Langsung ke konten utama

Heartgasm

Saya dan mama, pergi ke depok. Seperti biasa, saya adalah supirnya mama. (*Ngga perlu ditanya dan diragukan lagi)

Perjalanan perginya aman dan lancar jaya. Ketika balik, mulai "ramai" lancar. Hingga sampai di dekatnya Kalibata. Saya melihat seorang bapak kesusahan membawa gerobak dagangannya sementara disebelahnya ada seorang ibu yang sudah renta menggendong dagangannya, mereka mau menyebrang. Tapi kebanyakan mobil yang lwat tidak mau berhenti.

Saya menghentikan mobil di lajur tenngah. Saya mengangguk dan mempersilahkan mereka lewat. Sayangnya, beberapa motor masih aja ada yang lewat. (*Gemeeeessssh) tiba2 buah2an si nenek jatuh. Reflex saya keluar dari mobil dan membantu memungutnya.

Beberapa mobil sudah mengklakson, cukup lama memang mengantar mereka menyebrang jalan yang lebarnya kurang dari 6 meter itu. Pelan. Harus pelan. Saya sempat mendengar teriakan beberapa pengendara motor, walaupun ada juga yang bersimpati dan sabar menunggu.

Hingga, dia ada. Cowo itu keluar dari mobilnya dan memapah gendongan buah nya si nenek. Menaruhnya di trotoar lalu kembali untuk membantu si bapak mendorong gerobak.

Saya terhenyak melihatnya.

Masih ada orang baik. Masih ada,nnyed.

Setelah mereka sampai. Kita balik ke mobil. Saya melihatnya "thanks" Dia tersenyum dan mengangguk. "Anytime" jawabnya cepat.

Lalu kita membaur kembali dengan keramaian ibukota yang sempat terhenti karena tindakan baik ini.

Sepanjang jalan pulang, saya menggumam didalam hati...

Kebaikkan sekecil apapun itu tetap memiliki arti dan tempatnya.
Bahkan ketika kamu hanya melakukannnya dengan tidak sengaja, seperti membukakan pintu pada mereka yang lebih tua.
Atau membayarkan makan siang OB kantormu.
Atau mengangkat belanja ibu-ibu tua yang berjalan didepan mu.
Atau menyetopkan taksi pada ibu-ibu yang sedang kerepotan dengan balitanya.
Atau ya tadi, menyebrangkan mereka yang sudah berusia lanjut.

Percaya deh, satu kebaikkan selalu melahirkan kebaikkan2 yang lain.
Bukan berarti pamrih ya.
"Pay it forward"

Bila kamu menerima kebaikkan dari orang lain lalu kamu meneruskannya untuk orang lain,
Dunia ini akan jauh lebih baik.

Dengan kebaikkan sekecil apapun itu, Tuhan akan tersenyum melihatnya,
Hatimu akkan terasa hangatnya,
Dan kepada setiap hati yang kamu sentuh dengan kebaikkanmu, akan selalu naik ucapan syukur bahwa hari ini, kamu menjadi salah satu alasan, kenapa hari ini begitu berharga untuk dijalani.

Dan saya, melakukan ini, bukan untuk diingat, tidak untuk megalomen, atau terkenal,
Tapi hati saya selalu terasa hangat setiap kali saya melakukan kebaikkan.

Dan, Noke, adalah orang pertama yang mengajarkan saya, bagaimana caranya mengasihi sesama. Tanpa kecuali.

Bila saja kamu bertanya untuk apa saya berbuat baik pada mereka yang tidak kita kenal, jawaban saya sederhana...

Karna saya manusia.

Semesta menciptakan saya untuk menebarkan kebaikkan bukan permusuhan. 

Benyada remals "dyzcabz"

Untuk mas2 yang nolongin tadi,
Terima kasih sudah menjadi pengecualian diantara banyak orang.

Tuhan semesta alam memberkatimu.

Lakukanlah kebaikkan, bukan untuk dilihat atau terlihat baik.
Tapi untuk mewariskan sifat, sikap dan watak yang benar untuk generasi selanjutnya.

Hidup bukan hanya tentang teori, tapi cerita yang dilakukan secara nyata.

Contoh itu menggerakkan, nasehat itu menguatkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...