Langsung ke konten utama

Tentang Noke #5


Saya ingat 1 hari sebelum papa meninggal.
 
Saya datang melihat papa, setelah abis jaga. Papa jauh lebih kurus dan pucat. Namun senyum khasnya tidak luntur. Senyum hangat yang selalu menyambut saya pulang. Senyum yang meneduhkan.

Papa memeluk saya. Saya menangis. Papa menenangkan saya, "Semua ini harus papa tanggung. Papa harus menghadapi ini semua. Tidak boleh sedih. Tuhan Yesus ada."

Itu saat terakhir saya melihat papa bernafas.
"Nafas itu bukan oksigen,nona. Nafas itu dari Tuhan. Semua karna Kasih Tuhan."

Lalu, papa meminta mama berdoa. Selesai itu mama menyanyi beberapa lagu dan papa pulang pada Yesus. Tidak banyak yang tau, bahwa papa meninggal dalam posisi berdoa, duduk dengan tangan telipat sambil bersandar pada dinding.

Bagaimana seseorang bisa tidak takut menghadapi kematiannya? Beliau tau, bahwa Yesus sudah menyambutnya. 

Sebab disaat mama berdua dengan papa, lalu papa bilang ke mama "Saya sudah melihat jalan Tuhan untuk saya"

Bagaimana seseorang bisa begitu tenang menghadapi akhir hidupnya? Seolah dia sudah berkompromi dengan Yesus.

Iman papa adalah contoh terbaik yang beliau ajarkan dan turunkan. Beliau tidak pernah takut terhadap siapapun dan apapun. Sebab, papa bilang beliau tanda tangan untuk siap mati demi Yesus, bukan hanya untuk hidup demi Yesus.

“Karenabagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berartibagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu."

66 hari tanpa Noke.

Ada banyak berita baru yang menenangkan, juga cukup mendebarkan.

See,pa? Yesus tetap disini. Seperti sebelumnya, karna seharusnya seperti itu. Saya boleh kehilangan papa, tapi jangan sampai meninggalkan Tuhan.

Nok, kemarin kita jalan ke Bandung. Memang tidak selengkap biasa. Memang nama papa selalu terucap. Karna keterbiasaan denganmu. Keterbiasaan.

Biasa papa ada. Biasa dengan papa. Biasa dengar papa. Biasa liat papa. Biasa tanya papa. Biasa tunggu papa. Segala hal didalam rumah, selalu terbiasa dengan papa.

Mungkin, sekarang keterbiasaan itu harus bergeser menjadi tanpa papa. Dimulai dengan menjadi biasa tanpa papa. "Tanpa Papa", 2 kata, yang cukup hebat untuk meruntuhkan semua emosi saya dan membuat saya menjadi anak cengeng.

Pa, lihat deh, saya menjadi orang paling menyebalkan. Sangat menyebalkan. Karna setiap hal yang berkaitan dengan papa, selalu berhasil membuat saya menjadi cengeng.
Tanpa papa, semua tidak selalu berjalan baik, tidak juga berjalan buruk, semua hampir menjadi biasa. Hanya saja, tiap kali disematkan kata "tanpa papa", kekosongan itu selalu menjadi momok yang menyakitkan!

Benyada Remals "dyzcabz"


Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...