Langsung ke konten utama

Memulai pagi.

Memulai pagi dengan bersyukur.

Sesederhana itu, saya memaknai hidup.

Bahwa ada satu hari lagi yang harus saya jalani dengan benar dan baik.

Bahwa ada satu kesempatan lagi yang harus saya gunakan dengan bijak.

Kenapa hari ini menyenangkan untuk dilalui?

Karena besok adalah perjuangan dari hari ini.

Bagaimana esok? Adalah seperti apa kamu memaknai hari ini.

Cheeeerrrssssss.

Setiap kabar baik yang datang harus diikuti dengan ucapan syukur yang terlantun,
Setiap berita tidak menyenangkan hadir, harus disikapi dengan bijak,
Dan jangan lupa untuk bersyukur.

Seseorang pernah bilang pada saya, buruk atau baik kabar itu, tergantung dimana posisi kita dan apa harapan kita.

Kamu tes, hasilnya tidak lulus, bagimu itu buruk, tapi untuk orang lain yang lulus, itu baik.

Tidak ada berita buruk, yang ada hanyalah inginmu yang tidak sesuai dengan isi berita. Harapanmu yang belum terlaksana.

Seperti kematian, bagi kita itu adalah perpisahan yang menyakitkan, namun bagi sang pemilik hidup, DIA memanggil pulang orang yang dikasihinya.

Setiap cerita, memiliki 2 sisi, dimanapun sisimu berpijak, pastikan satu hal, syukurmu selalu terlantun dengan benar untukNYA.

Menghargai hidup bukan hanya tentang merencanakan masa depan, tapi bagaimana memaknai hari ini dengan benar.

Setiap langkah besar, selalu diawali dari satu langkah kecil.

Benyada Remals "dyzcabz"

Great things take time. I believe that. I do.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...