05 agustus
Jam 05.00 saya sudah tidur, tapi tiba-tiba pintu kamar saya diketuk, lalu Om Obby berdiri disana. Saya terkejut, lalu menyalakan senter pada HP, dan benar Om Oby disana, beliau berdiri tanpa bicara. Saya bergegas menyalakan lampu. Saya terduduk ditepi tempat tidur. Tanpa pernah berpikir, bahwa paginya akan ada dukacita yang akan saya dengar
07.36
Mama menangis. Mama ke kamar amor dan histeris. "Oby meninggal" teriak mama.
Saya terbangun dan berlari ke kamar amor. Mama menangis dipelukan amor.
"Kenapa ma?"
"Om Oby meninggal"
Saya lemas. How come, God?
"Om oby datang tadi subuh ke kamar. Sa ndak ngerti kenapa, beliau hanya liat saya. Lalu saya kasih nyala lampu. Trus beliau hilang."
Dan kami berduka lagi, lagi, did you hear, God? Lagi.
Setahun lalu, Yesus mengambil papa. Lalu tahun ini Yesus memanggil Om Oby pulang.
Saya tau, saya tidak boleh menggugat keputusan Yesus. Bagaimanapun ceritanya nafas adalah haknya. Hak yang tidak bisa kita ambil.
I lost my word.
Kami terduduk ditempat tidur amor. I know how its feel. I know. Saya menelepon om nyong dan saya tidak tau harus berkata apapun. Selain, turut berduka.
Setahun lalu, Om Oby datang pada saat papa meninggal. Beliau jauh lebih kurus. Namun semangatnya selalu sama. Saya memeluknya dan berterima kasih karena sudah menyempatkan diri untuk datang. Beliau dan tante indah baru dari jogja.
Dipinggir peti, Om Oby bilang untuk saya "kalian baik-baik ya. Jaga mama. Papa su capek betul. Kaka liat amor eset ya. Harus buat papa bangga."
Saya mengangguk dan tersenyum. Lalu Om Oby dan tante indah turun jaga mama di bawah. Karena mama tidak tidur sudah 3 hari.
Om Oby, adalah sepupu mama. Opa dan Oma beradik-kakak. Om Oby tinggal di Doom. Pulau kecil di seberang sorong. Setiap kali mama atau papa datang, mereka pasti harus singgah ke doom. Harus ke rumahnya Kel. sarlout. Om Oby, Om Benny, Om Nyong.
Dulu, saat saya kita di Sorong, amor dan eset cukup sering menginap disana. Karena rumah mereka selalu terbuka untuk kita.
Ketika mendengar berita ini, kami terdiam. Tidak tau kata apa yang bisa menenangkan. Saya dm Nita lewat IG. Saya menangis. Saya tau rasanya. Saya mengerti betul keadaan mereka.
Bagaimana sedihnya. Bagaimana hancurnya. Bagaimana kehilangan itu harus diterima dengan ucap syukur, sedangkan kita tau, besok papa sudah tidak lagi dengan kita.
Om oby, terima kasih untuk kebaikkan hati, perhatian dan nasehatnya.
Maaf saya tidak bisa membalas apapun, bahkan saya tidak bisa berada disana untuk melihat Om Oby.
Saya berdoa supaya Yesus memberika damai sejahtera yang berlimpah pada keluarga besar Sarlout, terutama untuk Tante Indah, Eby, Nita, Ece dan Glori, serta menguatkan hati seluruh keluarga yang ditinggalkan. Hingga keluarga kuat untuk menerima bahwa ini adalah bagian dari rencana Tuhan.
Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil. Terpujillah Tuhan!
Setiap kali berita duka sampai pada kita, rasanya luka tentang kehilangan Noke kembali terbuka.
Perihnya masih sama, pa. Dan selamanya akan begitu.
Mensyukuri kehilangan tidak semudah itu.
Karena kehilangan tidak pernah sesederhana ini.
Kehilangan papa, sama seperti pulang tanpa kembali.
Kamu tau itu rumahmu, namun kamu sadari, rumah itu tidak akan sama lagi. Tanpa beliau disana.
Kehilangan ayah, adalah kehilangan seluruh ego yang kamu punya...
Karena bersama laki-laki tua itu, ada ego yang selalu dimenangkan.
Karena saya tau, tidak ada lagi, orang yang bisa memenangkan ingin saya, tanpa perlu maaf terucap untuknya.
Eby, Nita, Ece, Glo,
Saya mengerti bahwa ucapan2 yang menguatkan tidak akan menghilangkan duka ini.
Saya tau, bahwa ini adalah saat paling berat untuk kalian hadapi.
Tapi, Yesus selalu ada dengan kalian. Sama seperti Yesus menemani kami melewati duka akan kepergian noke, Yesus juga akan memeluk kalian dan melewati kehilangan ini dengan kalian.
Sabar ya. Kuat ya. Kalian harus berusaha kuat untuk Tante indah.
Peluk saya untuk kalian berlima.
Dan hormat saya untuk Om Oby.
Rest In Love, Om Oby.
Tenanglah bersama Bapa di surga.
Benyada Remals "dyzcabz"
Bagian yang paling menyakitkan dari sebuah kehilangan adalah rindumu tidak lagi bisa terjawab.
Ada titik dimana kamu tau, kamu begitu menginginkan bertemu dengan papa, namun kamu sadar, rindumu bukan hanya tentang jarak, namun penumbra.
Titik mati. Titik dimana kamu dan papa tidak bisa lagi saling menyentuh.
Bahkan hanya untuk sebuah sapaan hangat "papa mau teh manis?" Itu rasanya mahal sekali.
Yesus, boleh saya minta satu hal?
Sampe jua. Sampe jua.
Komentar
Posting Komentar