Langsung ke konten utama

diajar beradab


Ini tentang adab. 

Bicara adab, selayaknya dan sepatutnya, sebagai manusia yang berakal memahami caranya memberitahu orang lain tentang pendapat mereka. 

Bener banget, mengutarakan pendapat adalah hak setiap orang. Namun, caranya, harus punya adab. Manusia harus punya adab. Mau mengeritik, mau protes, sampai mau menasehati ada adabnya. 

Kalau kamu, mau menyampaikan ketidaksetujuanmu, sampaikan dengan bijak. Bilapun, kamu tidak diajarkan dari dalam rumahmu, setidaknya kamu perlu untuk memahami bahwa cara yang tidak baik, tidak akan menyampaikan tujuan yang baik. 

Kamu tidak suka akan sesuatu, katakanlah langsung pada orangnya, secara tertutup. Dimana diruang itu, kamu bebas menyampaikan unek2mu. Jangan jatuhkan orang lain, didepan banyak orang. 

Bagimu itu sebuah nasehat, yang membangun mental. Namun, bagi dia yang kamu kritik? Kamu memecahkan mimpinya, harga dirinya, egonya, mentalnya. Tidak semua orang siap untuk menerima caramu mengeritik. Bagimu mungkin sebuah lelucon lalu yang bahkan tidak akan kamu ingat nanti. Baginya? Akan selalu menjadi alarm yang menjatuhkan mimpinya.

Jangan gunakan standarmu, pada orang lain. Kamu tidak bertumbuh diruang yang sama. Kamu tidak dididik dengan cara yang sama. Jangan mengukur kebisaanmu, untuk menilai cerita hidup orang. 

Setiap orang punya "awal" yang berbeda dalam bertumbuh dan berkembang. Kamu, hanyalah cameo dalam hidup orang lain. Kata2mu bisa membangkitkan namun juga mampu menghantamnya hingga sulit untuk kembali lagi. 

Bila awal setiap kita berbeda, jangan menjadi akhir yang menyebalkan dalam kisah yang tidak kamu perjuangkan dari awal.

Bijaklah dalam berbahasa, karna bisa jadi, suatu hari, kamu dipojokkan dengan cara yang sama. 

Belajar beradab, agar tidak menjadi biadab. 

Benyada Remals "nyed"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...