Ini tentang adab.
Bicara adab, selayaknya dan sepatutnya, sebagai manusia yang berakal memahami caranya memberitahu orang lain tentang pendapat mereka.
Bener banget, mengutarakan pendapat adalah hak setiap orang. Namun, caranya, harus punya adab. Manusia harus punya adab. Mau mengeritik, mau protes, sampai mau menasehati ada adabnya.
Kalau kamu, mau menyampaikan ketidaksetujuanmu, sampaikan dengan bijak. Bilapun, kamu tidak diajarkan dari dalam rumahmu, setidaknya kamu perlu untuk memahami bahwa cara yang tidak baik, tidak akan menyampaikan tujuan yang baik.
Kamu tidak suka akan sesuatu, katakanlah langsung pada orangnya, secara tertutup. Dimana diruang itu, kamu bebas menyampaikan unek2mu. Jangan jatuhkan orang lain, didepan banyak orang.
Bagimu itu sebuah nasehat, yang membangun mental. Namun, bagi dia yang kamu kritik? Kamu memecahkan mimpinya, harga dirinya, egonya, mentalnya. Tidak semua orang siap untuk menerima caramu mengeritik. Bagimu mungkin sebuah lelucon lalu yang bahkan tidak akan kamu ingat nanti. Baginya? Akan selalu menjadi alarm yang menjatuhkan mimpinya.
Jangan gunakan standarmu, pada orang lain. Kamu tidak bertumbuh diruang yang sama. Kamu tidak dididik dengan cara yang sama. Jangan mengukur kebisaanmu, untuk menilai cerita hidup orang.
Setiap orang punya "awal" yang berbeda dalam bertumbuh dan berkembang. Kamu, hanyalah cameo dalam hidup orang lain. Kata2mu bisa membangkitkan namun juga mampu menghantamnya hingga sulit untuk kembali lagi.
Bila awal setiap kita berbeda, jangan menjadi akhir yang menyebalkan dalam kisah yang tidak kamu perjuangkan dari awal.
Bijaklah dalam berbahasa, karna bisa jadi, suatu hari, kamu dipojokkan dengan cara yang sama.
Belajar beradab, agar tidak menjadi biadab.
Benyada Remals "nyed"
Komentar
Posting Komentar