Langsung ke konten utama

Tentang Noke #51 (*my dumb)

Im innocent.

Ketololan saya. Iya,saya.

Sangking terlalu gembiranya, karna mau nonton Sheila On 7. Jadi saya agak *ehm... Kurang fokus! Fak.

Saya panasin mobil. Lalu saya nyalain semua lampu. Sayangnya, saya lupa matiin lampu depan. Daaaaan, mama baru bilang itu 2 jam setelahnya.

FYI, saya panasin mobil jam 4 sore dengan asumsi bahwa jam 7 an bakalan jalan. Jadiiii, saya ngga perlu panasin lagi. Deal ya?

07.50

Pas mau distater, mobil ngga bisa nyala. Crack!

Thats my falls. Im totaly dumb.

Akhirnya kita naik grab.

But, thats not the point. Hahahahahhahahaha...

The point is im flawless. as always.

Ketika mereka tau, saya salah. Tidak ada yang "menyalahkan" atauu "marah" atau "grumpy", semuanya cuman ketawa.

Yep, im innocent.

Mama : coba kalo kurcaci2 dua yang salah. Kaka pasti ngamuk.
Amor : iya,ma. Kaka selalu dibela. Iyakan? Kalo papa ada, kaka tetap tidak boleh disalahkan.
Eset : kalo papa, pasti marahin amor dan saya kalo udah gini. Papa pasti "lewatin" anak kesayangannya.

Saya tertawa. Hahahahahhahahahahahahahahaha...

Amor : dan ko bahkan ngga minta maaf ke kita loh,kak. Ko udah buat kita harus naik grab.
Saya : iyooooo, cerewet. Tapikan disana juga pasti parkir overload. Mau ngapain juga bawa mobil. *Nggamaukalah *apapunyangterjadiharusbener

Hahahahahahahhahhaahhahahahaaa...

Kita berangkat ke konser Sheila on 7. (*My first konser with my squad)

Tapi, hari ini saya menyadari satu hal, Nok.

Didalam rumah ini, saya selalu "dimaklumi" atas semua hal yang saya buat. (*Aturan tidak terlihatnya noke)

1. Anak perempuannya Noke selalu benar.
2. Kalo dia salah, atau keliru, balik ke aturan baku no.1

What a wonderfull life!!!!

Oleh sebab itu, kepergian Noke mengajarkan saya "caranya menundukkan kepala" saya untuk setiap salah yang saya buat.

Karna papa saya tau, anak perempuannya keras kepala, kata maaf sulit keluar darinya, minta tolongpun enggan dia gumamkan, terlebih lagi terima kasih.

3 kata ini, adalah hal tersulit yang harus dia pelajari kembali dengan baik.

Orang lain tidak akan percaya hal ini, tapi saya jarang meminta bantuan, karena itu saya jarang mengatakan terima kasih dan meminta maaf? Tidak, saya merinci apa yang saya lakukan, saya berpikir panjang sebelum memutuskan, sehingga permintan maaf saya tidak diobral secara murah.

Tapi emang sih kalo kejadian itu dibuat oleh amor atau eset, saya bakalan ngamuk. Ngamuk. Hahahahahahahahaahhahaa...

Hidup memang ngga seadil itu, iyakan nok?

At least, ketika saya bilang papa adalah ego terbesar saya. Ini salah satu contoh, bahwa noke adalah pembela abadi saya. Dengannya saya tidak pernah salah dan todak boleh disalahkan. Tidak!

Am i such a jerk,rite? Yep,nyed.

Bahkan ketika pembela abadi saya sudah tidur dengan tenang, "pembelaan"nya tetap tinggal bersama saya.

Ada amin?

Benyada Remals "dyzcabz"

Longtime ago.

Saya mecahin gelas minumnya papa. Salah satu gelas favoritenya. Mama kasih tau ke papa. Reaksi beliau hanya "ya udah nanti kita beli lagilah."

Eset mecahin vas bunganya papa. Dan dia berakhir dengan amukan dan potongan uang jajan.

See the different rite?

(*Walaupun saya tidak selalu dibela dalam berbagai hal. Tapi, bagi papa, saya tetap tidak boleh dimarahin oleh orang lain. Yang berhak marahin saya, cuman papa.)

Pa, bubuchachanya udah baik kok.

Everythings ok,dad. (*Kalo papa ada beliau pasti ketawa dan geleng2. Thats it.)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...