponku untuk menanyakanku kapan pulang? Mereka semua rindu padaku. Namuun,aku selalu tidak punya waktu. Aah,aku memang menghindari jakartakan? Aku malas bertemu papa… walaupun,sejak 3 tahun lalu, papa sudah sering memulai komunikasi itu denganku. Dia mulai sering menelponku, walaupun yang menjawab hanyalah mesin penjawabku. Dia sering mengirimkan sms untuk menyemangatiku, dan entah mengapa sms papa selalu sampai tepat ketika aku merasa sedih. Atau rapuh karna diskriminasi yang aku dapat disini. Bukan karna aku orang indonesia, tapi karna aku perempuan. Dan dibagian spesialis ini, memang sangat jarang ada perempuan. Makanya terkadang aku merasa begitu kalah dan kecil.
Seperti malam ini…
Aku baru pulang, setelah presentasi didepan profesor. Mc-Lader, salah saut guru besar di bagian bedah ini. Presentasiku tidak terbilang buruk, hanya saja menerima kritikan dan serangan pertanyaan dari berbagai arah membuat percaya diriku rapuh. Bayangkan saja presentasi case itu, 6 jam!!!!! Demi Tuhan…bisa berdiri dan menjawab setiap pertanyaan dari para senior saja aku sudah cukup bersyukur!!!! Padahal kakiku sudah berteriak, minta diistirahatkan…
Aku masuk apartementku dan melempar semua barang bawaanku kelantai!!!! Aku butuh seseorang untuk berbagi… aku butuh teman bercerita! Aku butuh teman bertukar pikiran…untuk mengeluarkan kekesalanku hari ini! Aku butuh didengar… tangisku meledak tanpa bisa ditahan lagi. Aku masih terduduk dilantai dalam keadaan gelap. Rasanya hari ini tenagaku habis untuk melakukan apapun itu. Bagaimana tidak,selesai presentasi itu aku masih harus jaga malam menggantikan seniorku yang tidak bisa jaga!!!! Disana senioritas sangat berpengaruh! Dan sebagai junior…aku harus patuh,walaupun ingin aku meninju muka seniorku itu.
Dalam keheningan aku mendengar Hpku berbunyi…
Aku segera mencarinya dalam kegelapan!
Aku membukanya dan sms papa terlihat…
"Jangan takut sayang, Yesus dan papa selalu ada,buat rara..."
Aku menangis semakin kencang!!! Bukan hanya karena sms itu, tapi juga saat ini…aku sadar betul, aku rindu rumah!!!! Aku rindu suasana rumah dengan semua orang-orangnya.
Aku rindu pulang kesana, ketempat dimana semua orang begitu mencintai dan menyayangimu tanpa pamrih. Tempat dimana, kau bebas menjadi dirimu sendiri.
Dengan kekuatan yang tersisa…aku menekan nomor rumahku, ketika aku melihat jam menunjukkan pukul 7 malam, aku sedikit ragu… apakah masih ada yang bangun??? Bunyi telepon masuk berkali-kali namun nihil, tidak ada yang mengangkat!!! Aku menyerah, namun aku terkejut saat mendengar suara BERAT itu…
"Hallo?"
Aku menahan napas dan tangisku. Aku mengatur napasku dan berusaha menormalkan suaraku.
"PA?" ucapku serak. Aku berusaha sekuat tenaga untuk kuat. Aku berusaha untuk menghentikan tangis bodoh ini!!!!! Aku berusaha untuk terdengar biasa saja. Tapi,aku tidak bisa…
"Nona?"
"Paaa…be--loom ti---dur?"
"Papa lagi baca-baca. Kenapa? Nona sakit?"
"Ngga,paaah"
Aku tidak sanggup melanjutkan lagi. Aku terisak dengan pelan.
"Nona nangis? Kenapa?"
"Ga pa… pengen nangis aja"
"ada masalah?"
"capek,pah"
"menangislah, teriaklah,non… papa denger..."
Dan aku melakukannya. Aku menangis sekuat-kuatnya! Aku berteriak dan terisak sedemikian hebatnya. Aku tau, papa akan selalu mendengarkanku. Dia akan selalu menemaniku. Dia tetap menjadi sahabat baikku dan musuh abadiku.
"Inget ya,nona cuman boleh nangis didepan papa dan Tuhan Yesus ya? Jangan biarin orang lain tau, nona sedih ya? Kapanpun nona merasa sepi dan sendiri, papa selalu ada."
"Paa..."
maaf ya untuk egoku yang besar selama ini…
Maaf selalu menempatkan papa sebagai musuh!!!
Papa adalah selimut terhangat yang akan selalu melindungiku dari apapun,
Aku tau, papa akan selalu ada disampingku!!!
Sekalipun papa jauh…
Papa ada dan akan selalu ada!!!
"udah makan?"
Aku hanya terdiam.
"Non? Udah tidur ya?"
Aku hanya terdiam.
"Tuhan Yesus yang baik jaga Rara, supaya rara sehat dan bisa mimpi indah malam ini, AMIN. SUN sayang dari mama dan papa"
Dan papa menutup teleponnya…
Itu adalah doa yang selalu papa ajarin untukku sebelum aku tidur!!!
Astaga itu sudah belasan tahun lalu…
*************************************************************************************
Aku kira setelah malam itu,
Hubunganku dan papa akan semakin membaik!
Setidaknya sudah ada awal yang baikkan? Untuk selanjutnya terserah anda…
Akhirnya aku menjadi SPESIALIS BEDAH dan lamaran kerjaku diterima disalah satu rumah sakit cukup terkenal disana. Jadi aku memutuskan untuk tinggal dan tidak kembali kejakarta. Papa dan mama tidak datang pada hari wisudaku, karna Catur adik bungsuku, juga dikukuhkan menjadi seorang Pilot. Jadi,aku mengalah saja. Toh,ini hanya gelar spesialiskan? Walaupun aku begitu ingin bertemu dengan mereka. Aku hanya bisa mendengar cerita mereka dari telepon.
Aku kira menjadi seorang spesialis itu tidak akan begitu sibuk. Toh,hanya pasien tertentu dengan keluhan yang cukup jelas yang akan kau tanganikan? Atau tidak jadwal operasi yang begitu padat, ternyata aku salah. spesialis itu sibuk juga. Rencanaku untuk pulang natal tahun ini, batal karna begitu banyaknya jadwal operasi yang sudah dijadwalkan. Ditambah lagi, dokter bedah yang satu lagi sedang cuti karna patah kakinya. Jadilah, tinggal aku sendirian. Tiap hari ke poli dengan jumlah pasien yang hampir seratus tiap harinya. Jadwal operasi sehari paling sedikit 5, belum lagi jadwal praktek dirumah sakit lain. Bukannya serakah, aku diminta tolong oleh mentorku, untuk menggantikannya di salah satu rumah sakit yang cukup jauh diluar kota. Dan karna aku merasa tidak enak untuk menolak, jadilah aku mesti memenuhinya.
Satu-satunya hal yang sangat aku sukai adalah ketika berada didalam kamar operasi. Aku selalu suka berada didalam sana, karna buatku…didalam sana,adalah ruangan ajaib, karna bukan hanya tanganku yang bekerja namun ada tangan lain yang menuntunku untuk menggunakan ilmuku dengan baik, tangan lain itu tidak terlihat namun dia hadir secara nyata, dialah TANGAN TUHAN yang sering dilupakan oleh para dokter. Kadang Tangan AJAIB itu terlupakan oleh semua dokter yang merasa sudah ahli. Padahal tangan itulah yang menuntun kita mengerjakan perkerjaanNYA demi kemuliaanNYA dan kemanusiaan.
Seandainya waktu bisa kuputar…
AKU INGIN KATAKAN AKU MENCINTAINYA…!!!!
Ini menyadarkanku, sehebat apapun gelarmu sebagai seorang dokter…
Kau belum bisa menghadang MALAIKAT MAUT!!!
Dan menarik kembali JIWA orang yang kau cintai…
Kematian adalah kekalahan yang menyakitkan dalam perjalanan sebuah kehidupan,apalagi jika kau belum sempat mengatakan apapun…
Bahkan mengiba untuk menariknya 5 menit saja, TIDAK MUNGKIN lagikan???
*************************************************************************************
Hari ini, aku ada 10 operasi, aku sangat sibuk, sampai aku lupa membawa hp-ku!!!!
Biasanya benda kecil itu tidak pernah alpa dari dalam tasku, namun karna aku sangat terburu-buru…
Aku melupakannya!!!!
Tadi pagi, papa menelponku namun karna aku terlalu terburu, aku hanya menjawab seadaanya. Dan dengan segera aku menyudahi pembicaraan itu. Yang aku tau, papa lagi sakit. Dari 3 hari yang lalu, mama menelpon dan mengatakan hal itu. Hanya saja aku kenal papaku dengan baik, dia orang yang sangat kuat! Dan keras kepala, jadi kupikir hanya gula darahnya yang naik atau jantungnya yang kumat lagi. Papakan tidak pernah taat minum obat, jadi aku mengabaiikannya.
Aku benar-benar tenggelam dalam kesibukkanku. Mulai dari poli, visit pasien dibangsal serta rujukan, operasi dan lanjut kerumah sakit yang lain, belum lagi harus mampir ke universitas karna ada hal yang mau aku diskusikan dengan salah satu guru besarku. Intinya hari ini, aku sangat sibuk! Aku baru masuk rumah jam 10 malam.
Hannah segera menyampaikan berita yang membuatku ambruk!!!!
"Ayahmu sudah meninggal,dok"
"…."
"Dari tadi,aku coba telpon kerumah sakit, tapi mereka bilang anda tidak mau diganggu dulu."
"…."
Aku hanya mampu menatap nanar kearahnya. Aku ambruk kelantai dengan sempurna. Aku tidak pingsan, hanya saja aku seperti merasa hampa dan tidak mengenal sekelilingku.
Bagaimana mungkin Tuhan??? Tadi pagi aku baru berbicara dengannya…
"Nona…kapan pulang?"
"Paaaa,aku masih sibuk! Ga taulah"
"papa sakit"
"iya mama udah cerita, makanya minum obat pa. jangan keras kepala."
"Non"
"pah udah dulu ya, aku telat! Dah!"
Aku masih ingat betul, suaranya terdengar lemah dan berat….
Aku masih terdiam, hannah duduk disampingku. Mungkin dia takut aku pingsan.
"Im fine,han. I want to be alone,please"
"you can call me anytime,dok."
Aku hanya mengangguk. Aku mendengar Hpku berbunyi dengan ringtone khas jika mama yang menelpon….
"Ha---looo?"
"Raaaaaaaa….kamu kemanaaaaa!!!!!! Papa nyariin kamu dari tadiiiii!!!! Papa udah ga ada,ra!!!!" teriak mama
Seandainya waktu bisa kuputar sekali lagi…
Hanya untuk mengatakan betapa aku mencintainya!!!!
"raraaaaaaa….." isak mama lagi
Aku terhenyak. Bahkan untuk menghembuskan nafaspun terasa begitu menyakitkan. Aku kehilangan dia… aku kehilangan papa! Bahkan disaat terakhirnyapun aku tidak hadir! Disaat dia memintaku untuk menemaninya aku tidak disana. Aku sibuk untuk menjalankan sumpah jabatanku. Tapi ternyata Tuhan tetap tidak memperhitungkan itu. Tuhan tetap menyuruh malaikat maut datang menghampiri dia. Inikah hukuman Tuhan untukku? Karna aku menyia-nyiakan papa semasa hidupnya? Karna aku mengabaikan dia semasa jiwanya masih dibumi?
Aku tidak tau harus bagaimana! Untuk sejenak, aku hanya bisa terdiam! Aku tidak ingin berpikir tentang apapun juga! Aku tidak ingin tau tentang segala hal…apapun itu. Aku hanya ingin segelas coklat dingin dan menghirup udara segar, untuk menenangkan otakku! Tidak ada lagi orang yang akan mengirimkan sms untuk menenangkanku! Aku tidak akan bisa menangis pada papa lagi. Aku tidak bisa mengeluh lagi.
Aku keluar rumah dan berjalan sejauh mungkin, aku berharap ketika aku kembali kenyataannya akan berubah! Aku berjalan melewati segala gedung-gedung bertingkat ini, menatap keindahannya. Suatu saat dulu, aku pernah berjanji membawa papa dan mama jalan ketempat ini. Aku pernah berjanji untuk memperlihatkan pada papa kota IMPIAN semua masyarakat dunia. Jam bigben yang tua itu. Aku berhenti disalah satu jualan pinggir jalan yang menyediakan jajanan malam, pikiranku kosong! Aku memesan coklat dingin dan duduk disalah satu kedainya.
Aku hanya duduk dan menatap sekeliling. Aku tidak tau harus berbuat apa, yang aku tau aku gagal sebagai seorang dokter. Aku mendapatkan predikat CUM LAUDE namun, aku sama sekali tidak bisa melihat sakit yang papa alami. Aku yang diakui sebagai salah satu dokter terbaik versi majalah kesehatan di inggris tidak bisa menghindarkan papa dari kematian. Aku gagal sebagai seorang anak. Aku gagal. Iyakan pa?
Kematian adalah HAK TUHAN,
Seorang dokter TERHEBAT sekalipun…tidak akan mampu menghentikannya!
*************************************************************************************
Aku menghadap direktur dan meminta ijin untuk berangkat pagi ini! Aku harus pulang untuk melihat jasad papa. Tapi…aku terkejut ketika direktur itu berkata, bahwa aku tidak bisa pulang hari ini, karna ada operasi penting yang tidak bisa ditunda sama sekali. Dan aku harus melakukannya. Aku berdebat panjang dengan dia. Aku bersikeras untuk pulang dan menyerahkan tanggung jawab ini pada dokter lain. Namun,dengan tegas direktur ini menolak.
"Saia turut berduka cita, dr.Rara. Tapi,sumpah anda sebagai seorang dokter adalah mengutamakan pasien! Itu harga mati seorang dokter. Kita harus bekerja berdasarkan profesionalitas. Saia rasa karna hal itu saia menerima anda bergabung dirumah sakit ini."
"Bisakah anda mengerti, saia tidak pernah meminta cuti atau libur. Tapi kali ini, saia ingin pulang..."
"Ketika anda memilih bidang ini,seharusnya anda tau ini adalah resiko terpahit yang harus anda lalui. Terkadang, anda harus belajar membenci apa yang anda cintai,dr.Rara."
"…."
"Buatlah ayah anda bangga karna memiliki seorang anak dengan integritas dan loyalitas yang tinggi terhadap kemanusiaan."
"Terima kasih atas perhatian anda, dok."
Aku berbalik dan berusaha menekan tangisku yang hampir meledak.
"Ra,saia tau bagaimana sakitnya! Saia pun tetap melaksanakan tugas saia ketika istri saia meninggal. Jadi,saia tau bagaimana sakitnya hatimu. Maaf,tapi ini aturan."
"Saia mengerti,dok"
Aku segera menuju POLI setelah itu aku menyelesaikan operasi itu. Harus aku akui sulit rasanya mengerjakan sesuatu disaat hatimu begitu sedih! Sulit rasanya berpura-pura semuanya akan baik-baik saja,padahal hatimu terasa sakit dan nyeri. Aku tidak bisa!!!! Aku tidak kuat, kehilangan papa begitu meruntuhkan duniaku. Aku bahkan butuh waktu menyendiri selama 15 menit sebelum operasi sebelum aku kuat untuk menghadapi kenyataan ini.
Semua petugas kamar OPERASI mengucapkan turut berduka cita untuk papa. Aku tersenyum dengan airmata yang menggenang. Hanya Tuhan yang tahu bagaimana kerasnya aku melawan perasaan sedih ini! Betapa hebatnya aku menekan rasa kehilangan ini. Karna aku menghadapi nyawa manusia, dan karna aku seorang dokter! Dan aku harus tetap berdiri dikamar ajaib ini untuk melakukan hal ajaib dengan bantuan TANGAN AJAIB itu…
*************************************************************************************
Ketika aku tiba dirumah…
Aku melihat PAPA telah rapi didalam peti! Papa terlihat begitu gagah seperti papa yang aku kenal. Mama memelukku dan menangis. Kak Ando dan Catur juga memelukku. Aku menuju kearah papa. Duduk disamping petinya.
"satu-satu rara sayang papa,,,"
Aku melantunkan lagu yang biasanya aku dan papa nyanyikan ketika kami berdua bermain catur dulu. Lagu yang selalu diakhiri dengan pertanyaan "RARA SAYAANG PAPA SAMPEEE MANA???" lagu yang selalu aku lantunkan, saat kami berdua makan jagung di puncak, atau makan di rindu alam. Lagu yang selalu papa nyanyikan ketika membujukku untuk tidur. Kini,laki-laki tua itu tidur selamanya…
Aku mengelus pipinya yang mulai berkeriput. Aku mencubit hidung mancungnya yang biasanya aku cubit saat kami bercanda bersama. Aku mencium pipinya.
"Maaf,paah…RARA terlambat! Rara terlambat untuk tau bahwa papa ingin rara pulang…" isakku pelan.
"Papa,manggil nama lo terus sebelum nafasnya putus,ra..." ucap Kak ando
"Dia minta maaf dari lo..." tambahnya lagi
Aku menggenggam tangan kuat itu. Tangan yang biasanya memelukku dan menggendongku. Tangan yang biasanya menggenggamku saat kita berdua jalan-jalan ketaman. Formalin telah membuatnya kaku. Namun,bagiku tangan itu tetap sehangat biasa.
"Paah,jangan minta maaf… RARA yang salah, seharusnya hubungan kita tidak sedingin ini!
Makasih,paaa… makasiiih, karna selalu ada buat rara… selalu mau mendengarkan keluh kesah rara!
Makasih,pa… papa adalah hadiah terbaik dari Tuhan yang menyentuh hidup rara secara nyata.
Paaah,,,makasih untuk masa depan yang telah papa pilih untuk rara. Rara ga pernah nyesel kok masuk kedokteran,karna disana rara menemukan banyak keajaiban seperti yang papa ceritain. Makasih banyak,paaah..."
Ibadah pemakaman dimulai, aku tidak pernah beranjak sedikitpun dari papa. Aku berada ddidekatnya, aku bercerita tentang banyak hal dengan dia, tentang tahun-tahun kuliah yang terlewati, tentang dosen yang gaalak, tentang senior yang judes, tentang pasien yang manja, tentang semua hal yang biasanya papa mau tau, tapi tidak pernah aku ceritakan! Aku menceritakan semua hal yang pernah aku lewati… aku tau,papa ada disini! Aku bisa merasakannya, papa harus tau…aku sayang padanya! Papa harus tau,aku tidak pernah benar-benar membencinya seperti yang selama ini aku katakan padanya. Aku tidak pernah benar-benar ingin mengacuhkannya, namun kesibukan dan egoku telah membuat sosok papa kabur dimataku.
Ketika,diminta sambutan atau sepatah-dua patah kata dari keluarga, mama menyuruhku untuk berdiri dan mewakili kami semua! Walaupun aku menolak karna aku tidak siap. Namun,kak Ando bilang…papa yang meminta itu! Papa mau aku yang mewakili keluarga. Aku terdiam cukup lama didepan semuanya.
"Bagi seorang petugas Medis, kematian adalah hal yang biasa, henti napas, henti jantung, penurunan kesadaran, syok dan plus. Biasanya saia selalu mengucapkan dan berusaha menguatkan keluarga yang ditinggalkan. Tapi hari ini saia berdiri sebagai keluarga yang ditinggalkan! Harus saia akui itu sangat sulit! Saia bahkan tidak bisa berpikir! Kehilangan seseorang yang sangat kita cintai,sayangi dan hormati bukanlah hal yang mudah untuk dilewati. Papa adalah teman, sahabat, guru, ayah dan musuh. Papa mengajarkan begitu banyak hal tentang hidup untuk kami berlima. Papa adalah orang terkuat bagi kami, dia tidak pernah mundur ketika dia merasa tindakannya benar. Untuk papa, mati adalah keuntungan, karna dia kembali kepangkuan sahabatnya,YESUS. Itulah iman yang dia ajarkan pada kami. Sebagai anak, saia meminta maaf untuk setiap kesalahan papa saia baik dalam bentuk tindakan, perkataan, baik yang disengaja ataupun tidak, papa saya bukan manusia sempurna."
Aku melihat kearah peti papa…
"PAPA bisa pergi dengan tenang, tugasmu sebagai ayah telah selesai. Kau telah membuat kelima anakmu tegak sebagai orang-orang yang berhasil dimata dunia,pa. pergilah dengan tenang,kami semua akan sangat merindukanmu!!!" isakku.
"Ini adalah lagu yang selalu rara nyanyi,kalo rara rindu papa..."
Aku melantunkan lagu "DANCE WITH MY FATHER"
Ketika aku menyanyikan reff-nya, aku tidak bisa membendung tangisku!!!!
If I could get another chance, another walk, another dance with him.
I'd play a song that would never ever end,
How I'd love love love, to dance with my father again…
I know im praying for much too much, but could you send back the only man she loved
I know you don’t do that usually, but dear lord he's dying to dance with dance with my father again…
Dan untuk pertama kalinya, aku menangis dengan kencang dan histeris!!!! Aku mencium papa untuk yang terakhir kalinya sebelum petinya ditutup untuk selamanya! aku meneriakkan namanya… gemanya terdengar memantul pada langit-langit gereja,namun papa tetap tidur disana. Mungkinkah,Tuhan membangunkannya kembali? Akankah Tuhan mengembalikannya pada kami???
Seandainya, aku punya waktu 5 menit saja…
Ketika peti mati itu diturunkan, aku merasa separuh jiwaku ikut luruh bersama tanahnya. Aku merasa nyawaku tidak utuh lagi. Aku memeluk mama memberinya kekuatan untuk melewati semua ini. Bagaimanapun orang yang paling terpukul adalah mama, 36 tahun bersama dan tidak pernah berpisah. Sekarang,mama akan tidur sendiri. Mama tidak akan lagi membuatkan teeh manis kesukaannya atau roti coklat kacangnya. Mama tidak lagi memasak ikan saos favoritenya.
Segalanya tidak akan sama lagi…
*************************************************************************************
3 hari setelah pemakaman…
Aku sedang sarapan pagi dengan mama. Suasana berkabung masih terasa namun tidak begitu mencolok lagi. Kami semua sadar, papa tidak mau kami terlalu larut dalam kesedihan. Bagaimanapun, life must go on…
"Ra,sini deh ada yang mau gue tunjukkin buat lo"
"Apa,ka?"
Kak Ando mengambil tape recorder punya papa yang sudah lama. Aku ingat sekali, dulu aku dan papa sering sekali merekam lagu-lagu yang kita nyanyiin dimobil. Kemana saja kita pergi. Lagu anak-anak yang lucu banget. Papa selalu melatihku bernyanyi karna menurut guru kesenianku dulu, suaraku itu fals total. Makanya papa selalu merekam setiap kali aku bernyanyi. Aku menatap bingung kearah kak Ando.
"Papa pengen lo simpen, 1 hari sebelum papa meninggal, gue denger papa ngomong sesuatu. Gue pikir itu pesen papa buat lo… Nich!"
"Thanks ya,kak..."
"hei…papa selalu rindu sama lo, dia selalu bilang itu ke kita semua."
Aku mengangguk.
Aku duduk diteras kamarku dan mulai menyetel kembali kenanganku dan papa. Astaga,pita kasetnya sudah terlalu tua… suaranya lebih mirip radio rusak, atau karna suaraku yang RUSAK. Aku tertawa geli membayangkan masa kecilku. Masa-masa dimana aku dan papa menghabiskan waktu berdua. Masa dimana,papa menjaddi pusat duniaku dan sebaliknya… masa dimana aku adalah bidadari kecil papa yang selalu membuntutinya kemana saja.
Aku terkejut,mendengar suara tape itu berhenti…
Dan aku mulai mendengar suara BERAT dan LEMBUT itu bernyanyi…
Satu-satu papa sayang rara,
Dua-dua papa kangen rara,
Tiga-tiga papa minta maaf,
Satu dua tiga,papa cinta rara…
Nona,maaf ya papa paksa nona ikut mau papa,
Papa tau,nona tidak mungkin datang besok untuk papa…
Karna itu tugas nona sebagai dokter! Nona...
Jangan sedih, sekalipun papa pergi jauh…
Papa akan selalu sayang nona, dan jaga nona!
Ingat,nona boleh nangis hanya untuk Tuhan Yesus…
Rara…terima kasih karna,nona mau mewujudkan nasar papa untuk Tuhan Yesus!
Layanilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri,non…
Paapaa sayang rara!!! Jaga mama ya...
Dan rekaman itu selesai!
Aku tersenyum menatap tape itu. Aaah,papa…bikin aku nangis lagikan? Aku akan jaga mama,pa….
Papa…rara kangen! Kangen banget telpon papa dan nangis… kangen sms-sms papa… paaa,rara yakin…suatu saat nanti, kita bakalan nyanyi bareng lagi LAGU KESAYANGAN kita…
I love u,dad!!!
*************************************************************************************
2 tahun telah berlalu…
Mama ikut denganku ke Inggris. Sekalian aku mengajaknya keliling eropa. Mama butuh udara segar supaya dia tidak terus tenggelam dalam kesedihannya. Biar bagaimanapun ada dirumah itu, membuatnya selalu sedih dengan kesendiriannya. Kak Ando dan istrinya yang menempati rumah itu. Catur terkadang mengunjungiku dan mama. Aries sibuk sebagai dosen disalah satu universitas di malang. Niki menjadi arsitek dan tinggal dibandung, kami semua akan berkumpul setiap natal, dirumah tua itu.
Dan aku?
Aku memutuskan untuk menjaga mama. Karna aku belum menemukan seorang laki-laki seperti PAPAku. Laki-laki yang setia , jujur, dan sabar seperti papa. Oia,aku juga menjadi seorang konselor bagi anak dan remaja yang mempunyai hubungan yang buruk dengan orang tua mereka, agar mereka tidak seperti aku…
Lebih baik terlambat, daripada tidak sama sekalikan???
Penyesalan adalah sebuah logika BODOH dari KESALAHAN masa lalu!!!!
Jika masih bisa…jangan pernah ADA KATA MENYESAL!!!!
Karna,jika kau menyesal…
Namun nafas itu sudah terhenti,
Tangismu-pun tidak akan mencegat malaikat membawanya…
Penyesalan tidak akan membangunkannya!
Aku melihat sahabat baikku,Anne menutup telepon dengan kesal. Mukanya terlihat sangat bete.
"Kenapa lo? Pasien baru?"
"Bokap gue…cerewet banget!!!! Betekan? Dia minta gue pulang cepet, trus mampir kerumahnya."
Aku terdiam sesaat, teringat saat itu…
"Ga salahkan jenguk dia dulu? Ayolah…selagi masih ada waktu. Kadang kesibukan kita memisahkan kita dari mereka."
"hmmm..."
"gue cuman ga mau, saat mereka ga ada baru kita menyesal. Sama kayak gue. Selagi masih bernafas, buatlah mereka bahagia."
************************************the end****************************************
Nb : hormatilah orang tuamu, agar lanjut umurmu ditanah yang kujanjikan…
Dedicated : untuk semua orang yang telah KEHILANGAN SEORANG AYAH…
Terutama untuk teman saia, “YANG NAMANYA TAK BISA DISEBUT”,
Lo bener…kalo aja Tuhan memutar kembali waktu, kita semua akan kehilang satu hal, yaitu BELAJAR MENJADI DEWASA…karna,kedewasaan bertumbuh seiring TUANYA perjalanan WAKTU!!!
SHOW MUST GO ON, WHILE YOU INTERUPTION!!!!
Senangnya bisa berbagi banyak hal dengan lo,bray…
Dan,bangganya bisa melihat LO KEMBALI LAGI menjadi LO yang gue kenal…
With love,
KUKANG!!
(Ben-Yada Remals "dyzcabz")
Komentar
Posting Komentar