Langsung ke konten utama

mencintai SI BRENGSEK!!!


Mencintai si BRENGSEK...
Saturday, November 13, 2010
8:15 AM

Aku tidak bisa untuk memilih,
Bahkan aku tidak punya hak untuk berbicara!

Aku terlahir sebagai KAUM HAWA,
Dimana ayah-ibuku,
Keturunan ningrat…
Mereka mempunyai doktrin yang tidak bisa ku lawan!

Bahwa sebagai kaum hawa,
Aku hanya bisa mengangguk,tanda setuju!
Aku tidak pernah diajarin untuk menggelengkan kepala…
Aku tidak pernah diajarkan untuk menggunakan pendapatku sendiri,
Aku diajari untuk pasrah pada NASIB,
Dan satu lagi…
Aku diajar untuk HORMAT pada KEPUTUSAN orang tuaku,
Sekalipun hatiku berontak…
Aku tidak pernah bisa menghindari NASIBKU!!!!

****************************************************************

Malam ini,
Laki-laki yang akan dijodohkan denganku akan datang bersama keluarganya. Aku sama sekali tidak bergeming dari depan kaca. Hatiku menolak. Namun,apa yang mampu kulakukan????

Aku terlahir sebagai wanita pingitan. Pikiranku tidak terbuka untuk sistem liberalisasi ala BARAT. Aku tidak pernah diajari  untuk bersuara dengan suaraku sendiri. Bahkan terkadang sebagai anak perempuan tunggal hak bicaraku dicabut. Hanya kakak laki-lakiku yang boleh bersuara. Selebihnya kami semua ikut apa kata ayah.

Hhuuuuuuppppfffffhhhhh….

Seandainya,aku seperti Friska…
Bebas jalan,bebas tertawa ngakak,bebas berbicara tentang segala hal. Tapi aku bukan dia, dirumahku kami menganut paham DEMOKRASI TERPIMPIN ala bung KARNO. Keputusan mutlak hanya berada ditangan ayah,tanpa ada perdebatan panjang. Nasib kami semua,ditangan ayah. Hanya ayah yang bisa menentukan,dia tidak pernah meminta pendapat kami sebagai manusia. Dia menjalankan kami seolah dia adalah SANG DALANG. Dan aku,hanyalah sebuag wayang kulit. Yang bahkan,jika mungkin…bernapaspun meminta ijinnhya!

Pukul 17.30

Rombongan pria itu datang ke rumah. Ayah menyuruhku bersiap-siap. Aku tidak berdandan. Aku hanya merapikan baju yang aku pakai. Semuanya biasa saja. Sambil menarik nafas panjang,aku mencoba berdoa dalam hati. Setidaknya,aku masih punya TUHANkan???

"nah,ini dia… LIDIA. Dia Sarjana Ekonomi."
             aku bersalaman dengan pria itu. Untuk ukuran NORMAL,dia sangat STANDART. Tidak terlalu tinggi,yaaa cukuplah. Kulitnya tidak terlalu putih. Matanya tajam. Dan hidungnya tidak mancung,hanya saja pas dengan wajahnya yang agak tirus. Dia tidak banyak bicara. Dia hanya diam mendengarkan kedua orang tua kami berbicara.

Namaku,LIDIAWATI PERTIWI,kuno ya??? Seperti nama-nama orang jawa jaman dulu. Hmmm…karna ayahku memang berasal dari jaman itu. Dia salah seorang pejuang kemerdekaan INDONESIA. Dia turut serta dalam peristiwa 10 november di surabaya. Kala belanda berkeras untuk menduduki HOTEl OORANGE hanya dalam 10 jam,dia bersama BUNG TOMO yang ikut mengobarkan semangat AREK-AREK SUROBOYO agar tidak mudah menyerah. "MERDEKA atau MATI" teriakan khas Bung TOMO yang selalu ayah praktekan ketika dia bercerita.

Sayangnya,dia masih selalu hidup dalam bayang-bayang masa lalunya. Apalagi dengan CARA HIDUPnya yang SUPER KOLOT. Ayah tidak pernah mau menerima perubahan,dia memang sangat tidak permisif terhadap budaya asing. Mungkin sebagian betul,namun…sampai kapan????

Makanya,untuk keluar dari GANG BUNTU ini,aku memilih mengiyakan PERJODOHAN ini. Lagipula dengan begitu,aku bebas untuk mengatur HIDUPKU. Aku mulai bisa mengatur RUMAH TANGGA ku sendiri.

Aku menemaninya duduk diteras belakang. Dia tampak sibuk dengan Hpnya. Kalau ada AYAH,dia pasti sudah diceramahi habis-habisan. Ga sopan,ada manusia ga diajak ngomong. Atau seribu satu omelan lain.

"Diminum dulu,mas..."
Dia hanya mengangguk dan kembali lagi pada rutinitasnya bersama HP itu.
"Saya ganggu,mas? Kok kayaknya sibuk ya?"
Dia mengangkat mukanya dari benda sejuta umat itu dan menatapku dengan heran.
"Panggil aja Rifan. Ga perlu pake MAS. Geli gue dengernya." ucapnya dengan nada yang CUKUP KASAR menurutku. Karna dirumahku,tidak pernah ada yang berbicara sekeras itu. Kami semua selalu berbicara dengan nada DO. Tidak lebih.
"Mas Rifan?"
"GA USAH PAKE MAS!!!! RIFAN aja!"
Aku terdiam melihat tanggapannya.

Salahku dimana? Kok dia ngebentak lagi?????

Akhirnya aku memutuskan untuk meninggalkannya. Toh,sepertinya dia tidak membutuhkanku.

Sesaat aku menoleh padanya…

Benarkah dia yang kupilih???

**********************************************************************************************

Ayah dan keluarganya sudah membicarakan tentang segala hal. Apalagi penikahan kami yang akan dimulai dengan ADAT JAWA. Walaupun pada HARI H nya,kami akan mengadakan pemberkatan di gereja. Anehnya,dia tidak mau terlibat sama sekali dalam PERHELATAN BESAR ini. Dia seperti malas dan tidak mau tahu. Begitukah adat manusia yang sudah lama tinggal di BARAT? Mereka menganggap pernikahan hanya sebuah rutinitas tanpa arti??? Bukan lagi sesuatu yang sakral???

Aku sibuk menemani kakak perempuannya untuk fitting baju dan mencari undangan. Tapi dia??? Hanya sibuk dikantor. Aku juga punya pekerjaan,tapi…kenapa aku merasa ada sesuatu yang salah dengan PERNIKAHAN ini!!! Kenapa hatiku mulai GOYAH??? Apakah tidak sebaiknya diakhiri saja??? Seharusnya saat ini,kami berdua bisa lebih saling mengenal. Seharusnya kami berdua yang sibuk bukan malah semua keluarganya.

Hari ini,Kak Hana,menyuruhnya mengantarku pergi mengambil undangan. Apa aku yang merasa atau memang begitu yaaa…dia terlihat sangat MALAS. Entah karena HARUS JALAN BERDUA denganku,atau memang MOODnya yang kurang bagus. Tapi,jelas sekali DIA BETE. Aku coba untuk mencairkan suasana yang KAKU dan DINGIN ini.

"Fan,abis ini…kita makan ice cream yuk?"
"Gue banyak kerjaan!"
"Gapapa,aku tunggu dikantor kamu aja,gimana?"
"GA USAH RIBET DEH! LAIN KALI AJA..."
"lagi sibuk banget ya?"
"Hmm."
"Udah fitting baju??"
"BELOM"
"Mau aku temenin?"
"Ga,gue bisa sendiri."
"Oya…kapan kita pilih dekor gedungnya?"
"NANTI AJALAH."

Fine! Aku diam! Ga akan lagi deh…

Aku masuk sendiri kedalam untuk mengambil undangannya. ASELI,sepertinya dia hanya jadi pengantar bukan MEMPELAI. Aku berusaha menahan hatiku untuk sabar. Aku berusaha untuk terlihat ANTUSIAS. Aku berusaha terlihat seperti MEMPELAI yang PALING BERBAHAGIA. Padahal NOL. Aku tidak mencintainya,dia juga tidak. Kami menikah hanya karna SEBUAH PERJODOHAN KONYOL,diabad globalisasi. Terdengar ironis ya??? Disaat semua orang mengidolakan LUNA MAYA,aku malah menjadi seorang SITI NURBAYA.

Aku masuk mobil dan diam. Aku tidak bertanya tentang apapun padanya. Aku tidak meminta pendapatnya atau basa-basi busuk seperti tadi. Aku hanya membuka undangan tadi dan melihatnya dalam diam. Tidak berharap bahwa dia akan ikut melihat. Pokoknya aku diam saja.

"Udah?"
"Bagus?"
"Lumayan..." jawabku pelan
"Lo mau gue antar kemana?"
"ga usah,gue turun disini aja. Nih,undangannya…titip buat kak HANA."

Aku bergegas turun dan mencari taksi.

Tujuanku menerima perjodohan ini,hanya untuk keluar dari NERAKA itu. Rumah masa kecil yang sangat memuakkan dengan segala aturan baku yang tidak bisa diubah. Disana sepertinya aku tidak pernah bernapas lega. Selalu ada aturan dan tata tertib yang tidak bisa dilanggar. Aku tidak bisa bersuara. Hanya dengan keluar dari penjara itu,aku bisa MENGHIRUP UDARA BEBAS.  Aku tidak perduli,apa alasannya mau menikah denganku. Yang pasti,ketika AKU TIDAK MAMPU UNTUK BERTAHAN LAGI… aku bisa untuk BERKATA TIDAK!!!!

**************************************************************************************

Aku dan dia menikah…
Kami adalah SATU,bukan lagi DUA!

Apa yang dipersatukan TUHAN,tidak boleh dipisahkan oleh manusia…

Aku tersenyum mendengar kalimat itu!
Tidak boleh dipisahkan??? Kalau begitu buat apa ada pengadilan??? Dan liatlah  betapa banyaknya pasangan mengantri disana? Tuhan??? Dia hanya ada dihari penghakiman terakhir bukan? Jadi,selama hari itu belum datang…manusia masih bisakan MEMILIH??? Masihbisakan BERJALAN KE ALTAR itu sekali lagi???

Aku tidak pernah berharap ada SEBUAH PERPISAHAN,tapi kalau pun itu harus terjadi…
Aku siap!!!!

Rifan tidak merencanakan bulan madu kami. Setelah menikah,dia mengajakku menginap di salah satu hotel berbintang. Kami memang satu kamar,hanya saja aku tidur diranjang,dan dia tidur di karpet. Aku cukup senang,karna aku memang belum siap untuk MENGESAHKAN hubungan baru ini kearah yang lebih intim. Aku masih takut.

Ketika mentari terbit  dan bersinar menembus HORDEN HOTEL..
Aku memulai aktivitas baruku sebagai seorang ISTRI. Aku bangun dan merapikan segala barang yang dia buang semalam. Mandi. Dan menyiapkan sarapan pagi. Aku duduk ditempat tidur dan mengamati wajahnya saat tidur. POLOS,seperti anak kecil. Aku ingin sekali membelainya. Dulu,aku membayangkan ketika aku menikah nanti,aku dan suamiku akan selalu bersikap romantis. Tidak seperti ayah dan ibu yang selalu terlihat kaku,seperti atasan dan bawahan. Tidak pernah terlihat mesra. Ibu terlihat lebih seperti BAWAHAN AYAH,yang selalu mengangguk untuk setiap perintah dan suruhan ayah. Melihat itu,aku berjanji untuk tidak mau melanjutkan tradisi bodoh itu.

Untukku sebuah pernikahan adalah tempat untuk menunjukkan rasa saling mencintai dan memiliki seutuhnya. Bangun tidur dan menemukan dia sedang memelukku dengan hangat. Aaahhhh…..its the sweetest thing,isnt it??? Atau membangunkannya dengan mengecup keningnya serta membawakan sarapan pagi kesukaannya??? Hmmmm…aku ingin selalu berada dalam suasana romantis dengan suamiku. Hanya saja,impianku kandas ketika aku harus menikahi orang yang tidak mencintaiku sama sekali. Jangankan berlaku ROMANTIS,bicarapun enggan.

"Fan,bangun…" ucapku pelan. Aku menunggu reaksinya.
Dan dia tetap tidur.
"Fan,makanannya udah siap loh..."
Masih seperti tadi.
"Faaaannnn…."ucapku lebih keras sedikit
Kali ini dia mengerjapkan matanya. Perlahan dia membuka matanya dan menatapku.

"JAM BERAPA?"
"Sepuluh lewat lima belas"
"kok masih pake baju?"
Aku terdiam menatapnya. Jantungku kebat-kebit tak menentu.
"katanya pagi ini…kita mau coba?"
Aku masih terdiam. Jujur,aku takuuuuuutttt!!!!!!!!!
Mungkin dia membaca kengerian diwajahku.

"GUE GA AKAN MAKSA KOK. MAKING LOVE itu BERDASARKAN CINTA BUKAN NAFSU. KITA AKAN NGELAKUIN ITU,ketika cinta sudah ada! Okey? Jadi setelah ini,kita tidurnya pisah ya..." ucapnya datar.
Aku hanya mengangguk.

**********************************************************************************

Aku tau…
Aku tidak bisa berharap LEBIH banyak dari COWO CUEK ini,
Aku tidak bisa memaksa dia untuk harus bersikap ,lebih romantis ataupun LEBIH MANUSIAWI padaku,
Walaupun terkadang aku ingin berteriak didepan mukanya,
BAHWA AKU ADALAH ISTRINYA!!!!!

Tapi,aku tidak mau memulai PERTENGKARAN itu…

Sekarang aku memang bebas,dari ATURAN BAKU ayah! Aku bebas keluar masuk rumah semauku. Aku bebas menentukan SIKAPku,aku bebas. Namun,aku merasakan ada yang hilang!!! Tidak ada lagi orang yang bertanya tentang kegiatanku hari ini. Apa yang aku alami dikantor. Bagaimana kerjaanku hari ini??

Aku bertemu muka dengan Rifan,hanya ketika SARAPAN PAGI. Itu juga dalam suasana kaku. Tidak ada kehangatan pasangan yang sudah menikah sama sekali. Tidak ada obrolan pagi yang monoton tapi SEKARANG AKU RINDUKAN…

Menyesalkah aku????

Seperti pagi ini,
Tanpa pemberitahuan sebelumnya,
Dia hanya bilang…

"gue ada tugas ke Paris,1minggu. Hati-hati ya dirumah" ucapnya KAKU dan DATAR

Dia pikir aku satpam???? Penunggu rumah mewahnya???
Dia kira aku pembantu???
Atau hantu penunggu rumahnya???
Sampai dia tidak bisa memberi tahukan aku sama sekali kalau dia mau pergi???
Sekecil itukah aku dimatanya???

Aku hanya mengangguk. Dia langsung pergi. Tanpa basa-basi busuk.

Jelek sekali adat orang ini….


Aku berusaha menjalani PERNIKAHAN ini dengan WAJAR dan SANTAI. Aku tidak mau terlalu ngotot untuk menuntutnya yang macam-macam. Jadi,aku berusaha memanjakan diriku. Sesuatu hal yang jarang aku lakukan saat aku masih SINGLE.

Aku memulai petualanganku…
Selama 1 minggu penuh!!!!
Berjalan keberbagai mall,masuk dan belanja segala hal yang aku butuhkan. Cari pernak-pernik untuk rumah KAMI. Mulai dari bed cover sampai pajangan-pajangan yang unik bin AJAIB. Pokoknya,aku harus menikmati HIDUPKU. Kalau pernikahanku terasa tidak menyenangkan,bukan berarti AKU TIDAK BOLEH BAHAGIAKAN????

Hmmmm….
Aku baru merasakan dan mengerti mengapa SEBAGIAN BESAR WANITA itu MENGGILAI SHOPPING…
Ini seperti berpetualang. Liat ini-itu,mencuci mata,hampir sama dengan berwisata ke GUNUNG BROMO. Loh kok???? Tidak sama persis hanya sama MIRIP… hahahahahahhahahaaaa

 setelah berjalan kurang lebih 8 jam TANPA HENTI,
Akhirnya aku memutuskan untuk MENGISTIRAHATKAN kakiku,yang sudah HAMPIR PATAH,karena aku terlalu bersemangat!!!
Aku duduk di foodcourtnya,mengambil HP dan bertanya dalam hati,DIA TIDAK ADA KABAR sama SEKALI???
Aku segera menepis perasaan SEDIH karena tidak dianggap…
***************************************************************************************

Dia pulang lebih cepat,dari perkiraanku…

Aku bisa melihat keterkejutan diwaajahnya saat masuk rumah. Karna aku sedikit mengubah desain rumah ini,yang aku rasa TERLALU SIMPLE dan kurang UNIK. Namun dia tidak banyak berkomentar. Dia hanya diam dan langsung masuk kamar.

Aku menyiapkan MAKAN MALAM. Ternyata setelah kutunggu sampai pukul 22.00,dia tidak juga keluar untuk makan malam. Entah apa yang diperbuatnya didalam kamar. Tidak laparkah dia? Aku mencoba mengetuk kamarnya. Dia tidak menjawab sama sekali. Aku coba lagi. Ternyata kamarnya tidak dikunci. Aku masuk dan melihatnya.

Dia tertidur dimeja komputernya. Ternyata dia sedang mengerjakan LAPORAN… kasian sekali pikirku!!!
Aku membangunkannya,dan menyuruhnya pindah ketempat tidur. Namun kau tau,apa yang dibilang…

"Ga perlu,gue masih mau kerja. Lo keluar aja,ini bukan kamar lo."
Aku terdiam menatapnya.
"Ga makan?"
"Ga laper."
"Mau aku buatin teh manis panas? Biar agak enakan sambil kerja... "
"Ga perlu,makasih."
             entah mengapa aku tetap berlaku baik pada dia! Padahal dia tidak pernah memperlakukan aku dengan BAIK sekali saja. Dia selalu KAKU dan DINGIN. Dia selalu AROGANT. Dia tidak pernah BERBICARA secara HALUS dan LEMBUT padaku. Tidak pernah!!!!! Tapi kenapa aku masih berdiri disini,dan menantinya…takut dia membutuhkan sesuatu dan aku tidak ada.

"Mau aku ambilin sesuatu???"
"GA!!! Bisa ga lo ninggalin gue sendiri??? Gue lagi sibuk!"
"Okey,tapi bisa ga SUARA KAMU TIDAK SEKASAR itu?"
              aku berlalu dari depannya. Aku membereskan meja makan.

Hmmmm….mungkin lebih baik mempunyai suami seperti AYAH,sekalipun banyak aturannya,dia tetap menghargai apa yang IBU sediakan untuknya. Dia selalu meminta pendapat ibu. Bukankah untuk itu,seorang ISTRI ada??? Menjadi penolong yang sepadankan???

Besok paginya…

Hari ini,SABTU,jadi aku libur. Aku sedang menyiapkan SARAPAN PAGI,dan aku mendengar PINTU kamarnya terbuka. Aku tidak mau menoleh. Aku segera berlalu ke dapur. Dia segera duduk dimeja makan dan diam saja. Aku mencoba untuk tidak perduli bahkan cuek dengannya. Jadi,aku melewati meja makan,menuju ke teras belakang.

"Ga sarapan?" ucapnya
"Ga laper."
          aku bergegas kebelakang dengan perasaan PUAS. Biar dia tau…gimana GA ENAKNYA di JUDESIN!!!

Aku duduk sambil membaca majalah. Dia datang dan duduk dikursi malas disampingku.

"Ntar siang,papa suruh kita ikut ke puncak."
"Ngapain?"
"Acara keluarga,tiap malam minggu biasanya kita tidur di villanya."
"Boleh kalo aku ga ikut?"
          aku pura-pura sibuk membalik-balik halaman majalah yang sebenarnya tidak kubaca. Aku tau dia menoleh kearahku. Dan entah mengapa aku merasa PIPIKU TERASA PANAS.

"emang lo mau kemana???"
"Jalan sama teman."
"Jalan??? Kemana?"
"Aku ga harus laporankan sama kamu???"
           dia tegak dari senderannya dan menatap penuh kearahku.
"Gue berhak TAU!!!! GUE suami,lo!" teriaknya tajam
"Oia??? Terus,pernah aku tanya kemana KAMU PERGI SELAMA ini??? Mau ke PARISpun kamu ga bilang kan????" serangku balik
"Okey,jadi mau lo apa??? Cerai?! Asal lo tau yaaa?? Gue juga ga sudih nikah sama PEREMPUAN kayak LO!!! Lo pikir apa bagusnya LO???? Anak pingitan,kalo bukan karena BOKAP gue yang suruh,gue ga bakalan mau!"
          aku menatap tajam kearahnya.
"Lalu,kenapa masih disini??? Hanya BANCI yang TIDAK BERANI bilang TIDAK."
Aku tau,air mataku menggenang. Tapi,aku benci caranya MENJATUHKANKU. Dia kira dia sapa?????
"Gue bukan BANCI!!!! Gue hanya PATUH sama PAPA." teriaknya kacau.
         Dia bangkit dan meninju dinding disebelahnya. Aku terkejut. Melihat aliran darah disela jarinya. Dia berbalik menatapku.
"Sampe kapanpun,gue ga akan pernah RESPECT sama WANITA."
         Aku terdiam menatapnya. Dia berlalu kekamarnya,dan sayup-sayup aku mendengar TERIAKAN dan bantingan barang-barang dikamarnya. Aku terdiam. Namun,hatiku tidak merasa marah. Aku merasakan KESAKITAN luar biasa yang terjadi dihatinya saat dia mengatakan kalimat terakhirnya. Sesuatu telah terjadi dimasa lalunya…
         Aku kah,perempuan yang harus berjuang agar dia BISA MENCINTAI lagi???

Apa yang terjadi DIBELAKANG sana???

*************************************************************************************

Dia tetap mengajakku KE PUNCAK!!!

Villa KELUARGANYA…

Aku berusaha membaur dan mencari kesibukan. Agar pikiranku tidak hanya tertuju pada pembicaraan BODOH beberapa jam yang lalu. Hingga aku menemukan DIA…

"hei…lo pasti istrinya RIFAN ya? Si skeptis!"
Aku mengangguk dan tersenyum,pada MANUSIA BENGAL ini.
"gue EMON,sepupunya. Betah juga lo jadi bininya..." kelakarnya yang membuatku tersenyum lucu SEKALI LAGI. Mengasyikkan juga ngobrol dengan orang ini! Pikirku

Hanya butuh beberapa MENIT dan kami terlibat dalam OBROLAN seru yang sangat menyenangkan. Heran yaaaa,sodaranya aja BEGINI MENYENANGKAN kok dia ngga???? Aku terlalu keasikkan ngobrol dengan EMON,hingga aku tidak sadar RIFAN melihatku dari jauh. Ketika mata kami bertemu…dia tidak mengalihkan tatapannya.

"Rifan,selalu kayak gitu. Makanya gue manggil dia SKEPTIC. Ga berubah dari dulu." ucapnya tiba-tiba
 "Masak sih?"
"Berani taruhan??? Sampe kapan lo bertahan dengan dia??? Ga lebih dari 6 bulan!!!"
"memangnya Rifan punya masa lalu yang buruk?"
"Dia belum cerita?"
          Aku menggeleng. Jangankan cerita,ngomong NORMAL aja NGGA MAU!
"gue ga punya hak buat ceritain HAL itu. Itu privacy,gue yakin suatu saat dia pasti cerita."
Kapan???

Aku masuk kamar untuk mandi dan ganti baju. Karna setelah ini,katanya EMON akan ada acara CERITA-CERITA bersama. Dan duduknya harus sesuai dengan keluarga masing-masing.

Selesai BERDANDAN…<walaupun tetap="" saja="" terlihat="" biasa=""></walaupun>
Aku keluar dan melihat,bahwa ruang tamu telah ramai dengan semua keluargaNYA. Aku tidak melihatnya. Tidak berniat untuk mencarinya juga. Daripada kita berdua keliatan GA AKUR,mendingan tidak usah BERTEMU DULU,ya toh??? Lagian juga dia ga akan mencariku! Berani taruhan???

Aku memilih duduk dibangku pojok. Dekat dengan Tante Anita,adik bungsu papa-nya. Tante Anita belum menikah. Dia masih betah melajang diusianya yang sudah mendekati KEPALA -5. namun,aku suka gayanya yang CUEK dan SANTAI. Dia sangat APA ADANYA. Dia sama sekali tidak terganggu dengan statusnya yang PT a.k.a PERAWAN TUA!

"Lid….Rifan mana?"
Astaga aku tidak siap dengan pertanyaan DA_DAKAN seperti ini! Aku terlihat gelagapan.
"Maaa---ssiiih di---ka---mar,pa" jawabku sekenanya saja.
         biar  bagaimanapun keadaannya,seorang Istri harus MAU TAU,dimana dan bagaimana keadaan SUAMInya… aku teringat nasehat IBU untuk Mbak Nunik,kakak iparku. Aku bergegas ke dalam untuk melihatnya.

Aku tidak menemukannya sama sekali. Aku berjalan menyusuri kamar dilantai 2 itu,namun tetap saja nihil. Aku tidak menemukan dimana Rifan. Namun…aku melihat lukisan istimewa itu,disana terlihat sketsa wajah seorang wanita cantik berambut pendek dengan senyum yang menawan. Wajahnya mirip dengan Rifan. Matanya juga.

Diakah…mamanya Rifan yang sudah meninggal itu…???? Dia sungguh sempurna! Dia sangat menawan,pantesan Mbak Hana,cantik banget! Mamanya aja,cantik!

"Rifan lagi didanau belakang."
           Aku menoleh ke asal suara itu. Ternyata EMON. Aku menunjuk lukisan itu.
"Mamanya Rifan." jawabnya sebelum aku tanya
"Cantik banget ya?"
           Emon tidak banyak berkomentar,dia hanya tersenyum.
"Sana cepetan susul Rifan. Ntar acaranya keburu mulai."

Berdasarkan petunjuk Emon dan aku cukup percaya padanya. Dibelakang Villa ini,ada danau  yang lumayan besar. Dan menurut Emon lagi…viewnya bagus sekali. Karena dari sana bisa melihat Gunung Salak. Jaraknya kurang lebih 1,5 km. entah untuk apa Rifan disana! Hmmmppphhh….membuatku CAPEK!!!!

Aku berusaha sabar untuk menelusuri jalan setapak berbatu yang ternyata lumayan JAUH!!!! Sore kian larut,aku berusaha sampai disana TEPAT sebelum matahari terbenam. Inilah konyolnya PERNIKAHAN ini…aku sama sekali TIDAK TAU NOMOR TELEPON SUAMIku!!!! Kocakkan????

Akhiiiiirrrrrnyaaaaaaaaaa…..
SAIA SAMPE!!!! Aku benar-benar sujud syukur….
Dia terkejut melihatku,
Entah kenapa AKU ingin tertawa melihat muka BINGUNGNYA!

"Papa nungguin kita!" ucapku terengah-engah
"Gue malas kesana!"
"Hah?" ucapku terkejut
"lo aja yang balik. Gue mau disini!"
"Kamu tu jangan ANEH deh. Tadi,aku udah duduk disana dengan tenang! Tapi,papa suruh cari kamu,karena acara ini…UNTUK KELUARGA BESAR KITA! Bukan hanya seorang istri yang duduk diam tanpa suaminya!" ucapku dengan nada CUKUP TINGGI.
"…."
"Kalau kamu disini,ya udah…aku juga! Ngapain aku disana sendirian,sementara SUAMIKU disini!"
Aku segera duduk dibangku kayu diseberangnya,sambil menikmati SUNSET yang menurutku KEREN BANGET.  Kami berdua duduk dalam kediaman. Entah apa yang sekarang ada dipikirannya. Terkadang,aku merasa ingin tau apa yang sedang dia pikirkan. Tidak salah bukan? Aku istrinya!

Ketika Malam semakin larut…

"Pulang?"
"Okey."

Aku terdiam sejenak,karena jalanan dibelakangku GELAP GULITA. Aku memang tidak takut gelap,hanya saja…AKU RAGU untuk menembus jalanan ini sendirian. Aku tau,dia pasti meninggalkanku dibelakang sana. Astaga MANA MUNGKIN dia mau menuntunku kan????

"Lewat sini!!" ucapnya sambil MEMEGANG TANGAN KANANKU.

Jantungku berdegup kencang! Upz….saia keliru!

"Tadi lupa bawa senter  lagi" ucapnya mengeluh.
"Aku kira tadi,kamu mau langsung pulang. Jadi aku ga bawa senter."
"Gue ga nyalahin lo,kok."

Ketika kami sampai,semuanya melihat kearah kami dengan TATAPAN TANDA TANYA. Aku merasa kikuk dilihat seperti itu. Dan memang benar PAPA menanyakannya,walaupun dia bertanya langsung pada anak kesayangannya.

"darimana kalian? Kenapa ga ikut?"
"Ada urusan yang lebih penting,pa. daripada kumpul-kumpul ga jelas!" ucapnya datar.
           Aku melihat ke arah Papa yang hanya menggeleng kepala dan terdiam. Kemudian dia kekamar dan aku menyusul nya.

"Seharusnya kamu ga perlu ngomong sekasar itu untuk papa!"
"Kenapa?"
"Dia orang tua! Dia bertanya baik-baik,rifan! Pantaskah kamu menjawabnya dengan nada kasar seperti itu?"
Dia menatapku dalam-dalam. Aku balas menatapnya. 
"Itu bukan urusan lo!"
"Jelas itu urusanku,kamu suamiku! Dan aku tidak mau orang lain menilai,kamu jelek!"
"Jadi,gue harus ikutin mau lo? Minta maaf sama papa? Dengere…GUE PALING BENCI PEREMPUAN CEREWET dan BANYAK ATURAN kayak lo! Kalo lo ga suka ya udah!"

Dia berjalan membelakangiku dengan gaya CUEK yang sangat aku benci. Gayanya seperti itu seolah membenarkan apa yang dia lakukan!

"aku bukan cerewet! Tapi itu tata krama! Seorang anak harus PUNYA ETIKA,biar ga dibilang BERANDAL! Percuma sekolah tinggi-tinggi,kalo ATTITUDEnya NOL. Aku rasa kamu harus belajar banyak tentang etika! Mungkin sekolah di luar,membuat kamu lupa…BUDAYA TIMUR!" bentakku.

Dan akupun berlalu,meninggalkan dia yang berdiri diam didepan kamar mandi.

***************************************************************************************************

Entah,sampai kapan aku harus bertahan dengan semua ini…

Aku menjalani sesuatu yang aku rasa KOSONG! Kadang aku butuh tenaga extra untuk menghadapi MANUSIA UNIK ini! Tapi,entah kenapa….aku tidak mau MENGGESER tempatku,sebagai istrinya…  kau tau kenapa? Karena,IBU telah memberitahukan sebuah RAHASIA PENTING!!!!

Hari itu,setelah pulang kantor aku mampir kerumah. Aku ingin bercerita banyak dengan IBU. Aku ingin meminta nasehat perempuan yang diam-diam aku kagumi itu. Karena cara Ibu melayani ayah selama puluhan tahun itu mengagumkan dimataku. Makanya,aku butuh teman bercerita untuk MASALAHKU…

Seperti biasa,ibu menyambutku dengan hangat. Dia membuatkan secangkir LEMON TEA kesukaanku. Kami berdua duduk di teras belakang. Sambil melihat Mbo Jum menyapu dan menyiram bunga-bunga ibu.

"Ada apa,dia?"
"Saia rasa,saia hampir nyerah,bu. Mungkin,mas rifan itu bukan jodoh saia. Kami berdua,lebih banyak diam. Ndak,bisa ketemu,bu! Saia udah coba melayani dia dengan baik. Sama seperti ibu melayani ayah. Saia coba neken ego saia. Saia coba mengalah. Tapi tetep,bu… semuanya semakin terlihat rumit. Dia diam,bu. Dia tidak pernah menganggap saia ada disampingnya. Dia malah lebih asik dengan dunianya sendiri,bu. Bagaimana mungkin saia bisa tetap bertahan didalam pernikahan ini bu?" ucapku dalam nada PASRAH yang sangat MEMILUKAN.

Ibu tersenyum menatapku.

"Masih terlalu pagi untuk menyerah,Dia. Kau tau? Dulu,akupun sama sepertimu…  aku kira pernikahan itu terasa INDAH dan MENYENANGKAN. Membaurkan dua hati dan jiwa. Ya,itu betul. Tapi aku lupa,ada 2 pribadi dengan 2 logika,2 pendapat,2 sifat,yang sulit untuk berbaur. Dan butuh sebuah proses untuk menyatukannya. Cinta memang ada,tapi untuk menikah….tidak cukup hanya cinta. Harus ada rasa saling mengerti,kesetiaan dan kejujuran. Cinta memang dasar,nak. Tapi,sebuah rumah tidak bisa dibangun tanpa tiang penyanggakan???"

"Bu,saia sudah berusaha untuk masuk dan mau mengerti bagaimana dunianya! Saia sudah berusaha untuk bersikap baik dan MAU TAU tentang apa yang dia lakukan. Berusaha untuk menyisakan waktu saia untuk tau sedang apa suami saia. Bagaimana keadaannya! Tapi,saia tetap tidak mendapat tempat istimewa dihatinya..."

"Dulu,ayahmu juga begitu. Dia keras dan sombong. Dia selalu merasa bisa mengerjakan segala hal sendiri. Bicaranya tidak pernah pelan. Diawal pernikahan kami,ibu merasa putus asa,karena dia begitu jauh dari calon suami yang ibu impikan. Dia sama sekali acuh dan dingin.  Kau tau,apa yang ibu buat sehingga ayahmu berubah???  Ibu belajar mencintai KEKURANGANNYA,belajar menerima KESALAHANNYA. Ibu melayaninya dengan LEMAH LEMBUT,tanpa meminta apa tanggapan baliknya! Karena,ibu belajar untuk MENCINTAI apa yang tidak ibu suka. Menghadapi orang yang keras dan kasar,harus dengan kelembutan,nak. Batu ketemu batu,sampai kapanpun…tidak akan menyatu. Kau harus menjadi air,agar batu itu terkikis. Jangan membentaknya. Jangan menghakimi dia. Jangan mengacuhkannya. Jadilah teman yang baik,sebelum menjadi SAHABAT SEJATI."

"Pantas,ayah begitu mengagumi ibu." ucapku bangga.

"Ah,ayahmu terlalu berlebihan. Aku hanya perempuan desa biasa,yang menemukan lelaki luar biasa. Hanya saja,aku menemukan cinta yang luar biasa didalam diri ayahmu. Sesuatu yang tidak dimiliki oleh banyak lelaki jaman sekarang..." kata ibu sambil tersenyum

"apa?"

"Ini rahasia kita ya…..  Ayahmu,jarang sekali makan diluar! Dia selalu pulang dan makan dirumah,karena dia tau,aku selalu menunggunya pulang untuk makan bersama."

"Masak sih,bu?"
"Ya,aku juga baru menyadarinya. Ayahmu itu lucu."
"Dulu….ibu dijodohkan?"
"tidak. Ayahmu yang melamarku. Karna,dia jatuh cinta padaku,sejak melihatku digereja. Saat itu,aku pergi bersama sepupu-sepupuku untuk latian paduan suara. Dia hanya mengajakku kencan 3 kali,pertama untuk berkenalan,ke-2 untuk nonton,dan ke-3 untuk melamarku."

"Kenapa ibu begitu yakin ayah adalah jodoh ibu?"

"Entahlah,aku tidak bisa menggambarkan bagaimana perasaanku saat itu. Yang jelas,aku melihat keseriusan dimata teduh itu. Dan,aku menggangguk saja,karna sesuatu dalam hatiku berbisik,dialah yang aku cari."
"Se-sederhana itu,bu?"
"Bukankah aku bilang,bahwa cinta itu proses! Dia tidak lahir hanya dalam hitungan jam,sayang! Kau bisa bilang itu cinta,ketika kalian telah menghadapi BADAI BERSAMA,dan kau masih tetap tersenyum dalam pelukannya. Bagiku,ayahmu adalah jawaban doaku untuk Tuhan. Aku mencintainya,karena itu aku belajar untuk menerima. Bagian tersulit dari mencintai adalah….menerima kekurangan orang yang KAU SAYANGI. Karena,kau terbiasa mengaguminya dengan membayangkan dia seperti MANUSIA SUPER PERFECT. Padahal diapun bisa salah. makanya,cintailah kekurangannya…terimalah kesalahannya,dan ingatkanlah dia dengan lembut. Percaya pada wanita tua ini,Rifan…akan bersyukur karna memilikimu,dia."

"Apa ibu yakin? Aku dan Mas Rifan,akan bertahan?"

"bertahan atau tidak,itu pilihan,nak. Tapi ingat,kau harus berjuang…banyak hal yang harus kalian alami,sehinga  ikatan batin yang tercipta itu semakin kokoh. Aku tau,kau tidak akan menyerahkan? Perjuangkan suamimu! Buatlah dia sadar,dia memiliki seorang istri dengan kualitas yang menabjukkan!"
Aku tersenyum mendengar nasehat ibu.

Ya,aku akan berjuang!!! Aku akan bertahan…
Aku akan membuat Rifan,bersyukur karena  memilikiku...

****************************************************************************************************

Seperti kata IBU,aku belajar untuk menerima segala kekurangannya. Aku belajar untuk melayaninya dengan sabar. Aku belajar untuk mengerti segala hal yang tidak dia sukai. Aku belajar tentang apa yang membuat dia tersenyum. Aku belajar,karna aku ingin PERNIKAHAN ini belanjut dan mempunyai cerita yang indah.

Seperti malam ini,dia pulang kantor jam 01.00…

Aku masih ada diruang TV sambil mengerjakan beberapa tugas kantor. Aku mendengar mobilnya masuk. Aku bergegas membukakan pintu depan. Walaupun tanggapannya biasa saja.

"Kamu udah makan?"
"Udah"
"Mau aku buatin tehh panas?"
"Ga usah."
           Tapi aku tetap membuatkannya.
"Nih,minum. Supaya agak enakkan."
           dia meminumnya.
"Kok belom tidur?"
"Aku lagi ngerjain tugas kantor."
"Banyak?"
"Lumayan..."
"Coba liat?"
"Udahlah,udah kok. Lagian juga kamukan capek dari kantor. Udah tidur sana. Oia,aku udah siapin air hangat,supaya kamu lap badan dulu sebelum tidur."
         Dia hanya mengangguk.

Di kali lain…
Dia malah tidak menunjukkan APRECIATE sama sekali dengan perhatianku.

Aku tau,celana jeans barunya masih dicuci dan belom disetrika. Entah kenapa,hari ini dia begitu membutuhkan celana itu. Sepertinya dia mau keluar dengan teman-temannya. Dan dia begitu marah ketika tau celana itu belum disetrika. Dia memarahi BIBI. Aku terkejut mendengarnya membentak BIBI. Aku segera berlari turun….

"Kenapa?"
"maaf non…. Bibi lupa,nyetriska celananya DEN RIFAN."

              sehabis marah dia masuk kamar kerjanya. Aku mengambil  celana dan menyetrikanya. Aku tau,ini salahku juga,sebagai istri seharusnya aku yang memastikan bahwa baju-baju suamiku sudah tertata rapi dilemarinya. Apalagi jika dia sedang membutuhkannya.
 
Aku mengetuk pintu kamar kerjanya. Tidak ada jawaban. Aku masuk.

"Ini celana kamu."
"…."
"Fan,lain kali…kamu ga perlu teriakan? Kasian bibi,dia udah tua. Kamu bisa tanya sama aku,kan?"
"Tapi aku butuh celana itu!"
"AKU TAU,sayang!"

Wat de heeeek????? Kenapa gue manggil dia SAYANG?????
Aarrgggghhhhh……kadang mulutku terlalu cepat daripada otakku!!!!
Menyebalkan!

Dia menatapku lama.
"Ini celana kamu"

Atau ketika dia sedang ribet dengan perkerjaannya,dan emosinya tidak terkendali sama sekali…
Aku berusaha mengerti!

Hari ini,dia sedang HECTIC,entah kenapa…
Dia terlihat begitu sibuk mencari sesuatu. Aku baru selesai mandi. Dan menemukan dia sedang kebingunggan di bawah.

"Kamu kenapa,fan?"
          dia menatapku. Tapi tidak menjawab.
"Apa yang kamu cari,mungkin aku bisa bantu?"
"Proposalku. Tadi malam pulang aku taruh diatas meja,tapi aku lupa!"
Aku????? Bukannya biasanya GUE ya????

Aku berusaha mencarinya. Aku  masuk kekamar kerjanya dan mencarinya. Daaaan….dasar cowo. Nyari pake mulut sih. Coba nyari pake mata dan tangan! Hanya bunyinya aja yang kedengaran!

"Ini?"
       Dia mengambil benda itu dari tanganku dan melenggang pergi. Tanpa mengucapkan TERIMA KASIH atau kata-kata apapun… hmmmmpppphhh….itulah suamiku!

*****************************************************************************************

Hari ini,aku tidak melihat dia turun dari kamarnya. Entah kenapa? Tumben dia mengurung diri dalam kamar. Biasanya dia sudah bangun pagi hari dan mempersiapkan diri. Aku menengoknya sebelum pergi kerja. Dia menggigil dibalik selimut tebalnya. Aku meraba keningnya…astaga panas. Dia demam. Aku segera mengambilkan bubur dan obat.

Aku membangunkannya. HMmmmmm….okey,teman….saat inilah peranku SEBAGAI ISTRI yang NYATA akan DIPERLIHATKAN!!!!!!

Aku membangunkannya…
"fan…kamu demam?"
           dia mengangguk.
"Bangun yuk,makan dulu terus minum obat. Nih udah aku siapin semuanya. Mau aku suapin?"
"Ga usah! Aku bisa sendiri! Lo pergi aja!"
"Aku ga mungkin ninggalin kamu dalam keadaan kayak gini. Ayolah,makan terus minum obat dulu. Fan..."
"GAAAAA! Udah biarin aja…."
"Fan,apa sih salahnya bangun makan dan minum obat,ntar juga kamu bisa istirahat lagi."
"…… "
"Fan,aku ga akan ninggalin kamu,sebelum kamu makan dan minum obat."
           dia bangun dan merampas obat itu dari tanganku. Meminumnya dengan cepat,sehingga dia tersedak. Sebenarnya aku ingin sekali tertawa melihatnya terbatuk-batuk. Sapa suruh kasar banget! Ga bisa pelan-pelan...
         aku me-lap mulutnya dan mengambilkan baju yang baru. Karena airnya tumpah semua.

"Mau aku suapin?"
           dia menatapku dengan lemas.
"Ga lapar"
"aku buatin,susu coklat? Atau roti coklat kacang? Ayolah,kamu harus makan..."
           dia menggeleng,tapi entah mengapa aku merasa gelengannya tidak sekuat biasa. Jadi aku putuskan untuk membuatkan roti kesukaanya itu. Mau dimakan atau tidak ya terserah. Yang penting,aku sudah menyiapkan untuk dia.

"Nih,roti dan susunya. Kalau ada apa-apa,ntar suruh bibi telepon aku ya?"
            dan entah ada keberanian darimana,sebelum aku keluar…aku mencium keningnya! Sudahkah,pria ini…memasung hatiku???

Jam 12.51…
            Aku memutuskan untuk pulang kantor cepat. Aku benar-benar merasa tidak tenang. Aku benar-benar mengkhawatirkannya.

Ketika aku pulang….
Aku menemukannya tidur dikamarku! Cukup terkejut dengan kejadian ini…
Kata Bibi,dia belum makan siang sama sekali. Aku ke kamarnya dan menemukan,roti dan susunya habis. Aku kembali kekamarku,dan meraba keningnya dan panasnya mulai mereda. Aku membangunkannya untuk makan siang.

"fan,makan siang yuk..."
"Lo udah pulang?" tanyanya dengan wajah kaget yang LUCU. Mungkin karena aku menemukannya dikamarku!!!!
"Masih ngerasa demam?"
"udah enakkan kok."ucapnya bangun dan bergegas pergi. Aku menahannya.
"Kamu disini aja,ntar aku suruh bibi bawain makan. Ntar aku suapin."
"Ga usah,gue bisa sendiri kok."
"Ini bukan soal kamu bisa atau ngga,tapi aku yang mau..."
          Dia menatapku lama. Aku tersenyum padanya. Dia duduk ditempat tidurku.

Malamnya…
Panasnya naik lagi,bahkan dia muntah 3x,ulu hatinya terasa nyeri. Aku baru tau dari dia kalo ternyata ini demam hari ke-4. aku segera membawanya kerumah sakit. Aku menyuruh,Pak Tiro membawa mobil. aku duduk dibelakang dengan dia. Dia tidur diatas pangkuanku dengan tanganku dalam genggamannya.

Ketika sampai dirumah sakit,Dokter menyatakan dia harus dirawat,karena trombositnya yang menurun. Dokter bilang,kemungkinan ini Tifoid. Aku pasrah saja,kalau  memang harus dirawat. Aku takut sesuatu terjadi pada dia.

Akhirnya,akulah yang menunggunya dirumah sakit. Aku yang merawatnya dengan KESABARAN tingkat tinggi.   Sumpah,hampir saja  STOK KESABARANku habis total. Bagaimana tidak? Aku sudah berusaha untuk SABAR dan mengerti bagaimana rasanya menjadi orang sakit! Eh,dia malah MARAH-MARAH ga jelas! Bentak-bentak ga jelas. Okey,aku masih bisa menerima kalau itu dalam batas normal,tapi kalau diatas normal???? SAIA MANUSIA,belum jadi TUHAN…

"gue ga mau!"
"Fan,kamu bisa ngerti ga sih? Obat itu harus kamu minum. Masa kamu harus dibujuk gini terus sih kayak anak kecil?"
"GA MAU! GUE BENCI OBAT!"
"Trus sekarang kamu maunya gimana?"
Kalau aku bisa berubah… aku pengen jadi SINGA,biarku makan orang ini….
"…."
Dia malah mendorong obat itu,sehingga semuanya jatuh kelantai dengan sempurna! Terus siapa yang harus bersihin ini? Aku? Astaga…. Beginikah adatnya laki-laki yang saia nikahi????
Hancur!!!!!!!

Aku keluar untuk menenangkan diriku! Aku memang tidak membentaknya. Tapi aku mendiamkannya. Aku tidak berbicara dan tidak kembali kesana lagi,hingga malam tiba. Aku duduk dikantin rumah sakit. Entah kenapa,aku mulai berpikir lagi tentang kata-kata ibu,dan aku merasa AKU TIDAK BISA SEPERTI IBU. Sepertinya aku akan gagal dalam mempeertahankan hubungan ini.

Ketika aku kembali,aku melihat teman-teman kantornya sedang masuk untuk mengunjungi dia. Sesaat aku melihat dia bisa untuk tertawa dan bercanda dengan mereka. Bahkan,dia trlihat sangat MENYENANGKAN. Tapi,kenapa dia tidak bisa melakukan hal itu denganku? Kenapa dia selalu terlihat memusuhiku? Kenapa dia tidak sehangat itu. Bahkan dia bisa ngomong dengan NADA PALING LEMBUT yang pernah aku dengar. Tapi semua itu hanya pengecualian buatku.

Aku duduk kembali dikantin. Aku menangis. Untuk pertama kalinya setelah hampir 1 tahun,aku menangisi perjuanganku untuk memiliki dia. Kau taukan,bagaimana rasanya kalah saat kau telah berusaha SEMAKSIMAL MUNGKIN? Kau taukan bagaimana rasanya terluka,ketika kau merasa telah berupaya YANG PALING BAIK dari kemampuanmu? Tidak lama,aku melihat dari jauh teman-temannya pulang. Aku tidak kembali lagi kekamarnya aku masih termenung lama disini. Aku masih duduk dan memikirkan MASA DEPAN PERNIKAHANku. Well,aku memutuskan untuk tidak tidur dengannya dirumah sakit malam ini.

Aku kembali ke kamarnya dengan wajah sembab. Aku tidak berusaha untuk menutupi wajahku yang sedih. Aku juga tidak banyak bicara,aaku hanya mau mengambil tas dan pergi.

"Aku pulang." ucapku padanya.
Aku tau dia melihat kearahku dengan jelas. Aku bergegas keluar,tanpa memdulikan dia.

****************************************************************************************************

Hari ini dia keluar dari rumah sakit…

Aku menjemputnya. Tapi kali ini,aku diam saja. Aku tidak banyak bercerita dan berb icara seperti biasa. Ada banyak teman kantornya yang ikut menghantarnya pulang. Dan kau tau???? Dia bersikap lebih ramah pada ,mereka daripada buatku ISTRINYA sendiri! Dan itu membuatku terluka lebih dalam lagi…

Ketika pulang,dia bahkan tidak bertanya,apakah aku mau pulang dengannya,atau tidak! Dia hanya diam! Okey,aku memutuskan untuk naik taxi. Walaupun aku tau,dia terkejut ketika melihatku naik taxi. Bagaimana mungkin,dia bisa sedingin itu padaku??? Sementara untuk teman-teman kantornya duia bisa begitu baik! Bagaimana bisa dia tidak memedulikan aku,ISTRINYA,padahal dia bisa bertanya dengan HANGAT pada teman kantornya! Bagaimana mungkin dia bisa begitu dingin padaku,sementtara tawa cerianya dia bagi untuk teman-teman kantornya! Apa dia pernah terpikir,bahwa aku perempuan, aku sangat PEKA pada situasi sperti ini???

Sampai dirumah,aku membantunya turun. Dan menyiapkan makan siang di meja. Karna teman-temannya ikut makan siang bersama kami. Bahkan dia  bisa  menanyai salah satu teman wanitanya untuk makan atau tidak! Tapi dia tidak berbuat hal yang sama padaku. Haruskah orang lain yang MENGANGGAPKU ADA…

"Lid,ga makan?" tanya Anto teman kantornya.
         Aku menggeleng mantap,bersamaan dengan itu….hatiku kian hancur melihat sikapnya. Okey,mungkin Ibu benar aku tidak boleh mengharapkan balasan atas apa yang aku lakukan padanya. Tapi setidaknya,bisakan dia bersikap baik padaku didepan teman-temannya! Agar mereka tau STATUSKU itu istrinya BUKAN ASISTENNYA! Aku bergegas pergi kekantor.

          semua kenyataan ini,semakin memukul mundur kepercayaan diriku yang utuh sebagai wanita. Aku berusaha untuk mengerti dunianya. Aku berusaha untuk  memahami karakternya yang CUKUP UNIK. Aku berusaha menjadi orang yang pertama ada disisinya disaat dia butuh. Aku berusaha menjadi seseorang yang selalu care tentang semua hal yang dia mau. Tapi bisakah dia MENGERTI aku juga butuh sedikit perhatiannya? Aku juga butuh sedikit PENGHARGAANNYA? Masakan dia tidak bisa merasakan bahwa aku bejuang untuk mempertahankan PERNIKAHAN AJAIB ini?

Hari ini,hatiku bukan hanya hancur…
Tapi hati telah pindah tempat!

Dia meninggalkan NOTES,yang berisikan supaya aku datang ke GOR BULUNGAN,karena ada pertandingan basket disana. Dan dia adalah,salah satu tim intinya. Pokoknya,dia mau aku datang kesana. Aku cukup senang karena dia mulai menganggapku ada. Setidaknya begitu pikirku. Dengan semangat 45 aku bergegas siap-siap. Dan,aku tidak membawa mobil,aku kira…toh,sebentar malam juga pulang dengan dia.

Okey,disinilah aku…
Duduk di tribune yang ramai,dan untungnya aku dapat tempat duduk. Entah mengapa perasaanku tiba-tiba tidak enak. Aku melihat dia msuk bersama tim-nya. Sejenak aku mengarahka pandanganku ke arah tempat duduknya,dan aku melihat seorang wanita yang cukup menarik,duduk disebelah TASNYA! Aku kenal betul tas olahraga RIFAN. Tas ADIDAS putih yang LIMITED addition. Dan hanya beberapa orang yang punya tas seperti itu. Aku tau itu,karena itu hadiah dari tante ANITA untuknya ketika kami menikah.

Kenapa perempuan itu duduk disamping tasnya???? Siapa dia???? Apa dia managernya? Atau temannya?

Jantungku berdegup kencang! Pikiranku mulai kacau. Mataku mulai terasa panas. Tapi aku tidak boleh kalah. Toh,aku belum tau siapa dia! Aku tidak bisa menebak hanya karena dia duduk disamping tas milik suamiku kan? Siapapun bisa duduk disana! Aku menenangkan diriku yang TERNYATA TIDAK BISA TENANG! Aku menonton pertandingan yang TIDAK LAGI MENARIK di MATAKU. Aku tidak terlalu suka basket. Aku lebih suka BADMINTON. Tapi,karena ini undangan dari dia,ya sudahlah…. 

Dia menang! Timnya menjadi juara. Aku tersenyum karena SUAMIku jago juga ya? Aku bergegas turun dari tribune untuk menghampirinya. Namun,kau tau???? Dia terlalu sibuk menyalami FANSnya,sehingga dia tidak melihat kearahku. Padahal aku tegak tidak jauh darinya. Aku mengamatinya dari jauh,tiba-tiba perempuan yang tadi….mencium pipinya! Kali ini,pertahananku RUNTUH…

Aku segera keluar gedung! Aku merasa wajahku kaku,aku merasa jantungku berhenti. Aku bisa menerima,ketika dia tidak memedulikan kehadiranku! Tapi aku tidak akan terima…KALAU dia MENGHADIRKAN YANG LAIN!

Seseorang menangkap tanganku…
"Kok pulang sendiri? Ga nunggu Rifan?"
"Emon???" ucapku terbata. Aku tidak sempat lagi menyembunyikan tangisku. Emon segera mengantarku pulang.
"Lo kenapa?"
          Aku masih diam. Aku enggan untuk menceritakan masalah rumah tanggaku ke orang lain. Sekalipun itu saudaranya. Namun,semakin EMON bertanya,airmataku semakin deras mengalir.
"Rifan pasti masih diam ya?"
"Itu bukan masalah untuk gue!" tekanku.
          emon mengusap kepalaku.
"Trus?"
           haruskah aku bertanya? Tentang perempuan itu? Haruskah aku ….
"Mon,apa rifan udah punya pacar sebelum menikah dengan gue?"
"Setau gue sih,ngga,lid. Tapi,belakangan ini…katanya Pak Tiro,dikantor ada cewe yang deket sama dia. Tapikan,ga tau…itu siapa!"
"Lo serius?"
"Gue hanya denger dari sopir gue,kan dia temen baik tu sama Pak Tiro."
Berarti tidak ada alasankan untuk bertahan lagi????

Aku menyruruh Emon untuk jalan-jalan dulu. Aku tidak mau pulang dulu! Bahkan kalau perlu aku lebih ingin pulang kerumah IBU saja. Tapi,bukankah itu terlalu childish! Tiba-tiba…sesuatu menyentak LOGIKAku! Jangan-jangan…untuk ini dia menyuruhku datang nonton pertandingannya! Supaya aku sadar,aku sudah mengambil tempat orang lain disisinya! Astagaaaaaa…..kenapa aku baru menyadarinya?

Jam 02.00 pagi…
Aku masuk rumah. Aku melihat mobilnya telah diparkiran. Aku bergegas naik dan masuk kekamar.

"Kenapa pulang duluan?" suara itu mengejangkanku. Ternyata dia tidur di sofa,didepan TV.
"Aku kira kamu terlalu sibuk dengan Fans kamu! Lagipula aku rasa semua sudah berakhir!"
            Dia duduk dan menatapku dengan tatapan tidak mengerti!
"Berakhir apa?"
"Aku rasa,sekarang saatnya aku berhenti untuk berjuang tentang PERNIKAHAN BODOH ini!"
"Maksudnya?"
"Aku bisa terima kalo kamu cuek dan tidak perduli dengan aku! Tapi kalo kamu menghadirkan PEREMPUAN LAIN! Aku tidak bisa terima! Kamu pikir,aku siapa! Aku istrimu,RIFAN. Aku berusaha memberikan semua hal yang terbaik,yang aku bisa! Aku berusaha melayani kamu dengan baik! Tapi,begini cara kamu membalasnya…dengan menghadirkan orang lain diantara kita? Baik,kalau itu yang kamu mau… MULAI BESOK,kita pisah!" teriakku sambil terisak. Aku melepaskan CINCIN pernikahan itu dan melemparnya kearah dia!
             Kali ini,aku benar-benar menangis. Aku benar-benar marah. Aku benci RIFAAAAAAAN! Aku benci caranya melukaiku. Kalau dia memang tidak mencintaiku seharusnya,dia bisa bilang secara baik-baik. Aku segera menjatuhkan diriku tempat tidur. Namun,aku merasa perutku mengenai sesuatu benda…

Aku bangun dan membuka selimutku. Dan aku menemukan SEBUAH KOTAK BESAR disana. Aku membukanya…tenyata sebuah LAPTOP! Aku menemukan sebuah kartu disana…

Laptop lo udah harus diganti,
Jadi…gue pikir,tadinya kita mau pergi bareng buat beli,
Nyatanya lo pulang duluan!
Btw,thanx udah nonton gue tanding….
Kapan-kapan,temenin gue latian ya?

Rifan

Aku terlanjur emosi untuk menanggapi BINGKISAN ROMANTIS ini. Aku tidak  membukanya sama sekali. Aku hanya menaruhnya dilantai. Aku berniat mengembalikannya besok pagi.

BESOK PAGI…

Aku telah mengemasi barangku dan membawa KOPERKU turun. Dia sedang memakai sepatu di ruang TV,dia belum sarapan. Dia menatapku dengan TAJAM. Aku tau itu. Aku segera memanggil Pak Tiro untuk mengangkat barangku. Aku sudah menyerah! Kali ini,aku berani BERKATA CUKUP dan TIDAK,dengan mulutku sendiri…

"Gue ga butuh LAPTOP lo! Ambil aja!" ucapku dingin. Aku menaruh laptopnya di atas meja makan.
"Udah diliat?"
"Buat apa? GUE GA MINTA! Dan GUE GA BUTUH! Gue MAMPU UNTUK BELI SENDIRI!"
"… "
"Okey,makasih untuk semua hal yang udah lo buat selama ini!"
Aku bergegas meninggalkannya.
Dia mengikutiku dari belakang! Membawa Laptop itu. Dia menahan pintu mobilku.

"Ini punya Lo. Lo harus bawa."
Aku berkeras menutup pintunya. Tapi dia menahannya.
"Ada hal yang tidak bisa gue bilang secara langsung,karna gue bingung darimana harus dimulai. Makanya,gue mau lo bawa laptop ini. Kalau setelah itu lo mau buang,itu HAK lo! Terserah… "
Dia meletakkan Laptop itu dipangukku. Dan menutup pintu mobil.
"Jalan,pak"

Ketika mobil berjalan menjauh,aku berbalik dan menemukan dia masih menatap kearahku.

Aku tidak pulang kerumah. Aku tidak mau Ayah dan Ibu khawatir. Aku menyewa sebuah Kamar Kos sementara. Sebelum aku menata langkahku kedepan. Aku membereskan barangku. Dan mulai membuka laptop baruku.

Disana,ada sebuah folder yang berjudul…"Tentang aku,dia dan kamu"

Aku membukanya dan menemukan sebuah KEBENARAN tentang RIFAN. Ternyata,dia memang mempunyai masa lalu yang buruj tentang MAMANYA. Karena,mamanya berselingkuh dengan OM-nya sendiri didepan matanya. Itulah kenapa dia begitu membenci wanita! Disitu dia menulis :

Kenapa aku ingin menikahimu,
Karena aku ingin membalaskan sakit hatiku pada mama,
Biar semua perempuan tau…dikhianati itu sakit!
Nyatanya aku tidak bisa menyakitimu,dia…

Karena perlahan,
Dengan kelembutanmu,kau telah mengubah caraku memandang WANITA,
Kau sabar dan mengerti semua tentang aku,
Aku suka melihatmu sibuk dengan segala urusanku.
Aku senang saat kau mencium keningku,
Aku senang mendengarmu memanggilku sayang,
Hanya saja,aku tidak tau bagaimana cara membalasnya!
Aku tidak tau bagaimana cara menyatakan perasaanku…

Aku mencintaimu,Lidia...
Hanya itu yang mampu aku katakan!
Tolong,jangan pernah menyerah untuk MENCINTAIKU…

Aku menutup FOLDER itu dan terdiam. Aku tersenyum menatap fotonya.

Benarkah tindakanku? Kenapa aku tidak bertanya duulu tentang wanita itu? Kenapa aku langsung menarik kesimpulan? Bukankah tersangka saja punya waktu untuk membela diri? Ah,tapi…emon bilang dia memang sedang dekat dengan seorang wanita!

Aku rindu Rifan. Astaga…2 minggu lagi ulang tahun pernikahan kami yang pertama bukan? Dan hari ini,aku berniat untuk melayangkan gugatan ceraiku? Sudahkah,aku mendengarkan nasehat ibu? Bukankah batu itu sudah terkikis? Lalu buat apa aku disini? Bukankah seharusnya aku pulang dan melayani suamiku?

**************************************************************************************************

Dengan Gengsi dan EGO yang amat TINGGI,aku tidak pulang kerumah!
Dia yang harus menjemputku!

HAPPY ANIVERSARRY for us….

Hari ini,ulang tahun PERNIKAHAN kami. Ah,masihkah pernikahan ini berjalan setelah semua yang kami lewati? Toh aku berani bertaruh,bahwa dia tidak akan ingat! Lagipula,mungkin saja….dia tidak PERNAH INGAT apa yang terjadi 1 tahun yang lalu. Apa sih istimewanya aku dimata dia? Tidak ada bukan? Jadi lebih baik aku tidak berharap…

Aku merapikan kamarku dan sekilas aku melihat Pak Tiro turun dari mobil,
Jantungku berdegup kencang!

"ada apa,pak?"
"Den Rifan,nunggu non ntar malam dirumah! Katanya ada acara. Kalo non,ga datang,dia hanya minta non baca surat ini..."

Aku mengangguk dan segera masuk dalam kamar. Membuka surat,yang isinya hanya 2 bariskalimat…

Aku tunggu kamu ntar malam,
Kalau  kamu tidak datang,aku anggap PERNIKAHAN kita selesai.

Kenapa bukan dia yang datang! Kenapa bukan dia yang menjemputku! Kenapa sih dia tidak mau merendahakn harga dirnya sedikit untuk mengakui didepanku bahwa dia mencintaiku! Kenapa sih cowo itu sangat angkuh? Aku merobek surat BODOHNYA,dan aku menangis. Aku tidak akan pergi. Tidak akan,biarka saja pernikahan ini berakhir! Biarkan saja,toh dengan begitu aku tidak perlu bertatapan dengan MANUSIA PALING KASAR yang pernah aku temui itu! Mungkin dengan begitu,aku bisa menemukan Mr.RIGHT yang lain,yang lebih bisa menghargai perasaanku sebagai seorang wanita! Toh,kita selalu bertemu orang yang salah sebelum kita bertemu orang yang tepat bukan?

Aku menelpon IBU,dan menceritakan semuanya. Aku memang sengaja berdiam diri dan tidak memberitahukan sapapun. Kau tau apa jawaban ibuku????

"Lidia… ibu pikir,kau belum berusaha sebaik yang kau bisa! Ibu tau,sebagai perempuan…kau punya intuisi yang tajam tentang suamimu. Tapi,ingat…kita punya 2 telinga untuk mendengar dari ke-2 sisi!!! Kau belum meminta penjelasan rifan,kan? Kau hanya menuduhnyakan? Ibu tidak berhak turut campur dalam masalah kalian,itu urusan kalian. Hanya saja,ibu tidak mau…ego kalian menghancurkan pernikahan ini. Kau tidak bisa berbohong dari ibu,kau mencintai Rifan,kan?"
          Aku terdiam,air mataku semakin mengalir deras.
"Tidak ada cemburu yang hadir,tanpa rasa cinta,dia!  Sekeras apapun kau membantahnya,itu karena kau ingin DIA yang lebih dulu menyatakannya,nak. Dengar ibu,kalian sudah menikah…bukan pacaran lagi. Tidak penting siapa yang menyatakan duluan! Toh,kalian akan tetap bersamakan? Dia?"
"Ya,bu?"
"Kamu mencintai suamimukan?"
"Iya bu..."
"datanglah keacara itu. Tunjukkanlah hormatmu pada suamimu,karna kehormatan seorang suami itu ada ditangan istrinya. Apa kata orang,jika tau..kalian tidak tinggal satu rumah lagi?"
"Tapi bu? Aku tidak mau pulang,kalau bukan dia yang menjemput!!!!"
"BUANG EGOmu,LIDIA! Tidak baik memaksakan kehendak! Belajarlah mengalah,nak. Bukan untuk kalah atau berada dibawah,tapi untuk sebuah keutuhan. Ibu rasa,kau bisa menentukan mana yang baik. Belajarlah untuk dewasa dalam menatap masalah."

Aku menutup TELEPON. Tidak puas dengan jawaban IBU. Bagi ibu,aku harus menjadi dewasa,kenapa ibu tidak membelaku! Kenapa harus aku yang tersudut setelah semua hal yang telah aku lakukan! Kenapa harus aku yang TERUS dan SELALU mengalah? Karna aku seorang wanita? Jadi aku harus selalu mengerti EGO-NYA lelaki?

JAM 18.30

Aku sudah berganti baju. Aku sudah siap. Tapi,hatiku enggan melangkah. Entahlah,kakiku masih enggan untuk berjalan,haaaah…. Entahlah,kaki atau hati yang enggan!
Benarkah aku ingin semua ini berakhir?
Belum pernah terpikir jika MENJANDA…
Ya Tuhan...
Bukankah seharusnya aku senang karna sebentar lagi aku bisa bebas menentukan arah mana yang kupilih?
Tapi kenapa terasa berat???

Tok…TOK…TOK….

"SAPA?"
"INI saya non,IBU KOS"
Aku membuka pintu dan terkejut! Kenapa ibu kos mencariku?
"Ada apa?"
"dibawah ada laki-laki yang mengaku sebagai suamimu,namanya RIFAN. Dia datang menjemputmu,katanya."
"SE--RI--UUUS?"
"Iya,dia baru saja sampai. Temuilah,ibu mau masak dulu."

Jantungku berdegup kian kencang! Rifan menjemputku???? Kena setan apa dia? Kesambet angin mana dia???? Kok dia bisa datang kesini? Apa dia begitu takut kehilangan aku???? Dasar,pandir….pede sekali aku!

Aku turun dan menemukan Dia ada diruang tamu. Memakai kemeja PUTIH dan Jeans. Dia menganggkat muka menatap kearahku.

"Barangnya ga sekalian? Supaya kita ga perlu bulak-balik lagi!"
Kenapa sih ga ada basi-basi dulu kek! Minta maaf kek! Apa kek! Seenaknya aja dia suruh aku kembali kesana…
Seolah-olah dia yakin bahwa aku mau! Iya sih,mungkin aku tidak akan menolak… tapikan,ada BASA BASI BUSUK DULU….

"Barang?" tanyaku pura-pura bodoh
"Lid,aku tau…aku salah! tapi bolehkan,kita ga membahas hal ini dulu. Ada banyak orang yang nunggu kamu dirumah."
"Oooo,jadi kamu datang hanya untuk itu? Supaya semua orang tau,bahwa kita baik-baik aja? Supaya kamu ga malu? Kamu datang kesini bukan untuk menjemput istri kamukan? Tapi,asisten kamu! Penunggu rumah kamu!  Atau….mainan kamu?"
"Ngomong apa sih? Aku kesini jemput kamulah."
"…..."
            Aku masih mematung. Aku menunggunya harus MENGATAKAN CINTA! Atau paling tidak,dia meminta maafku! Lama kami terdiam dan saling menatap.
"Ya udah,nanti kita balik buat ambil barang kamu."
"Aku ga mau balik! Siapa yang bilang aku mau tinggal disana lagi! Aku datang kesana untuk menghargai papa kamu! Setelah itu..."
"Apa? Cerai? Aku ga bilang sayang,bukan berarti aku ga sayang!"
           arrrrrgggghhhhhh……..kenapa dia ga bilang langsung ajaaaaa!!!! Kalau dia butuh aku!
"Tapi aku mau dengar,kalau kamu membutuhkan aku!"
"Lid,kita telat!"

Hp-nya berbunyi,ternyata papanya yang menelepon…

Aku memang mengalah untuk datang ke PESTA itu! Aku TERKEJUT…karna untuk ukuran pesta yang DIA BILANG SEDERHANA,ini cukup LUAR BIASA. Suasana yang sangat-sangat ROMANTIS,ini lebih mirip PESTA PERNIKAHAN yang ASLI,daripada HAPPY ANIVERSARYnya. Entah darimana dia mendapatkan foto-fotoku.  Tapi yang jelas,PESTA INI MENGAGUMKAN. Rumah ini,disulapnya menjadi sangat ROMANTIS dengan tebaran bunga MAWAR MERAH dan PUTIH.

Kau lihat???? Dia sibuk dengan teman-temannya,sementara aku hanya duduk dengan Mbak Hana dan saudara perempuannya yang lain. Ayah dan Ibu juga datang. Pokoknya semuanya PERFECT. Hanya saja,menurutku tidak istimewa.  Ketika,MC-nya menyuruhnya menyumbangkan sebuah lagu untukku atau menyatakan sesuatu. Dia hanya tersenyum menatapku. Membuatku gemas!!!!

Akhirnya,tepat pukul 23.30…

Semua tamu sudah pulang. Tinggal aku dan dia. Dia baru saja mengantar  teman-temannya pulang. Aku masih merapikan MEJA MAKAN. Dan menyuruh BIBI untuk memasukkan sisa makanan ke dalam lemai es. Dan sebagian lagi aku berikan untuk PAK TIRO. Kasian dia,seharian ini dia sibuk pulang-pergi. Ketika aku berbalik,aku terkejut melihatnya menatapku. Dia masih duduk disalah satu anak tangga.

"Ambil barang sekarang yuk?"
"…… "
"Dia,aku tau kamu marah karna waktu itu ada yang cium pipiku kan?"
"…… "
          aku masih saja sibuk membereskan makanan itu.
"itu Sintia,dia sekretaris aku dikantor! Dia memang begitu,tapi aku tidak pernah ada hubungan apapun!"
"Udahlah,toh sebentar lagi,kita pisahkan? Jadi itu bukan urusanku lagi!"
          dia memutar badanku hingga badan kami berhadapan.
"Aku bisa MEMILIKI sintia,kalau aku mau! Tapi itu tidak aku lakukan…karna aku,,,"
           dia mencium bibirku!!!!!!!
"Aku cinta kamu,lid."
            kami berdua saling bertatapan. Aku membelai pipinya.
"Udah makan kuenya?"
          dia tidak menjawab,tapi mencium bibirku sekali lagi.
"cinta ga tidak dikatakan,namanya tetap cintakan,sayang???" tanyanya.

Dia melabuhkanku dipelukannya dan mengecup keningku.

"terima kasih karena telah mencintai MANUSIA BRENGSEK ini dengan sabar…."

Upzzzyyyyyy…..dia baca diaryku ya??????

Aku tertawa. "tapi,terkadang aku ingin dengar BAHWA AKU DICINTAI..."

Dia mengeluarkan CINCIN PERNIKAHANku dan memakaikannya KEMBALI kejari manisku,dan berkata

"SI brengsek ini,akan selalu mencintai LIDIAWATI PRATIWI dalam suka maupun duka,
Sampai maut memisahkan….
Jangan dibuang lagi ya? Susah kali,aku nyari sampe KEPALAKU KE JEDOT TEMBOK..."

Aku tertawa lagi,kali ini…aku memeluknya SEKALI LAGI,dan berjanji UNTUK SELALU BERUSAHA MENCINTAI SI BRENGSEK ini dengan segala kekurangannya,baik dalam suka maupun duka,hingga MAUT MEMISAHKAN!

Makasih bu,,,
Ibu benar…aku harus BELAJAR MENCINTAI KEKURANGANNYA,dan menerima KESALAHANNYA…
Sebab CINTA itu berarti menemukan SESEORANG yang TIDAK SEMPURNA,untuk DICINTAI dengan CARA YANG SEMPURNA,
Dengan begitu…pernikahan ini,mempunyai penyangga yang KOKOH!!!

***************************************the end************************************************

(Benyada Remals "dyzcabz")

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...