Pagi ini saya terbangun, diatas ranjang penyesalan.
Bergegas membasuh perih yang menggantung.
Menyapu bersih rindu yang menggantung, sisa semalam.
Berdiri kembali setelah terjatuh.
Kembali menjadi saya yang mereka tau.
Mencari saya didalam keramaian kota ini.
Entah dimana, saya yang dulu itu.
Entah bagaimana menemukan saya yang itu.
Kopi saya tak pernah lagi senikmat kala itu.
Dimana saya masih mampu menyombongkan diri pada sang waktu.
Dan menendang roboh setiap kekalutan yang singgah.
Kopi pagi ini rasanya pahit.
Entah bagaimana cerita sore nanti.
Yang saya tau, pagi ini harus dihidupi dulu.
Karena untuk mencapai senja, kamu harus merangkak melewati keramaian pagi.
Dan untuk memasuki kelamnya malam, kamu harus menjalani temaramnya senja.
Begitulah hidup. Seperti kopi waktu itu, manisnya terasa menghidupkan, lalu hari ini, kopi itu masih sama menyesapkan pesan untuk tetap berlari menatap esok.
Hanya saja, rasanya begitu pahit, menyentuh langit2 mulut. Entah saya yang linglung, atau memang rasanya begitu pahit, pagi ini?
Membuangnya tidak mungkin.
Karna hanya kopi yang bisa menghidupkan energi yang meredup pagi ini, untuk menemukan saya yang hilang itu.
Benyada Remals "dyzcabz"
Semoga pagi ini, hanya kopi saya yang mengepulkan sejumput ragu, dan melarungkan kepahitan yang penuh tanya.
Have a bless thursday.
My regards, from my black thursday!
Komentar
Posting Komentar