Langsung ke konten utama

Our Fams Time!!!

Selasa, 23.30, Mc-D.

Our Fams time!!!

Bagi sebagian orang, weekend adalah hari keluarga. Bagi kami, weekend adalah hari kerja. Karna setiap weekend papa dan mama selalu ada pelayanan. Dari kita kecil sudah selalu begitu. Demi pelayanan, kita selalu menjadi no.2. Waktu beranjak, kita menjadi pribadi dengan tanggung jawab masing2 tentang mimpi dan masa depannya. Tapi tetap saja, weekend bukanlah hari keluarga bagi kita. Kita berkumpul saat semua sempat. Atau saat acara penting saja. Yup, kualitas bukan kuantitas. Saya dgn jadwal jaga yang *elusdada, amor dgn kuliah s2nya, eset sibuk siapin dirinya untuk skripsi! See that? Semua sudah punya cerita masing2. Tapi, malam ini saya senang. Setidaknya diantara segala kesibukan yang terjadi, kami ber 5 masih bisa meluangkan waktu untuk sekedar bercerita, tertawa, menertawakan, membahas hal2 ga penting, bercanda. Sederhana, iya...bahagia untuk saya begitu sederhana, sesederhana garpu yang selalu menemani sendok. Walaupun kadang diabaikan, dia selalu disana untuk menemani. Bagi saya, keluargapun seperti itu...banyak yang tidak mengenal kami dengan baik. Menilai kami, seolah paling mengerti ttg kami. Well, liat aja digambar itu. Tertawa. Bahagia. Keluarga. Selamanya. Berbagi. Saling memahami. Saling mendukung. Saling mengingatkan. Segala hal baik yang saya punya hingga saya bisa seperti sekarang, saya dapat dari dalam ke 4 orang ini, saya menyebut mereka Rumah Saya. Tempat ternyaman untuk kembali, saat hari terasa begitu melelahkan.

(*Fams time kita emang ga senormal orang kebanyakan sih.) hahahahahhahahaha‎

Nb : big boss lagi sibuk pesan makanan lagi hahahahaha...

Senang itu saat kita bertumbuh bersama, menghabiskan waktu bersama, membagi pelajaran hidup bersama, menghadapi hidup bersama, hingga ketika kedewasaan memanggil kita menuju mimpi dan masa depan kita, dengan dukungan orang tersayang, lalu waktu beranjak dan kita menua. Yang ditinggalkan oleh Sang waktu, hanyalah sebuah memory, dimana kamu, saya, dan kita, akan duduk bersama seperti hari ini, menceritakan setiap hal yang terjadi dulu, mensyukuri setiap langkah yang kita ambil, hingga kita menjadi kita hari ini. Kita adalah kita, entah itu dulu, sekarang, besok hingga nanti.

Kedewasaan, mungkin meminjam raga kita untuk mengembangkan potensi yang ada didalam diri, namun tidak bisa mengambil dan menjauhkan kita dari mereka, yang selama ini ada, jauh sebelum dewasa menyentuh kita!

Saya mengucap syukur setiap kali mengingat mereka, yang selalu menyediakan bahu untuk bersandar saat cerita tentang mimpi dan kenyataan membuat saya rapuh, yang selalu memiliki tangan yang kuat untuk memeluk dan menangkap saya saat saya jatuh, yang memliki hati tulus mencintai saya, bahkan saat kesalahan dan kekurangan saya membuat mereka kecewa, namun...itu tidak membuat mereka meninggalkan saya.

Terima kasih, karena selamanya ada disisi...

Family isnt important, but family is everything!

Thats what i've told you...
Segala hal terbaik yang saya punya hingga saya menjadi seperti hari ini,
Saya miliki dari dalam ke 4 orang ini...
Dimulai saat saya lahir, bertumbuh dan berkembang bersama 4 orang ini.
Mereka adalah rumah saya.
Dan untuk mereka, saya mampu melakukan apapun...
Termasuk membunuh! (*karena mati udah terlalu mainstream)
Hahahahahahahahaha

Benyada Remals "dyzcabz"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...