Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2015

Selamat pagi, penghujung september...

Selamat pagi, penghujung september... Pagi ini saya bangun, Dengan penuh syukur. Bulan2 berakhiran -ber selalu membawa sukacita tersendiri untuk saya. Rasanya lonceng natal sudah mulai menggema. Ah, Natal. Desember. My month. Our celebrating month. Holiday month. Masih 3 bulan dari sekarang sih, tapi tetap waktu rasanya sangat cepat. Pagi ini, saya tersenyum menatap pagi yang merekah. Allah Baik. Yesus baik. Roh Kudus memelihara dan menyempurnakan segala dengan hal baik. Saya bersyukur, karna saya masih hidup. Saya masih bernafas dalam keadaan sehat. Saya masih memliki kerja yang baik. Orang-orang yang saya cintai dalam keadaan sehat. Saya mengucap syukur bahwa banyak hal yang telah saya lewati tahun ini. Apapun yang terjadi, saya tau... Saya berjalan dalam Rancangan Damai Sejahtera. Saya tidak perlu takut. Sebab Bapa diSurga, selalu menemani. Yesus selalu menjaga. Roh Kudus ada untuk mengingatkan. Yesus, Hari ini, saya akan menjalani segala aktivitas seperti biasanya. J...

I love that view...

Sore itu saya datang ke kantor papa, sebenarnya saya tidak begitu memperhatikan kaca ini. Sampai ketika, mama menyuruh saya melihat sesuatu dibagian atap. Dan saya terpana, melihat sinar matahari sore yang masuk tepat dikaca ini. Megah. Elegan. Gambar Tuhan Yesus terlihat begitu nyata. Saya terdiam dan merinding. Bukan spooky, hanya saja saya sangat suka melihat pemandangan ini. Berasa ada digereja-gereja tua yang ada di luar negeri (*lebai ya?) Yup, saya mengabadikannya sekali lagi. Saya membayangkan betapa kerennya gereja ini ketika nanti selesai. Semoga Tuhan Yesus, memberkati jemaat ini, menumbuhkan kesadaran untuk mau memberi  bagi pelayanan Tuhan serta melayani dengan hati yang benar. Agar secepatnya pembangunan gereja ini bisa selesai. Nb : Saya sudah banyak melihat pembangunan gereja. Karna dibeberapa tempat tugas papa, beliau membangun beberapa bangunan untuk kebutuhan jemaat, termasuk pelembagaan jemaat dan gedung ibadahnya. Biasanya saya tidak begitu peduli, toh itu tu...

The picture! (*i wish i could)

Note! Apa yang saya lihat difoto ini? Sampai saya mengabadikannya? Foto ini, saya ambil 9 bulan yang lalu, di Raja Ampat, tepatnya didermaga Papua Dive Resort. Saat itu, kita sedang liburan kesana lalu salah satu tujuannya ya resort ini. Sampai didermaga, sudah sore bahkan mataharipun hampir pamit pulang. Saya berdiri didermaga itu, bersama beberapa rombongan juga yang ada disitu. Sejauh saya memandang, saya menangkap gambar ini. 2 orang opa-oma bule yang sedang bersantai diujung dermaga. Si Opa sedang sibuk mengabadikan moment. Sementara Oma santai membaca buku. Yup, dan saya tergerak mengabadikan mereka. Kenapa? Entahlah, suka aja ngeliatnya. Sederhana. Seperti yang Rasta bilang saat dia menemani saya mencetak foto ini. "Happily ever after. Everlasting felt. Together for the rest. Till death do us a part" Saya memangguk setuju saat Rasta mengucapkan itu. "Gue suka foto ini." ucap saya "Mimpi lo?" "Yep, mimpi semua orang. Pernah ga lo baya...

Terlalu manis! (*yang berlebihan itu ga baik)

Beberapa hari belakangan ini, saya mengamati papa saya. Apa saja yang dia makan. Berapa kali dia makan. Seberapa banyak nasi yang dja konsumsi. Jenis makanan apa saja. Minuman apa yang dia konsumsi. Berapa kali. Berapa banyak air putih sehari dia minum.  Okeh, tarik mundur kebelakang dikit... Papa saya mempunyai keturunan sakit gula. Dari Omanya papa saya. Kebanyakan keluarga papa, meninggal dengan Diabet komplikasi. 23 tahun yang lalu, papa saya didiagnosis menderita Diabet. Minum obat gula? Tidak! Papa saya manusia super cuek. Dia menjalani rutinitasnya dengan biasa. Mungkin dulu dunia kedokteran belum seketat dulu. Belum banyak peringatan2 penting yang cukup membuat penderita DM ngeri. Jadi,papa santai saja. Bahkan saya pikir terlalu santai. Papa saya tidak diet. Dalam artian beliau tidak mengurangi hal-hal yang manis. Beliau minum dan makan, apapun yang beliau mau.  Tapi, saya pikir dulu itu beliau mengimbanginya dengan banyak hal, olahraga cukup teratur, rokok yang fu...

Obrolan KITA.

Percakapan singkat papa dan anak perempuannya.  Apa perlu saya tambahkan, anak perempuan kesayangannya?  08.00 am Mama sudah berangkat kerja.(*baca : pelayanan) Dirumah hanya saya dan papa. Saya sedang duduk dimeja makan, sarapan pagi. Papa duduk dengan saya. "Ga jaga?" Saya menggeleng. "Papa mau teh manis?" Papa mengangguk. Saya berdiri dan membuatkan segelas teh manis lalu mengambil sagu dilemari. Ini sarapan pagi beliau.  "Minum obatnya dulu,pa" Papa mengambil obat dan menghitungnya. Lalu menatap saya. "Ini obat apa?" tanya papa sambil menunjuk satu kapsul besar dipiring kecil "Vitamin buat nambah daya ingat. Biar ga pikun"ucap saya menahan geli Papa terlihat berpikir sebentar. Saya masih menatap papa. Menunggunya minum obat. Katakanlah saya menjadi pengawas minum obat. Iya, papa saya memiliki Diabet Melitus sejak 21 tahun yang lalu, menjadi perokok aktif sejak puluhan tahun lalu, kurang lebih 43 tahun, papa baru benar2...

Our Fams Time!!!

Selasa, 23.30, Mc-D. Our Fams time!!! Bagi sebagian orang, weekend adalah hari keluarga. Bagi kami, weekend adalah hari kerja. Karna setiap weekend papa dan mama selalu ada pelayanan. Dari kita kecil sudah selalu begitu. Demi pelayanan, kita selalu menjadi no.2. Waktu beranjak, kita menjadi pribadi dengan tanggung jawab masing2 tentang mimpi dan masa depannya. Tapi tetap saja, weekend bukanlah hari keluarga bagi kita. Kita berkumpul saat semua sempat. Atau saat acara penting saja. Yup, kualitas bukan kuantitas. Saya dgn jadwal jaga yang *elusdada, amor dgn kuliah s2nya, eset sibuk siapin dirinya untuk skripsi! See that? Semua sudah punya cerita masing2. Tapi, malam ini saya senang. Setidaknya diantara segala kesibukan yang terjadi, kami ber 5 masih bisa meluangkan waktu untuk sekedar bercerita, tertawa, menertawakan, membahas hal2 ga penting, bercanda. Sederhana, iya...bahagia untuk saya begitu sederhana, sesederhana garpu yang selalu menemani sendok. Walaupun kadang diabaikan, dia s...

Sorry,mom..

Selamanya saya akan tetap menjadi anak kecil dimata Selamanya saya akan tetap menjadi anak kecil dimata mama... Sebenarnya sudah cukup lama, tidak mendengarkan omelan panjang mama. Lama sekali. Sejak saya, kuliah lalu koas, dan mama pindah ke medan, lalu saya PTT. Saya jarang sekali diomelin mama. Diceramahin panjang lebar tentang hidup. Lucu juga sih, karena sebesar saya masih harus diomelin. Malam itu, saya selesai praktek. Lalu teman-teman gila saya datang dan mengajak saya menghabiskan malam.seperti biasa. Biasa saat dulu. Saat masih jadi anak kos. Saat blum punya duit sendiri. Saat dulu masih anak ingusan. Saya selesai jam 21.00. Saya dan rasco langsung ke jakarta. Seperti biasa, saya menuju ketempat mereka janjian. Oia, rasco udah sembuh. Melepaskan rindu dengan bercerita dan tertawa bersama mereka membuat saya benar-benar lupa waktu. Benar-benar khilaf. Namanya juga anak muda. Nongkrong. Untungnya saya tidak minum. Rasanya kalo malam itu saya minum, selesailah saya. Jam 0...

Makasih, GOJEK!!!!

Gojek!!!!! Terima kasih,gojek... Yup, saya salah satu pengguna jasa ojek online dan saya merasakan manfaatnya. Selain murah, cepet sampe dan lumayanlah buat hemat tenaga juga bensin. Memang tidak semua tempat saya datangi menggunakan ojek. Setidaknya, saat saya kelelahan untuk bawa My RASCO. Atau juga, saat waktu saya terbatas dan hampir terlambat. Saya pikir GOJEK sangat membantu!!! Awalnya, EL duluan yang gunain GOJEK. Kenapa? Karna dkampusnya ada banyak kegiatan yang outdoor jadi lumayanlah hemat waktu dan biaya juga. Walaupun, saya agak ngeri membayangkan EL naik motor. Secara beberapa bulan lalu dia baru kecelakaan motor. Tapi, traumakan ga boleh dipelihara. Cukup tertarik dengan promosi EL tentang GOJEK. Ramah. Murah. Cepat. Efisien waktu. Akhirnya, beberapa minggu lalu saat saya capek to the max untuk harus nyetir ke klinik, saya pikir "Coba GOJEK aja deh" Jujur, awalnya saya sempat ragu. Naik ga yah? Soalnya, saya bukan tipe manusia yang bisa percaya siapa saja m...

Cerita tentang sebuah pengertian.

Cerita tentang sebuah pengertian. Saya mengenalnya cukup lama. Dia senior saya. Beberapa tahun diatas saya. Kami tidak sekampus. Hanya saja kami bertemu dimasa koass. Selalu dimulai dengan cerita kocak, hingga akhirnya kami berteman sampai hari ini. Beberapa hari yang lalu, anak pertamanya ulang tahun. Dia mengundang saya, kebetulan dipestain dengan sederhana. Saya datang walaupun sudah cukup terlambat. Hanya tinggal beberapa orang saja. Setidaknya saya datang. Saya membantunya memberikan beberapa tas tangan sebagai hadiah kecil untuk anak-anak yang datang. Yang ulang tahun sedang sibuk bersama papanya. Kami duduk menjauh disalah satu sudut, sambil mengamati anak-anak. Dia menawarkan saya softdrink. Sperti biasa, bercerita dan bertukar pengalaman. Dia salah satu dokter hebat menurut saya. Dia cukup berpengalaman di UGD. Bahkan untuk kasus2 emergency yang memerlukan penanganan spesialis, dia selalu diandalkan disana. Cita-cita twrbesarnya Spesialis Bedah. "Hows life,kak?...

Cerita tentang saya dan mereka

Pagi ini, saya jaga UGD dan Bangsal. Setelah selesai operan. Saya bersiap untuk visit.  Lumayan banyak, pasien yang harus saya visit. Mungkin disinilah awal kekaguman saya akan profesi Jas Putih ini. Terlihat menarik. Wibawa. Keren. Jalan diikuti suster. Nenteng stetoskop. Menjelaskan beberapa hal ke pasien. Intinya, inilah yang dulu saya kagumi dari seorang dokter. Pasien terakhir yang saya visit, seorang bapak, umur 57 thn, dengan Stroke Haemoragik. Sederhananya pecah pembuluh darah otak. Beliau masuk kemaren sore, karena salah tidak ada ruangan di rumah sakit besar disekitar depok.  Feeling! Intuisi! Saya memang bukan tipe orang yang percaya akan sesuatu hal yang terdengar abstrak! Tapi, terkadang feeling saya sangat tepat tentang beberapa hal. Saya memeriksa si bapak, Kesadaran Apatis. GCS E3V2M4 (sebelah kiri aja) karna tubuh kanan si bapak memang ga bisa gerak. (*Hemiparese Dextra) Tensinya 100/70. Nadinya 76, Pernapasannya 24 x/menit. Matanya Pupil isokor, Tapi ref...

I felt "it"

(Diakah yang akan membuat saya berhenti mencari?) Siapa namanya? Tidaklah begitu penting untuk dipublikasikan. Hm, kami cukup dewasa untuk memamerka hal-hal tidak penting di sosmed. Apalagi hubungan kami. Itu punya KITA. Beberapa malam yang lalu, dia menjemput saya lalu kami menghabiskan waktu dengan duduk di salah satu pusat tongkrongan, BEER GARDEN. I love this place. Bukan tempat istimewa yang romantis. Karna terlalu ramai tapi cukup nyaman. Mungkin bagi saya bukan lagi mengenai kuantitas tapi kualitas. Yup, kita bukan anak umur 20 an yang akan ngambek dan butuh pengakuan didepan banyak orang. Waktu berlari dan bahkan saat sang waktu berjalanpun rasanya saya tetap jauh tertinggal. Saya memesan french fries dengan mayonase, segelas BEER. Dia memesan makanan berat. Dia baru pulang lembur sekalian jemput dan kita makan. Bercerita tentang kerjaannya. Kerjaan saya. Pasien saya dengan 1002 keluhan beragam dan unik. Hal-hal konyol yang dia temui dikantornya dan saat dia bekerja. Memb...

Something lost

Belakangan ini, saya menjadi lebih sibuk. Lebih sering jaga ugd dan klinik. Double kerjanya.  Iya. Saya sangat sibuk. Belum lagi, setiap kali saya off jaga yang cuman beberapa hari itu, saya gunain untuk mempersiapkan segala sesuatu tentang mimpi besar saya. Akhirnya? Saya kehilangan waktu untuk santai. Bercerita dan bercanda dengan monet2 kecil saya. saya kehilangan waktu untuk bergosip dan mendengar cerita konyol mama. Saya kehilangan waktu untuk ME TIME. Seluruh waktu, bukan...hampir sluruh waktu yang saya miliki, saya habiskan untuk kerja. Kerja. Kerja. Kerja. Belajar. Belajar. Bahkan saya kehilangan waktu untuk nongkrong dan ngebeer bareng tom2, rasta, nita, rara, mbul. Saya miss my horay zone. I miss My Mr Comfy. Saya rindu suasana nyaman dimana saya adalah saya dengan segala kesantaian yang saya miliki. Saya jaga klinik 24 jam, selama 4 hari FULL. Gajinya? Sangat amat lumayan. Hampir full gaji PTT. Belom lagi saya juga jaga UGD, dengan gaji yang lumayan. Kalo digabungin...

Untukmu, yang mengenalku...

Aku mengenalmu, dengan sangat baik. Yang aku tau, Kamu adalah sosok yang sangat kuat dalam memperjuangkan sesuatu. Apalagi, jika itu tentang mimpi dan semua hal yang tertuju pada cita-citamu. Kita bertemu pertama kali, Dalam sebuah suasana santai dipinggiran kota, Duduk dalam warung kaki lima sambil beecerita tentang hidup dan leluconnya, Kamu menawariku untuk pulang bersama, Sekalipun kamu tau, aku bawa kendaraan. Malam itu, kamu sukses memaksaku untuk pulang bareng. Walaupun agak ribet jadinya. Kamu bukan teman kencan yang baik. Kamu jarang berbicara. Bertanya sekedarnya. Bahkan kamu lebih banyak menatapku, ketimbang berbicara tentang sesuatu. Kencan pertama kita, hanya berisi alunan musik dan pertanyaan datarmu. Sempat membuatku gerah dan bingung, kenapa ya, aku mau diajak jalan sama dia? Kamu bukan tipeku! Pada kencan ke 2, kita nonton bioskop. Kamu adalah kami yang sama. Tidak banyak bertanya. Kamu belum berani menggandeng tanganku. Namun, kamu berjalan bersisian den...