Langsung ke konten utama

Kehilangan Teman Hidup


Kehilangan seorang teman hidup adalah duka yang menyakitkan.

Teman hidup, yang biasanya ada ketika terbangun. Yang selalu menemani juga menanti kita pulang. Yang suara menenangkan kekalutan dan membisikkan sayang.

Teman hidup, yang terbiasa menghangatkan suasana, membiaskan takut dan membuncah semangat.

Kehilangan, dia, yang biasanya ada disamping, menggenggam, mendengarkan, memeluk, merangkul, rasanya kosong.

Pedih yang tidak berkesudahan, kekosongan yang menyakitkan.

Bila kamu terbiasa mencintai banyak perempuan, kamu tidak akan bisa menghargai rasanya memiliki belahan jiwa, satu2nya perempuan yang menemanimu seumur hidupnya.

Teruntuk, Bapak SBY...

Saya turut merasakan duka bapak dan keluarga besar, kehilangan sosok yang begitu dicintai dan mencintai kalian.

Sosok yang selalu menjadi penopang, penolong dan penganyom di dalam keluarga.

Saya tidak mampu mengatakan agar bapak jangan bersedih, karena sampai hari ini pun, ibu saya masih sering menangis karena kehilangan ayah saya.

Setiap orang memiliki caranya sendiri untuk memenangkan dirinya kembali setelah kehilangan. Juga untuk menenangkan dirinya kembali setelah ditinggalkan.

Kematian sudah di tentukan oleh Yang Maha Kuasa, kapan waktunya? Hanya DIA yang tahu. Bagaimana caranya? HANYA DIA YANG TAHU.

Tuhan semesta alam, memberikan kekuatan, ketabahan dan penghiburan bagi bapak sekeluarga. Serta memeluk bapak sekeluarga dengan damai sejahteranya, hingga penghiburan diberikan terus-menerus dan bapak kuat untuk menerima bahwa ini sudah keputusanNYA.

Seperti yang selalu di teriakkan oleh semua orang pintar pada hari kedukaan, "silahkan bersedih, tapi jangan larut didalamnya. Ingat, besok masih harus dijalani dan setiap hari datang dengan kesusahannya sendiri."

_________________________________________

Melihat betapa terpukulnya Bapak SBY, mengingatkan saya pada beberapa orang yang kehilangan pasangan hidupnya. Satu2nya orang yang mereka cintai seumur hidupnya. Bapak Habibie, Opa Ucu, Oma Yo, dan Mama.

Opa ucu (*opa saya), selalu datang setiap pagi hingga petang ke kuburan Oma. Beliau bercerita tentang banyak hal, beliau menyanyikan kidung rohani di sana, seperti semasa hidupnya.

Seseorang pernah bilang pada saya, ketika pasangan hidupmu pergi, kamu seperti kehilangan semangat untuk kembali hidup. Kamu seperti kehilangan kaki untuk melangkah. Sebab dia yang terbiasa hadir pada pagi dan malammu, tidak lagi ada untuk membuatmu hidup. Namun bagaimanapun hidup harus dijalani, sepahit apapun, sekeras apapun, hidup tidak bisa kamu hentikan hanya karena dukamu.

Salut saya, untuk semua pasangan yang setia hingga maut memisahkan.

Dan terima kasih saya, karena kalian menunjukkan artinya cinta sejati. Teladan yang benar untuk di ikuti. Bahwa dalam mencintai, kamu harus melakukannya dengan benar, janji untuk setia dalam suka maupun duka, harus dibuktikan bukan hanya dalam kata tapi perbuatan. Karena dengan contoh kalian, generasi2 selanjutnya akan memahami bahwa hal serumit apapun didalam sebuah pernikahan seharusnya tidak membuat kamu menyerah pada janji di hadapan Tuhan.

Selamat jalan, Ibu Ani Yudhoyono.
Tenanglah disisiNya. Tuhan menempatkan Ibu ditempat terbaiknya.
Sakit dan perjuangan ibu untuk melawan sakit itu, sudah selesai,bu. Ibu bisa beristirahat dalam damai.

Benyada Remals "dyzcabz"

"Saya berdoa buat Tuhan, kalo mau diambil, biar saya aja yang dipanggil duluan, karna saya ngga bisa kalo nona ngga ada. Saya ngga kuat tanpa nona."
Noke.

Tidak ada yang siap menghadapi kehilangan, sekalipun kita tau, bahwa kita mengarah kesana.

Ilmu legowo itu hal yang mahal, untuk mencapai tahap itu kamu harus bisa selesai dengan dirimu sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...