Langsung ke konten utama

Tentang Noke #4


Ada banyak cara manusia merefleksikan kehilangan dan membiaskan rasa sakit.
Tidak selalu dengan menangis. Tidak juga dengan merengek. Kadang, ada yang tetap terjaga dan bekerja jauh lebih keras. Agar hatinya membeku-kan kekosongan yang me-nga-nga, mengendapkan tangis dan sakit, melemparnya jauh pada sudut terdalam hatinya, hingga nanti saat dia sudah mulai berdamai dengan kehilangan itu, kekosongan itu terlihat selayaknya sebuah kaca. Tempatnya bercermin, bahwa suatu waktu dulu, Tuhan mengijinkan perpisahan itu terjadi. Bukan untuk membuatnya terpuruk, namun membuatnya sadar bahwa ada kuasa yang jauh lebih hebat. TuhanNYA. Jadilah kehendakNYA dibumi seperti disorga.
Sebuah perkara seharusnya tidak melunturkan iman dan pengharapan. Sebaliknya, menguatkan dan mengokohkan, hidup atau mati, segalanya adalah kehendak Bapa.

Tidak menangis bukan berarti tidak bersedih.

Rasta : "menjadi cengeng dan absurd, ga bakalan buat noke hidup'kan?"
Tom2 : "setiap manusia hidup menurut ukurannya dan melewati fase hidupnya, tapi inget Tuhanlah yang menentukan akhirnya"
Rong2 : "nangislah, wajar,nyet. But,plis jangan menyek2 ga jelas. Lo boleh kehilangan bokap, tapi jangan sampe lo kehilangan Tuhan."
Hidup akan baik2 saja, kalo saya udah denger ketawanya mama, ("oldtime) grumpynya papa, sarkasmenya edels, silly thingnya amor daaaaan ucapakan terbangsat dari mereka!

Papa milik Yesus. Yesus hanya meminjamkannya sebentar untuk kita miliki. Jadi siapakah saya, sampai saya punya alasan untuk marah pada yang memiliki hidup?

Benyada Remals "dyzcabz"



Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...