Waktu Tuhan. Bukan waktu kita.
Tuhan berkehendak, bukan kita.
Bila segala sesuatu selalu dikaitkan dengan "waktu Tuhan", apa orang yang bunuh diri juga merupakan waktu Tuhan?
Apa anak yang menelantarkan ibunya hingga meninggal, juga waktu Tuhan?
Atau Ibu yang membunuh bayi dari kandungannya sendiri, memberikannya pada anjing dipinggir jalan, juga waktu Tuhan?
Kita mengatas-namakan Tuhan, untuk segala sesuatu yang tidak kita pahami jawabannya. Hanya untuk melindungi kita dari rasa sakit sebuah peristiwa.
Kenapa tidak kita bilang saja, salahnya sendiri. Itu pembunuhan. Itu kriminal. Kenapa kita harus menguatkan orang dengan kata2 itu? "Ini sudah waktu Tuhan", "Tuhan punya maksud", "Ini sudah rencana Tuhan", dan semua kalimat itu.
Mati bunuh diri? Tuhan marah. Karna belum waktu Tuhan. Karna manusia berkehendak diluar kewenangannya.
Mati karna OD narkoba, bukan waktu Tuhan. Karna kebodohannya, ke"isengan"nya, manusia terjerumus dalam narkoba dan sulit kembali pada jalannya.
Jadi, bila kita menyebut kalimat "sudah waktu Tuhan", pikirkanlah yang benar, tidak semua hal sesuai dengan kehendak Tuhan. Jangan memakai nama Tuhan, untuk membenarkan apa yang tidak benar dimataNYA.
Tuhan Semesta Alam, mengetahui jauh lebih dalam, apa yang kita pikirkan, rencanakan, juga inginkan.
Mulut mungkin berucap dusta, namun hati tidak bisa dibohongi.
Waktu Tuhan?
Untuk segala hal dibawah langit, ada waktunya. Setiap orang, ada masanya.
Kerjakanlah selagi bisa, selagi ada waktu, selagi tubuh masih kuat, karna itu kasihilah Tuhan AllahMU dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
Setiap manusia memiliki waktu, pergunakanlah dengan benar, sebab hidup adalah anugrah.
Benyada Remals "dyzcabz"
Komentar
Posting Komentar