I miss you, pa.
Setelah hari yang berat dan melelahkan di rumah sakit,
Yang saya mau, menemukan papa di rumah,
Mendengarkan cerita papa, grumpynya papa, duduk di teras dan membahas banyak hal.
Itu adalah hidup yang lengkap versi saya.
Menemukan bahwa segala sesuatu kembali seperti dulu.
Kehilangan papa seperti pulang tanpa pernah kembali. Saya tau, itu rumah kita, namun rasanya tidak akan kembali pada tempat yang sama.
Pulang tanpa kembali, itu sangat menyakitkan, pa.
Seperti pulang ke rumah tanpa menemukan omelan-omelan papa. Tanpa menemukan suara papa memanggil saya. Tanpa tangan papa papa merangkul saya.
Pulang tanpa kembali,
Saya tau itu rumah tempat saya saya pulang,
Hanya saja, "rasanya" asing berada disana, tanpa laki-laki tua yang saya rindukan itu.
Selamanya, saya akan selalu pulang tanpa pernah kembali.
Bila saja hidup menawarkan saya, satu kesempatan.
Saya hanya ingin membisikkan satu hal untuk papa,
" Tinggal terus dengan kita, pa"
Benyada Remals "dyzcabz"
Saya jaga malam, saya laper, saya mager,
Saya mengambil hp dan menelpon papa,
(*Iya saya segoblok itu)
Saya berharap, bisa mendengar suara beratnya sekali saja. "Nona mau dibawa mcd?"
Tidak ada yang mengangkat, bahkan no.itu sudah tidak aktif.
Lalu saya menemukan diri saya menangis di kamar jaga.
Papa begitu siap untuk pergi, tanpa pernah tau, bahwa saya tidak pernah siap menjadi dewasa tanpa papa.
Kedewasaan yang saya inginkan, adalah bertumbuh bersama papa yang menua disisi saya.
Disisi saya, pa. Bukan dengan goel dan astrid.
Bagi sebagian orang, saya harus memiliki pasangan untuk keluar sejenak dari "nelangsa" berkepanjangan ini.
Namun bagi saya, ada hal yang tidak bisa, dan tidak akan pernah bisa diisi oleh siapapun, karna disana hanya papa yang tau bagaimana caranya menghadapi saya, putrinya yang manja dan dan keras kepala ini.
Untukmu, saya bukan tidak mau, saya belum bisa menenangkan hati saya dan memenangkan diri saya untuk kembali pada "dulunya" saya.
Kamu menemukan saya, dikala hati saya patah dan hancur karna kepergiaan ayah saya, untuk mengembalikan saya, butuh waktu, tidak sebentar.
Sebab yang pergi, adalah selamanya yang saya miliki.
Komentar
Posting Komentar